Surat Muhammad ayat 15-17
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ (15)
(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? (47: 15)
Di ayat sebelumnya dibahas mengenai nasib orang beriman dan kafir. Ayat ini lebih lanjut menyinggung posisi mereka di surga dan neraka, serta menjelaskan sejumlah karakteristik kedua tempat ini.
Di antara karakteristik fisik manusia di dunia yang juga ditemukan diakhirat adalah rasa haus dan perlu air yang sehat untuk memenuhinya. Ayat ini menyatakan, Allah Swt untuk memenuhi kebutuhan ini menyediakan beragam air yang jernih dan lezat di surga, mulai dari air hingga susu, minuman keras hingga madu. Namun ahli neraka diberikan air yang mendidih, meski mereka berada di tengah-tengah api dan kebutuhannya akan air segar dan dingin kian besar.
Dari satu ayat tadi ada lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Hiasan dan kelezatan duniawi kalian jangan menyeret kalian ke perbuatan dosa, karena Allah Swt akan menyediakan kelezatan dan kenikmatan tertinggi di akhirat bagi para penghuni surga.
2. Mereka yang bijaksana dan menghindari kelezatan tak sah dan fana, maka akan meraih kelezatan kekal.
3. Rahmat dan ampunan khusus Tuhan, di sampaing kenikmatan materi dan fisik akan membuat tenang jiwa dan mental ahli surga.
4. Ahli surga dijamu dengan beragam minuman, makanan dan buah-buahan.
5. Kenikmatan ahli surga tidak ada kekurangan dan abadi.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّى إِذَا خَرَجُوا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوا لِلَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ آَنِفًا أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ (16)
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. (47: 16)
Ayat ini menyinggung orang-orang yang lemah imannya dan memiliki penyakit hati yang hidup di komunitas Islam, namun tidak menerima ucapan rasul dan wahyu ilahi. Mereka mendengar wahyu ilahi dari lisan nabi, tapi mengatakan, “Kami tidak memahami apa pun dan ketika mereka bertemu dengan orang mukmin yang berilmu dan berwawasan, mereka dengan sinis berkata, apakah kalian memahami ucapan nabi ? Adapun kami tidak memahami apa pun!
Ayat ini merupakan jawaban bagi perikalu tak benar kelompok ini dan menyatakan, ucapan nabi jelas dan fasih. Tapi karena kalian mengejar hawa nafsu dan tidak ingin mengikuti kebenaran, maka kalian tidak mampu memahami dan mengenal kebenaran. Dengan kata lain, masalahnya bukan dari nabi, tapi justru kalian yang enggan menerima kebenaran.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menyembah hawa nafsu dan mengikuti keinginan nafsu telah menghalangi kemampuan manusia untuk membedakan kebenaran dan kebatilan, dan mencegahnya memahami kebenaran.
2. Kita harus waspada terhadap orang-orang yang hatinya sakit di tengah masyarakat, di mana mereka berusaha membuat anggota masyarakat lainnya meragukan kebenaran wahyu dan ucapan nabi serta ingin melemahkan iman masyarakat.
3. Membaca dan mendengar firman Allah belum cukup, tapi yang penting adalah memahami ajaran dan perintahnya serta mengamalkannya. Banyak orang yang mendengar sabda nabi yang jelas dan fasih, tapi karena mereka mengejar keinginan hawa nafsunya, maka mereka menolak menerima kebenaran.
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ (17)
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya. (47: 17)
Dalam menghadapi orang yang hatinya sakit yang tidak bersedia menerima bimbingan Nabi dan meragukan keabsahannya, Al Quran berjanji dalam ayat ini bahwa siapa pun yang menerima bimbingan awal para nabi, Allah akan memberinya dua berkah yang berharga: Pertama, hidayah di jalan kehidupan yang berliku dan kedua, keselamatan dan kesucian jiwa.
Wajar jika manusia selalu rentan terhadap kesalahan dan kekeliruan, dan tidak mudah untuk menentukan jalan yang benar dalam berbagai hal seperti ekonomi, sosial, budaya, keluarga, dll. Manusia membutuhkan bimbingan ilahi sepanjang hidupnya, jadi Tuhan telah berjanji untuk membantunya membedakan cara hidup yang benar jika dia menerima bimbingan asli Tuhan.
Namun begitu di samping petunjuk dan bimbingan ini, kesucian jiwa juga diperlukan sehingga manusia tidak sampai terpengaruh oleh bahaya dengki, hasud, kikir atau berbagai sifat buruk lainnya serta tidak menyimpang dari jalan kebenaran.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menerima bimbingan asli merupakan peluang untuk meningkatkan hiyadah dari Tuhan.
2. Bersedia menerima petunjuk akan memperluas kapasitas manusia.
3. Mencapai kebersihan hati dan irfan sejati, hanya dapat diraih melalui bimbingan ilahi, bukan aliran humanisme seperti Buddhisme, Hinduisme atau semisalnya.