قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ (84) لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ (85)
Allah berfirman, “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan.” (38: 84)
Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. (38: 85)
Pada pembahasan sebelumnya telah dikupas mengenai permohonan Iblis kepada Allah swt supaya diberi umur panjang untuk membalas dendam kepada manusia dengan menyesatkannya dari jalan kebenaran.
Di ayat ini, Allah swt menjawab permohonan Iblis dengan berfirman bahwa manusia yang mengikuti setan hanya orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya saja. Tapi manusia yang berpegang pada akal dan fitrah suci ilahi tidak akan terpengaruh godaan setan. Mereka tidak akan terpengaruh bisikan iblis, karena mengikuti jalan kebenaran ilahi dan di hari kiamat kelak akan selamat dari api neraka.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah swt sebagai pemilik dan sumber kebenaran. Oleh karena itu, segala yang datang dari Tuhan seluruhnya kebenaran.
2. Pada hari Kiamat kelak setiap kelompok akan dibangkitkan sesuai dengan apa yang diikutinya. Orang-orang baik akan berada bersama orang baik, dan sebaliknya.
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ (86) إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (87) وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ (88)
Katakanlah (hai Muhammad), “Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (38: 86)
Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (38: 87)
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi.” (38: 88)
Ayat penutup surat Shad ini menjelaskan sejumlah masalah penting berkaitan dengan tujuan diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah swt dan tujuan diturunnya al-Quran. Ayat ini bertentangan dengan klaim para pembohong yang mengaku sebagai utusan Tuhan dengan motif untuk memenuhi kepentingan dunianya. Tapi para Nabi sejati, termasuk Nabi Muhammad Saw tidak mengharapkan apapun, baik ganjaran moral maupun material dari manusia.
Para Nabi menyampaikan risalah ilahi kepada umat manusia dengan tidak menambah maupun menguranginya sesuai wahyu yang mereka terima dari Allah swt. Hal ini juga membantah pandangan sebagian pihak yang menyebut para Nabi adalah orang-orang baik yang melakukan perbuatan baik atas nama Tuhan supaya mendorong orang lain melakukannya.
Sejatinya, perilaku para Nabi di tengah masyarakat seluruhnya baik, bahkan para penentangnya sekalipun tidak bisa menemukan titik lemah dari perilakunya. Sebab, mereka akan membesar-besarkan setiap perbuatan kecil yang menjadi kelemahan para utusan Allah itu.
Para Nabi tidak mengharapkan imbalan materi maupun pujian manusia dalam menjalankan misinya. Bahkan sebaliknya, mereka justru menghadapi berbagai hinaan hingga ancaman mati dari sebagian orang ketika itu. Meskipun demikian, para Nabi tetap teguh menjalankan perintah Allah swt dalam menyampaikan risalah-Nya.
Ayat ini menjelaskan tujuan diutusnya para Nabi dan diturunkannya kitab suci untuk mengingatkan manusia supaya tidak lalai dan membimbing mereka menuju jalan kebenaran. Kelalaian disebabkan keterikatan manusia terhadap urusan dunia yang menjadikannya melupakan kehidupan abadi setelah kematian.
Di bagian ayat yang menjadi penutup surat Shad, Nabi mengatakan, Jika tidak beriman dan tidak mengabaikan masalah ini, maka dalam waktu dekat hak akan terbukti. Tapi ketika itu tidak ada manfaatnya lagi. Sebab tidak ada jalan untuk menebusnya.
Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Orang-orang yang menyampaikan dakwah harus mengikuti jejak para Nabi dengan tidak mengharapkan sedikitpun imbalan materi maupun pujian dari masyarakat. Hal ini menjadi syarat yang diperlukan bagi para mubaligh.
2. Ajaran agama Islam harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan bisa dijalankan oleh masyarakat. Jika tidak justru akan menjadi beban dan menyebabkan manusia menjauh dari agama.
3. Risalah Nabi Muhammad Saw dan al-Quran bersifat universal dan tidak dibatasi oleh geografi khusus, serta tidak dikhususkan untuk bangsa tertentu, maupun orang-orang yang hidup sezaman dengan Rasulullah saja.
4. Al-Quran adalah kitab suci ilahi yang memberikan nasihat kepada manusia supaya tidak lalai dalam kehidupannya.
5. Kebenaran Al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad terbukti hingga kini yang melampaui zamannya, meskipun sebagian manusia menolak dan menentang ajaran tersebut.