
کمالوندی
Aljazair bangun masjid raksasa bermenara tertinggi di dunia
#beritadunia.net/ Masjid terbesar ketiga sejagat ini akan dilengkapi perpustakaan berkoleksi satu juta buku dan sebuah sistem mampu mengurangi efek gempa 9 skala Richter menjadi seperti goyangan lindu 3,5 Richter.
Aljazair tengah membangun sebuah masjid raksasa dengan menara tertinggi sejagat. Masjid Jamaa al-Jazair ini bakal memiliki ruang salat berukuran 20 ribu meter persegi dengan satu menara setinggi 265 meter.
Masjid ini bakal mampu menampung hingga 120 ribu jamaah. Masjid menghadap ke arah Teluk Aljir itun juga akan dilengkapi sebuah perpustakaan berkoleksi satu juta buku, sekolah Al-Quran, dan satu museum seni dan sejarah Islam.
Masjid berlokasi di Ibu Kota Aljir itu terletak di antara kawasan wisata dan permukiman kelas pekerja, pernah menjadi basis kaum ekstremis.
Negara Arab di Afrika Utara ini pernah dilanda perang saudara pada 1990-an. Konflik bersenjata antara pemerintah dan kelompok Islam radikal ini menewaskan sekitar 200 ribu orang.
Lebih dari dua dasawarsa kemudian, sejumlah milisi masih aktif di sebagian wilayah Aljazair. Negara ini dalam beberapa tahun belakangan dihantam beberapa serangan mematikan diklaim oleh Al-Qaidah.
"Sebagian orang menuding kami sedang membangun sebuah kuil buat kaum ekstremis," kata Ahmad Madani, penasihat bagi menteri perumahan, bertanggung jawab atas proyek dikerjakan oleh China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan konstruksi asal Cina. "Sebaliknya, masjid ini akan menjadi pukulan telak buat kelompok ekstremis. Mereka salah satu penentang proyek ini."
Pembangunan masjid itu diperkirakan selesai tahun depan. Madani berharap Masjid Jamaa al-Jazair bakal menjauhkan kaum muslim dari masjid-masjid dikelola oleh kelompok Islam garis keras. "Masjid ini akan menjadi sebuah simbol Islam moderat di Aljazair sekaligus benteng terhadap semua bentuk ekstremisme," ujarnya.
Menurut Madani, para pejabat Aljazair sudah mempertimbangkan gagasan untuk membangun sebuah masjid raksasa sejak 1962, setelah Aljazair memperoleh kemerdekaan dari Prancis. Dia menambahkan mimpi itu mulai menjadi kenyataan sehabis Abdul Aziz Bouteflika terpilih sebagai presiden pada 1999.
Dia menjelaskan Bouteflika dikenal sebagai lelaki saleh dan pengagum setia seni budaya Islam. Dia dihormati banyak pihak karena perannya mengakhiri perang saudara, namun kelompok oposisi dan hak asai manusia menuding presiden 79 tahun ini memerintah dengan gaya otoriter.
"Masjid itu nantinya tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah," tutur Madani. Di sana juga akan berdiri sekolah Al-Quran dapat menampung 300 pelajar. "Ia juga bakal menjadi sebuah tempat menghubungkan antara keyakinan dan kebudayaan."
Negara kaya minyak ini sudah dihuni lebih dari 30 ribu masjid.
Menteri Perumahan Aljazair Abdul Ajid Tebboune bilang pembangunan Masjid Jamaa al-Jazair, dijuluki Masjid Bouteflika oleh sebagian orang, dimulai pada 2012, ketika harga minyak sedang tinggi.
Empat tahun kemudian, pendapatan Aljazair melorot lantaran harga minyak mentah global merosot sejak pertengahan 2014. Sehingga cadangan devisa negara anjlok.
Pembangunan Masjid Jamaa al-Jazair itu menelan dana US$ 1,4 miliar. Para pengkritik menilai anggaran sebanyak ini lebih bermanfaat bila dipakai untuk mendirikan rumah-rumah sakit dan meningkatkan layanan kesehatan.
Seorang arsitek mengakui butuh banyak waktu untuk menyelesaikan proyek itu, terkait instalasi teknis dan dekorasi mural, termasuk kaligrafi, masih belum selesai.
Masjid terbesar ketiga di dunia - setelah Masjid Al-Haram di Kota Makkah dan Masjid Nabawi di Kota Madinah - ini juga akan dilengkapi dengan panel-panel surya dan sebuah sistem canggih untuk menampung air hujan kemudian diolah buat keperluan lain.
Aljzair dikenal rutin dihantam gempa. Lindu pada 2003 melanda kota pantai Boumerdes, sebelah timur Ibu Kota Aljir, menewaskan hampir tiga ribu orang dan melukai sepuluh ribu lainnya.
Tapi Madani bilang tidak perlu cemas. Sebab masjid itu telah dilengkapi sebuah sistem mampu mengurangi efek gempa 9 skala Richter menjadi seperti goyangan lindu 3,5 Richter.
ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Bom di Kerajaan Saudi
#beritadunia.net/ Kelompok Takfiri ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di bagian timur Arab Saudi pada Jumat, 29/04/16, yang melukai seorang petugas kepolisian.
Menurut petugas keamanan, serangan itu menyebabkan "cedera ringan" seorang petugas polisi yang sedang berpatroli. Serangan itu terjadi pada Kamis malam (Jumat waktu WIB) di timur kerajaan yang menghancurkan lima kendaraan.
"Pihak berwenang (telah) melakukan investigasi kriminal," kata Juru Bicara Kementerian, Mayor Jenderal Mansoor at-Turki.
Sebuah posting di sebuah situs yang diketahui digunakan oleh simpatisan ISIS mengklaim serangan itu dan mengancam akan melakukan serangan di tempat lain, namun menurut Saudi Press Agency (SPA) pada Sabtu, 30/04/16, tidak menyebutkan serangan lainnya.
Sebelum itu, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi pada Jumat menyatakan polisi telah menggagalkan serangan teror di Wilayah Asir di bagian barat-daya kerajaan dan menewaskan dua penyerang, menukil al-Arabiya.
Juru Bicara Kementerian, Mayor Jenderal Mansoor At-Turki mengatakan serangan tersebut dicegah ketika polisi memburu dua mobil yang mencurigakan di satu tempat parkir, salah satunya berisi bahan peledak.
Pengemudinya melepaskan tembakan ke arah polisi, melarikan diri ke gurun dan tewas. Tak ada laporan mengenai polisi yang cedera.
At-Turki mengatakan penyelidikan lebih lanjut akan dipusatkan pada pengidentifikasian para penyerang dan sasaran mereka.
Arab Saudi melaporkan banyak serangan mematikan yang dilancarkan oleh anggota kelompok ISIS melalui jaringan di kerajaan yang sebelumnya diciptakan kerajaan sebagai proxy di Suriah, Irak dan berbagai negara lain.
Pendukung Sadr Demo di Zona Hijau Baghdad, Kondisi Darurat Diumumkan
#beritadunia.net/ Ratusan pengikut gerakan Sadr menyerbu ke dalam Zona Hijau di Baghdad dan memasuki gedung parlemen setelah anggota parlemen gagal memberikan suara mengenai reshuffle menteri baru.
Mereka mendorong pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk memilih reshuffle menteri baru.
Sebuah sumber informasi mengatakan, para demonstran, yang berdemonstrasi di depan gerbang Zona Hijau, menyeberangi jembatan Sungai Tigris dan meneriakkan yel-yel "larilah pengecut!" sebagai referensi yang jelas kepada anggota parlemen yang meninggalkan gedung.
"Tidak ada laporan bentrokan dengan pasukan keamanan, tetapi personel Pasukan Khusus dari Angkatan Darat Irak dikirim lengkap dengan kendaraan lapis baja untuk melindungi situs sensitif. Tidak ada jam malam yang diberlakukan," kata sumber-sumber keamanan setempat.
Kondisi darurat dinyatakan di Baghdad dan gerbang kota ditutup setelah pengunjuk rasa menyerbu parlemen pada Sabtu hari ini.
Sementara itu, Komando Operasi Baghdad mengumumkan menutup semua pintu masuk ke ibukota, dan hanya memberikan akses keluar.
"Semua pintu masuk ke ibukota, Baghdad, ditutup sepenuhnya, dan hanya keluar yang diizinkan," bunyi pengumuman Komando Operasi Baghdad yang diterima Islam Times.
Perihal Wudhu
Tanya Jawab Fikih Bersama Ustaz Abdullah Beik
Pertanyaan :
Perbedaan membasuh dan mengusap dalam wudhu?
Jawaban :
Bismillaahirrahmaanirrahiim….
Kalau membasuh itu artinya dengan air baru, dengan kata lain air khusus yang diambil untuk melakukan basuhan itu. Kalau mengusap itu artinya bahwa dia tidak mengambil air khusus untuk digunakan sebagai pekerjaan mengusap.
Karena itu dalam fikih Ahlulbait, dalam wudhu misalnya ketika mengusap kepala, orang tidak boleh menggunakan air khusus yang diambil untuk mengusap kepala. Setelah membasuh tangan kiri, tidak boleh lagi menyentuh air, dan langsung mengusap dengan sisa air yang ada di tangan itu; kepala juga kakinya.
Berapa kali jumlah membasuh dan mengusap saat wudhu?
Kalau membasuh dalam wudhu itu untuk wajah dan tangan, yang pertama wajib yang kedua dianjurkan. Jadi sunnah untuk membasuh kedua kali. Yang ketiga dan keempat haram dan membatalkan. Adapun untuk usapan cukup sekali saja. Tidak ada usapan kedua dan seterusnya.
Terkait Bersuci
Tanya Jawab Fikih Bersama Ustaz Abdullah Beik
Pertanyaan :
Ketika seorang mandi besar (mandi wajib), bersuci dari hadas besar, apakah secara otomatis hadas kecil juga tersucikan sehingga tidak perlu berwudhu lagi ketika hendak melaksanakan salat?
Jawaban :
Bismillaahirrahmaanirrahiim….
Dibedakan dalam fikih Ahlulbait antara mandinya seseorang yang mandi dari hadas besar karena apa, kalau mandi besarnya karena janabah (junub), maka dia sudah termasuk, tidak perlu lagi wudhu. Setelah mandi dia bisa langsung salat. Tapi untuk yang lain-lain, selain janabah misalnya mandi haid, mandi nifas, mandi sunnah misalnya, maka tetap diperlukan wudhu. Harus wudhu setelah mandi, atau dia wudhu dulu sebelum mandi.
Terkait Akad Nikah
Tanya Jawab Fikih Bersama Ustaz Abdullah Beik
Pertanyaan :
Untuk akad menikah dalam mazhab Ahlulbait, harus mengucapkannya dengan bahasa Arab, ataukah boleh dengan bahasa lain?
Jawaban :
Bismillaahirrahmaanirrahiim….
Menurut pandangan beberapa marja’ taklid yang saya ketahui di antaranya Imam Ali Khamenei mewajibkan adanya akad memakai bahasa Arab. Tidak sah menikah kecuali (akadnya) memakai bahasa Arab.
Karena itu bagi yang tidak bisa bahasa Arab, maka dia bisa membaca tulisan, bisa mengucapkan akad nikahnya dengan membaca. Itu tidak masalah. Atau dituntun misalnya, atau diwakilkan kepada orang lain untuk membacakan akad nikahnya.
Bagaimana kalau dia baru tahu hal ini setelah dia sudah lama menikah dan dulu akadnya dibacakan dengan bahasa Indonesia?
Kalau di saat membaca akad nikahnya itu masih bermazhab Ahlusunnah maka tidak masalah. Tidak perlu diulang. Sudah dianggap sah. Tapi kalau saat menikah itu dia bermazhab Ahlulbait, maka dia wajib mengulang akad nikahnya.
Tapi hal itu bukan berarti apa yang dilakukan sebelumnya menjadi, atau dianggap haram, tidak. Dalam nikah itu, sesuatu yang terjadi karena kesalahan, itu tetap dihukumi sebagai sah tetapi harus diulang kalau memang kemudian dia baru tahu. Untuk selanjutnya harus sesuai dengan yang diketahuinya.
Selain akad nikah dan talak, dalam mazhab Ahlulbait boleh dengan bahasa lain. Untuk nikah dan talak harus memakai bahasa Arab. Kecuali memang orang tidak bisa lagi mengucapkan bahasa Arab itu boleh dengan bahasa lain. Tapi rasanya hampir nggak ada orang yang tidak bisa mengucapkan apalagi kalau masih bisa diwakilkan maka bisa diwakilkan.
Hukum Membagikan Kurban Kepada Non-Muslim
Tanya Jawab Fikih bersama Ustaz Abdullah Beik.
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya membagikan daging kurban kepada non-Muslim?
Jawaban :
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Dalam fikih Ahlulbait, kurban itu ada dua. Pertama kurban wajib, yaitu bagi orang yang melaksanakan ibadah haji tamattu’ pada tanggal 10 Dzulhijjah atau hari raya Iduladha, dia wajib berkurban. Pada kurban ini persyaratannya agak ketat, baik dalam pemilihan hewan kurbannya maupun ritualnya.
Yang kedua, kurban sunah, untuk orang yang tidak melakukan ibadah haji. Orang yang tidak melakukan ibadah haji pun disunahkan berkurban. Untuk yang kedua ini aturan pembagiannya lebih ringan. Bahkan disebutkan boleh dibagikan kepada fakir-miskin, sebagian boleh dibagikan kepada teman atau tetangga yang tidak miskin, selain itu juga boleh dimakan sendiri.
Karena itu untuk kurban yang sunah ini boleh saja dibagikan misalnya kepada non-Muslim sekalipun. Apalagi itu tetangga dekatnya, boleh itu diberikan lewat kurban yang sunah ini. Untuk kurban yang wajib saya rasa tidak boleh.
Bagaimana dengan daging kurban yang dibagikan dalam bentuk kornet (dalam kemasan kaleng), dan daging itu dibagikan bukan tepat pada hari raya kurban melainkan hari-hari selanjutnya?
Hal semacam itu tidak masalah. Mungkin dalam rangka agar bisa dimanfaatkan lebih banyak orang, diawetkan atau dimasukkan dalam kaleng seperti itu dan dibagikan ke tempat-tempat lain yang memang membutuhkan, walau waktunya berbeda, itu boleh saja. Yang wajib dan menjadi ukuran adalah penyembelihannya pada hari itu. Pembagiannya kalau bisa hari itu, kalau tidak bisa ya hari-hari berikutnya. Apalagi yang sunah. Maka sunah itu kan bisa sampai dua – tiga hari berikutnya menurut sebagian pandangan.
Itupun, ritual yang ditekankan oleh agama itu kan penyembelihannya, pada hari itu. Maka dari itu kita tidak bisa membeli daging untuk dibagi-bagikan (tanpa menyembelih). Karena penyembelihannya itu punya nilai syiar tersendiri. Tapi untuk membaginya, jika tidak bisa hari itu, tidak masalah.
Perihal Salat Istisqa’
Tanya Jawab fikih dengan Ustaz Abdullah Beik
Pertanyaan :
Salat Istisqa’ dalam mazhab Ahlulbait bagaimana penerapannya?
Jawaban :
Bismillahirrahmaanirrahim…
Salat Istisqa’ itu diawali dengan puasa. Puasa selama tiga hari lalu di hari ke tiga melaksanakan salat Istisqa’. Salat tersebut dianjurkan di lapangan terbuka. Kemudian setelah itu ada khotbah, sebagaimana salat Idulfitri. Salat dulu dua rakaat kemudian ada khotbah yang para jemaah dimohon banyak beristighfar, Intinya di situ.
Puasa itu pun dalam rangka untuk menumbuhkan semangat kembali kepada Tuhan, semangat beristighfar, dan semangat taubat kepada Tuhan.
Isu Syiah, Produksi Pragmatisme Politik
Kenapa diskursus mengenai Syiah akhir-akhir ini makin menguak ke permukaan, meski sebenarnya Syiah sudah ada sejak awal mula sejarah Islam itu sendiri? Apakah ini murni soal ideologi dan sektarianisme atau berkaitan erat dengan kepentingan geopolitik?
Hal ini yang coba ditemukan jawabannya dalam Diskusi dan Peluncuran Jurnal Ma’arif dengan tema Syiah, Sektarianisme, dan Geopolitik di kantor pusat Muhammadiyah Jakarta, Rabu (17/2).
Hikmawan Saefullah, MA, pembicara dari Hubungan Internasional Universitas Pajajaran dalam paparannya menyebutkan bahwa isu Sunni-Syiah sebenarnya muncul lebih karena persoalan politik ketimbang persoalan ideologis. (Baca juga: Dr. Umar Shahab: Syiah Indonesia Moderat dan Pancasilais)
“Revolusi Islam Iran itu dulu berhasil karena ada cross alliance antara kelompok Syiah, Sunni dan Komunis. Inilah yang berhasil menumbangkan rezim Syah Pahlevi waktu itu. Ini membuat ketakutan monarki di Timteng, kalau oposisi bersatu mereka bisa jatuh,” terang Hikmawan.
“Karena itulah, strategi pihak monarki khususnya Saudi dan Bahrain memecah belah oposisi agar menghindarkan kolaborasi oposisi Sunni dan Syiah, dengan mempertajam perbedaan Sunni dan Syiah,” ujar Hikmawan.
“Jadi wacana ‘ancaman Syiah’ memang sengaja dibuat sebagai strategi kontra-revolusi yang sebenarnya merugikan kelompok oposisi,” tandasnya.
Pragmatisme Politik
Pembicara dari Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dicky Sofjan, Ph. D, juga menegaskan maraknya isu sektarian Sunni-Syiah akhir-akhir ini lebih karena masalah politik.
“Isu Sunni-Syiah ini tidak natural. Karena mestinya kalau dia itu nature, ia bersikap intrinsik, dan mestinya berlaku konstan sampai sekarang. Pertanyaannya adalah kenapa letupannya sekarang?” tanya Dicky.
Celakanya lagi, menurut Dicky politik pragmatisme juga muncul dalam isu Sunni-Syiah ini.
“Politik pragmatisme juga muncul dalam isu Sunni-Syiah ini. Banyak kelompok-kelompok yang kemudian mengkapitalisasi isu ini. Seperti kemarin beredar video tentang salah satu gubernur kita (Ahmad Heryawan/Aher) yang bicara dengan Syeikh dari Arab Saudi itu.”
“Dia mengatakan ada 3.000 orang Indonesia dikirim tiap tahun ke Iran. Ini jelas bukan sebuah fakta. Tapi kenapa seorang yang seterhormat beliau sebagai gubernur mau terlibat dan terseret dalam permainan-permainan primordial, ashabiyyah seperti ini?” kritik Dicky.
Direktur Eksekutif Ma’arif Institute, Fajar Riza ul Haq, juga menegaskan bahwa isu-isu sektarian ini sangat kontraproduktif bagi kemajuan Islam.
“Kalau kita masih terkotak-kotak dalam persoalan seperti ini, sibuk di masalah sektarian, umat Islam akan kesulitan menghadapi masalah-masalah global dan peradaban. Bagaimana umat Islam menjawab tantangan kemiskinan, keterbelakangan, dan bagaimana Muslim Indonesia menjawab persoalan-persolan keumatan yang demikian membatasi kemajuan umat Islam?” tanya Fajar.
Fajar berharap isu-isu sektarian yang kontraproduktif dan memecah-belah persatuan ini bisa diminimalisir agar energi umat fokus pada kemajuan dan kebangkitan Islam. Perlu terus diadakan dialog-dialog yang mengklarifikasi fitnah dan menepis dusta antar umat Islam agar umat Islam bersatu dalam semangat ukhuwah islamiyah.
Islam Nusantara, Buah Proses Panjang
Dr. Zainul Milal Bizawie, penulis buku Masterpiece Islam Nusantara menjelaskan bahwa Islam Nusantara yang ada sekarang ini bukanlah simsalabim terjadi. Tapi merupakan hasil dari proses panjang keberislaman orang Indonesia.
“Islam di Indonesia itu perjalanan panjang, proses panjang yang luar biasa sekali,” ujar Milal.
“Indonesia berdiri bukan atas nama ideologi apapun, bukan demokrasi, bukan Komunis, Ia berdiri sendiri, dengan kaki sendiri, dengan prosesnya yang khas karena rahmat Allah SWT,” lanjut Milal.
“Karena itu (corak) Islam di Nusantara menjadi berbeda dengan Islam yang lain, seperti yang ada di Timteng,” terang Milal.
Meski memiliki kekhasan tersendiri, berbeda dari Islam di Timteng, bukan berarti tak ada hubungan. Justru ada hubungan erat antara Islam Nusantara dengan Timteng sebagai tanah asal Islam.
“Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah tokoh internasional. Anak Mesir dan Palestina. Jadi ada kaitan erat Nusantara ini dengan Timteng. Begitu juga banyak ulama Timteng bersanad kepada ulama-ulama Nusantara. Ulama Nusantara yang menjadi Imam besar di Timteng juga ada,” tambahnya.
Milal juga menerangkan peran penting Islam Nusantara bagi dunia Islam Timteng, yaitu ketika kelompok Wahabi ingin menghancurkan makam Nabi Muhammad saw, Ulama-ulama Nusantaralah yang menjaga makam Nabi agar tidak dihancurkan.
“Harapan dunia sekarang ini adalah Islam yang ada di Indonesia. Kita juga harus hati-hati terhadap kelompok-kelompok yang ingin menjadikan negara ini terkena konflik seperti di Timteng,” pesan Milal.