Surat Muhammad ayat 1-6
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ أَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ (1) وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ (2) ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ (3)
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. (47: 1)
Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. (47:2)
Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka. (47: 3)
Surat yang kita kaji kali ini dinamakan Surat Muhammad, nama utusan ilahi terakhir dan penutup para nabi. Surah ini membahas dua kelompok manusia, mukmin dan kafir. Dua kelompok ini senantiasa ada di sepanjang sejarah dan juga di masa depan. Jelas bahwa tugas seorang mukmin adalah menyeru yang lain untuk beriman kepada Allah dan nabi-Nya, tapi mereka tidak berhak untuk memaksa yang lain untuk beriman.
Orang kafir yang didasari kebatilan senantiasa mencegah orang-orang mukmin dari jalan Allah. Untuk meraih ambisinya ini mereka mengerahkan segala cara mulai dari lunak hingga kekerasan dan bahkan dengan kekuatan militer. Di kondisi seperti ini tercipta konfrontasi antara mereka dengan kelompok orang beriman. Surah ini menjelaskan secara transparan tugas dan keperintah ilahi ketika terjadi perang antara orang mukmin dan kafir.
Para pembesar kafir dan musyrik senantiasa berusaha menamboh populasi kafir dan musyrik demi menjaga dan memperkuat posisi mereka. Mereka dengan berbagai metode berupaya merangkul pihak lain, bahkan mereka tak segan-segan berinfak kepada orang yang membutuhkan dan melakukan perbuatan baik dan amal, tapi faktanya tujuan mereka menjaga komunitasnya dan menarik pihak lain ke agama batil mereka.
Yang pasti mereka tidak mendapat manfaat dari perbuatannya tersebut dan Allah Swt tidak menerima perbuatan baik mereka, karena tujuannya tidak murni. Seperti orang yang membangun rumah sakit hanya untuk mendapat popularitas atau posisi sosial. Meski orang miskin mendapat manfaat darinya, tapi orang yang berinfak tersebut tidak mendapat pahala dari amal perbuatannya ini.
Sebaliknya mereka yang memahami kebenaran dan beriman kepadanya serta beriman kepada Rasulullah Saw, amal perbuatan baik mereka diterima Allah Swt. Allah dengan rahmat-Nya akan mengampuni dosa-dosa hamba ini dan memperbaiki urusannya.
Lebih lanjut Al Quran menekankan poin penting ini bahwa perbedaan antara kufur dan iman didasarkan para perbedaan kebenaran dan kebatilan. Satu kelompok berusaha mengenal kebenaran dan mengikutinya, tapi kelompok lain setelah mengenal kebenaran menolaknya, atau lebih jauh lagi memeranginya. Komunitas dunia tidak keluar dari dua kelompok ini, menerima kebenaran atau menolaknya.
Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Musuh Islam memiliki rencana dan program untuk melawan mereka dan mereka berusaha keras di jalan ini. Tapi upaya mereka pada akhirnya akan gagal dan Islam akan semakin berkembang.
2. Iman kepada Tuhan saja tidak cukup, tapi harus dibarengi dengan iman kepada nabi sehingga melalui jalan ini kita akan dapat mempelajari jalan Tuhan melalui ajaran para nabi.
3. Jika kita berusaha semampu kita untuk berbuat baik, Allah akan mengampuni dosa-dosa kita, dan memperbaiki urusan kita.
4. Iman kepada Tuhan dan Nabi serta Kitab Samawi juga belum cukup, masih dibutuhkan perbuatan baik dan amal saleh.
5. Nasib baik atau buruk manusia bergantung pada ideologi dan amal perbuatannya, serta apakah ia mengikuti kebenaran atau kebatilan di ideologi dan perbuatannya.
فَإِذا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ (4) سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ (5) وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ (6)
Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. (47: 4)
Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka, (47: 5)
dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenankan-Nya kepada mereka. (47: 6)
Di ayat sebelumnya telah kami jelaskan bahwa musuh Islam berencana melawan Islam dan melemahkan umat Muslim dengan berbagai metode. Di antara metode tersebut adalah mengobarkan perang dan konfrontasi. Allah Swt di ayat ini dengan jelas dan tegas menyatakan, “Di medan perang dengan musuh, kalian harus bersikap tegas dan kuat, berperanglah dengan berani dan kalahkan musuh.”
Tapi jika musuh menyerah, jangan kalian bunuh, tapi tawanlah mereka dan setelah perang berakhir, bebaskan mereka dengan tebusan atau melalui belas kasihan.
Sikap kalian terhadap musuh harus membuat mereka merasa lemah dan tunduk, dan metode perang ini harus tetap dilanjutkan hingga kalian menguasai mereka secara penuh.
Wajar jika di perang dan konfrontasi ini sejumlah orang akan terbunuh. Jika mereka yang terbunuh berada di jalan kebenaran, maka Allah akan membeli jiwa mereka dan memberi pahala di akhirat, dan jika mereka berada di jalan batil, maka jiwa mereka akan sia-sia dan di Hari Kiamat akan mendapat siksa.
Dari tiga ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kita harus berinteraksi secara damai dengan orang kafir yang tidak memerangi umat Muslim. Tapi terhadap mereka yang mengangkat senjata, kita harus memperlakukan mereka dengan keras dan tegas.
2. Seperti di medan perang, dibutuhkan ketegasan terhadap musuh, juga ditekankan pengampunan terhadap tawanan perang.
3. Perang dan jihad merupakan salah satu arena ujian ilahi bagi orang mukmin, siapa yang berjihad dan siapa yang melarikan diri dari medan tempur.
4. Para syuhada meski secara zahir terbunuh dan meninggal, tapi mengingat Tuhan melakukan transaksi dengan mereka, maka perbuatan mereka tidak akan sia-sia dan Tuhan merealisasikan tujuan mereka. Oleh karena itu, para syuhada adalah pemenang sejati di medan tempur.