فَإِنْ يَصْبِرُوا فَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ وَإِنْ يَسْتَعْتِبُوا فَمَا هُمْ مِنَ الْمُعْتَبِينَ (24) وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ (25)
Jika mereka bersabar (menderita azab) maka nerakalah tempat diam mereka dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya. (41: 24)
Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jinn dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi. (41: 25)
Taubat tidak diterima lagi di hari kiamat, karena ini dilakukan akibat rasa takut terhadap api neraka, bukan karena kesadaran. Pada hari itu, keadaan mereka tidak akan berubah baik bersabar atau mencari-cari pembenaran. Meskipun mereka memohon ampunan, tetap tidak akan menyelamatkannya dan mereka menjadi penghuni neraka.
Menurut ayat ini, azab ini dikarenakan salah pergaulan selama di dunia. Saat seseorang berbuat dosa, teman yang buruk justru mendorongnya untuk meneruskan perbuatan dosa, bukannya memberikan teguran dan nasihat. Ia mengesankan perbuatan dosa sebagai keindahan dan terpuji.
Teman yang buruk ini akan mendominasi individu lain dan meracuni pikirannya sehingga ia tidak bisa membedakan antara perbuatan baik dan buruk. Kebaikan tampak buruk di matanya, sementara dosa terlihat indah. Jadi, seseorang bisa terperosok dalam dosa karena salah pergaulan.
Jika ini terjadi, individu tersebut telah menghancurkan masa depannya dan menutup jalan keselamatan bagi dirinya. Banyak orang terjebak di jalan ini dan mereka tidak sampai ke tempat tujuan selain gerbang neraka.
Dari dua ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kesempatan bertaubat hanya ada di dunia, dan pintu taubat telah tertutup rapat di akhirat.
2. Manusia harus selalu waspada agar tidak salah bergaul, karena orang jahat akan menggunakan banyak trik untuk merusak pikiran dan kepribadian kita, dan akhirnya menggiring kita ke neraka.
3. Orang yang memuji perbuatan buruk kita, ia bukanlah teman kita, melainkan syaitan dalam wujud manusia. Ia bersikap seperti syaitan yang memandang dosa sebagai keindahan.
4. Kehancuran manusia terjadi secara bertahap. Teman yang jahat pertama-tama mengesankan dosa sebagai keindahan dan orang lain tanpa sadar mulai menyukai perbuatan dosa dan larut di dalamnya. Di sini, ia telah menjadi orang-orang yang merugi.
5. Teman jahat tidak akan menambah sesuatu bagi kita, tetapi justru menjadikan kita binasa di dunia dan akhirat.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآَنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ (26) فَلَنُذِيقَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا عَذَابًا شَدِيدًا وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ (27) ذَلِكَ جَزَاءُ أَعْدَاءِ اللَّهِ النَّارُ لَهُمْ فِيهَا دَارُ الْخُلْدِ جَزَاءً بِمَا كَانُوا بِآَيَاتِنَا يَجْحَدُونَ (28)
Dan orang-orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka.” (41: 26)
Maka sesungguhnya Kami akan merasakan azab yang keras kepada orang-orang kafir dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (41: 27)
Demikianlah balasan terhadap musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami. (41: 28)
Ayat ini berbicara tentang salah satu perbuatan buruk yang dilakukan kaum musyrik Makkah terhadap Rasulullah Saw. Setiap kali Rasul membacakan ayat-ayat al-Quran kepada penduduk Makkah, mereka bersorak-sorai atau bersyair dengan suara keras sehingga bacaan Rasulullah tidak sampai ke masyarakat.
Cara seperti ini masih ditemukan di masa sekarang. Kaum kafir mengetahui bahwa ketika orang-orang memahami kebenaran al-Quran, maka banyak dari mereka akan mengimaninya. Oleh sebab itu, musuh menggunakan propaganda media dan membuat kegaduhan agar kebenaran al-Quran dan Islam tidak sampai ke telingan penduduk dunia.
Kaum kafir menggunakan metode langsung dan tidak langsung untuk mencapai tujuannya. Mereka melecehkan ajaran Islam lewat berbagai sarana seperti film, teater, lukisan, karikatur, dan buku. Mereka menyebarkan hoaks tentang Islam dan membuat fitnah untuk mencoreng citra Islam sehingga masyarakat dunia membencinya.
Musuh mengira bahwa cara itu dapat mencegah penyebaran Islam. Tidak diragukan lagi, ciri khas kebenaran adalah mematahkan setiap rintangan dan membuka jalannya. Inilah yang menjadi alasan mengapa al-Quran terus disambut di dunia.
Azab yang pedih tentu akan menanti orang-orang yang menghalangi masyarakat dari mendengarkan ayat-ayat al-Quran, dan juga ingin menjadikan orang lain seperti dirinya berada dalam kesesatan.
Orang yang selalu mengingkari ayat-ayat al-Quran, sebenarnya mereka-lah musuh Tuhan dan agama. Tentu saja mereka akan memperoleh siksa yang pedih dan tidak ada jalan lari dari azab neraka.
Dari tiga ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Orang yang tidak punya argumentasi rasional biasanya menggunakan berbagai cara untuk menghalangi masyarakat mendengarkan ucapan rasional orang lain.
2. Al-Quran punya daya tarik dan pengaruh yang menakjubkan, sehingga lantunan ayat-ayatnya mampu membuat orang lain beriman. Oleh sebab itu, musuh berusaha mencegah hal ini terjadi.
3. Musuh memanfaatkan berbagai sarana agar kebenaran al-Quran dan Islam tidak sampai ke penduduk dunia.
4. Neraka akan menjadi rumah abadi bagi mereka yang secara sadar dan sengaja memerangi kebenaran, dan ini adalah sebuah balasan yang adil.