Ayat ke156-158
Artinya:
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina). (12: 156)
Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (12: 157)
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (12: 158)
Pada pembahasan yang lalu telah disebutkan beberapa ayat yang menjadi penyebab turunnya kemurkaan dan azab Allah kepada Bani Israil. Ayat-ayat ini menjadi kelanjutan pembahasan sebelumnya yang menyebutkan, orang-orang Yahudi telah menuduh Maryam yang berjiwa suci dengan tuduhan keji, yaitu melakukan perzinaan, dan dengan kemukjizatan Isa as segala ketidaklurusan dan ketidakberesan dapat diatasi. Karena tidak sepantasnya beliau yang diutus untuk memberi hidayah dan menyampaikan risalah dituduh dengan tuduhan ini. Di sini, Nabi Isa as sebagai argumentasi jawaban atas tuduhan mereka.
Mereka tidak saja menjelaskan pembicaraan yang tak senonoh semacam itu, tetapi mereka juga melakukan konspirasi untuk membunuh Nabi Isa as. Mereka menyangka bahwa yang mereka salib adalah Nabi Isa as. Oleh karenanya dengan nada sombong mereka berkata, "Kami yang membunuh Isa." Tapi al-Quran mengatakan, "Salah seorang diserupakan dengan Isa, lalu mereka salib dan perkara ini menjadi samar bagi mereka. Karena itu Allah Swt mengangkat Isa as ke langit, sehingga terselamatkan dari konspirasi mereka.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Terkadang orang mengejek manusia paling suci, seperti yang dilakukan terhadap Sayidah Maryam as.
2. Sedemikian rendahnya akhlak sehingga manusia sampai hati membunuh utusan Allah Swt dan merasa bangga dengan perbuatan itu.
3. Sebagaimana kelahirannya tidak biasa, kepergian Nabi Isa as juga tidak seperti biasa. Beliau diangkat ke langit olehAllah Swt.
Ayat ke 159
Artinya:
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (12: 159)
Berdasarkan riwayat-riwayat Islam, Nabi Isa as yang naik ke langit dengan kekuasaan Allah, pada akhir zaman nanti akan turun dari Langit, dan berada dibelakang Imam Mahdi af. Beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw, yang muncul di dunia untuk memerangi dan memberantas kezaliman yang merajalela, dan menegakkan keadilan dan keamanan di atas bumi. Nabi Isa as akan melakukan shalat di belakangnya sehingga waktu itu seluruh orang-orang Kristen akan beriman kepadanya. Tetapi iman yang benar tidak menyebut Nabi Isa as sebagai putra Tuhan, bahkan orang-orang Yahudi juga memberikan persaksian tentang kenabian Isa as.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kematian adalah sebuah sunnah yang bersifat pasti bagi semua manusia, bahkan bagi semua nabi-nabi Allah. Nabi Isa as yang hidup berabad-abad di langit, akan turun kepermukaan bumi dan akan mengalami kematian.
2. Nabi-nabi akan menjadi saksi terhadap amal perbuatan umatnya dan pada Hari Kiamat
kesaksian mereka akan jelas.
Ayat ke 160
Artinya:
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, (12: 160)
Kendatipun dalam Taurat yang ada saat ini juga disebutkan bahwa Allah dalam rangka memberikan sanksi kepada kaum Yahudi yang telah mengharamkan sebagian yang halal, dengan kedatangan Nabi Isa as hal-hal yang diharamkan tersebut dihapuskan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi dan perbuatan-perbuatan sementara orang serta masyarakat memiliki pengaruh dalam memanfaatkan nikmat-nikmat ilahi. Dalam sebagian ayat-ayat al-Quran lainnya yang kita baca, alasan pengharaman terhadap nikmat-nikmat ilahi, tidak memperhatikan pada kemiskinan dan anak-anak yatim dalam masyarakat, meskipun mereka beriman kepada Tuhan dan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik, bahkan langit tetap menurunkan berkahnya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pengharaman Allah terkadang untuk memberikan sanksi, bukan sebagai sumber bahaya dan malapetaka atau sumber kekotoran.
2. Mencaci kepada orang lain merupakan unsur yang menjadikan tercegahnya kelembutan dan nikmat-nikmat Allah.
Ayat ke 161
Artinya:
Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. (12: 161)
Ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat-ayat sebelumnya yang menjelaskan saat-saat turunnya kemurkaan dan azab Allah Swt terhadap Bani Israil. Ayat ini menyebutkan, "Padahal mereka melarang mengambil riba, tetapi apabila mereka tidak mengindahkan hukum Allah, dan memakan harta masyarakat dengan cara yang tidak hak, maka Allah akan memberikan sanksi di dunia atas pengharaman terhadap sebagian hal-hal yang dihalalkan. Tapi sebenarnya sanksi dan siksaan yang utama besok pada Hari Kiamat.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Memakan riba diharamkan oleh semua agama ilahi. Semua ajaran samawi sangat sensitif terhadap penjagaan hak-hak manusia dalam hubungan dengan harta kekayaan.
2. Memakan riba sekalipun dalam kenyataannya merupakan sumber pendapatan, tetapi pada kenyataannya akan menjadi sanksi dan azab.