بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
حم (1) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (3) وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ (4)
Haa Miim. (43: 1)
Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan. (43: 2)
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). (43: 3)
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (43: 4)
Surat Az Zukhruf adalah surat ke-43 Al Quran, dan memiliki 89 ayat. Surat ini seperti surat-surat lain yang turun di Mekah, membahas masalah-masalah akidah seperti penciptaan, hari akhir, dan kenabian.
Tujuh surat Al Quran diawali dengan huruf Muqathaah, “Haa Miim”, dan Surat Az Zukhruf adalah salah satunya. Seperti surat-surat lainnya, Surat Az Zukhruf setelah huruf ini, berbicara tentang Al Quran, dan tujuan penurunannya untuk menghidayahi umat manusia.
Di surat ini setelah huruf Muqathaah, Allah Swt bersumpah demi Al Quran. Hakikat Al Quran terang benderang, dan mencerahkan, serta menerangi jalan hidayah, dan kebahagiaan.
Audiens kitab ini awalnya adalah bangsa Arab, dan Al Quran ditulis dalam bahasa Arab. Pada saat yang sama, Al Quran tidak dikhususkan untuk bangsa Arab saja, kandungannya dipahami seluruh manusia. Allah Swt yang menurunkan kitab ini meminta seluruh umat manusia untuk merenungkan ayat-ayat kitab ini, dan memikirkan ajaran-ajaran luhurnya, serta mengimaninya dengan pengetahuan, dan kesadaran. Jelas bahwa setelah beriman kepada kitab ini, ajaran-ajaran konstruktif, dan solutifnya harus diamalkan.
Berbeda dari tuduhan sejumlah pihak bahwa Al Quran adalah perkataan seorang manusia bernama Muhammad, Al Quran adalah firman Tuhan, dan hakikatnya terjaga di sisi Allah Swt di Ummul Kitab atau Lauhul Mahfudz. Al Quran adalah kitab yang berasaskan ilmu, dan hikmah Ilahi, dan menjadi rujukan seluruh kitab langit. Seluruh hakikat alam, sebab-sebab kebahagiaan, dan kesengsaraan umat manusia, segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kebijaksanaan, dan kesempurnaan, dijelaskan dalam kitab ini, dan ia terjaga dari segala bentuk campur tangan, perubahan, dan penyimpangan.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Al Quran memiliki kesucian yang sedemikian tinggi hingga Allah Saw bersumpah demi kitab ini.
2. Memilih jalan Tuhan harus melalui usaha berpikir, dan perenungan, bukan taklid.
3. Pesan seluruh nabi, dan kandungan semua kitab langit adalah satu, karena turun dari satu sumber yang sama yaitu Allah Swt.
أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ (5) وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الْأَوَّلِينَ (6) وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (7) فَأَهْلَكْنَا أَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَمَضَى مَثَلُ الْأَوَّلِينَ (8)
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas? (43: 5)
Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. (43: 6)
Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (43: 7)
Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu. (43: 8)
Salah satu sunnatullah yang terjadi di sepanjang sejarah adalah pengutusan para nabi, dan kitab langit untuk menghidayahi umat manusia. Akan tetapi sekelompok masyarakat, dan penguasa selalu menentang mereka, dan berusaha menjatuhkan harga diri para nabi dengan melakukan pengkhianatan, dan penghinaan. Terkadang mereka membuat penentangan-penentangan ini sedemikian besar, dan menggunakan segala cara untuk mencegah tersebarnya ajaran para nabi. Mereka bahkan melancarkan perang, dan konflik, dan membunuh nabi-nabi, dan para pengikutnya.
Allah Swt tidak menunda risalah para nabi, dan tidak membiarkan masyarakat karena perilaku zalim mereka. Dampak dari perilaku buruk para penentang itu adalah kebinasaan, dan kehancuran, dan rekam jejak mereka menjadi pelajaran.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Para pemuka agama tidak boleh melalaikan tugasnya dalam menyampaikan pesan kebenaran hanya karena adanya sejumlah hambatan.
2. Orang beriman tidak boleh lemah, dan goyah di jalannya, karena olok-olok, dan hinaan para penentang, karena para nabi selalu menjadi objek olok-olok sekelompok orang kafir, namun orang-orang besar itu tetap tegar, dan terus melanjutkan jalannya.
3. Hukuman Tuhan tidak hanya terbatas di hari akhirat saja, karena Allah Swt membinasakan sejumlah kaum kuat yang memilih jalan ekstrem, dan di luar batas, di dunia ini.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (9) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (10)
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (43: 9)
Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk. (43: 10)
Ayat ini menyinggung risalah para nabi untuk membangunkan fitrah manusia, dan mengarahkan perhatiannya pada Penciptanya. Dalam ayat ini Allah Swt berfirman, orang-orang musyrik yang menyembah berhala jika ditanya, siapa Penciptamu, mereka akan mengakui Allah Swt yang menciptakan langit dan bumi.
Kebanyakan manusia lalai dari sumber keberadaan, dan akhir dunia karena urusan hidup sehari-hari. Mereka terlalu sibuk memikirkan urusan makan, minum, dan kenikmatan hidup, dan untuk mencapai semua ini mereka bekerja keras mengumpulkan kekayaan. Padahal semua itu bukan tujuan hakiki hidup, dan manusia jika sudah mencapai kenikmatan materi, tidak akan pernah puas, dan tidak merasa bahagia.
Para nabi datang untuk memberi peringatan kepada manusia untuk tidak lalai atas apa yang sudah ia kerjakan, dan tidak melupakan Tuhan dalam gegap gempitanya kehidupan. Tuhan yang menciptakan mereka, dan menganugerahkan berbagai nikmat kepadanya. Tuhan yang menjadikan bumi sebagai tempat lahir, dan tempat yang nyaman bagi manusia. Kita harus memperhatikan poin penting ini bahwa bumi meski memiliki beberapa gerakan, namun karena patuh pada hukum gravitasi, dan beberapa faktor lain, tetap tenang sehingga para penghuninya selalu merasa nyaman.
Nikmat lain yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah jalan-jalan di muka bumi sehingga mereka tidak tersesat, dan sampai ke tujuan. Hampir seluruh permukaan bumi diliputi kerutan, dan ditutupi oleh pegunungan besar serta kecil, dan bukit-bukit. Hal yang menarik, di antara jajaran pegunungan tinggi dunia, biasanya terdapat irisan-irisan yang memungkinkan manusia menemukan jalannya. Ini merupakan salah satu kemurahan Tuhan untuk manusia.
Maka dari itu hanya Allah Swt yang memberikan seluruh nikmat ini kepada umat manusia, dan Dialah Pencipta, dan Pengatur alam semesta, Dia layak untuk disembah. Kenyataannya, manusia dengan cara menyembah, dan mentaati Tuhan, selain mendapatkan kenikmatan dunia, juga dijamin masuk surga.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Mengenal Tuhan adalah hal fitrah, namun manusia perlu diingatkan, dan perhatian agar tidak lalai terhadap Tuhan.
2. Memperhatikan nikmat-nikmat Ilahi dalam hidup adalah cara terbaik untuk mencegah kelalaian, dan mengikis karat dari hati, dan jiwanya.
3. Tuhan yang menciptakan langit, dan bumi, da memenuhi semua kebutuhan manusia di muka bumi, juga menyediakan fasilitas hidayah untuk manusia sehingga ia mencapai kebahagiaan di dunia, dan akhirat.