Surat ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 165 ayat. Pesan utama surat ini ialah memberantas syirik dan menyeru pada tauhid. Sebagian besar ayat-ayatnya menjelaskan khurafat dan penyimpangan orang-orang Musyrik dan penyembahan terhadap patung serta menolak akidah mereka yang batil. Juga terdapat ayat-ayat yang berbicara mengenai halal dan haramnya berbagai binatang yang menjelaskan perbuatan orang-orang Musyrik yang berdasarkan kepercayaan sesat mereka, telah mengharamkan daging sebagian binatang juga melarang pemanfaatannya sebagai tunggangan. Penamaan surat ini dengan al-An'am juga dikarenakan Allah Swt menjelaskan hukum-hukum mengenai binatang berkaki empat di dalam surat ini.
Ayat ke 1
Artinya:
Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. (6: 1)
Ayat ini memperkenalkan Allah Swt dengan mengatakan, Dia-lah Zat yang menciptakan langit dan bumi. Apakah yang kalian sembah itu mempunyai kekuasaan untuk menciptakan? Dia-lah Zat yang menetapkan matahari dan bintang lainnya bergemerlapan. Allah juga memberikan cahaya serta kehangatan kepada bumi berdasarkan perputaran waktu dan kondisi, meski suasana malam memang diperlukan oleh seluruh makhluk untuk istirahat. Apakah Tuhan kalian juga mempunyai kekuasaan semacam ini? Karena itu sembahlah Allah Tuhan yang Esa dan Maha Kuasa, lalu katakanlah bahwa Dia-lah yang mengatur undang-undang dan tatasurya yang rapi dan sempurna untuk umat manusia.
Ayat ini juga menolak keyakinan orang-orang materialis, yang mengingkari dasar-dasar Allah Swt menciptakan alam raya ini, juga menolak keyakinan kalangan Zoroaster mengenai status ganda para malaikat. Tentang malaikat mereka mengatakan bahwa malaikat diciptakan dari dua dasar yaitu cahaya dan kegelapan, kemudian membatalkan akidah orang-orang Musyrik yang mengatakan bahwa Tuhan bersekutu. Yang menarik dalam al-Quran, kata Nur senantiasa disebutkan dalam bentuk mufrad atau tunggal, sedang kalimat zhulm senantiasa disebutkan dalam bentuk jamak. Karena itu jalan yang benar adalah nur atau cahaya tidak lebih dari satu. Tetapi jalan yang batil adalah sesuatu yang gelap, dan sangat banyak serta bermacam-macam. Atau dengan ungkapan lain cahaya merupakan simbol persatuan, sedang kegelapan simbol kekacauan dan perpecahan.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt adalah pencipta segala sesuatu dan juga menyiapkan lahan yang kondusif untuk pengembangan dan penyempurnaan hal tersebut. Tidak hanya itu, hidup dan mati seluruh makhluk berada di tangan Allah.
2. Syirik merupakan sejenis kufur. Karena itu menetapkan adanya sekutu untuk Allah berarti pengingkaran terhadap ke-Maha Kuasaan Allah, dalam mengatur jagat raya ini.
Ayat ke 2
Artinya:
Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (6: 2)
Pada ayat sebelumnya telah diketengahkan tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan langit dan bumi. Ayat ini juga menyinggung penciptaan manusia dari segumpal tanah yang tak bernyawa dan mengatakan, hidup dan mati semua manusia ada di tangan Allah Swt. Lalu bagaimana mungkin manusia meragukan wujud Allah? Ayat ini menjelaskan dua ajal untuk umur manusia; pertama, ajal yang sudah ditentukan, dimana hanya diketahui oleh Allah Swt. Kedua, ajal yang belum ditentukan yaitu ajal yang tergantung pada kondisi kehidupan setiap orang. Allah Swt telah menentukan kadar kemampuan bagi setiap orang. Bila telah selesai, maka umur manusia juga akan tiba, seperti lampu minyak yang akan padam ketika minyaknya habis.
Oleh sebab itu, betapa banyak orang yang umurnya lebih cepat berakhir, akibat tidak tidak memperhatikan kesehatan. Sama seperti contoh lampu minyak yang tidak dijaga dari terpaan angin kencang yang akan mematikan lampu itu seketika. Oleh karenanya, dalam riwayat-riwayat disebutkan bahwa selain memperhatikan perkara-perkara yang berhubungan dengan makanan dan kesehatan yang dapat menjadikan umur manusia panjang, juga disinggung mengenai perbuatan yang dapat memanjangkan atau memendekkan umur manusia. Sebagai contoh, bersilaturahmi merupakan unsur penting dalam memperpanjang umur manusia.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kita tidak akan bisa berjalan di atas kehendak sendiri. Karena itu memulai kehidupan atau mengakhirinya bukan di tangan manusia. Dengan dasar ini meragukan hari kebangkitan merupakan hal yang tidak mungkin.
2. Sebagaimana kita hidup di dunia, Allah telah menciptakan undang-undang alam yang kokoh, rapi dan sempurna, dimana akhir setiap kehidupan makhluk-Nya berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut.
Ayat ke 3
Artinya:
Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (6: 3)
Setelah menyinggung kekuasaan Allah Swt dalam menciptakan langit dan bumi serta manusia, ayat ini mengatakan, hanya Allah satu-satunya penguasa langit dan bumi, sedang penciptaan segala sesuatu di tangan Zat Yang Esa ini, berbeda dengan akidah yang tidak benar. Ayat ini juga menyinggung ilmu Allah yang tidak terbatas, yang mengetahui perbuatan dan sikap manusia yang terang-terangan maupun yang tersembunyi dengan mengatakan, Dia tidak saja pencipta kalian semua, tetapi Dia yang mengatur jagat raya ini sesuai dengan semua kondisi kalian. Karena itu jangan menyangka penciptaan kalian itu terlepas dari kondisi kalian. Karena itu kondisi kalian semua berada di bawah kontrol-Nya dan Dia Maha Mengetahui segala perkara kalian.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Apabila kita beriman kepada ilmu Allah Swt, maka kita harus berhati-hati dalam setiap perbuatan kita. Keimanan ini dapat mencegah kita dari perbuatan jelek dan dapat memotivasi kita untuk melaksanakan perbuatan baik.
2. Langit dan bumi berbeda, tapi menurut ilmu Allah keduanya tidak berbeda. Begitu juga perbuatan yang dilakukan secara terang-terangan atau tersembunyi tidak ada bedanya di sisi Allah.