Ayat ke 153
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Di sepanjang hidup, manusia sering kali menghadapi berbagai kesulitan. Jika ia tidak memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menghadapinya, maka ia akan terpaksa mengalami kekalahan. Akan tetapi, seorang manusia Mukmin, dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ini, bersandar kepada dua hal. Yang pertama kesabaran dan istiqamah, dan yang kedua adalah shalat dan hubungan dengan Allah.
Dengan dua hal itu, seorang Mukmin bersandar kepada dirinya sendiri (kesabaran) sekaligus bertawakal kepada kekuatan ilahi yang tak terbatas (shalat). Allah sendiri menjanjikan bahwa ia akan menolong hamba-hamba-Nya yang taat melakukan shalat dan bersabar, dan akan selalu bersama mereka. Kebersamaan Allah inilah yang merupakan pendukung terbesar bagi seorang manusia dalam menghadapi segala macam kesulitan.
Ayat ke 154
Artinya:
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
Melanjutkan ayat sebelumnya yang berbicara tentang kesabaran dan istiqamah. Aayat ini berbicara tentang jihad dan mati syahid di jalan Allah, yang disertai dengan berbagai kesulitan harta dan nyawa yang banyak, dan memerlukan keteguhyan dan pengorbanan tinggi. Sebagian orang yang tak mengerti atau yang tendensius, bukan hanya tidak hadir di medan perang dan pertahanan, bahkan mereka melakukan hal-hal yang melemahkan semangat juang rakyat dan menganggap usaha suci ini tak ada artinya.
Dengan mimik wajah sedih, mereka menyatakan penyesalan dan kasihan mereka kepada orang-orang yang gugur di atas jalan Allah seraya mengatakan, "Kasihan si fulan mati melepaskan nyawanya dengan sia-sia."
Di dalam perang Badar, dimana 14 orang dari Muslimin gugur sebagai syuhada, sebagian orang menyebut mereka sebagai orang-orang yang sudah mati. Maka ayat ini bertujuan untuk menghapus cara berpikir keliru itu. Karena sesungguhnya syuhada adalah hidup, akan tetapi dengan kehidupan tertentu yang kita tidak dapat memahaminya sekarang ini.
Ayat ke 155
Artinya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Ujian adalah sunnah ilahi yang pasti, yang mencakup seluruh manusia. Akan tetapi tidak sama ujian yang diberikan kepada seluruh manusia. Karena Allah akan menguji seseorang, sesuai dengan kadar fasilitas dan potensi yang diberikan oleh Allah kepadanya. Mungkin bagi sebagian orang, krisis keuangan dan ekonomi merupakan ujian untuk diketahui apa yang akan meraka lakukan jika menghadapi kesulitan seperti itu. Sementara itu, sebagian orang lain merasa bahaya yang mengancam nyawa seperti keikutsertaan di dalam medan perang, merupakan ujian bagi mereka untuk diketahui seberapa besar mereka memiliki kesiapan.
Tentu saja ujian-ujian ilahi dilakukan bukan dengan tujuan agar Allah mengetahui diri kita. Karena Allah lebih mengetahui diri kita dari pada diri kita sendiri, tanpa ujian apa pun terhadap kita. Akan tetapi tujuannya ialah agar kita mengetahui diri kita sendiri; dan agar kita menumbuhkan potensi-potensi yang ada di dalam diri kita sendiri, serta mempersiapkan diri agar menjadi orang yang layak menerima pahala ilahi sekaligus menjauhi hukuman-Nya.
Banyak sifat-sifat baik manusia, seperti kesabaran, qana'ah (merasa cukup), takwa dan pengorbanan akan muncul dan menampakkan sinarnya ketika seseorang menghadapi kesulitan-kesulitan sehingga dengan itu manusia akan mengembangkan serta meningkatkan kekuatan jiwanya.
Ayat ke 156
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Melanjutkan ayat sebelumnya, yang menyatakan adanya kabar gembira berupa kemenangan bagi orang-orang yang sabar, ayat ini menyebutkan sebagian ciri-ciri orang yang sabar. Disebutkan bahwa orang yang benar-benar penyabar adalah orang yang dalam menerima musibah dan kesulitan, bukannya berputus asa, tetapi ia tetap berharap dan optimis terhadap rahmat Allah.
Seseorang yang menyadari bahwa ia berasal dan selalu bergantung kepada Allah, Tuhan yang ia yakini telah mengendalikan alam jagat raya ini berdasarkan rahmat dan hikmah, maka pada pandangannya, segala sesuatu itu adalah indah. Ia akan memandang kehidupan dunia ini dengan penuh optimisme dan kebahagiaan. Pada dasarnya, dunia bukanlah tempat tinggal selamanya. Bukan pula tempat untuk bersantai dan bersenang-senang. Dunia adalah medan ujian dan berbagai kesulitan yang kita hadapi di dalamnya adalah bahan-bahan ujian tersebut. Jadi, kesulitan dan musibah ini, bukannya menunjukkan kekejaman Allah terhadap hamba-hambaNya, tetapi merupakan wasilah dan perantara untuk menggerakkan dan membuat manusia terus berusaha mencapai kesempurnaannya.
Akan tetapi manusia terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok dalam menghadapi musibah. Sekelompok manusia, merupakan orang yang memiliki sedikit kesabaran, selalu berkeluh-kesah. Kelompok lain terdiri dari orang yang penyabar, dimana sebagai ganti ucapan-ucapan kufur dan keluh-kesah terhadap Allah, mereka menyatakan berlindung kepada Allah. Sementara kelompok lain pula, mereka bahkan bersyukur menghadapi ujian-ujian berat itu. Karena mereka yakin bahsa semua itu adalah pemberi kesempatan kepada mereka untuk mencapai kedudukan yang lebih mulia di sisi Allah Swt.
Ayat ke 157
Artinya:
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat ini menjelaskan bentuk pahala yang diturunkan kepada orang-orang yang sabar yaitu berkah dan rahmat Allah yang merupakan sumber penjagaan dan perlindungan mereka terhadap segala bentuk penyimpangan dan kesesatan. Dan memang mereka itulah orang-orang yang benar-benar memperoleh petunjuk. Meskipun seluruh makhluk di alam ini tercakup dalam rahmat dan karunia ilahi, tetapi rahmat yang diberikan kepada orang-orang yang sabar ini adalah rahmat dan berkah khusus serta istimewa untuk orang-orang tertentu.
Dari lima ayat tadi terdapat lima pelajaran yang dapat dipetik:
1. Shalat bukanlah beban. Shalat merupakan sarana untuk membina diri guna memperolah kesabaran dalam menghadapi musibah. Oleh sebab itu, ketika memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersabar, Allah memerintahkan shalat yang merupakan penghubung terbaik antara manusia yang serba terbatas dengan kekuatan ilahi yang tak terbatas.
2. Meskipun seluruh manusia setelah kematian mereka memiliki kehidupan barzakh yang merupakan kehidupan ruh, akan tetapi para syuhada memiliki kehidupan khusus dan berbeda dengan kehidupan barzakh orang-orang lain.
3. Hanya orang-orang yang penyabar yang akan menang menghadapi ujian ilahi. Sementara orang lain tidak memiliki jalan untuk melarikan diri darinya karena ujian-ujian ilahi meliputi semua orang.
4. Akar kesabaran adalah iman kepada Allah dan Hari Kiamat yang membuat manusia merasa enteng menghadapi segala musibah di dunia.
5. Kesabaran dan istiqamah adalah sumber kebahagiaan manusia di dunia ini, sedangkan pahala akhiratnya jauh lebih besar lagi.
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 153-157
Published in
Tafsir Alquran