Surah al-Haaqq 13-24
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (13) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14) فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (15) وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (16)
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup (69: 13)
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (69: 14)
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, (69: 15)
dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (69: 16)
Sebagaimana kami katakan, surat ini berada pada posisi menggambarkan peristiwa-peristiwa akhir dunia dan pendahuluan dari ditetapkannya kebangkitan dan hari kiamat. Menurut ayat-ayat ini, dunia saat ini akan berakhir dengan sebuah ledakan dan suara yang sangat besar dan mengerikan, dan bumi serta gunung-gunungnya akan runtuh dan hancur serta musnah akibat ledakan besar tersebut. Seluruh manusia dan makhluk hidup di bumi akan mati dan dunia akan siap menghadapi peristiwa besar itu. Suatu peristiwa yang tidak hanya menghancurkan bumi, tetapi juga menghancurkan langit yang megah, mengganggu sistem dunia yang ada, dan mengeluarkan bintang-bintang dan planet-planet dari orbitnya.
Menurut ayat al-Qur'an, tiupan terompet yang diiringi dengan bunyi yang nyaring, dimainkan dua kali: satu kali pada hari kiamat yang mengakibatkan matinya seluruh penduduk bumi, dan sekali lagi menyebakan kebangkitan orang mati adalah permulaan kebangkitan, supaya orang mati bangkit dan menghadapi pengadilan ilahi.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Dunia ini bersifat fana dan kapanpun Tuhan menghendakinya, ia akan runtuh oleh tiupan terompet dengan suara yang sangat besar dan menggelegar.
2. Pendahuluan hari kiamat adalah hancurnya sistem yang ada di dunia dan langit, serta kematian dan kehancuran seluruh penghuni bumi.
3. Peristiwa hari Kiamat adalah peristiwa besar dan penting di alam ini, dan peristiwa lain adalah kecil dan tidak penting di banding dengannya.
وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ (17) يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (18)
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (69: 17)
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (69: 18)
Namun tiupan terompet atau sangkakala kedua menunjukkan terjadinya hari kiamat dan kebangkitan manusia serta kehadiran mereka di hadapan Tuhan. Setelah sangkakala yang kedua ditiup, maka pengelolaan sistem dunia yang diserahkan kepada para malaikat – sebagai pelaku dan pelaksana perintah Allah – diubah dan menurut riwayat Rasulullah ditingkatkan dari empat individu, atau empat golongan malaikat, menjadi delapan individu, atau delapan golongan.
Meskipun perkataan ayat ini menunjukkan adanya singgasana raksasa yang dapat dibawa atau dipindahkan oleh delapan orang, namun kita mengetahui berdasarkan dalil aqli yang kuat bahwa Tuhan bukanlah tubuh sehingga memerlukan singgasana. Oleh karena itu, kita harus merujuk ayat-ayat tersebut, yang digolongkan sebagai ayat mutasyabih dari sudut pandang lafadh, dengan ayat-ayat al-Qur'an yang muhkam dan jelas; Ayat yang menunjukkan pengingkaran tubuh dari Tuhan
Oleh karena itu, maksud dari singgasana tersebut adalah pusat pengelolaan urusan duniawi yang mana Tuhan memerintahkan para malaikat untuk mengurusnya.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Meski di hari kiamat sistem yang ada hancur dan digantikan dengan sistem baru, namun di sana seperti di dunia, para malaikat masih menjadi pelaksana perintah Tuhan.
2. Di dunia saat ini, penampilan manusia terlihat dan perkataannya didengar, namun pada Hari Kiamat, seluruh dimensi tersembunyi dari kepribadian manusia akan terungkap dan tidak ada yang tersembunyi; Pikiran, motif, tindakan dan perilaku seseorang, bahkan kekurangan dan kesempurnaannya terungkap.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24)
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". (69: 19)
Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (69: 20)
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, (69: 21)
dalam surga yang tinggi, (69: 22)
buah-buahannya dekat, (69: 23)
(kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (69: 24)
Setelah melewati pengadilan Tuhan dan memperjelas kewajiban manusia, golongan yang dengan bangga menyelesaikan penghitungan (hisab) ilahi menerima berkas amalnya dan tidak menyembunyikan kebahagiaan di balik kulitnya. Mereka berteriak kegirangan agar kamu datang dan membaca catatan perbuatanku.
Rahasia penting agar selamat dari neraka dan masuk surga rahmat Ilahi adalah meskipun seseorang tidak memiliki keyakinan yang penuh tentang kebangkitan (kiamat), namun memiliki kecurigaan terhadap terjadinya hari kiamat, hal ini sudah cukup untuk menjauhkan seseorang dari melakukan banyak perbuatan tidak pantas, sebagaimana firman Allah dalam surat Mutaffifin: Tidaklah orang-orang itu (orang yang berbuat curang dalam perdagangan) menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam??
Peristiwa kebangkitan, neraka dan surga begitu penting dan menentukan sehingga kemungkinan terjadinya cukup menjadi alasan akal untuk mendikte, hati-hati, jangan melakukan apa pun yang akan menyeretmu ke neraka. Sebagaimana kehidupan kekal dan nikmat kekal dari surga sedemikian rupa sehingga akal menentukan meskipun Anda tidak yakin akan hal itu; Kecurigaan akan mendapatkan pahala seperti itu hendaknya menuntunmu untuk beramal saleh, agar pada saat hari kiamat nanti, kamu tidak termasuk orang yang tidak mendapat nikmat abadi tersebut.
Dari enam ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Hari Kiamat terjadi berdasarkan perhitungan yang adil terhadap amal perbuatan manusia. Di sana catatan amal perbuatan setiap orang akan diberikan kepada mereka yang nantinya menjadi dasar perhitungan.
2. Bukan hanya keyakinan terhadap hari kiamat, bahkan prasangka akan terjadinya hari kiamat pun dapat menjauhkan manusia dari neraka, dan menuntun mereka ke surga.
3. Menghindari kesenangan duniawi yang terlarang dan sementara serta menanggung hal-hal haram di jalan ini akan diimbangi dengan kehidupan kekal manusia di surga dan mendapatkan manfaat dari banyak kesenangan dan berkahnya.