Surat al-Jumua 6-11

Rate this item
(0 votes)
Surat al-Jumua 6-11

 

قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (6) وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (7) قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (8)

 

Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". (62: 6)

 

Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. (62: 7)

 

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (62: 8)

 

Pada episode sebelumnya telah dibahas tentang kaum Yahudi yang meninggalkan ajaran kitab sucinya yaitu Taurat dan hanya menghormati tampilannya saja. Ayat-ayat ini mengatakan: Namun, mereka menganggap diri mereka sebagai umat pilihan Allah dan menganggap diri mereka bebas dari hukuman dan siksa apa pun. Ayat-ayat ini menyatakan, Jika kamu benar dalam pernyataan ini dan mempunyai keyakinan seperti itu, mengapa kamu begitu terikat pada dunia dan takut mati?

 

Jika kalian adalah sahabat dan orang yang dicintai Tuhan, maka kalian harus rela mati agar kalian dapat bertemu Tuhan sesegera mungkin dan mendapatkan berkah istimewa dari-Nya. Sebagaimana Imam Ali as pernah berkata: Kecintaanku terhadap kematian lebih besar daripada kecintaan seorang bayi terhadap payudara ibunya. Namun orang-orang berdosa dan penjahat tidak pernah menginginkan kematian, karena mereka tahu betapa tidak layaknya perbuatan mereka di dunia ini dan Allah mengetahui segala perbuatan mereka. Tentu saja kematian tidak ada di tangan manusia, sebagaimana halnya kelahiran manusia tidak ada di tangannya sendiri, dan setiap orang hendaknya mempersiapkan diri untuk menjawabnya di Hari Kebangkitan.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Persiapan menghadapi kematian adalah cara terbaik untuk mengukur keimanan para penganut agama dan penyembah Tuhan.

2. Salah satu bencana orang beragama adalah mengira dirinya sebagai salah satu wali Allah dan menyombongkannya kepada orang lain.

3.Akar dari ketakutan akan kematian dan lari darinya adalah perbuatan buruk dan tak pantas manusia, oleh karena itu, orang-orang yang suci dan saleh tidak takut mati.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9) فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (10) وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (11)

 

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (62: 9)

 

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (62: 10)

 

Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki. (62: 11)

 

Pada masa Rasulullah Saw, pada hari Jumat ketika Nabi sedang membaca khutbah Jumat, sebuah kafilah dagang memasuki Madinah dan mengumumkan kedatangannya dengan genderang dan simbal. Sebagian besar jamaah, agar tidak kehabisan barang yang diinginkan dan tidak hilang, meninggalkan Nabi sendirian saat beliau sedang berkhutbah dan bergegas menuju kafilah untuk membeli barang.

 

Seraya mengutuk perilaku seperti itu, ayat-ayat ini menekankan pentingnya shalat Jumat dan mengatakan: Salah satu tanda religiusitas adalah meninggalkan urusan duniawi saat shalat dan mengingat Tuhan. Seseorang yang beriman tidak mendahulukan jual beli dari menunaikan shalat di awal waktunya, tapi ketika mendengar azan, ia meninggalkan pekerjaan sehari-harinya dan bergegas menuju shalat berjamaah.

 

Sayangnya, saat ini masih banyak orang yang mengaku beriman yang lebih mengutamakan pekerjaan duniawi dibandingkan kewajiban agama, termasuk menunda salat. Sedangkan al-Qur'an mengatakan: Kebaikan dunia dan akhirat adalah mendahulukan salat di atas aktivitas lain dan menunda aktivitas lain demi salat.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Menghadiri shalat Jumat dan berjamaah muslim adalah salah satu tanda-tanda iman.

2. Tidak ada pekerjaan atau kesibukan yang menghalangi orang untuk berpartisipasi dalam shalat Jumat. Selama salat Jumat, pasar dan tempat usaha harus ditutup sementara agar motif duniawi tidak menghalangi orang untuk menghadiri acara keagamaan penting ini.

3. Agama tidak menentang kehidupan duniawi manusia. Oleh karena itu, setelah selesai shalat Jumat, beliau memerintahkan mereka untuk berbisnis dan berusaha mencari penghidupan yang halal.

4. Keselamatan sejati dicapai dengan menaati perintah Allah, yang menjadikan dunia dan akhirat sebagai jalan yang layak bagi manusia.

Read 191 times