Ayat ke 91
Artinya:
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah". Mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"
Ayat ini berbicara kepada orang-orang Yahudi, dengan mengatakan demikian, "Jika kalian tidak beriman kepada Muhammad, karena bukan dari etnis kalian, mengapa para nabi yang berasal dari etnis kalian, selalu kalian dustakan dan kalian bunuhi? Jadi, kalian adalah penentang kebenaran dan tidak ada bedanya kebenaran yang dikatakan nabi kalian atau Nabi Muhammad, baik tertulis di kitab Taurat, ataupun di kitab al-Quran."
Pada dasarnya, yang datang dari kitab langit, semuanya dari satu sisi yaitu Allah dan bagi semua umat manusia, bukannya khusus untuk kaum atau etnis tertentu. Bila memang demikian, tidak seorangpun dapat berkata, saya beriman hanya kepada apa yang diturunkan atas Nabi kami dan selain itu saya tidak menerimanya. Karena masalah-masalah yang ada di kitab langit semuanya menuju ke satu arah dan berada di atas satu jalan.
Semuanya seiring dan seirama. Tidak ada perbedaan antara mereka, sebagaimana halnya buku-buku pelajaran universitas ada kesesuaian dengan buku-buku pelajaran tingkat menengah. Hanya saja buku-buku yang digunakan di universitas lebih tinggi isinya dan lebih sempurna.
Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Nabi Muhammad Saw diperintahkan untuk mengajak seluruh umat manusia kepada agama Islam.
2. Satu dari alasan pengingkaran orang kafir kembali pada fanatisme etnis.
3. Tolok ukur keimanan pada kebenaran agama bukan pada etnis.
4. Seluruh isi al-Quran benar adanya.
5. Setiap pembohong bakal ketahuan.
Ayat ke 92
Artinya:
Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.
Dalil lain bahwa kearaban Rasulullah Saw adalah satu-satunya alasan orang-orang Yahudi untuk menolak kerasulan Muhammad Saw. Mereka menyebut Nabi Musa datang dari etnis mereka dan membawa sejumlah mukjizat yang jelas bagi mereka. Tetapi ketika Nabi Musa as pergi ke gunung Tsur, Bani Israil menyembah anak sapi dan menyia-nyiakan jerih payah Nabi Musa as. Dengan demikian, pada dasarnya selain menzalimi diri sendiri, mereka juga menzalimi pemimpin mereka.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menyebutkan latar belakang dapat membantu untuk mengambil keputusan yang benar.
2. Kembali pada kesyirikan dan jahiliyah merupakan kezaliman terhadap dirinya dan generasi yang akan datang.
Ayat ke 93
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)".
Kita telah katakan bahwa alasan etnis kaum Yahudi tidak mengimani Nabi Muhammad Saw karena beliau bukan dari Bani Israil. Sedangkan mereka hanya beriman kepada nabi yang dari etnis mereka dan hanya mau menjalankan ajaran-ajaran kitab Nabi Musa, yaitu Taurat. Akan tetapi, pada ayat-ayat sebelumnya, al-Quran telah menerangkan beberapa contoh, untuk membuktikan bahwa mereka bukan hanya tidak beriman kepada Nabi mereka, yaitu Musa, tetapi juga menolak kitab Taurat dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kitab mereka.
Ayat ini juga mengingatkan salah satu dari contoh-contoh tersebut. Di gunung Tsur, Allah Swt telah mengambil janji dari Bani Israil dalam sebuah masalah dan meminta mereka untuk konsisten mengerjakannya. Namun, walaupun mereka mendengarkannya tetapi mengingkarinya. Karena syirik dan cinta dunia dalam kasus kecintaan kepada anak sapi emas buatan Samiri, telah memasuki hati mereka sehingga tidak ada tempat lagi untuk berpikir dan beriman. Yang mengherankan adalah walaupun mereka telah mengingkari semua janji mereka, tetapi mereka masih mengaku beriman.
Dalam membantah pengakuan mereka itu, al-Quran memaparkan sebuah pertanyaan kepada mereka sebagai berikut, apakah iman kalian itu menginstruksikan supaya kalian melanggar perjanjian Allah? Kalian menyembah anak sapi, dan kalian membunuhi nabi-nabi ilahi. Jika demikian, berarti iman kalian memberi perintah-perintah buruk kepada kalian.
Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Mengambil janji dapat menciptakan motivasi untuk berbuat.
2. Mempertahankan revolusi ilahi perlu sekalipun dengan menghadapi ancaman.
3. Melaksanakan hukum dan perintah Allah membutuhkan kekuatan, keseriusan, cinta dan tekad kuat.
4. Cinta yang bersifat ekstrim sangat berbahaya. Karena bila manusia cinta kepada sesuatu, sulit baginya untuk menerima kebenaran.
5. Perilaku manusia penjelas terbaik pemikiran dan akidah seseorang. (IRIB Indonesia)