Surat Qaf 31-37

Rate this item
(0 votes)
Surat Qaf 31-37

 

Surat Qaf 31-37

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ (31) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ (32)

Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). (31)

Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya) (32)

Di pembahasan sebelumnya dijelaskan tentang nasib orang yang menolak beriman karena penentangan dan keras kepala. Adapun ayat ini menjelaskan akhir baik orang mukmin dan menyatakan, "Di hari Kiamat surga disediakan bagi orang-orang saleh dan suci, serta mereka dengan mudah mendapatkannya sehingga merasakan nikmat yang tiada akhirnya."

Pahala besar ini adalah hadiah dari perilaku mereka yang dengan hati-hati menjaga perintah Tuhan selama di dunia yang membuat mereka tidak melanggar hukum ilahi. Jika mereka tergelincir atau melakukan dosa dan kesalahan karena ketidaktahuan atau lalai, mereka segera bertaubat dan meminta ampunan-Nya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang mukmin seperti orang kafir, tidak terjaga dari dosa. Tapi berbeda dengan orang kafir, orang mukmin tidak bersikeras melakukan dosa dan jika mereka melakukannya, mereka menyesal dan bertaubat.

2. Jika kita percaya terhadap janji Tuhan, maka secara pasti ketahuilah bahwa ketakwaan dan bertaubat kepada Tuhan akan membawa kita ke surga.

 مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ (33) ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ (34) لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ (35)

(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, (33)

masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. (34)

Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya. (35)

Ayat ini melanjutkan ayat sebelumnya dan menyatakan, "Tanda-tanda iman sejati kepada Tuhan adalah dalam kesendirian dan rahasia dan di mana tidak ada seorang pun selain Tuhan yang hadir dan mengawasi, manusia harus takut akan Tuhan dan tidak berbuat dosa; Jika dia terjebak dalam dosa, dia harus segera bertobat dan kembali. Spirit seperti itu membebaskan manusia dari neraka dan membawanya ke surga dan membuatnya tinggal di sana."

Mereka yang mengekang hawa nafsunya selama di dunia karena mencari ridha ilahi, maka Allah akan menggantinya di surga dan menyatakan, "Semua yang kamu inginkan sekarang tersedia untuk kepuasanmu. Selain itu, nikmat apa pun yang kamu tidak tahu bagaimana memintanya, Tuhan akan melimpahkan kepadamu dengan rahmat dan belas kasihan-Nya."

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Hati orang mukmin mudah untuk bertaubat dan ini telah menyelamatkan mereka. Tapi hati orang kafir dan munafik penuh penyakit dan mereka kerap menjustifikasi kejahatan dan dosanya. Oleh karena itu, mereka tidak selamat.

2. Meninggalkan dosa karena orang lain dan dihadapan publik, bukan tanda keimanan, karena bisa jadi hal itu dilakukan karena takut dari hukuman atau kritik pihak lain, ataupun karena skandal dan harga diri. Tetapi jika kita takut akan Tuhan secara diam-diam dan menjaga kesucian-Nya, itu menunjukkan iman yang benar.

3. Ahli surga ketika memasuki tempat ini disambut dengan sambutan khusus dan ucapan selamat.

4. Tidak ada batasan, penderitaan atau kesulitan untuk mendapat nikmat di surga, salah satu janji terbaik kepada penghuni surga adalah kabar baik tentang keabadian dan berkah yang tidak akan musnah.

5. Manusia adalah makhluk yang menuntut tanpa batas, jadi Tuhan memberi mereka lebih dari keinginan dan harapan ahli surga.

وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ (36) إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ (37)

Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? (36)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (37)

Ayat ini sebuah peringatan kepada para penindas dan orang zalim bahwa jangan menyangka pasukan dan kekuatan mereka akan mampu mencegah terealisasinya kehendak Tuhan serta mereka jangan mengira mampu lepas dari cengkeraman kekuasaan Tuhan. Banyak penguasa yang kuat sepanjang sejarah yang menaklukkan banyak negara dan mendominasi wilayah luas di bumi, tapi akhirnya mereka kalah dari kekuasaan Tuhan dan akhirnya hancur.

Sangat alami bagi siapa saja untuk mengambil pelajaran dari kaum terdahulu dan dengan mempelajari sejarah mereka akan dapat menganalisa perilaku, perbuatan dan nasib dari kaum tersebut serta memahami sebab kejatuhan dan kehancuran mereka. Atau paling tidak mendengarkan analis dan pakar sejarah dan menerima nasihatnya serta meninggalkan kekufuran dan kezaliman.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Memahami alasan dan sebab kehancuran peradaban besar di masa lalu harus menjadi penerang jalan generasi saat ini.

2. Kekuasaan adalah dasar dari penindasan dan korupsi, dan mempersiapkan pemberontakan, pembangkangan, dan agresi terhadap orang lain, kecuali jika kekuatan iman mencegah manusia dari menindas orang lain.

3. Mempelajari sejarah kaum terdahulu saja tidak cukup, untuk selamat dari kehancuran dibutuhkan pemahaman transformasi sejarah dan hukum yang berlaku.

 

Read 647 times