Surat Shaad ayat 79-83

Rate this item
(1 Vote)
Surat Shaad ayat 79-83

قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81)

Iblis berkata, “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.” (38: 79)

Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. (38: 80)

Sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” (38: 81)

Pada pembahasan sebelumnya telah dikupas mengenai sikap Iblis yang tidak mau bersujud kepada Adam, padahal Allah swt telah memerintahkannya. Masalah Iblis bukan sekedar tidak bersedia untuk bersujud kepada Adam, tapi berupaya untuk menjustifikasi sepak terjangnya yang menentang perintah Allah tersebut.

Alih-alih bertaubat atas perbuatan dosanya itu, Iblis justru mengatakan bahwa dirinya tidak mau bersujud kepada Adam karena merasa lebih utama darinya. Perbuatan Iblis tersebut menjadikannya dikeluarkan dari barisan malaikat.

Di ayat ini, Iblis meminta penangguhan waktu kepada Allah swt hingga hari Kiamat dan usianya dipanjangkan hingga akhir zaman. Panangguhan waktu ini dilakukan Iblis bukan untuk menebus dosanya, tapi justru untuk membalas dendam kepada manusia dengan menggodanya supaya tergelincir dari jalan kebenaran. Iblis kembali melakukan kesalahan dengan menyalahkan manusia yang menurutnya menjadi penyebab keluar dari surga.

Penangguhan waktu yang diminta Iblis akhirnya dikabulkan oleh Allah swt hingga waktu yang ditentukan-Nya, bukan hari Kiamat. Maksud dari waktu ini adalah akhir kehidupan manusia di muka bumi, atau hari kemenangan hujah terakhir Allah swt di dunia ini, yaitu Imam Mahdi.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sifat sombong dan takabur menyebabkan Iblis meminta penangguhan waktu untuk membalas dendam kepada manusia, dari pada memohon ampunan dari Allah swt.

2. Allah swt dengan mudah memberikan umur yang panjang kepada sebagian makhluk hidup dengan mempertimbangkan kemaslahatannya.

3. Masalah iblis bukan tidak mengenali Allah maupun Kiamat, tapi sifat takabur yang menyebabkannya menentang perintah Allah swt.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)

Iblis menjawab, “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya. (38: 82)

Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (38: 83)

Setan meminta umur panjang kepada Allah swt bukan untuk menebus kesalahannya, tapi untuk menggoda manusia dan menyelewengkan jalan hidupnya.

Di ayat ini, setan bersumpah dengan kekuasaan Allah akan menyesatkan semua manusia demi menunjukkan bahwa manusia lemah dan tidak berdaya menghadapi ajakannya.Tapi setan tidak berhasil menyelewengkan jalan orang-orang yang ikhlas beribadah kepada Allah swt. Sebab, hamba-hamba Allah yang Mukhlis tidak akan terpengaruh oleh godaan setan. Masalah ini juga ditegaskan di ayat 20 surat Saba yang menegaskan bahwa sebagian manusia tidak terpengaruh oleh godaan setan.

Mengenai hikmah diberikannya penangguhan waktu dari Allah swt kepada iblis dengan memberinya umur panjang yang dipergunakan untuk menggoda manusia, terdapat sejumlah pendapat. Tapi secara umum menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk bebas dan memiliki ikhtiar untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

Di sisi lain, Allah swt menghendaki manusia mencapai kesempurnaan yang diperoleh dengan kerja keras dan usaha tak kenal henti. Sebab, untuk mencapai kesempurnaan dalam masalah ilmu pengetahuan saja membutuhkan kerja keras dan menempuh berbagai rintangan yang menghadang, demikian juga dengan kesempurnaan spiritual manusia.

Setan menggoda manusia dengan mempengaruhi hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Sebagian manusia mengikuti ajakan setan dan menjadi pengikutnya. Tapi sebagian lain tetap teguh menempuh jalan kebenaran, tanpa memperdulikan bisikan setan.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Manusia sepanjang hidupnya senantiasa berada dalam bahaya godaan setan, dan jangan pernah melalaikannya. Sebab iblis bersumpah untuk menyelewengkan manusia dari jalan kebenaran.

2. Terkadang sebuah dosa menjadi pembuka dari dosa lainnya yang lebih besar. Setan melakukan dosa karena tidak mau bersujud kepada Adam, meskipun diperintah oleh Allah swt. Dosa ini menjadi pembuka bagi dosa lain yang lebih besar dengan menjadi penggoda manusia sepanjang zaman.

3. Menyucikan diri dari selain Allah dan ikhlas dalam beramal menjadi syarat keterjagaan manusia dari godaan setan.

Read 2513 times