Ayat ke 153
Artinya:
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (6: 153)
Pada kajian tafsir ayat-ayat sebelumnya, Allah Swt telah menjelaskan adat istiadat dan kebiasaan orang-orang Musyrik. Seraya menyebut semua itu sebagai khurafat, Allah Swt juga menjelaskan hukum-hukum halal dan haram di berbagai bidang. Di akhir kumpulan ayat-ayat tersebut, ayat ini mengatakan, daripada mengikuti selera dan hawa nafsu serta berbagai jalan yang diciptakan oleh manusia, dimana masing-masing menuju ke arah yang berbeda-beda, hendaklah kalian mengikuti jalan Allah yang lurus. Yaitu,jalan yang satu dan terang benderang.Berbeda dengan jalan yang dibuat oleh manusia yang bercabang dan gelap gulita.
Yang menarik ternyata khurafat dan bidah selalu diciptakan oleh orang-orang yang dianggap sebagai ahli agama dan taat. Padahal apa yang disampaikannya merupakan pendapatnya sendiri yang disebutnya sebagai ajaran agama. Dalam ayat ini disebutkan bahwa ajaran agama adalah yang diajarkan oleh utusan Allah. Ajaran yang seimbang dan menurut al-Quran "jalan yang lurus". Jalan yang jauh dari segala bentuk ekstrim, baik dalam keyakinan maupun perbuatan.Inilah jalan yang menjamin akan menghasilkanketakwaan yang sesungguhnya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pengamalan ajaran abama pemersatu terbaik bagi masyarakat. Sebaliknya, perpecahan diakibatkan oleh sikap manusia yang menjauhkan dirinya dari agama.
2. Jalan Allah Swt hanyasatu. Karena kebenaran hanya satu dan berarti jalan Allah Swt tidak pernah bertentangan.
Ayat ke 154
Artinya:
Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. (6: 154)
Berbeda dengan persangkaan sebagian orang yang menganggap diantara agama-agama samawi terdapat perselisihan dan kontradiksi, ternyata semua kitab samawi saling membenarkan dan mendukung satu sama lain. Pada dasarnya pengangkatan dan pengutusan nabi, sejak awal hingga akhir, tak lain merupakan serangkaian mata rantai yang tak terputus dan mengarah kepada satu tujuan.Yaitu,memberi petunjuk kepada umat manusia dan menjelaskan hukum-hukum Ilahi dalam berbagai bidang.
Dalam ayat ini al-Quran menyebut Taurat sebagai Kitab Allah yang sempurna,sebagai rahmat dan sumber petunjuk bagi umat Nabi Musa as. Ia adalah sebuah kitab pelengkap nikmat bagi kaum dan para nabi mereka di zaman itu, dan memberi peringatan akan Hari Kiamat dan pertemuan dengan Allah kelak.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kitab-kitab samawi menjelaskan semua keperluan umat manusia untuk dapat mencapai kemuliaan, kesempurnaan dan kebahagiaan.
2. Hanya orang-orang yang berbuat baik dan berpikiran bersih dapat mengambil manfaat dan menangkap pesan-pesan kitab damawi tersebut, sedang orang-orang yang jahat terjauh dari yang demikian itu.
Ayat ke 155-156
Artinya:
Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (6: 155)
(Kami turunkan al-Quran itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca. (6: 156)
Setelah berbicara tentang kaum Nabi Musa as, ayat ini mengatakan, al-Quran ini juga Kami turunkan kepada kalian sebagai sebuah kitab yang diberkati, sama seperti kitab Taurat. Mengamalkan ajaran-ajaran kitab ini akan mendatangkan kesempurnaan kalian, keberkatan dalam umur dan kehidupan kalian. Kitab ini Kami turunkan, sehingga tidak ada lagi alasan bagi kalian untuk mengatakan,"Kami tidak tahu menahu mengenai kitab samawi dan kami tidak mengerti samasekali.Oleh karena itu, ikutilah kitab samawi ini dan takutlah kalian hanya kepada Allah,sehingga kalian akan mendapatkan anugerah dan rahmat Allah yang khusus."
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Al-Quran bukanlah kitab teori dan konsepsaja. Ia adalah kitab yang ajaran-ajarannya harus diamalkan dan harus dijadikan sebagai pegangan hidup setiap manusia.
2. Kebahagiaan manusia tergantung pada dua pekara;mengikuti kebenaran dan menjauhkan diri dari kebatilan.
Ayat ke 157
Artinya:
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka". Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling.(6: 157)
Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menyatakan, Kami telah turunkan al-Quran kepada kalian, sehingga telah sempurna hujjah atas kalian. Dengan demikian tidak ada alasan lagi bagi kalian untuk berbuat syirik dan menyembah patung dan berhala. Kami turunkan al-Quran, sehingga kalian tidak lagi dapat mengatakan, "Apabila kitab petunjuk diturunkan kepada kami pastilah kami akan menjadi orang yang lebih beriman daripada pemeluk agama-agama lain. Kini al-Quran telah turun, maka penolakan terhadapnya merupakan pengingkaran besar yang akan mendatangkan balasan yang sangat berat dan tidak ada jalan untuk melarikan diri darinya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Banyak orang yang mengaku beriman. Pada saat ujian dan pengamalan, maka akan tampak kejujuran pengakuan itu.
2. Kezaliman terbesar terhadap kemanusiaan ialah penentangan terhadap kitab-kitab samawi dan penolakan ayat-ayat Allah Swt.