Tafsir Al-Quran, Surat al-Baqarah Ayat 87-90

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 87

Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan Rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?

Ayat ini menyinggung tentang rahmat Allah yang berterusan untuk membimbing umat manusia dan menyebutkan bahwa setelah Musa, Allah mengutus nabi-nabi lain untuk Bani Israil yang di antara mereka adalah Nabi Isa as. Namun kecintaan kepada dunia dan ketaatan kepada hawa nafsu telah menguasai mereka sehingga mereka enggan mengikuti dan mempercayai nabi-nabi tersebut, bahkan sebagian dari nabi-nabi itu ada yang mereka bunuh, dikarenakan para nabi itu tidak bersedia menuruti selera mereka yang melanggar syariat.

 

Ayat ke 88

Artinya:
Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.

Orang-orang yang berjiwa batu dan keras kepala memberikan jawaban demikian dengan tujuan mengejek dan mempermainkan. Yaitu, bahwa kami tidak memahami perkataan nabi dan kami tidak dapat menerima sesuatu yang tidak kami pahami. Al-Quran menjawab omongan mereka ini bahwa perkataan para nabi adalah mudah dipahami oleh masyarakat, akan tetapi dalam kasus Bani Israil, karakter mereka yang suka menutupi kebenaran, menyebabkan mereka tidak mampu memahami kebenaran dan sedikit diantara mereka yang beriman.

Intinya, ketaatan kepada hawa nafsu telah menyebabkan pikiran dan hati manusia tertutup oleh tirai-tirai tebal egoisme. Kelompok semacam ini hanya dapat melihat hakekat dan suatu perkara dari kaca mata materi yang tampak dan kasat mata. Akibatnya, mereka mengingkari segala bentuk makrifah samawi.

Dari dua ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Di hadapan semua perintah Allah Swt, kita harus tunduk dan pasrah, bukan menerima apa saja yang sesuai dengan keinginan kita. Tidak boleh juga meninggalkan apa yang tidak diinginkan. Karena yang demikian berarti telah menaati hawa nafsu.
2. Marilah kita sebisa mungkin menyakini bahwa Allah senantiasa melihat atau menyaksikan apa yang kita lakukan dan kita ketahui. Jika kita melupakannya, maka Dia tidak melupakan kita dan mengetahui apa saja yang kita perbuat.
3. Semua manusia di sisi perintah dan hukum Allah adalah sama. Bila ada yang beranggapan ada etnis tertentu yang lebih unggul di hadapan Allah, maka hal itu hanya khayalan mereka
4. Allah Swt mengutus banyak nabi untu membimbing manusia. Sayangnya manusia malah mendustakan para nabi bahkan membunuh mereka.
5. Kebahagian dan kebinasaan manusia berada ditangannya. Jika ada sekelompok manusia yang mendapat murka dan laknat Tuhan, itu semua dikarenakan kekafiran dan kekerasan kepalanya. Karena Allah telah memberikan peluang kepada semua manusia untuk memperoleh hidayah dan petunjuk melalui para nabi yang diutusnya.

 

Ayat ke 89
Artinya:
Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk medapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.

Pada ayat sebelumnya, telah dijelaskan mengenai contoh-contoh kekafiran dan sifat keras kepala Bani Israel terhadap Nabi Musa as dan perintah-perintah Taurat. Sedangkan ayat ini berbicara tentang orang-orang Yahudi yang hidup pada permulaan Islam. Mereka menanti Nabi Muhammad Saw berdasarkan petunjuk yang tertulis di Taurat. Mereka menanti beliau berhijrah dari Hijaz ke Madinah. Orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah dan sekitarnya berkata bahwa secepatnya seorang Rasul yang bernama Muhammad akan diutus dan kami akan beriman kepadanya. Ia ia akan mengalahkan semua musuh-musuhnya.

Tetapi ketika Nabi hijrah ke Madinah, musyrikin Madinah beriman kepadanya, sedangkan orang-orang Yahudi justru mengingkari dan mendustakan apa yang tertulis di dalam Taurat. Semua itu terjadi akibat cinta mereka kepada dunia.

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu dan pengetahuan saja tidaklah cukup. Diperlukan semangat menerima kebenaran dan penyerahan diri. Walaupun orang-orang Yahudi khususnya para cendikiawan mereka, telah mengetahui kebenaran Nabi Islam, tetapi mereka tidak siap menerima kebenaran dan tunduk di hadapannya.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Semua agama ilahi saling membenarkan dan bukan saling mengingkari.
2. Jangan bersandar pada sambutan pihak lain. Orang Yahudi selama ini menanti pengutusan Nabi Muhammad saw, tapi setelah beliau diutus, mereka justru mengingkarinya.
3. Mengenal kebenaran saja tidak cukup. Betapa banyak orang yang memahami kebenaran, tapi menjadi kafir akibat sikap keras kepala.

 

Ayat ke 90

Artinya:
Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.

Orang Yahudi mengharapkan bahwa Nabi Muhammad Saw juga dari etnis Bani Israil, sehingga mereka akan beriman kepadanya. Tapi ketika tahu nabi terakhi bukan dari Bani Israil, mereka tidak bersedia memeluk Islam akibat fanatisme etnis dan kedengkian di dalam hatinya. Sebegitu kerasnya penentangan mereka sehingga pada akhirnya mereka memrotes kebijaksanaan Allah ini.

Sikap mereka ini berarti apa yang mereka pertaruhkan selama ini telah berujung pada kerugian. Karena untuk beriman kepada nabi terakhir, mereka telah melakukan perjalan sulit dan menantang bahaya untuk sampai dan tinggal di Madinah. Pada awalnya mereka ada penyeru manusia kepada ajaran Islam. Namun kedengkian dan sikap keras kepala pada akhirnya membuat mereka mengingkari nabi terakhir yang dijanjikan dalam Taurat. Mereka menjual agama dengan harga dirinya yang berujung pada kerugian dunia dan akhirat.

Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Tolok ukur agama masyarakat adalah motifasi mereka.
2. Hasud menjadi sumber kekafiran. Orang Yahudi berhasrat Nabi Muhammad Saw berasal dari etnis mereka, tapi setelah terbukti tidak demikian, mereka lalu menjadi kafir.
3. Kenabian adalah keutamaan ilahi.
4. Ketidakpuasan manusia tidak berdampak pada kebijakan Allah Swt.
5. Interaksi paling buruk dari manusia adalah membeli siksa Allah dengan badannya.

Read 4794 times