Surat Qaf 38-45
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ (38) فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ (39) وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ (40)
Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan. (38)
Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). (39)
Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang. (40)
Di pembahasan sebelumnya dibahas mengenai terjadinya Hari Kiamat dan orang-orang yang mengingkarinya. Ayat ini kembali menyinggung kekuasaan Tuhan dan mengatakan, "Bagaimana kalian meragukan terjadinya Hari Kiamat, sementara dunia dengan segala keagungannya diciptakan dalam tempo enam hari atas kehendak Tuhan dan penciptaannya tidak melelahkan atau menyulitkan Tuhan."
Saat itu, Tuhan kepada Rasul-Nya berfirman, "Jangan kecewa dengan kata-kata orang-orang yang mengingkari kebangkitan (Maad), jangan bersedih hati, dan dengan menyebut dan mengingat Tuhan di siang dan malam, lapangkan dadamu serta jangan marah dengan kata-kata mereka."
Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Meski Tuhan mampu menciptakan alam semesta dalam sekejap, tapi Ia menekankan penciptaan secara bertahap dan ini menunjukkan hukum sebab-akibat di sistem alam semesta.
2. Alam semesta sangat luas. Keagungan dunia ini menunjukkan kekuasaan tak terhingga Tuhan.
3. Tuduhan, perkataan buruk dan ucapan tak pantas para penentang jangan membuat kita mundur atau melemah dalam menjelaskan kebenaran, tapi kita harus melanjutkan jalan kita dengan kesabaran dan usaha keras.
4. Penopang kesabaran yang paling baik dalam menghadapi kesulitan adalah mengingat Allah setiap saat.
5. Meski mengingat Allah tidak ada batasan waktu tertentu, tapi waktu khusus seperti shalat memiliki keutamaan dan pengaruh lebih besar.
وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَكَانٍ قَرِيبٍ (41) يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ (42) إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَإِلَيْنَا الْمَصِيرُ (43) يَوْمَ تَشَقَّقُ الْأَرْضُ عَنْهُمْ سِرَاعًا ذَلِكَ حَشْرٌ عَلَيْنَا يَسِيرٌ (44)
Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (41)
(Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (dari kubur). (42)
Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk). (43)
(Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami. (44)
Ayat ini menjelaskan acara pembukaan sebuah pentas akbar di Hari Kiamat yang dimulai dengan panggilan ilahi dan kehadiran miliaran penduduk dunia. Seruan langit tersebut tersebar ke setiap sudut dan seluruh ahli Mahsyar mendengar panggilan tersebut dari dekat. Seruan yang keagungannya membuat gunung dan tanah terbelah, orang-orang yang telah meninggal keluar dari tanah dan manusia yang tercerai-berai akhirnya berkumpul.
Di ayat ini mengisyaratkan poin bahwa Tuhan yang menciptakan mereka pertama kali di dunia dan kemudian mematikannya, hari ini menghidupkan kembali mereka untuk melanjutkan jalannya sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Dari empat ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Maad dalam bentuk jasmani. Setiap manusia dibangkitkan dari kubur dan hadir di Hari Kiamat.
2. Kematian dan kehidupan hanya berada di tangan Tuhan, dan ini merupakan argumentasi terbaik bagi kemungkinan dihidupkannya kembali orang mati di Hari Kiamat oleh Tuhan.
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآَنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (45)
Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku. (45)
Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini kepada Nabi Muhammad Saw mengatakan, "Kami menyadari apa yang dikatakan para pengingkar Hari Kebangkitan (Maad) dalam menolak seruanmu dan mencegah orang lain untuk percaya kepadamu; Tapi jangan berharap semua orang beriman kepadamu, karena kami menciptakan manusia bebas dan mereka punya hak untuk memilih."
Tugasmu sebagai nabi adalah menyampaikan risalah Tuhan dan memperingatkan manusia dari akibat perbuatan mereka. Kamu tidak diutus untuk memaksa mereka menerima agama Islam dan dalam berdakwa jangan memaksa seseorang untuk beriman.
Dari satu ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Mengingat al-Quran sebaik-baik sarana untuk berzikir dan mengingat Tuhan, maka poros utama pembahasan akhlak dan nasehat kepada masyarakat harus ayat al-Quran, bukan ajaran dan metode asal-asalan serta sesuai dengan selera pribadi.
2. Prinsip agama ilahi adalah fitrah yang ada dalam diri setiap manusia. Hanya diperlukan pengingat. Oleh karena itu, para nabi melalui peringatan berusaha membangunkan fitrah manusia yang tertidur atau terlupakan.
3. Misi para nabi adalah berdakwah dan tidak ada paksaan di dalamnya. Karena menerima agama harus didasari oleh kehendak dan pilihan.
4. Beriman kepada janji Tuhan terkait azab dan pahala di Hari Kiamat akan membuat manusia siap menerima nasehat para nabi.