Surat Muhammad ayat 29-32

Rate this item
(0 votes)
Surat Muhammad ayat 29-32

 

Surat Muhammad ayat 29-32

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَنْ لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ (29) وَلَوْ نَشَاءُ لَأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ (30)

Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?(47: 29)

Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu (47: 30)

Di pembahasan sebelumnya dibahas tentang orang-orang munafik yang mengejar keinginan egoisnya sendiri ketimbang perintah Tuhan, meski hal-hal tersebut bertentangan dengan keridhaan Tuhan. Ayat ini mengisyaratkan salah satu tanda-tanda mereka dan menyatakan, "Mereka tidak menyukai Nabi dan ajarannya, dan bahkan memiliki kebencian di hatinya terhadap nabi dan orang-orang mukmin. Di laurnya, mereka beriman dan bersama orang-orang mukmin, tapi mereka lebih cenderung menjalin hubungan dan kerja sama dengan musuh sehingga kepentingan materi dan duniawinya terjamin. Mereka lebih suka melemahkan frong mukmin melalui ucapan dan langkah mereka, ketimbang melawan konspirasi musuh."

Tentunya jika Tuhan menghendaki, Ia mampu menampakkan tanda di wajah mereka, sehingga seluruh masyarakat mengenalinya melalui wajah mereka. Tapi Tuhan tidak melakukan hal ini, menampakkan batin seseorang di dunia, tapi orang mukmin yang cerdas akan mampu mengenali orang munafik melalui perkataan mereka.

Ketika turun perintah jihad, orang munafik selain mencegah orang mukmin berjihad melalui perkaan mereka atau membesar-besarkan kekuatan dan fasilitas musuh, mereka juga menakut-nakuti masyarakat untuk hadir di medan perang. Mereka tidak menyangka bahwa ada orang-orang yang cerdas, karena Tuhan sepenuhnya mengetahui batin mereka dan perbuatan mereka melawan orang muslim, serta akan mengazabnya di waktu yang tepat.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kita harus menjaga hati dan jiwa kita, dan jangan mengikat bahwa niat dan motivasi tercemar kita akan selalu tersembunyi.

2. Kedengkian dan hasud merupakan salah satu faktor munculnya penyakit munafik dan bermuka dua. Kita jangan mengambil hati kedengkian orang beriman, karena ini tanda dari sifat munafik.

3. Suasana batin manusia berpengaruh dalam penampilannya. Dengan kata lain, wajah dan ucapan manusia sebagian besar mengekspresikan diri dan motif batinnya, meskipun ia berusaha untuk menjaga agar batinnya tidak diketahui dan disembunyikan.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ (31)

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (47: 31)

Ayat ini mengisyaratkan salah satu sunnah ilahi terpenting terkait manusia, khususnya orang mukmin dan mengatakan, orang-orang yang mengklaim beriman sangat banyak. Tapi Tuhan memberi berbagai ujian untuk menentukan mana yang benar-benar beriman dan mana yang hanya mengklaim di mulut. Ini untuk membedakan mereka yang berpaling dari agama dan keimanannya di saat sulit dan mereka yang tetap berpegang teguh pada imannya di saat-saat tersulit.

Wajar jika di kondisi sulit, orang munafik tidak dapat menyembunyikan sifat batinnya, karena mereka melakukan perbuatan yang menguak rahasianya dan sifat sejatinya terungkap.

Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Tuhan akan menguji mereka yang mengaku beriman, sehingga mereka sendiri akan memahami seberapa besar kejujuran klaim imannya dan masyarakat mengenali seberapa kuat iman mereka.

2. Kesabaran dan istiqamah di jalan Tuhan dan menahan kesulitan di jalan ini, merupakan tanda kebenaran klaim iman.

3. Tolok ukur iman adalah konsisten di kondisi sulit dan kesulitan, dan jika tidak, mayoritas manusia di kondisi makmur dan sejahtera akan mengaku beriman.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَشَاقُّوا الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَسَيُحْبِطُ أَعْمَالَهُمْ (32)

Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. (47: 32)

Melanjutkan ayat sebelumnya terkait munafikin, ayat ini menyinggung prinsip umum dan mengatakan, mereka yang terjebak di kekufuran, baik orang kafir yang mengungkapkan kekafirannya melalui ucapan, atau orang munafik yang menyembunyikan kekafiran di hatinya, keduanya adalah kelompok yang melawan Tuhan dan rasul-Nya.

Meski kebenaran sangat jelas bagi mereka, dan menyadari kebenaran jalan serta ajaran rasul, tapi mereka memilih melawan kebenaran. Mereka menyangka mampu merusak agama Tuhan, dan mencegah kemajuannya. Sementara Kehendak Tuhan adalah agama Islam menyebar luas dan kekafiran serta kemunafikan musnah.

Dari satu ayat terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sikap keras kepala dan penentangan terhadap Tuhan, hanya berakhir dengan kehancuran.

2. Tuhan telah mengirim sarana bimbingan dan petunjuk kepada manusia, serta menyempurnakan hujjah-Nya. Oleh karena itu, manusia harus mengenal kebenaran dan mengikutinya.

3. Upaya dan konspirasi orang kafir dan munafik tidak akan berhasil, dan sebaliknya agama Tuhan akan semakin tersebar luas.

Read 822 times