Surat Ad-Dukhan 51-59
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (51) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (52) يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (53) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (54) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آَمِنِينَ (55)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (44: 51)
(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; (44: 52)
mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, (44: 53)
demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (44: 54)
Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), (44: 55)
Ayat-ayat di atas menggambarkan kondisi para penduduk surga dan menjelaskan, “Mereka dalam keamaan penuh. Keamanan dari segala kesedihan, kesakitan, penderitaan, dan musibah, selain perasaan aman dan sehat yang merupakan nikmat terbesar Allah Swt yang dirasakan manusia di dunia, penduduk surga juga hidup dalam ketenangan.”
Tempat hidup penghuni surga berada di antara taman-taman, di sisi beraneka ragam mata air dan air terjun yang sangat indah dan membangkitkan kegembiraan, dan karena aneka ragam tempat ini, para penghuni surga tidak pernah merasa puas atas tempat semacam ini.
Di dunia, pakaian dari sutra yang lembut dan indah begitu dikenal luas. Allah Swt menjanjikan pakaian dari sutra untuk para penghuni surga di akhirat. Pakaian itu memiliki aneka ragam desain, warna, dan bentuk sehingga tampak selalu indah, baru, dan menarik.
Di antara penghuni surga terjalin ikatan rasa kasih sayang. Mereka bertemu satu sama lain dalam sebuah pertemuan penuh kasih dan spiritualitas tanpa perasaan lebih baik dari yang lain.
Karena di Hari Kiamat kecenderungan fisik juga menyertai manusia, maka Allah Swt memberikan pasangan-pasangan sangat rupawan yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh manusia di dunia, sehingga jika di dunia mereka menjaga pandangan dari non-mahram dan menjaga kesuciannya dari hal-hal yang haram, di akhirat mereka akan mendapat balasan perbuatannya dengan yang terbaik.
Tuntutan jasmani lain manusia adalah makan dan minum. Apa pun yang diinginkan oleh para penghuni surga sudah tersedia di dalam surga. Buah-buahan yang tidak hanya muncul di musimnya saja, tapi selalu ada di pohon siap dipetik, dan dimakan. Buah-buahan beraneka warna dan lezat itu selalu bisa diperoleh penghuni surga dan mereka tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkannya.
Dari lima ayat tadi ada empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Ketenangan dan keamanan penuh merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah Swt di surga yang muncul sebelum nikmat-nikmat lain. Di dalam surga tidak ada ketakutan celaka atau menghadapi bahaya, tidak ada kekhawatiran atas kematian dan kehilangan nikmat.
2. Apa yang mengantarkan manusia ke surga adalah takwa dan menjauhi perbuatan haram dan tidak pantas.
3. Apa yang menjadi penghalang bagi manusia di dunia terhadap sebagian perbuatan, karena dampak buruk dan kerugian yang ditimbulkannya sehingga mereka menjauhinya, akan dibalas di surga dalam bentuk terbaik.
4. Penghuni surga melakukan pertemuan-pertemuan yang menyenangkan, dan mereka merasa senang saling berbicara dalam pertemuan itu.
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (56) فَضْلًا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (57)
mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, (44: 56)
sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. (44: 57)
Salah satu kekhawatiran yang selalu dirasakan manusia di dunia adalah kematian. Kematian menjadi sebab perpisahan manusia dari kerabat, sahabat, dan semua orang yang dekat dengannya. Akan tetapi Allah Swt berjanji bahwa penghuni surga tidak akan mengalami kematian lagi, dan abadi. Keabadian yang menjadi nasib para penghuni surga ini dijelaskan dalam banyak ayat Al Quran, dengan istilah “Khalidina fiha”.
Bukan hanya kematian yang tidak bisa memisahkan para penguni surga dari surga, mereka juga tidak akan pernah meninggalkan surga ke neraka. Mungkin saja beberapa orang dikarenakan dosa mereka pertama pergi ke neraka, tapi setelah hatinya disucikan dan jiwanya dibersihkan dari karat dosa, mereka dibawa ke surga, dan hal yang sebaliknya, tidak akan terjadi. Terhadap orang-orang yang masuk surga, Allah Swt akan mengampuni mereka dengan kemuliaan-Nya, dan melindungi mereka dari azab neraka. Oleh karena itu mereka tidak takut lagi pada azab dan siksaan.
Al Quran selanjutnya menyinggung poin penting dan menjelaskan, semua nikmat ini dikarenakan kebaikan dan kemurahan Allah Swt. Karena secara alami dan sesuai perhitungan awam, hamba-hamba Tuhan tidak layak mendapatkan semua nikmat abadi ini dengan perbuatan kecil dan remeh. Akan tetapi Allah Swt atas dasar kemurahan-Nya memberikan semua nikmat ini kepada orang-orang yang suci dan berbuat baik, dan membuat mereka mampu meraih keuntungan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya di dunia. Sampai ke semua pahala ini adalah kemenangan besar bagi penduduk surga, dan ini tidak akan bisa diperoleh tanpa kemurahan Allah Swt.
Dari dua ayat tadi ada tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Siapa pun yang masuk surga, maka ia tidak akan pernah keluar dari sana, di akan abadi di dalamnya.
2. Siapa pun yang menjaga diri dari hawa nafsunya, dan menjaga diri dari dosa, Allah Swt akan menjaganya dari api neraka di akhirat kelak.
3. Perbuatan baik kita di dunia terbatas dan sepele, dan tidak bisa dibandingkan dengan nikmat-nikmat besar Allah Swt yang abadi di surga. Maka dari itu surga dan keberuntungan yang diperoleh orang-orang baik di sana, berkat kemurahan dan kebaikan Allah Swt, bukan karena tuntutan mereka pada-Nya.
فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (58) فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (59)
Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (44: 58)
Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). (44: 59)
Tidak seperti buku-buku ilmiah yang tidak bisa diambil manfaatnya oleh orang awam, Al Quran meski kandungannya dalam dan rinci, namun tetap sederhana dan mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Poin-poinnya memberikan pelajaran, penjelasannya lugas dan argumennya jelas dan kukuh. Oleh karena itu ayat-ayatnya meresap dan membangkitkan hati.
Akan tetapi manusia-manusia yang pada dasarnya sudah mengingkari, menentang dan keras kepala, sebanyak apa pun mereka membaca ayat-ayat ini tidak akan pernah sadar. Karena mereka tidak ingin menerima kebenaran. Tepat seperti orang yang terbangun dari tidur, dan tidak memberi respon apa pun saat dipanggil. Orang-orang kafir dan orang-orang ingkar dalam benaknya sedang menunggu kegagalan dan kekalahan dirimu dan keyakinanmu, maka engkau pun harus menantikan janji Allah Swt tentang kemenangan agama yang benar atas orang-orang kafir keras kepala, dan kebinasaan kekufuran serta kesyirikan.
Dari dua ayat tadi ada dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Ajaran Al Quran harus dijelaskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami kepada masyarakat umum, karena tujuannya untuk menghidayahi mereka, bukan kelompok atau kalangan khusus.
2. Allah Swt dengan menurunkan kitab langit dan mengangkat nabi, telah memberikan argumen terakhir. Jika seseorang dengan sengaja tidak menerima kebenaran, maka ia harus menanti murka Ilahi.