لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (8) وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (9) وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (10)
(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (59: 8)
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung (59: 9)
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (59: 10)
Dalam program sebelumnya dibahas mengenai ghanimah atau rampasan perang yang didapat muslimin tanpa perang, pertumpahan darah dan setelah musuh menyerah. Ayat kali ini menyatakan, rampasan perang ini bukan milik pejuang, karena mereka tidak menderita kerugian, tapi wewenangnya diserahkan kepada Rasulullah untuk membagikannya sesuai dengan prioritas.
Prioritas pertama adalah kelompok Muhajirin yang hidup di Mekah dan memiliki rumah di sana, dan karena hijrah ke Madinah, mereka kehilangan harta dan rumahnya, serta mereka kini tidak memiliki tempat tinggal dan hidup penuh kesulitan. Prioritas kedua adalah warga Madinah atau kelompok Ansar yang membutuhkan, meski mereka hidup kekurangan tapi tetap mendahulukan Muhajirin. Mereka memberi tampat saudaranya ini di rumah mereka dan menjamunya.
Prioritas kedua adalah mereka yang bukan dari Muhajirin atau Ansar, serta beriman setelah dua kelompok ini. Mereka dikenal sebagai Tabi'in. Berdasarkan ayat ini, Rasulullah Saw harus berpikir untuk mengentas kemiskinan dari masyarakat Islam, dan ia melakukan upaya yang diperlukan di jalan ini. Seluruh mukminin tanpa berharap para rampasan perang, juga harus memiliki kesiapan untuk membaginya kepada orang-orang miskin.
Dari tiga ayat tadi terdapat enam pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Tinggal di tanah air adalah hak alami setiap orang, dan pengusiran dari tanah air jelas menghapus hak alami manusia.
2. Orang miskin yang beriman berharap akan kemurahan Allah Swt dan tidak mengulurkan tangannya kepada orang lain, tapi kewajiban orang beriman adalah membantu mereka dan memberikan manfaat kepada mereka.
3. Mereka yang jujur dalam keimanannya adalah yang tidak henti-hentinya mendukung dan membantu agama Tuhan meski di tengah puncak kesulitan dan tekanan.
4. Mencintai orang beriman dan berkurban terhadap mereka merupakan salah satu ciri orang mukmin yang sejati.
5. Manjauhi tamak, hasud, kikir dan dengki termasuk kesempurnaan manusia dan faktor kebahagiaan mereka.
6. Tidak ada batasan negara, tanah, waktu, tempat, dan ras dalam persaudaraan umat beragama.
أَلَمْ تَر إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (11) لَئِنْ أُخْرِجُوا لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِنْ قُوتِلُوا لَا يَنْصُرُونَهُمْ وَلَئِنْ نَصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (12) لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ (13)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (59: 11)
Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan. (59: 12)
Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (59: 13)
Dalam ayat sebelumnya dijelaskan mengenai karakteristik tiga kelompok mukminin; Muhajirin, Ansar dan Tabi'in, serta ditekankan keikhlasan, kejujuran dan pengorbanan mereka. Ayat kali ini menyinggung kebalikan dari kelompok ini yang hidup di antara umat Muslim Madinah, serta mencitrakan dirinya sebagai orang beriman. Kelompok ini adalah kelompok munafik yang memiliki hubungan rahasia dengan Yahudi Madinah serta berkonspirasi melawan Rasulullah dan umat Islam.
Setelah pelanggaran perjanjian oleh orang Yahudi dan aksi mereka melawan keamanan umat Muslim, Rasulullah memerintahkan pengusiran mereka dari Madinah, tapi pemimpin orang munafik mengatakan kepada pembesar Yahudi, "Jangan keluar dari Madinah dan tetap tinggallah di kota ini, kami akan melindungi kalian, dan jika terjadi perang, maka kami akan bangkit membela kalian."
Namun dalam prakteknya, ketika orang Yahudi yang melanggar perjanjian dikepung muslimin, orang munafik masih merasa ketakutan dan tidak melakukan apa pun untuk mendukung orang Yahudi, oleh karena itu, mereka terpaksa menyerah dan keluar dari Madinah.
Dari tiga ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Menurut pandangan Islam, orang mukmin bersaudara, namun orang munafik mempunyai persahabatan dan persaudaraan dengan orang kafir dan musuh, dan ini merupakan salah satu cara membedakan mukmin dengan munafik.
2. Berbohong, menipu dan takut merupakan karakteristik orang munafik. Mereka dengan berbagai cara akan lari dari tempat-tempat berbahaya.
3. Kita tidak takut dengan perkataan orang-orang munafik yang menipu, mengecewakan dan menakutkan, namun dengan perkataan dan tindakan kita, kita harus menakut-nakuti mereka sedemikian rupa sehingga mereka meninggalkan panggung dan menghindari mengambil tindakan terhadap umat Islam.
4. Takut kepada masyarakat ketimbang takut kepada Tuhan adalah tanda-tanda lemahnya iman dan akar kemunafikan di hati serta jiwa manusia.