Surah al-Qalam 48-52
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ (48)
Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). (68: 48)
Dalam episode sebelumnya disebutkan mengenai sikap keras kepala orang musyrik Mekah terhadap Rasulullah Saw, suatu hal yang bisa berujung pada laknat Rasulullah pada mereka. Oleh karena itu, Allah bersabda kepada Nabi-Nya: Bersabarlah terhadap penganiayaan orang-orang musyrik dan tunggulah sampai datangnya perintah Tuhanmu dan Allah memberikan jalan bagi kemenanganmu atas mereka.
Lanjutan ayat tersebut merujuk pada kisah Nabi Yunus, dan menyatakan: Janganlah kamu seperti dia yang memohon kepada Allah untuk mempercepat azab umatnya, namun dia sendiri yang terjebak dalam azab Allah. Hukuman yang menyebabkan dia dipenjarakan di dalam perut ikan paus dan saat itu dia berseru kepada Tuhan bahwa aku telah menganiaya diriku sendiri dan Engkau suci dari menganiaya hamba-Mu.
Dalam ayat 87 dan 88 Surat al-Anbiya dan ayat 139 hingga 148 Surat Saffat, juga disinggung cerita Nabi Yunus as. Menurut ayat Al-Qur'an, Nabi Yunus setelah bertahun-tahun berdakwah dan tabligh di kalangan umatnya, akhirnya kecewa untuk membimbing mereka. Dia berpisah dari rakyatnya dan melarikan diri ke kapal yang penuh muatan dan penumpang. Saat kapal bergerak, laut menjadi bergejolak dan penuh badai.
Para penumpang kapal memutuskan untuk membuang sebagian penumpang ke laut, dan untuk itu mereka beberapa kali mengundi, dan setiap kali undian jatuh pada nama Yunus. Mereka melemparkannya ke laut. Saat itu, seekor ikan besar menelannya di mulutnya; Namun atas kehendak Tuhan, dia selamat di dalam perut ikan.
Yunus segera menyadari kesalahannya dalam kegelapan di dalam perut ikan; Dengan sepenuh hati, dia menghadap Tuhan dan bertobat serta memohon ampun kepada-Nya. Allah pun menerima taubatnya dan menyelamatkannya hingga ia keluar dari perut ikan di tepi pantai.
Dari satu ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik.
1.Membimbing orang membutuhkan banyak kesabaran dan ketekunan. Oleh karena itu, para dai tidak boleh berkecil hati dan kecewa dalam membimbing umat dan berhenti berusaha dengan cara tersebut dalam keadaan apapun.
2.Para nabi ilahi senantiasa berada di bawah bimbingan dan pengawasan Tuhan, dan jika diperlukan mereka juga akan diingatkan dan diberi pelajaran.
لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ (49) فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (50)
Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. (68: 49)
Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. (68: 50)
Ayat-ayat ini merujuk pada turunnya nikmat Allah kepada Nabi Yunus, setelah beliau mengakui kesalahannya dan memohon ampun kepada Allah, dan mengatakan: Yunus patut ditegur karena mengabaikan misi dan tanggung jawabnya; Namun kasih karunia dan kemurahan Tuhan menyertai dia dan dia terbebas dari perut ikan. Setelah itu, Tuhan sekali lagi memilih dia untuk membimbing umatnya dan dia mendatangi mereka untuk memberi bimbingan dan arahan.
Ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa Allah tidak menerima sedikit pun kekurangan dan kelalaian para nabi dan rasul-Nya dalam cara memberi petunjuk kepada manusia dan menghukum mereka dengan berat, seperti pada ayat 44 sampai 47 Surat Haqqa, Allah mengancam nabi-Nya bahwa jika ia mengaitkan pernyataan tak benar apa pun kepada Tuhan, dia akan memotong garis hidupnya dan tidak ada yang bisa mencegah kehendak ilahi.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik.
1.Dengan berdoa, memohon dan bertaubat, kita dapat menangkal hukuman Tuhan dan menarik rahmat dan kemurahan Tuhan.
2.Janganlah kita menolak orang-orang zalim yang mengakui kesalahannya; Sebaliknya, kita harus mempersiapkan landasan bagi mereka untuk kembali ke masyarakat dan jika mereka memiliki kompetensi yang diperlukan, kita harus mempercayakan tanggung jawab kepada mereka.
وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ (51) وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (52)
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila". (68: 51)
Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. (68: 52)
Surah ini dimulai dengan fitnah keji kaum musyrik terhadap Rasulullah, termasuk fitnah bahwa beliau gila. Ayat-ayat ini, yang merupakan akhir dari Surat al-Qalam, kembali ke topik itu sekali lagi, ditujukan kepada Rasulullah dan menyatakan: Ketika musuhmu mendengar ayat-ayat Al-Qur'an, mereka menjadi sangat marah dan kesal hingga ingin melemparkanmu ke tanah dengan mata marah dan menghancurkanmu. Sungguh tak tertahankan bagi mereka melihat kamu melantunkan ayat-ayat yang menakjubkan kepada masyarakat dan menarik mereka kepadamu. Dari sudut pandang mereka sendiri, mereka mengira kamu adalah orang gila yang berada di bawah pengaruh jin dan mengucapkan kata-kata yang tidak biasa seperti penyair.
Namun sebenarnya ayat-ayat Al-Qur'an bukanlah perkataan Rasulullah yang dituduh sebagai penyair dan berkomunikasi dengan jin; Sebaliknya, ayat-ayat ini adalah firman Tuhan, yang diturunkan ke dalam hati Nabi untuk memberi petunjuk kepada manusia dan menyadarkan mereka, dan beliau membacakannya kepada manusia.
Selain itu, dalam ayat tersebut juga disebutkan masalah sakit mata, yang mana dalam hadis dianjurkan untuk mencari pertolongan dengan doa. Dampak melihat dengan kebaikan dan cinta berbeda dengan kebencian dan iri hati. Kekuatan melihat mempengaruhi pihak lain dan ini merupakan masalah yang tidak dapat disangkal; Seperti halnya kata-kata penuh cinta dan kebencian, ketika terucap dari mulut, akan berdampak pada pihak lain dan menimbulkan rasa damai atau takut dan cemas.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajarna penting yang dapat dipetik.
1. Musuh-musuh Islam berusaha menghancurkan karakter Rasulullah dan kapan pun mereka menisbatkan hal-hal yang tidak pantas kepada beliau.
2. Musuh menyerang Al-Qur'an dan Rasulullah dengan propaganda untuk menimbulkan keraguan terhadap keyakinan umat Islam.
3. Al-Qur'an adalah kitab universal dan dimaksudkan untuk mengingatkan dan menyadarkan semua umat manusia dan bangsa. Tidak dapat dipungkiri, permasalahan umat Islam saat ini disebabkan oleh kelalaian dan kelupaan terhadap isi ayat-ayat Al-Qur'an; Padahal mereka mempunyai minat khusus dalam melantunkan ayat dan menghafalkannya.