Ayat ke 162-163
Artinya:
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(6: 162)
Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".(6: 163)
Dalam ayat-ayat yang telah disinggung sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw sendiri mengikuti ajaran Nabi Ibrahim as, bahkan beliau menekankan agar umat manusia selalu mengikuti jalan Allah yang lurus ini. Ayat-ayat ini merupakan firman suci penting yang menyinggung ciri khas jalan lurus melalui sikap ikhlas dan penyerahan diri di hadapan Allah Swt. Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar mengumumkan kepada umat manusia bahwa hidup dan matiku serta semua ibadah dan shalatku semata-mata di jalan Allah, untuk Allah dan sedikitpun aku tidak bermaksud untuk selain Allah, bahkan aku tidak melangkah selain karena-Nya.
Sementara itu aku berlepas tangan dan kembali berserah diri di hadapan Allah dari kalian orang-orang Musyrik telah menyekutukan-Nya. Apabila aku menyeru umat manusia agar berserah diri dihadapan Allah, maka lebih dari segala sesuatunya, aku sendiri telah melakukan penyerahan diri dihadapan-Nya, bahkan atas perintah-Nya aku juga diutus untuk mengajak dan menyeru umat manusia kejalan yang lurus. Sebenarnya bukan hanya Nabi Muhammad Saw saja, tetapi seluruh nabi sepanjang sejarah dengan murni dan tulus tunduk kepada Allah Swt. Mereka memohon kepada Allah agar sepanjang hidup mereka selalu tunduk dan berserah diri kepada-Nya, sehingga sewaktu ajal telah tiba, mereka tetap dalam keadaan berserah diri dan tunduk kepada Allah Swt.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Manusia mukmin bukan hanya sebagai hamba Allah di saat mereka mengerjakan shalat dan ibadah saja, tetapi sepanjang hayat mereka bahkan setiap saat adalah hamba Allah yang ikhlas dan taat.
2. Mati atau hidup tidaklah penting, yang penting ialah tetap dijalan Allah dan untuk Allah Swt.
Ayat ke 164
Artinya:
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan".(6: 164)
Dalam ayat ini Nabi Muhammad Saw dengan keheranan bertanya kepada orang-orang Musyrik, "Mengapa aku harus melepaskan Allah yang Maha Esa, Tuhan seluruh makhluk di alam semesta inii, kemudian aku berpindah kepada patung-patung berhala sesembahan kalian? Apakah berhala-berhala kalian itu dapat melakukan sesuatu?Padahal mereka tidak berkuasa samasekali. Kenapa kalian mengajakku untuk mengikuti berhala-berhala yang tak bernyawa itu? Kalian mengatakan pula, "Ikutilah kami, kami akan mendukung kamu, dan apabila jalan kami ternyata salah, maka kami yang akan menanggung dosamu?"
Tidakkah kalian mengetahui bahwa dosa pebuatan seseorang akan ditanggung oleh orang itu sendiri dan tak seorangpun mampu menanggung dan memikul dosa orang lain?Tidakkah kalian telah mengetahui bahwa segala sesuatu yang telah dilakukan oleh manusia, maka untung atau ruginya akan ditanggung oleh manusia itu sendiri,sedangkan orang lain tidak bisa berbuat apa-apa dalam urusan ini? Ketahuilah bahwa suatu hari kalian akan hadir dalam pengadilan Ilahi, dan disana kalian akan mempertanggungjawabkan perbuatan, keyakinan yang kalian perselisihkan.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kufur dan iman ataupun baik dan buruknya seseorang bagi Allah tidaklah ada untung dan ruginya. Karena amal perbuatan manusia yang menjadi tanggung jawab manusia.
2. Tanggung jawab perbuatan seseorang manusia ada dipundak orang itu sendiri. Perbuatan buruk orang tersebut tidak dipikulkan kepada pundak masyarakat atau keluarga orang tersebut.
Ayat ke 165
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(6: 165)
Ayat ini merupakan ayat terakhir dari surat al-An'am yang menyinggung tentang kehidupan manusia di atas bumi yang memperoleh berbagai nikmat Allah dan fasilitas beraneka ragam. Ayat ini mengatakan, segala sesuatu yang telah dianugerahkan Allah Swt kepada kalian merupakan ujian bagi kalian semua. Ketahuilah bahwa sebelum kalian juga telah datang berbagai kaum dan umat manusia, sedang kalian merupakan generasi penerus dari berbagai umat sebelumnya. Kalian sama seperti mereka akan pergi juga meninggalkan dunia ini dan generasi berikutnya akan datang menggantikan kalian.
Sementara itu, saat ini kesempatan telah diberikan kepada kalian dan hendaknya kalian dapat memanfaatkannya sebaik mungkin. Sadarilah bahwa pemberian Allah itu tidak begitu saja, melainkan Dia akan meminta pertanggungan jawab atas apa yang telah kalian manfaatkan. Semua manusia dalam kepemilikan atas berbagai sarana dan fasilitas yang ada di bumi tidaksama.Karena perbedaan-perbedaan ini merupakan lahan untuk ujian.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Perbedaan di kalangan manusia dalam memperoleh nikmat Allah Swt bukan menunjukkan ukuran lebih baiknya sebagian orang terhadap sebagian yang lain, tetapi sebenarnya ini merupakan sebuah perantara ujian.
2. Allah Swt lebih cepat dalam menghitung atas orang-orang yang tertolak dalam ujian dan memberi ampunan, juga memberi kasih sayang terhadap orang-orang yang diterima.
3. Apapun yang kita miliki adalah dari Allah, dan bukan dari diri kita sendiri.Karena itulah kita siap menyerahkan itu semua dijalan Allah Swt.