Ayat ke 166
Artinya:
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. (12: 166)
Bila ayat-ayat sebelumnya menyinggung orang Kafir dan Ahli Kitab yang menentang dan tidak mau menerima agama Islam, ayat ini justru memberikan semangat kepada Nabi Muhammad Saw untuk mendakwahkan Islam. Ayat ini menyebutkan, "Apabila masyarakat mengingkari risalah yang kamu emban dan meremehkannya malah menjadi bukti kuat akan kebenaran al-Quran berasal dari Allah Swt. Karena kandungan ilmiah al-Quran bak lautan tak bertepi. Isinya merupakan bukti-bukti gamblang yang menunjukkan kitab ini bukan hasil pemikiran manusia.
Pada dasarnya, bagaimana mungkin seseorang yang tidak pernah belajar, dan tinggal di kawasan yang penuh dengan kesyirikan, kebodohan dan khurafat dapat memberikan pelajaran kepada masyarakat. Belum lagi manusia dewasa ini masih dapat menikmati nilai dan pentingnya ajaran itu setelah melewati 14 abad? Ajaran Islam mampu mengubah masyarakat dari umat yang tercerai berai menjadi umat yang satu, dari syirik menjadi tauhid, dari bodoh menjadi pandai, dari hina menjadi terhormat dan begitulah seterusnya hingga menjadi sebuat umat Islam yang besar
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Wahyu merupakan sumber ilmu pengetahuan ilahi yang tak terbatas. Karena itu, dengan majunya ilmu pengetahuan, banyak hal yang terungkap.
2. Dalam agama Islam, sandara yang kokoh itu sendiri adalah Allah Swt. Pengingkaran manusia tidak akan mempengaruhi Allah Swt.
Ayat ke 167-169
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. (12: 167)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka. (12: 168)
Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (12: 169)
Pada ayat-ayat sebelumnya telah disinggung sejumlah poin mengenai orang-orang yang tidak beriman, serta sikap mereka terhadap Islam. Dalam ayat-ayat ini juga diterangkan mengenai satu kelompok orang-orang kafir yang tidak hanya tersesat, tapi juga berusaha membuat orang lain tersesat sama seperti mereka. Mereka menganiaya diri mereka sendiri dan juga terhadap orang lain. Mereka tersesat dan juga menyebabkan kesesatan orang-orang di sepanjang sejarah. Dengan alasan inilah nampaknya sangat jauh sekali bila mereka dapat sadar atas kesalahan jalan yang mereka ditempuh. Oleh sebab itu tidak ada harapan bagi mereka untuk mendapat rahmat dan pengampunan Allah Swt, bahkan jalan penyelamatan merekapun telah terutup. Karena mereka sendiri telah menggali jalan masuk ke neraka.
Pada hakikatnya, banyak orang Kafir telah menganggap remeh ancaman-ancaman Allah tersebut. Mereka tidak memandang penting dan serius, padahal pada Hari Kiamat nanti mereka bakal menyaksikan betapa pedihnya siksaan ini yang bagi Allah hal itu sangat mudah.
Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Siksaan merupakan balasan atas kezaliman terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Kezaliman di sini lebih umum dari pemikiran, budaya, dan lain-lain.
2. Segala bentuk kejahatan dan kezaliman merupakan penyebab dijauhkannya pengampunan dan hidayah Allah Swt serta merupakan penyebab terjerumusnya kedalam api neraka.
Ayat ke 170
Artinya:
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (12: 170)
Berdasarkan data-data sejarah, para Ahli Kitab khususnya orang Yahudi menanti kemunculan nabi dari keturunan Arab, berdasarkan berita-berita gembira yang terdapat didalam Kitab Suci mereka. Demi menyambut kemunculannya, mereka kemudian berhijrah ke Madinah. Orang-orang Musyrik pun telah mendengar berita ini dan mereka juga menunggu kehadiran beliau.
Oleh karena itu al-Quran dalam ayat ini menyatakan, "Justru nabi yang kalian tunggu telah datang kepada kalian dengan kalimat yang hak dan berdasarkan hak pula. Ketahuilah, apabila kalian beriman kepada nabi tersebut dan melaksanakan kata-kata beliau, hal ini bermanfaat bagi kalian. Tetapi bila kalian mengingkarinya, maka hal itu tidak berbahaya sedikitpun bagi Allah. Karena Allah Swt pemilik seluruh yang ada di langit dan bumi. Allah Swt tidak membutuhkan shalat dan ibadah kalian. Segala perintah yang diberikan kepada kalian, semuanya berdasarkan ilmu pengatahuan dan hikmah-Nya yang tidak terbatas, yang justru memperhatikan kemaslahatan kalian.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Keistimewaan ajaran-ajaran para nabi kembali pada kebenaran yang dibawanya.
2. Orang-orang Mukmin seharusnya memanfaatkan ajaran para nabi dengan keimanan yang dimilikinya.
3. Pengingkaran terhadap Allah tidak akan mendatangkan bahaya kepada-Nya. Sementara keimanan kepada akan memberi manfaat kepada pemiliknya.