Tafsir Al-Quran, Surat An-Nisaa Ayat 162-165

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 162

Artinya:

Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.  (12: 162)

Dalam sejumlah pembahasan sebelumnya telah disinggung mengenai sikap penentangan serta dosa para pembangkang kaum Yahudi. Tetapi di tengah-tengah kaum ini juga masih terdapat beberapa orang yang saleh, bahkan orang-orang Mukmin yang sebenarnya dan taat sepenuhnya kepada Tuhan. Al-Quran menerangkan kondisi beberapa kaum terdahulu yang senantiasa menjaga kejujuran yang sempurna, juga menyinggung kelompok ini.

Al-Quran mengatakan, "Mereka yang telah meresapkan keimanan kepada Allah di dalam hatinya, kepada sesuatu yang telah diturunkan dari sisi Allah baik mereka Yahudi maupun Mukmin, dan dalam amal perbuatan mereka juga ahli shalat dan ibadah. Mereka bahkan mengeluarkan zakat kepada orang-orang miskin. Oleh karenanya, Allah Swt menyempurnakan balasan mereka dengan memberikan kemuliaan dan kehormatan secara sempurna.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Iman kepada Allah dan hakikat tidak mengenal batas teritorial. Setiap orang yang beriman kepada Allah dari ras dan golongan manapun, pasti akan mendapatkan anugerah dan bantuan Allah yang khusus.

2.  Shalat dan zakat terdapat di seluruh agama  ilahi. Tetapi ibadah tanpa berkhidmat tidak ada artinya. Karena  khidmat tanpa ibadah juga akan mendatangkan sifat sombong dan bangga diri.

 

Ayat ke 163

Artinya:

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (12: 163)

Ayat ini menyinggung proses pengutusan dan risalah para nabi sepanjang sejarah. Disebutkan, "Mengapa orang-orang Yahudi dan Kristen sebagai Ahli Kitab merasa heran bahwa al-Quran telah diturunkan kepadamu. Apakah mereka tidak tahu dan paham bahwa Allah Swt sepanjang sejarah telah memilih berbagai manusia sebagai nabi. Di antara para nabi itu adalah Musa dan Isa yang diberikan kepada mereka al-Kitab. Lalu kenapa mereka tidak bersedia menerima kebenaran wahyu dan beriman kepada  risalah-mu?!

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Tujuan seluruh Agama Samawi adalah satu, karena semua itu datang dari satu sumber, yaitu Allah Swt.

2.  Perhatian kepada perjalanan Nabi-nabi sepanjang sejarah, akan membantu menciptakan peluang bagi seseorang menerima kebenaran risalah Nabi Islam Saw.

 

Ayat ke 164-165

Artinya:

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (12: 164)

(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (12: 165)

Setelah menyebut nama beberapa nabi dalam ayat yang lalu, dalam ayat ini disebutkan, "Jangan menyangka nabi-nabi hanya terbatas pada nama-nama yang telah Kami sebutkan tadi! Tetapi masih ada beberapa nabi yang nama mereka tidak disebutkan di dalam  al-Quran. Penyebutan mereka hanya lewat peristiwa yang berhubungan dengan mereka."  Setelah itu, ayat ini menyinggung risalah dan tugas para  nabi dan mengatakan,  "Tugas utama para rasul ialah menyampaikan berita gembira dan ancaman. Risalah yang disampaikan oleh para nabi ini, tak lain merupakan hujjah bagi Allah atas semua hamba-Nya.  Sehingga di hari perhitungan kelak, manusia tidak akan dapat lagi menyampaikan alasan dengan mengatakan, saya tidak mengetahui baik dan buruk, sehingga saya tidak dapat beramal sesuai dengannya."

Alasan mereka yang demikian ini tidak akan diterima. Karena pada kenyataannya para  rasul Allah telah menjelaskan kepada mereka semua perintah dan larangan Allah Swt. Tentu saja akal manusia pun merupakan hujjah Allah. Akan tetapi, kekuatan pemahamannya hanya terbatas pada sebagian masalah-masalah duniawi.  Oleh karenanya, di Hari Kiamat, Allah akan mengazab mereka yang telah mendengar seruan para  nabi, tetapi menolaknya dengan kesadaran.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1.  Umur manusia tidak cukup untuk mendengarkan seluruh kejadian-kejadian sejarah dan tidak pula memerlukan untuk mendengar seluruh peristiwa sejarah. Jika seseorang memiliki kesadaran untuk menerima kebenaran, maka satu saja peristiwa sejarah yang mengandung pelajaran akan cukup baginya. Karena itu  al-Quran menjelaskan hanya sebagian yang mengandung contoh dari sejarah para  nabi, bukannya menukil sejarah seluruh nabi.

2.  Hakikat adalah sesuatu yang pada dasarnya sudah jelas. Tugas para nabi hanya memberikan peringatan dengan cara memberikan berita gembira dan ancaman.

3.  Sekalipun seluruh nabi mendapatkan wahyu dan menjadi lawan bicara Allah, tetapi Nabi Musa as, termasuk nabi yang paling banyak berbicara langsung dengan Allah Swt. Hal itu dikarenakan risalah yang diembannya lebih sulit. Hal itu membuat beliau disebut sebagai Kalimullah.

Read 3864 times