کمالوندی

کمالوندی

Umat Islam di seluruh penjuru dunia memperingati maulid Nabi Muhammad Saw, meskipun terdapat perbedaan penanggalan kelahirannya menurut riwayat Sunni dan Syiah. Sunni meyakini Rasulullah Saw dilahirkan tanggal 12 Rabiul Awal, sedangkan Syiah meyakini tanggal 17 Rabiul Awal. Meskipun demikian, hal ini justru dipahami sebagai momentum persatuan Dunia Islam.

Di Iran, Imam Khomeini mencanangkan “Pekan Persatuan Dunia Islam” dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Hingga kini, Iran terus menerus menyuarakan persatuan Muslim di tengah keragaman mazhab masing-masing.

Persatuan umat Islam dipahami bahwa kaum Muslim mengedepankan kesamaan pandangan sebagai pokok pijakan bersama, yaitu: Tauhid, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw dalam menghadapi  berbagai ancaman terhadap prinsip Islam dan masyarakat Muslim, sekaligus sebagai pengikat umat Islam untuk menjauhi friksi antarmazhab, politik, etnis, bahasa dan lainnya.

Dewasa ini, urgensi persatuan Islam lebih mendesak dari sebelumnya.Sebab Islam dan Muslim di seluruh penjuru  dunia saat ini menjadi sasaran musuh dengan berbagai programnya, termasuk Islamofobia. Oleh karena itu, seluruh Muslim harus menaati perintah Allah swt dan menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai teladannya, dan perilaku mereka mengikuti contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah Saw. Nabi Muhammad Saw berhasil menyatukan bangsa jahiliyah yang tidak berbudaya dalam ikatan tauhid dan solidaritas umat Islam.

Nabi Muhammad Saw sangat menekankan urgensi persatuan dan solidaritas umat Islam demi mewujudkan tujuan mulia agama Islam, dan beliau sangat mengetahui dengan baik jalan untuk mewujudkannya.Oleh karena itu, Rasulullah Saw mengerahkan seluruh upayanya untuk mewujudkan persatuan umat Islam.

Setelah hijrah dari Mekah ke Madinah, langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw salah satunya adalah mengambil janji setia dan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Ansar. Dalam perjanjian ini, Rasulullah Saw juga menyatukan suku Aus dan Khazraj yang sering berperang hingga bertahun-tahun. Sejarah mencatat, peperangan antara dua kabilah itu lebih dari seratus tahun.

Rasulullah Saw dengan baik memahami bahwa Islam tidak akan berakar kuat di kota Madinah dan di wilayah lainnya ketika antarsesama anggota masyarakat masih berperang mengenai masalah suku maupun etnis dan kelas sosial. Dengan metode yang sangat cerdas, Rasulullah Saw mempersaudarakan satu persatu dari kedua kelompok. Nabi Muhammad Saw dalam sebuah pertemuan besar bersabda, “Setiap pasang terdiri dari dua orang menjadi saudara seagama”.

Saking kuatnya ikatan persaudaraan ini, seorang Muslim akan mendahulukan saudara seagama dari dirinya sendiri. Sejarah mencatat suatu hari terjadi pembagian pampasan perang atau ghanimah. Rasulullah Saw berkata kepada orang-orang Ansar supaya mempersilahkan muhajirin ikut dalam pembagian ghanimah tersebut.

Pihak Ansar menjawab, “Kami tidak hanya akan memberikan ghanimah kepada saudara muhajirin, tapi mereka juga diperbolehkan untuk tinggal di rumah kami,”. Sejatinya, tindakan Rasulullah Saw mempersaudarakan kaum muhajir dan Ansar merupakan terobosan besar yang dicatat dalam sejarah. Persatuan tersebut menjadi model persatuan dunia Islam hingga kini.

Persatuan Islam merupakan salah satu faktor terpenting bagi kemuliaan dan kemenangan Muslim di berbagai bidang, dari aspek sosial hingga politik. Sebaliknya, perselisihan dan friksi hanya menghasilkan kelemahan dan ketidakberdayaan umat Islam. Potensi sumber daya Muslim yang besar terbuang percuma, dan umat Islam terkotak-kotak secara etnis, kelompok sosial dan kecenderungan politiknya masing-masing.

Nabi Muhammad Saw memandang sama setiap Muslim. Bagi Rasulullah Saw, tidak ada bedanya seorang budak seperti Bilal dan Zaid bin Haritsah, yang menjadi komandan pasukan Muslim. Parameter keutamaan dalam Islam yang dijadikan pijakan oleh Rasulullah Saw adalah ketakwaan. Oleh karena itu, orang yang paling takwa adalah orang yang paling mulia tanpa memandang status sosial maupun etnisnya.

Suatu hari  Salman sedang duduk di Masjid, dan sebagian tokoh juga berada di sana. Lalu muncul pembicaraan mengenai silsilah keturunan mereka. Masing-masing berbangga dengan keturunannya sendiri. Kemudian tibalah giliran Salman untuk menjelaskan garis keturunannya.

Ketika itu, Salman berkata, “Namaku Salman, putra salah seorang hamba Allah. Dulu tersesat, tapi Tuhan memberikan hidayah melalui Nabi Muhammad Saw. Dahulu aku miskin, tapi Allah swt membuatku tidak membutuhkan melalui Muhammad. Dahulu aku budak, tapi kini Tuhan membebaskanku melalui Muhammad. Inilah silsilah garis keturunanku.”

Pada saat itu, Rasulullah Saw memasuki masjid, dan peristiwa tersebut dijelaskan kepada beliau oleh salah seorang dari mereka yang berada di masjid itu. Di hadapan para pemuka Quraisy, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai kaum Quraisy! Apa artinya darah? Apa maknanya suku? Garis keturunan tidak pernah menjadi kebanggaan dalam agama seseorang. Ksatria adalah orang yang berakhlak mulia dan berbuat baik lebih banyak.Keutamaan setiap orang adalah akal dan pemahamannya.Lalu apa yang lebih utama dari akal?” Pernyataan Rasulullah saw tersebut menegaskan penolakan terhadap fanatisme kabilah, dan mengutamakan persatuan.

Nabi Muhammad Saw menentang keras fanatisme etnis, dan mendukung orang orang yang tertindas. Kebanyakan dari mereka adalah budak yang tidak berada dalam perlindungan satu kabilah pun. Tapi, Rasulullah saw mengakui hak sosial dan politik mereka yang sama dengan orang lain.

Rasulullah Saw dengan baik mengetahui bahwa manusia sama secara fitrahnya. Semua manusia dilahirkan sama dari sisi kemanusiaannya, dan perbedaan suku, bahasa dan tempat kelahiran tidak menghalangi hak kemanusiaan mereka. Selain itu, Nabi Muhammad Saw juga menghapuskan tradisi ribuan tahun dua kelompok; budak dan tuan, yang berkembang di tengah masyarakat ketika itu.

Terkait hal ini, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tuan dan budak sama saja, mereka saudara dan berasal dari satu keturunan. Semua asalnya dari tanah. Tidak ada keunggulan kulit putih dari kulit hitam. Para budak yang berada di bawah kalian adalah saudara kalian juga dan memiliki hak seperti kalian. Makanan yang kalian makan, berikan juga kepada mereka. Pakaian yang kalian kenakan, berikan juga kepada mereka. Jangan memaksa mereka melakukan pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakannya. Kalian juga harus membantu pekerjaan mereka,”.

Di bagian lain, Rasulullah Saw menegaskan hak-hak para budak yang harus diperhatikan para tuannya,“Perhatikan adab setiap kali kalian memanggil mereka. Jangan panggil mereka dengan budakku! Sebab mereka semua, baik laki-laki maupun perempuan adalah hamba Tuhan! Semua milik-Nya.” Sabda Rasulullah Saw tersebut memberikan pengaruh terhadap para sahabatnya. Contohnya, Zaid bin Haritsah membebaskan budak yang dihadiahkan istrinya. Lalu ia mengangkat budak itu sebagai anaknya. Kemudian dinikahkan dengan putri bibinya dari kabilah terkemuka Quraisy.

Perpecahan dan friksi di Madinah selalu muncul baik terbuka maupun tersembunyi. Tapi dengan sigap Rasulullah Saw meredamnya. Salah satu yang menjadi pemicunya adalah manuver Abdullah bin Ubay, seorang munafik yang dicatat dalam sejarah Islam. Meskipun Abdullah bin Ubay menampakkan diri beriman, tapi ia selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk memecah belah umat Islam. Bahkan ia juga menjalin hubungan dengan Musyrikin Mekah. Selain itu, ia juga memainkan peran penting dalam memprovokasi Yahudi Madinah supaya melanggar perjanjian dengan Muslim.

Meskipun Rasulullah Saw mengetahui sepak terjang Abdullah bin Ubay, tapi beliau tidak menindak langsung demi menjaga persatuan umat Islam dan hanya mengontrolnya dan meminimalisir dampak buruknya. Sejatinya, Rasullah Saw selalu mengutamakan persatuan dan solidaritas umat Islam, dan inilah yang dihadiahkan beliau kepada umat Islam di hari mulia kelahirannya.

Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah Saw ini, Imam Jafar Shadiq dilahirkan di kota Madinah. Sejak usia 34 tahun, beliau menjadi pemimpin umat memegang tampuk imamah. Tampaknya, tidak ada para Ahlul Bait Rasulullah Saw yang memiliki kesempatan begitu luas seperti Imam Sadiq dalam menyebarkan ajaran Islam dan ilmu pengetahuan serta mendidik para murid.

Imam Shadiq hidup di masa ketika Dinasti Umayah sedang mengalami kemunduran, dan Dinasti Abbasiah mulai merebut kekuasaan. Di tengah pertarungan kekuasaan kedua dinasti itu, Imam Shadiq menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam. Periode kehidupan Imam Shadiq merupakan era pemikiran dan munculnya berbagai aliran dan mazhab. Situasi dan kondisi tersebut menyulitkan masyarakat Muslim untuk menemukan ajaran-ajaran Islam yang benar dan menyeret mereka kepada jalan sesat. Namun cahaya petunjuk Imam Shadiq yang terang benderang telah menyinari sudut-sudut kegelapan pemikiran masyarakat ketika itu.

Para ulama dari berbagai mazhab Islam memandang Imam Shadiq sebagai pelopor berbagai ilmu seperti kalam, fikih, tafsir, akhlak dan disiplin ilmu lainnya. Dilaporkan tidak kurang dari empat ribu orang dengan semua perbedaan yang mereka miliki, telah menimba ilmu kepada Imam Shadiq dan menulis berbagai karya. Selain itu, beliau juga dikenal dengan ketinggian akhlaknya.

Bertepatan dengan peringatan pekan persatuan Islam kali ini, menarik kiranya untuk menggali pandangan Imam Shadiq mengenai persatuan Islam. Imam Shadiq menyebut sesama Muslim sebagai satu saudara, dan mereka tidak boleh bersikap saling memusuhi.

Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq disebutkan bahwa "Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Seorang Muslim adalah cermin dan panduan Muslim lainnya. Seorang Muslim tidak akan pernah mengkhianati, menipu dan menindas Muslim lainnya, dan tidak berbohong kepadanya serta tidak mengghibahnya."

Imam Shadiq selalu berpesan kepada para pengikut Ahlul Bait untuk menjalin hubungan baik dengan para pengikut mazhab Islam lain. Perilaku, perbuatan dan perkataan beliau telah menarik perhatian para pemimpin dan para pengikut berbagai mazhab lainnya. Beliau berkata, “Satu sama lain harus saling mencintai. Mereka berbuat kebaikan kepada sesamanya dan saling menyayangi”.

Imam Shadiq memberikan nasehat kepada para pengikutnya supaya saling mengasihi sesama Muslim. Imam Shadiq berkata, “Sampaikan salam kepada para pengikutku dan katakan kepada mereka Allah swt merahmati hamba-Nya yang mencintai sesama,”.

Di bagian lain statemennya, Imam  Shadiq menegaskan solidaritas dan persaudaraan seagama yang berpijak pada tiga faktor. Pertama meninggalkan kedengkian untuk mencegah dan menghindari lemahnya masyarakat Islam, sehingga umat Islam tidak terpecah belah dan tercerai-berai. Faktor kedua, saling meningkatkan ikatan persaudaraan dan solidaritas. Faktor ketiga saling membantu sehingga meningkatkan kemuliaan umat Islam.

Kemuliaan akhlak dan ketinggian ilmu Imam Shadiq telah menarik perhatian Abu Hanifah dan para pemimpin mazhab Ahlus Sunnah lainnya sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi beliau untuk memanfaatkan kekayaan ilmu cucu Rasulullah Saw ini.

Abu Hanifah, pemimpin mazhab Hanafi hadir di kelas-kelas Imam Shadiq selama dua tahun. Terkait hal ini, ia berkata, "Kalau bukan karena dua tahun [menimba ilmu dari Imam shadiq], maka Nu`man (Abu Hanifah) telah celaka." Malik bin Anas, pemimpin mazhab Maliki mengenai Imam Shadiq berkata, "Belum ada mata yang melihat dan belum ada telinga yang mendengar serta belum ada manusia yang hadir dalam hati, yang lebih baik dari Imam Jafar Shadiq dari sisi keutamaan, ilmu, ibadah, wara` dan ketakwaannya."

Orang-orang yang hadir dalam majelis ilmu Imam Shadiq mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu pengetahuan, meskipun sebagian dari mereka tidak sejalan dengan garis pemikirannya. Imam Shadiq mendidik murid-murid besar di antaranya Hisyam bin Hakam, Muhammad bin Muslim dan Jabir bin Hayan.

Sebagian dari mereka memiliki berbagai karya ilmiah yang tiada tara di zamannya. Misalnya Hisyam bin Hakam menulis 31 buku. Jabir bin Hayan menulis lebih dari 200 buku dan pada abad pertengahan, karya tersebut diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa.Mufadhal juga merupakan salah satu murid terkemuka Imam Shadiq yang menulis buku "Tauhid Mufadhal".

Berbagai kitab sejarah baik dari kalangan Sunni maupun Syiah menjelaskan dialog dan perdebatan ilmiah yang diikuti oleh Imam Shadiq. Menariknya, seluruh perdebatan tersebut tidak berujung debat kusir, apalagi pertengkaran. Imam Shadiq kepada para pengikutnya menekankan prinsip akhlak mulia di berbagai bidang, termasuk ketika berdialog. Beliau sangat menjunjung tinggi pesan al-Quran dalam berdialog untuk menggunakan cara yang baik, atau “Jidal Ahsan”.

Para lawan Imam Shadiq pun mengakui ketinggian akhlaknya. Ketika pihak lawan dalam debat menyampaikan pandangan, beliau mendengarkan argumentasinya hingga selesai, lalu secara singkat menanggapinya. Beliau juga menghormati dan menjaga etika berdebat, kemudian mengemukakan pandangannya dengan kalimat yang benar dan berisi, yang disampaikan secara singkat dan padat. Ketika berdebat, Imam Shadiq membela keyakinannya secara tegas dan terang-terangan, tapi disampaikan dengan cara yang bijaksana.

Imam Shadiq meminta para pengikutnya untuk menghormati sesama Muslim, dan menjaga persatuan Islam. Cucu Rasulullah Saw ini memberikan nasehat kepada salah seorang sahabatnya bernama Zaid bin Hisyam supaya menghormati Ahlusunnah.

Beliau berkata, “Datangilah masjid-masjid mereka dan shalatlah di sana. Jenguklah mereka jika sakit, dan iringilah jenazahnya ketika mereka meninggal. Bersikap baiklah kalian, sehingga mereka datang dan ikut bersama-sama shalat dengan kalian. Jika akhlak kalian demikian, mereka akan berkata inilah pengikut mazhab Jafari; Tuhan merahmati Imam Shadiq yang telah mendidik pengikutnya demikian..... Tapi jika akhlak kalian buruk, maka mereka akan memandang buruk mazhab Jafari, dan menilai sebegitu burukkah Imam Shadiq mendidik para pengikutnya”.

Suatu hari Hisyam bin Hakam menanyakan kepada Imam Shadiq alasan mengapa umat Islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Imam Shadiq menjawab, “Allah swt menciptakan makhluk supaya mereka menaati aturan agama dan menjauhi yang dilarang agama, demi kemaslahatan hidupnya di dunia. Dalam ibadah Haji terdapat sarana bagi orang-orang yang ada di timur dan barat untuk saling mengenali. Lalu kelompok dan suku yang satu mengunjungi satu kota ke kota lain, sehingga terjalin perniagaan yang menguntungkan di antara mereka... selain itu warisan Rasulullah saw lebih dikenali dan selalu teringat dan tidak akan pernah terlupakan,”

Dalam pandangan Imam Shadiq fondasi kuat dari persatuan Muslim adalah itikad baik dan berbuat baik serta saling membantu. Mengharapkan terwujudnya sebuah umat yang kuat dan terorganisir tanpa infrastruktur moral yang kokoh hanya sekedar penantian sia-sia. Akar perpecahan dan kelemahan masyarakat Muslim harus dilihat dari moralitas umat Islam sendiri.

Selain menekankan masalah akhlak dan persatuan Islam, Imam Shadiq menegaskan mengenai masalah politik dan nasib masyarakat, termasuk mengkritik kinerja buruk pemerintahan lalim yang merugikan masyarakat.

Madinah sedang menunggu mentari pagi dan kelahiran manusia mulia dari Ahlul Bait Nabi as. Kelahirannya dibarengi hujan shalawat yang tercurahkan ke kediaman Imam Hadi as. Hari ini adalah hari kelahiran Imam Hassan Askari as, Imam ke-11 Ahlul Bait Rasulullah Saw. Beliau adalah ayah dari Imam Mahdi as, sang juru selamat yang kemunculannya akan memenuhi dunia ini dengan keadilan, perdamaian dan kesejahteraan.

Imam Hasan Askari dilahirkan di kota Madinah tanggal 8 Rabiul Tsani tahun 232 Hijriah. Hari kelahiran Ahlul Bait Rasulullah Saw membawa keberkahan, sekaligus pelajaran penting dari kehidupan mulia mereka bagi umat manusia. Kehidupan Ahlul Bait Rasulullah Saw menjadi suri teladan terbaik bagi masyarakat. Manusia-manusia suci ini dalam kehidupannya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan membela kebenaran dan keadilan.

Salah satu tujuan terpenting diutusnya para Nabi dan Rasul berdasarkan ayat suci al-Quran adalah penegakkan keadilan. Untuk mewujudkan keadilan diperlukan seorang pemimpin adil di tengah masyarakat. Dalam kitab suci al-Quran surat al-Hadid ayat 25, Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..".

Semua agama langit memberikan kabar tentang munculnya sosok penegak keadilan di akhir zaman. Sang juru selamat yang akan mengakhiri seluruh kejahatan dan pengkhianatan, serta menegakkan sebuah pemerintahan global berdasarkan keadilan dan kebebasan sesungguhnya. Dalam agama Islam, janji tersebut juga telah tercatat dalam al-Quran. Rasulullah Saw dan para imam maksum as telah mengabarkan kepada umat atas kemunculan sang juru selamat umat manusia di akhir zaman. Hal itu telah disebutkan dalam banyak riwayat dan hadis. Sang juru selamat itu tidak lain adalah Imam Mahdi as, putra Imam Hassan Askari as.

Para penguasa Bani Abbas, khususnya yang hidup pada masa kepemimpinan Imam Hassan Askari, telah mengetahui banyak hadis tentang kelahiran Imam Mahdi as yang akan menyelamatkan dunia. Hadis bahwa penerus risalah kepemimpinan umat sepeninggal Rasulullah Saw adalah12 imam dan semuanya dari Quraish, banyak disebutkan di Sahih Bukhari, sumber rujukan Ahlussunnah. Dalam berbagai sumber Ahlussunnah juga disebutkan kata-kata tentang “Mahdi dari Quraish” atau “Mahdi putra Fatimah”. Oleh karena itu para penguasa Bani Abbasiah memberlakukan kontrol sangat ketat terhadap Imam Hassan Askari as, sehingga mereka berharap dapat mencegah kemunculan Imam Mahdi as.

Dalam rangka itu, penguasa Abbasiah menggiring Imam Hassan Askari as beserta seluruh keluarganya dari Madinah menuju kota Samarra, yang kala itu dikenal dengan kota militer. Dengan cara itu, selain seluruh aktivitas Imam Hassan Askari as dan keluarga beliau dapat terkontrol, dan rezim juga dapat segera mengidentifikasi tanda-tanda kelahiran putra beliau, Imam Mahdi as.

Dalam rangka mengantisipasi langkah-langkah Bani Abbasiah, pada tahap awal, Imam Hassan Askari as menyembunyikan kelahiran putra beliau. Tidak diragukan lagi jika musuh mengetahui kelahiran Imam Mahdi as, maka nyawa beliau akan terancam bahaya. Namun Imam Hassad as menyembunyikan kehamilan istri beliau, sama seperti tidak terdeteksinya kehamilan ibu Nabi Musa as. Sampai detik kelahiran Imam Mahdi, para pasukan Bani Abbasiah tidak mengetahui kehamilah Nargis Khatun, ibunda Imam Mahdi as. Secara lahiriyah, Nargis Khatun tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

Di sisi lain, Imam Hassan Askari as, menginformasikan kelahiran putra beliau kepada beberapa sahabat khusus dan terpercaya, sehingga mereka dapat bersaksi kepada masyarakat tentang Imam Mahdi as dan juga agar masyarakat tidak kebingungan mengenali pemimpin mereka. Meski demikian, era Imam Hassan Askari adalah era sangat sulit. Karena masalah ghaibah atau ghaibnya Imam Mahdi as dari mata masyarakat. Para imam sebelumnya, bersama  dan hadir di tengah masyarakat. Kelahiran dan hidup mereka juga nyata bagi masyarakat.Oleh karena itu, masalah ghaibah Imam Mahdi as, merupakan hal yang tidak lumrah dan masyarakat perlu disiapkan untuk menghadapi masa tersebut. 

Imam Hassan Askari as bertugas untuk menyiapkan masyarakat menerima era ghaibah Imam Mahdi as. Masa di mana masyarakat akan berpisah dari pemimpin mereka dan tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat. Karena hingga sebelum periode ghaibah Imam Mahdi as, para pengikut dan pecinta Ahlul Bait, selalu mengemukakan berbagai masalah individu dan sosial mereka kepada para imam maksum as. Para imam juga mendukung, membantu dan menjawab tuntutan materi maupun spiritual mereka. Masyarakat kala itu sudah terbiasa berkomunikasi langsung dengan para imam. Oleh sebab itu, Imam Hassan Askari as harus berusaha keras mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi periode tersebut.

Penyiapan mental masyarakat telah dimulai sejak masa kepemimpinan Imam Hadi as. Beliau membiasakan masyarakat jauh dari beliau dan juga mengurangi volume komunikasi langsung dengan masyarakat. Setelah gugur syahidnya Imam Hadi as, Imam Hassan Askari as juga melanjutkan sirah ayah beliau sehingga masyarakat terbiasa tidak dapat berkomunikasi langsung dengan imam mereka. Oleh sebab itu, sebagian besar komunikasi Imam dengan masyarakat dilakukan secara korespondensi. Selain itu, Imam Hassan Askari as juga menunjuk perwakilannya di berbagai wilayah dan masyarakat dapat berkomunikasi dengan imam melalui para perwakilan itu. 

Masyarakat di berbagai kota menemui para wakil imam; misalnya di Qom ada perwakilan imam bernama Ishaq Qomi, di Neyshabour ada Ibrahim bin Abduh Neyshabouri, dan di kota Ahvaz ada Ibrahim bin Mahziyar. Masalah perwakilan imam ini juga membuat instruksi dan penjelasan Imam dapat tersebar ke berbagai wilayah yang jauh dan terpencil. Dan masalah perwakilan imam ini berlanjut hingga periode ghaibah sughra, atau masa ghaibnya imam dari pandangan masyarakat dan imam hanya dapat ditemui oleh para wakilnya. Utsman bin Said, adalah perwakilan pertama Imam Mahdi as yang juga sebelumnya menjadi wakil Imam Hassan Askari as.

Di antara langkah-langkah imam Hassan Askari as adalah pembentukan sebuah kelompok elit saleh yang menjadi para duta besar pemikiran, ideologi, akhlak dan perilaku Ahlul Bait as. Imam Muhammad Baqir as dan Imam Jafar as-Sadiq as, telah mempersiapkan kehadiran kelompok elit cendikiawan dan perawi hadis tersebut. Langkah itu, menjadi titik awal terbentuknya sebuah gerakan ilmiah yang secara bertahap dikerahkan untuk mempersiapkan periode ghaibah Imam Mahdi as.

Imam Hassan Askari as juga telah mengumpulkan berbagai kitab fiqih dan usul fiqih bedasarkan riwayat, yang telah disusun pada masa beliau atau sebelum masa beliau, serta memberikan persetujuan dan apresiasi kepada para penulis atau pengumpul hadisnya. Pada hakikatnya, melalui cara ini, Imam Hassan Askari as telah mempersiapkan jalan bagi masyarakat mengikuti para ahli fiqih yang telah dididik dalam perspektif Ahlul Bait. Dalam sebuah hadis Imam Hassan Askari berkata: “Setiap orang yang menjaga dirinya, menjaga agamanya, melawan hawa nafsunya, dan mematuhi perintah pemimpinnya, maka masyarakat harus bertaqlid kepadanya.”

Imam Hasan Askari menjadi pemimpin umat selama enam tahun. Tapi, dalam waktu yang singkat itu, beliau berperan besar dalam menyebarkan budaya dan ajaran Islam. Imam Hasan mengajar dan membina murid-murid yang menjadi ulama dan ilmuwan setelahnya. Selain itu, beliau membimbing umat dengan pemikiran dan ajaran Islam yang benar, di tengah derasnya serangan budaya dan pemikiran dari luar Islam. Ketika itu, di dunia Islam tengah marak penyimpangan pemikiran dan pandangan atheis yang dikembangkan dari pemikiran Yunani dan India.

Imam Hasan Askari mengajak umat bersabar di tengah tekanan hidup. Kepada salah seorang sahabatnya, beliau berkata, "Selama kalian mampu dan bisa bertahan, janganlah memohon kepada orang lain. Sebab, setiap hari ada rejeki baru. Ketahuilah bahwa terus-menerus memohon atau mengemis dapat menghilangkan harga diri seseorang. Untuk itu, bersabarlah hingga Allah Swt membuka pintu bagimu. Kenikmatan itu ada masanya. Janganlah tergesa-gesa memetik buah yang belum waktunya dan petiklah pada waktunya."

Jumat, 22 Januari 2016 17:40

AS Cabut Semua Sanksi Terhadap IRISL

Media Iran melaporkan pada Selasa (19/1) bahwa Amerika Serikat telah mencabut sanksi terhadap seluruh armada Jalur Pelayaran Republik Islam Iran (IRISL), staf dan semua perusahaan yang berafiliasi dengan lembaga itu dari list entitas sanksi.

IRNA melaporkan bahwa langkah itu telah diambil oleh Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) dari Departemen Keuangan Amerika Serikat.

Dikatakan sekitar 170 kapal IRISL, 132 perusahaan dan 16 staf yang telah disetujui.

Iran mencapai kesepakatan dengan Kelompok 5+1 - lima anggota tetap Dewan Keamanan ditambah Jerman - atas program energi nuklirnya Juli lalu. Berdasarkan kesepakatan yang disebut Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), sejumlah aspek dalam aktivitas nuklir Iran dibatasi dan sebagai imbalannya sanksi ekonomi terhadap negara itu dicabut.

JCPOA dilaksanakan pada Sabtu ketika semua sanksi ekonomi yang diprakarsai AS terhadap program nuklir Iran, dicabut.

Pencabutan sanksi terhadap IRISL berarti bahwa kapal perusahaan tersebut dapat berlayar dengan bebas di perairan internasional. Ini juga berarti bahwa dermaga Iran dapat mulai untuk menjadi tuan rumah kapal-kapal dari operator internasional.

Deputi urusan Riset dan Teknologi, Kementerian Perminyakan Iran menilai tujuan sanksi sepihak Barat atas Iran adalah melumpuhkan industri minyak Tehran.

IRIB News (20/1) melaporkan, Mohammad Reza Moghaddam, Rabu (20/1) menghadiri seminar pelayanan eksplorasi Iran yang dihadiri oleh 250 direktur perusahaan dalam dan luar negeri dari 15 negara dunia di Tehran.

Dalam kesempatan itu, Moghaddam mengatakan, Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam, selalu berada dalam tekanan sanksi.

"Awalnya, target sanksi adalah industri minyak dan pihak yang menjatuhkan sanksi, dengan mencegah alih teknologi dan perlengkapan industri minyak, berusaha melumpuhkan Iran," ujarnya.

Moghaddam juga menjelaskan bahwa seluruh perusahaan pengebor minyak meninggalkan Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam.

Dengan adanya sanksi, katanya, kebutuhan pelayanan pengeboran semakin tinggi dan dalam kondisi disanksi, Iran berhasil memenuhi kebutuhan pengeboran minyaknya. Mulai dari nol sampai bisa memproduksi perlengkapan industri minyak.

Deputi Riset dan Teknologi, Kementerian Perminyakan Iran menerangkan, Iran pada kondisi disanksi dan dilarang masuknya teknologi, berhasil mengaktifkan banyak proyek. Sejumlah banyak proyek mengalami kemajuan justru di era sanksi.

"Di masa sanksi, selain pasokan energi untuk kebutuhan dalam negeri terus terpenuhi, ekspor migas bahkan tidak pernah berhenti," pungkasnya.

Jumat, 22 Januari 2016 14:29

Suzuki Ingin Kembali ke Pasar Iran

Suzuki Motor Corporation Jepang menyatakan pada Kamis (21/1) bahwa sedang mempertimbangkan untuk memasuki kembali pasar Iran setelah pencabutan sanksi ekonomi terhadpa negara itu.

"Kami telah menandatangani kesepakatan lisensi dengan Iran Khodro Industrial Group untuk produksi lokal pada tahun 2005. Dengan pelonggaran terbaru dari sanksi, kami ingin untuk mempertimbangkan restart bisnis kami di sana," kata Presiden Suzuki, Toshihiro Suzuki, kepada para wartawan sebagaimana dilansir Reuters.

Berdasarkan perjanjian dengan Iran Khodro, perusahaan yang mengkhususkan di bidang compact-car ini, akan mengirim suku cadang untuk 6.200 mobil ke Iran pada tahun 2011, tahun akhir operasinya di negara itu.

Dan kini Suzuki bergabung dengan industri otomotif global lainnya termasuk Daimler, Peugeot, Renault dan Fiat yang menyatakan ingin kembali ke pasar Iran di era pasca-sanksi.

Jumat, 22 Januari 2016 14:20

Tabriz, Ibu Kota Pariwisata Islami

Kota Tabriz, pusat kota provinsi Azerbaijan Timur ditetapkan sebagai ibu kota pariwisata Islami tahun 2018.

IRNA melaporkan, Kepala Program Pengembangan Kerajinan IRCICA, Nazih Marouf mengatakan sebagian besar negara-negara Islam mendukung Tabriz sebagai ibu kota pariwisata Islam di tahun 2018.

Setelah mengumuman tersebut, Marouf mengirim surat kepada Tabriz Islamic Art University (TIAU), dan menilai kota Tabriz layak mendapatkannya.

Keberadaan festival internasional renovasi dan inovasi dalam seni dan kerajinan Islam menjadi pertimbangan pemilihan Tabriz sebagai kota pariwisata Islam tahun 2018.

Menurut Kepala IRCICA, keberadaan museum khusus yang beraneka ragam, infrastruktur perkotaan, Tabriz Islamic Art University, serta tempat-tempat wisata di kota ini memberikan poin besar bagi Tabriz sebagai ibu kota pariwisata Islam.

IRCICA adalah unit budaya OKI, yang merupakan organisasi antar-pemerintah terbesar kedua setelah PBB, dengan anggota 57 negara dari empat benua dunia.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menilai partisipasi luas warga di pemilu 26 Februari sebagai faktor keberlangsungan keamanan dan kemulian nasional serta jaminan bagi kemajuan dan pembangunan Republik Islam.

Ayatullah Khamenei Rabu (20/1) saat menerima panitia penyelenggara pemilu ke 12 parlemen dan Dewan Pakar ke lima menjelaskan anasir penopang persaingan sehat di pemilu, menyebut bangsa dan Republik Islam Iran sebagai pemenang penyelenggaraan sebuah perlombaan nasional dan kuat di bidang pemilu.

Rahbar menilai penting dua pemilu mendatang dan menambahkan, syarat terpenting sebuah persaingan sehat adalah partisipasi seluruh warga yang berhak memilih dan bahkan mereka yang memiliki masalah dengan pemerintah.

Ayatullah Khamenei seraya mengisyaratkan upaya sejumlah pihak untuk mencegah partisipasi warga di pemilu atau boikot serta melemahkan proses pemilu menjelaskan, kandidat yang layak dipilih adalah mereka yang setelah menduduki jabatan bekerja demi kepentingan rakyat dan bertindak sesuai dengan kepentingan umum.

Beliau menekankan, kepatuhan seluruh panitia pemilu terhadap undang-undang dan dihormatinya hukum, tidak melecehkan lembaga hukum, tidak membuat bingung opini publik, tidak saling menghina antar kandidat, tidak mengumbar janji yang irrasional dan berlaku jujur kepada maysarakat termasuk parameter dan tata cara yang diperlukan dalam persaingan sehat di pemilu.

Ayatullah Khamenei seraya mengucapkan terima kasih atas kinerja presiden, menlu dan anggota tim juru runding nuklir Iran terkait penyelesaian berkas nuklir negara ini menambahkan, “Namun demikian tuntutan Republik Islam Iran seluruhnya belum tercapai, tapi para pejabat pemerintah dalam hal ini telah berusaha keras.”

Seraya menekankan poin penting terkait pelaksanaan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPAO), kepada para pejabat negara Rahbar menjelaskan, Amerika Serikat saat ini adalah AS di masa lalu, tak ada bedanya serta harus diwaspadai makar mereka dipelaksanaan JCPAO.

Ayatullah Khamenei menegaskan, prestasi nuklir adalah hasil upaya para ilmuwan Iran dan dukungan bangwa, oleh karena itu, sangat naif jika sejumlah kalangan mempropagandakan bahwa prestasi ini karena kemurahan Amerika Serikat.

Di kesempatan tersebut, Rahbar juga mengisyaratkan karakteristik lain Amerika. “Transformasi regional saat ini adalah impian beberapa tahun lalu Amerika ketika negara ini mulai mencanangkan Timur Tengah baru. Timur Tengah baru dalam visi mereka adalah Timur Tengah yang bergolak, dilanda perang, terorisme, fanatisme dan penuh dengan bentrokan sektarian serta perang saudara,” tegas Rahbar.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat menjawab surat Presiden Hassan Rouhani terkait hasil perundingan nuklir menyatakan kepuasannya atas upaya juru runding nuklir dan mundurnya pihak seberang dalam menghadpai resistensi bangsa Iran.

Ayatullah Khamenei di suratnya juga memuji upaya presiden, menlu dan juru runding nuklir Republik Islam Iran.

Di suratnya, Rahbar mengingatkan seluruh pejabat pemerintah, "Solusi kendala ekonomi Iran bergantung pada upaya tak kenal henti dan bijak seluruh sektor serta mengarah pada ekonomi muqawama. Pencabutan sanksi dengan sendirinya tidak cukup untuk menumbuhkan ekonomi nasional serta kehidupan masyarakat."

Rahbar di suratnya menekankan bahwa di propaganda ada biaya besar dari hasil transaksi ini. "Tulisan dan ungkapan yang berusaha mengabaikan realita ini dan menganggap dirinya berhutang pada Barat sejatinya tidak jujur pada opini publik bangsa," tekan Rahbar.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Berhati-hatilah, jangan sampai pihak seberang tidak melaksanakan secara penuh komitmennya. Statemen sejumlah elit politik Amerika selama dua-tiga hari terakhir sepenuhnya memicu kecurigaan."

Di surat Rahbar dijelaskan, "Prestasi yang diraih saat ini dihadapan kubu arogan dunia juga hasil dari resistensi dan semua ini harus menjadi pelajaran bagi berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di Republik Islam."

Ayatullah Khamenei di suratnya seraya mengharapkan keberhasilan pejabat pemerintah kembali menegaskan, "Janganlah kalian lalai dari tipu daya dan pelanggaran janji pemerintah imperialis dunia, khususnya Amerika Serikat di isu ini dan masalah lainnya." (

Sebuah delegasi Rusia mengunjungi Pakistan untuk membahas penjualan perangkat keras militer ke negara itu.

Delegasi yang dipimpin oleh Alexander Vasilyevich, Direktur Layanan Federal untuk Militer dan Kerjasama Teknis Rusia, mengunjungi markas militer Pakistan, Kamis (21/1/2016) untuk pertemuan dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Raheel Sharif. Demikian dikutip oleh media-media Pakistan.

Selama pertemuan itu, diskusi difokuskan pada peningkatan kerjasama pertahanan dan penjualan perlengkapan militer.

Pada November 2014, Pakistan dan Rusia menandatangani sebuah perjanjian kerjasama bilateral pertahanan untuk memperkuat hubungan militer kedua negara.

Meski kedua pihak telah menandatangani kontrak penjualan helikopter serbu Mi-35 Rusia, tapi sejauh ini belum ada helikopter yang diserahkan ke militer Pakistan.

Pakistan juga menyampaikan minat untuk membeli jet tempur Su-35 Rusia dan kedua pihak telah melakukan diskusi di bidang itu, namun belum menghasilkan sebuah kontrak.

Rusia dan Pakistan memulai babak baru kerjasama militer dan pertahanan setelah kedua negara menandatangani perjanjian kerjasama pertahanan dua tahun lalu.