Surat as-Saaffat ayat 62-68.

Rate this item
(0 votes)
Surat as-Saaffat ayat 62-68.

 

 

أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ (62) إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (63)

(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. (37: 62)

Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. (37: 63)

Ayat sebelumnya mengisyaratkan kenikmatan surga, kemakmuran dan kesejahteraan penghuninya. Tapi ayat kita kali ini membandingkan kondisi penghuni surga dengan penghuni neraka serta menyatakan, "Apakah hidangan surga dengan beragam minuman dan makanan yang lezat lebih baik, ataukah makanan penghuni negara yang pahit?"

Jelas bahwa keduanya tidak dapat dibandingkan sehingga harus dikatakan mana yang lebih baik. Hal ini karena pada dasarnya neraka bukan tempat yang enak dan nyaman, sehingga dapat dibandingkan dengan surga yang memiliki beragam hidangan yang lezat dan suasana yang nyaman. Ungkapan ini cenderung dimaksudkan untuk membangunkan orang yang lalai, ketika ia melakukan pekerjaan keliru dan buruk serta merasa meraih kenikmatan, maka ia diseru untuk membandingkan kenikmatan di surga dengan kesulitan, penyesalan dan azab di neraka.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Saat membandingkan perbuatan kita dengan orang lain, jangan hanya fokus pada dampak duniawinya saja, tapi juga harus diperhatikan pahalan atau siksaan ukhrawinya.

2. Tolok ukur bagi seseorang dimasukkan ke neraka adalah kezaliman. Zalim pada diri sendiri, zalim pada orang lain dan zalim kepada Tuhan serta para wali-Nya.

إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65) فَإِنَّهُمْ لَآَكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (66)

Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. (37: 64)

Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. (37: 65)

Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. (37: 66)

Ayat yang kita kaji kali ini menyebutkan karakteristik buah neraka Zaqqum seperti yang dijelaskan ayat 43 hingga 46 Surat Ad-Dukhan. Menurut dua surat ini (Ad-Dukhan dan As-Saffat), Zaqqum jenis tanaman dan pohon yang tumbuh di antara api neraka serta penghuni neraka makan dari buah pohon tersebut. Wajar jika tanaman yang tumbuh dari api dan bukannya air, memiliki karakteristik membakar dan panas serta buahnya menimbulkan kerusakan dan sulit untuk dimakan.

Selain itu, buah zaqqum berbau busuk dan rasanya pahit. Al-Quran menyebutnya buah yang buruk  dan menakutkan serta berbentuk kepala monster. Manusia sejak dahulu meyakini muka dan kepala monster sangat buruk, sementara malaikat menurut mereka berbentuk indah, padahal mereka tidak  menyaksikan malaikat dan monster.

Dari tiga ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Hukum dan sistem di akhirat berbeda dengan sistem di dunia. Oleh karena itu, ada peluang tanaman tumbuh di neraka dan di antara api.

2. Mereka yang mengikuti perintah setan di dunia, akan menyaksikan pemandangan tanaman yang mengerikan di neraka, seakan-akan kepala setan keluar dari permukaan bumi.

ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (67) ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى الْجَحِيمِ (68)

Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (37: 67)

Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (37: 68)

Mengkonsumsi buah yang memiliki karakteristik panas tentu membuat seseorang merasa kehausan. Ayat ini menyatakan, "Mereka (ahli neraka) memakan buah zaqqum, ketika haus mereka minum air yang panas dan membakar. Rasa haus mereka tidak hilang, tapi malah mereka semakin kehausan."

Ayat ini menambahkan, "Setelah melewati kondisi ini, mereka kemudian dimasukkan ke neraka." Dengan demikian buah zaqqum dan minumannya adalah hidangan pembuka bagi penghuni neraka sebelum mereka memasukinya, sama seperti seorang tamu ketika menghadiri sebuah perjamuan, mereka diberi hidangan pembuka. Jika hidangan pembuka ahli neraka seperti ini, lantas apa makanan mereka ketika sudah memasuki neraka?

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Ahli neraka sama seperti ahli surga, memiliki makanan dan minuman. Tapi makanan mereka bukan sesuatu yang lezat, tapi bentuknya buruk dan rasanya tidak enak. Selain itu, makanan tersebut sangat menyiksa mereka.

2. Mereka di dunia makan makanan haram serta tidak mengindahkan perintah Tuhan. Oleh karena itu, di akhirat mereka juga memenuhi perut mereka dengan sesuatu yang menyiksa.

3. Posisi dan situasi hari Kiamat berbeda. Ahli neraka setelah melewati berbagai fase akan memasuki tempat utama mereka yakni neraka.

Read 1780 times