
کمالوندی
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 158-161
Ayat ke 158
Artinya:
Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)". (6: 158)
Dalam penjelasan sebelumnya diketengahkan Al-Quran sebagai kitab utama dan mukjizat Nabi Muhammad Saw, sebuah kitab undang-undang Islam sekaligus mukjizat. Namun kaum Musyrikin dan orang-orang Kafir tidak bisa berdalil tanpanya, atau mereka tidak mampu mendatangkan sebuah surat apapun seperti al-Quran. Akhirnya mereka mencari segala macam alasan untuk menolak al-Quran dengan meminta mukjizat yang lain. Mereka meminta agar malaikat diturunkan kepada mereka, atau yang lebih lucu adalah meminta agar Allah turun ke bumi, begitu juga petir yang menakutkan.
Tapi semua permintaan itu dihadapi Nabi Saw dengan tegas bahwa kalian bukan orang yang ingin beriman. Karena sekalipun semua itu terjadi, tetap saja kalian tidak akan beriman dan tidak bermanfaat bagi kalian. Selain itu, bila hal itu terjadi dan kalian tidak beriman, Allah Swt akan menurunkan azab yang teramat pedih kepada kalian. Kalian harus sadar bahwa iman itu memiliki nilai dan jadilah orang yang merdeka, tidak merasa takut apalagi terpaksa.Diturunkannya ayat-ayat seperti ini yang merupakan permintaan kalian akan dapat menafikan kebebasan kalian untuk beriman dan menjadi penyebab hancurnya kalian semua. Lihatlah bagaimana Nabi Saleh as mengeluarkan onta dari sebuah gunung, tapi tetap saja ada orang yang tidak beriman, bahkan membunuh onta tersebut. Akibatnya, Allah menurunkan azab kepada mereka.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Orang-orang Kafir yang keras kepala tetap tidak mau menerima dan tunduk dengan menyaksikan berbagai mukjizat Ilahi. Padahal sebuah mukjizat saja sudah cukup untuk menjadikan seseorang beriman.
2. Iman tanpa amal saleh samadengan beramal tanpa iman, tidak ada artinya samasekali.
Ayat ke 159
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.(6: 159)
Tidak saja orang-orang Kafir dan Musyrikin, bahkan orang-orang Mukmin yang mengaku beriman, maka siapa saja yang melakukan bidah dan penyelewengan serta menafsirkan agama ini dengan pendapatnya sendiri, pada Hari Kiamat akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Terlebih lagi ketika perbuatan itu mengakibatkan munculnya golongan-golongan dalam agama ini. Salah satu kritikan al-Quran terhadap para pengikut agama lain adalah penyimpangan dan penyelewengan baik secara lafdzi maupun maknawi yang telah mereka lakukan terhadap berbagai pengetahuan kitab samawi mereka.
Dalam al-Quran tidak disebutkan penyelewengan dan penyimpangan lafdzi maupun maknawi, tetapi dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran dan berbagai riwayat mereka telah melakukan berbagai penyimpangan dan bidah. Karena perkara ini justru telah menyebabkan terjadinya perpecahan di kalangan kaum Muslimin, sehingga pelaku perbuatan ini harus mempertanggungjawabkan perbuatan dosa besarnya ini. Mereka tetap terhitung telah melakukan dosa besar, sekalipunn para ulama dapat menyingkap berbagai perbuatan bidah dan penyelewengan ini dan agama dapat dibersihkan dari segala bentuk penyimpangan, sehingga dalam hal ini persatuan yang sebenarnya juga hakikat Islam akan dapat diperoleh.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Iman harus total terhadap segala ajaran Islam. Karena hanya mengimani setengah dan mengingkari lainnya tidak sesuai dengan semangat Islam.
2. Perpecahan dikalangan umat Islam sebagai pertanda adanya penyimpangan dalam menafsirkan al-Quran dan Hadis. Karena itu perkara ini harus segera dibenahi dan diluruskan.
Ayat ke 160
Artinya:
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (6: 160)
Kelebihan aturan ilahi atas undang-undang buatan manusia adalahpemberian pahala bagi orang yang melaksanakan kewajiban ilahi itu. Sementaradalam undang-undang buatan manusia yang ada adalah sanksi bagi orang-orang yang menentang atau melanggar undang-undang. Tidak ada istilah pahala bagi mereka yang telah melaksanakan undang-undang. Dalam aturan ilahi, bagi mereka yang melakukannya akan mendapat pahala, sedangkan yang meninggalkan atau melanggar akan mendapat siksa. Terkait pahala yang diberikan tidak hanya sesuai dengan amalnya, tapi dilipatgandakan 10 kali atau kadang-kadang lebih banyak. Hal ini menandakan kelembutan dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berbuat baik.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Berdasarkan metode pendidikan Islam, pemberian semangat harus lebih dari hasil perbuatan tersebut.
2. Sesuatu yang senantiasa bersama manusia baik didunia maupun diakhirat hanya perbuatan baik atau buruk.
Ayat ke 161
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". (6: 161)
Sejak dulu orang-orang Musyrik mengaku sebagai pengikut agama Nabi Ibrahim as. Tapi pelaksanaan haji mereka membuktikan hal lain. Allah Swt dalam ayat ini memerintahkan kepada Nabi-Nya agar menyatakan kepada mereka bahwa Nabi Ibrahim juga tidak senang dengan perilaku mereka semacam ini. Segala perbuatan syirik yang sangat menghinakan ajaran Nabi Ibrahim as menunjukkan mereka tidak sedikitpun condong kepada ajaran beliau. Karena ajaran Nabi Ibraim as dibangun dari landasan yang kokoh, memiliki logika yang kuat dan kebenaran yang tidak dapat dibantah. Itulah mengapa tidak ada jalan bagi syirik untuk dapat menyusup ke dalamnya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.Nabi Muhammad Saw merupakan teladan jalan yang lurus, sedang berpegang teguh pada pernyataan dan perbuatan beliau Saw akan menjadikan manusia berpijak pada jalan yang lurus.
2. Dasar semua agama tauhid adalah satu dan ajaran Islam yaitu ajaran nabi Ibrahim.
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 153-157
Ayat ke 153
Artinya:
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (6: 153)
Pada kajian tafsir ayat-ayat sebelumnya, Allah Swt telah menjelaskan adat istiadat dan kebiasaan orang-orang Musyrik. Seraya menyebut semua itu sebagai khurafat, Allah Swt juga menjelaskan hukum-hukum halal dan haram di berbagai bidang. Di akhir kumpulan ayat-ayat tersebut, ayat ini mengatakan, daripada mengikuti selera dan hawa nafsu serta berbagai jalan yang diciptakan oleh manusia, dimana masing-masing menuju ke arah yang berbeda-beda, hendaklah kalian mengikuti jalan Allah yang lurus. Yaitu,jalan yang satu dan terang benderang.Berbeda dengan jalan yang dibuat oleh manusia yang bercabang dan gelap gulita.
Yang menarik ternyata khurafat dan bidah selalu diciptakan oleh orang-orang yang dianggap sebagai ahli agama dan taat. Padahal apa yang disampaikannya merupakan pendapatnya sendiri yang disebutnya sebagai ajaran agama. Dalam ayat ini disebutkan bahwa ajaran agama adalah yang diajarkan oleh utusan Allah. Ajaran yang seimbang dan menurut al-Quran "jalan yang lurus". Jalan yang jauh dari segala bentuk ekstrim, baik dalam keyakinan maupun perbuatan.Inilah jalan yang menjamin akan menghasilkanketakwaan yang sesungguhnya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pengamalan ajaran abama pemersatu terbaik bagi masyarakat. Sebaliknya, perpecahan diakibatkan oleh sikap manusia yang menjauhkan dirinya dari agama.
2. Jalan Allah Swt hanyasatu. Karena kebenaran hanya satu dan berarti jalan Allah Swt tidak pernah bertentangan.
Ayat ke 154
Artinya:
Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. (6: 154)
Berbeda dengan persangkaan sebagian orang yang menganggap diantara agama-agama samawi terdapat perselisihan dan kontradiksi, ternyata semua kitab samawi saling membenarkan dan mendukung satu sama lain. Pada dasarnya pengangkatan dan pengutusan nabi, sejak awal hingga akhir, tak lain merupakan serangkaian mata rantai yang tak terputus dan mengarah kepada satu tujuan.Yaitu,memberi petunjuk kepada umat manusia dan menjelaskan hukum-hukum Ilahi dalam berbagai bidang.
Dalam ayat ini al-Quran menyebut Taurat sebagai Kitab Allah yang sempurna,sebagai rahmat dan sumber petunjuk bagi umat Nabi Musa as. Ia adalah sebuah kitab pelengkap nikmat bagi kaum dan para nabi mereka di zaman itu, dan memberi peringatan akan Hari Kiamat dan pertemuan dengan Allah kelak.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kitab-kitab samawi menjelaskan semua keperluan umat manusia untuk dapat mencapai kemuliaan, kesempurnaan dan kebahagiaan.
2. Hanya orang-orang yang berbuat baik dan berpikiran bersih dapat mengambil manfaat dan menangkap pesan-pesan kitab damawi tersebut, sedang orang-orang yang jahat terjauh dari yang demikian itu.
Ayat ke 155-156
Artinya:
Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (6: 155)
(Kami turunkan al-Quran itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca. (6: 156)
Setelah berbicara tentang kaum Nabi Musa as, ayat ini mengatakan, al-Quran ini juga Kami turunkan kepada kalian sebagai sebuah kitab yang diberkati, sama seperti kitab Taurat. Mengamalkan ajaran-ajaran kitab ini akan mendatangkan kesempurnaan kalian, keberkatan dalam umur dan kehidupan kalian. Kitab ini Kami turunkan, sehingga tidak ada lagi alasan bagi kalian untuk mengatakan,"Kami tidak tahu menahu mengenai kitab samawi dan kami tidak mengerti samasekali.Oleh karena itu, ikutilah kitab samawi ini dan takutlah kalian hanya kepada Allah,sehingga kalian akan mendapatkan anugerah dan rahmat Allah yang khusus."
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Al-Quran bukanlah kitab teori dan konsepsaja. Ia adalah kitab yang ajaran-ajarannya harus diamalkan dan harus dijadikan sebagai pegangan hidup setiap manusia.
2. Kebahagiaan manusia tergantung pada dua pekara;mengikuti kebenaran dan menjauhkan diri dari kebatilan.
Ayat ke 157
Artinya:
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka". Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling.(6: 157)
Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menyatakan, Kami telah turunkan al-Quran kepada kalian, sehingga telah sempurna hujjah atas kalian. Dengan demikian tidak ada alasan lagi bagi kalian untuk berbuat syirik dan menyembah patung dan berhala. Kami turunkan al-Quran, sehingga kalian tidak lagi dapat mengatakan, "Apabila kitab petunjuk diturunkan kepada kami pastilah kami akan menjadi orang yang lebih beriman daripada pemeluk agama-agama lain. Kini al-Quran telah turun, maka penolakan terhadapnya merupakan pengingkaran besar yang akan mendatangkan balasan yang sangat berat dan tidak ada jalan untuk melarikan diri darinya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Banyak orang yang mengaku beriman. Pada saat ujian dan pengamalan, maka akan tampak kejujuran pengakuan itu.
2. Kezaliman terbesar terhadap kemanusiaan ialah penentangan terhadap kitab-kitab samawi dan penolakan ayat-ayat Allah Swt.
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 150-152
Ayat ke 150
Artinya:
Katakanlah: "Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini" Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka. (6: 150)
Dalam beberapa penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa kaum Musyrikin Mekah telah mengharamkan sebagian perkara, sedang Nabi Saw telah diperintahkan untuk memberantas dan memerangi bidah dan penyimpangan ini. Dalam ayat ini disebutkan, wahai Nabi, mintalah kepada mereka bukti dan dalil yang tentunya mereka tidak miliki. Apabila mereka mendatangkan orang-orang yang bohong, maka janganlah menerima pernyataan mereka. Itu semua dikarenakan keberpihakan mereka terhadap agama mereka.
Oleh karenanya, jangan bersama mereka. Sedikitpun mereka tidak akan beriman kepada kamu dan kitab yang kamu bawa. Waspadailah apabila kamu sering bersama mereka dalam sebagian perkara, maka kamu akan menerima pernyataan mereka? Sebetulnya mereka menerima pernyataan kamu serta beriman kepadamu.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Islam adalah agama yang logis serta didukung oleh dalil-dalil yang kokoh.karena itu Islam pasti tidak dapat meneima penyelewengan dan penyimpangan. Justru kepada para penentang itulah kamu harus minta bukti.
2. Undang-undang bikinan manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan lahiriah saja.Karena itu tidak boleh diikuti, sedang orang mukmin hanya tunduk dan patuh terhadap undang-undang Allah.
Ayat ke 151
Artinya:
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).(6: 151)
Setelah melarang perbuatan yang menyimpang dalam berbagai ayat sebelumnya, ayat ini menyinggung hal-hal yang diharamkan dalam berbagai agama samawi tidak hanya khususnya bagi Islam. Ayat ini mengatakan, perbuatan haram yang terpenting adalah menyekutukan Tuhan, dimana hal inilah yang menyibukkan kalian kaum Musyrikin. Bahkan kalian telah menyangka dengan melakukan pengharaman terhadap sesuatu, maka kalian akan memperoleh keredhaan Tuhan. Padahal justru kalian sendirilah orang yang telah berbuat dosa yang paling besar itu tidak menyadari samasekali.
Selain menyekutukan Allah, kalianterkadang mengetengahkan berbagai alasan yang tidak logis mengenai anak-anak kalian. Yaitu takut kelaparan dan merepotkan. Untuk itu kalian telah menazarkan mereka untuk berhala-berhala itu, agar dapat mencegah dan menghindari kelaparan. Yang lebih buruk lagi, kalian bahkan menyangka rezeki kalian dan anak-anak kalian berada di tangan patung-patung berhala. Padahal Kami setiap hari memberi rezeki kepada kalian dan anak-anak kalian.
Kalian sering melakukan perbuatan jelek dan jahat di tempat sepi dan sembunyi-sembunyi. Selain itu kalian mengerti benar bahwa kalian sering berselisih dan bertengkar terkait masalah yang tidak ada artinya. Bahkan kalian tidak segan-segan mengobarkan perang, sehingga manusia tidak berdosa juga menjadi korban. Padahal Allah Swt telah mengharamkan kepada kalian untuk melakukan perbuatan jahat atau membunuh tanpa dasar. Bila kalian memikirkan perbuatan jahat ini, tentu kalian tidak akan melakukan semuanya. Karena Allah senantiasa berpesan dan memberi teladan demi mencegah perbuatan jahat.
Dari ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:
1.Syirik atau menyekutukan Allah merupakan akar segala kejelekan. Karena itu kita harus waspada agar tidak terjatuh dalam perbuatan haram. Selain itu, berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan perbuatan paling mulia.
2. Kejatuhan masyarakat modern dewasa ini dikarenakan kemajuan yang tidak diimbangi dengan nilai-nilai akhlak.
3. Sebagian pendosa sedemikian berbahaya, sehingga bukan hanya harus mencegah perbuatan jahatnya, tapi kita harus menjauhinya.
4. Perintah dan larangan Allah Swt senantiasa relevan dengan akal dan fitrah manusia, bahkan merupakan saranayang kondusif bagi perkembangan keduanya.
Ayat ke 152
Artinya:
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.(6: 152)
Setelah menjelaskan mengenai sebagian hal-hal yang diharamkan, ayat ini memerinci perbuatan penting. Ayat ini mengatakan, kalian tidak dibenarkan merampas harta kaum fakir miskin dan anak-anak yatim. Sebaliknya, kalian justru dituntut untuk menjaga sebaik mungkin harta mereka hingga anak-anak yatim tersebut mencapai usia baligh. Setelah itu harta mereka harus diserahkan kembali kepada mereka sebagai pemilik asli.
Ayat ini menekankan bahwa sewaktu mereka tidak bisa menggunakan harta tersebut dengan cara yang baik dan wajar, maka kalian hendaknya membantu mereka dalam urusan ekonomi dan berbagai transaksi jual-beli. Hendaknya kalian waspada agar menggunakan harta mereka sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai barang yang dibeli tidak digunakan danmenjadi mubazir. Yang harus diperhatikan adalah kalian harus berbuat adil dan berhati-hati dalam menggunakan harta mereka demi kepentingan mereka.
Dari ayat tadi terdapat lima pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt selalu melaksanakan pekerjaan-Nya dengan cara yang baik. karena itu Dia juga menginginkan agar kita dapat melaksanakan pekerjaan kita dengan cara yang baik pula; apakah pekerjaan itu berhubungan dengan diri sendiri atau dengan orang lain.
2. Undang-undang sosial dan ekonomi harus bersandarkan pada kesadaran dan keadilan, bukan pada banyaknya investasi atau menjaga kepentingan para investor.
3. Kewajiban dan perintah Allah tidak akan melampaui batas kemampuan manusia.Oleh karenanya, barangsiapa yang memiliki kemampuan lebih, maka kewajibannya akan bertambah dibandingkan yang lain.
4. Usahakan berbuat adil dalam perbuatan dan perkataan. Karena ini merupakan dasar penting dalam Islam. Allah Swt selaluberpesan untuk berbuat adil.
5. Selalu mengedepankan parameter dalam hubungan apapun, danjangan mendahulukan keluarga di atas hak dan keadilan.
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 145-149
Ayat ke 145
Artinya:
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (6: 145)
Sebelumnya telah disebutkan bahwa orang-orang Musyrik, dalam rangka menyelewengkan agama Nabi Ibarahim as, mereka memasuki tanah suci, lalu mengharamkan perkara yang telah dihalalkan oleh Allah. Setelah itu mereka menyebut keyakinannya yang menyimpang tadi kepada Allah Swt. Pada ayat ini Nabi Muhammad Saw diperintahkan untuk menjelaskan satu persatu makanan yang diharamkan, sehingga yang benar itu menjadi gamblang dan terang. Sementara yang batil itu akan menjadi terhina dan ditinggalkan orang.
Hal-hal yang diharamkan melalui ayat ini merupakan sesuatu yang kotor, bahkan dosa. Daging binatang yang sudah menjadi bangkai, daging babi dan darah berbagai binatang merupakan hal-hal yang kotor dan tidak sehat.Karena hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya kesehatan seorang manusia. Selain itu,sumber segala kekotoran menjadi sumber segala penyakit, sedang Allah Swt menginginkan manusia mengkonsumsi makanan yang bersih dan menyenangkan hati. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 57 yang artinya,"Makanlah apa-apa yang baik dari rizki yang Ku-peruntukkan kepada kalian."
Selain terhadap hal-hal yang kotor dan menjijikkan, mengkonsumsi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt adalah haram, meskipun seekor kambing yang disembelih tanpa menyebut nama Allah. Ketika seekor kambing disembelih tanpa menyebut nama Allah,maka mengkonsumsi daging kambing tersebut adalah tidak boleh (haram). Karena itulah manusia hendaknya mengkonsumsi daging binatang-binatang yang disembelih dengan menyebut nama Allah dan dijalan Allah pula. Akhir ayat ini menyinggung sebuah aturan umum yaitu, segala sesuatu yang diharamkan memakannyahanya boleh dimakan dalam kondisi darurat, dengan catatan hanya memanfaatkan secukupnya. Jadi, memakan makanan haram dalam kondisi darurat hanya diperbolehkan hingga batas tidak berlebih-lebihan, dan kondisi itu tidak dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Hal-hal yang telah diharamkan dalam Islam, tidak semua bisa mengakibatkan bahaya dan penyakit bagi kesehatan. Tetapi terkadang mengakibatkan penyakit secara maknawi atau akhlak.
2. Islam tidak mengenal jalan buntu. Yakni, sewaktu seseorang dalam kondisi darurat, dan demi menjaga keselamatan jiwa, maka seseorang dibolehkan mengkonsumsi binatang bangkai atau lainnya yang diharamkan.
Ayat ke 146-147
Artinya:
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.(6: 146)
Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa". (6: 147)
Allah Swt dalam dua ayat ini juga menjelaskan hal-hal yang diharamkan pada syariat Yahudi, sehingga dengan demikian jelaslah sudah penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang Musyrik. Karena perbuatan tersebut tidak sejalan dengan ajaran Islam, bahkan tidak juga sejalan dengan ajaran Yahudi dan Kristen. Selain itu terkadang ada hal-hal yang diharamkan ada dalam syariat Yahudi, tetapi tidak terdapat dalam ajaran Islam. Yaitu pengharaman yang mendatangkan siksaan, bukan pada awalnya. Apabila orang-orang Yahudi tidak patuh terhadap perintah dan larangan, maka itupun juga tidak haram bagi mereka. Sebagaimana pada ayat 160 surat an-Nisa juga telah ditekankan poin ini.
Berdasarkan siksaan Allah ini, seluruh binatang yang memiliki kuku samadansecara umum binatang piaraan dan burung-burung telah diharamkan bagi orang-orang Yahudi.Oleh karena itu,mengkonsumsi daging unta bagi mereka haram sedang daging kambing dan sapi hanya lemaknya yang diharamkan. Selain lemak-lemak yang melekat pada tulang, sumsum yang mengandung lemakjuga haram hukumnya. Sebagian dari pengharaman ini pada zaman Nabi Isa as telah dihalalkan bagi orang-orang Kristen.
Ayat berikutnya berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan, apabila orang-orang Musyrik atau Yahudi mengatakan engkau berbohong, maka katakanlah kepada mereka, "Sekalipun Allah Swt telah memberikan anugerah rahmat kepada hamba-hamba-Nya, tetapi rahmat inilah yang menjadikan siksaan terhadap orang-orang yang berbuat jahat itu tidak ditunda. Dan Allah tidak secepatnya mendatangkan siksaan bagi kalian, tetapi memberikan batas waktu. Karena mungkin kalian telah menyadari dan kembali kejalan Allah dengan bertaubat."
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kita harus senantiasa mewaspadai terhadap setiap pekerjaan kita, dimana salah satu dari azab dan siksaan Allah di dunia ialah kita dijauhkan dari sebagian nikmat Allah.
2. Dalam menghadapi para penentang kita harus senantiasa mengingat rahmat Allah Swt, disamping kita juga harus mewaspadai ancaman dan siksaan Allah Swt.
Ayat ke 148-149
Artinya:
Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun". Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.(6: 148)
Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (6: 149)
Ayat-ayat ini memberitakan kepada Nabi Muhammad Saw agar secepatnya beliau menjelaskan dengan terperinci berbagai keyakinan orang-orang Musyrik yang menyimpang. Setelah itu ayat-ayat ini mengetengahkan masalah Jabar dan mengatakan, Allah Swt yang Maha Mengetahui, sedang kami berbuat berdasarkan keyakinan-keyakinan ini, namun apabila Allah menghendaki terhadap kita Dia bisa menghentikan langkah dan perbuatan kita. Selain itu bila Allah juga menghendaki, Dia tidak saja bisa menjadikan kita musyrik dan begitu juga nenek-nenek moyang kita. Bahkan kita tidak akan menjauhkan sesuatu dan ini semua justru menunjukkan kehendak Tuhan. Demikianlah seharusnya kita dan begitu pula kita harus berbuat.
Al-Quran dalam menjawab alasan yang dicari-cari itu dengan mengatakan, Allah Swt mengutus para nabi as dan menyampaikan syariat yang ternyata tidak sinkron dengan pelbagai keyakinan menyimpang manusia. Tapi demikianlah Allah Swt yang Maha Pengasih. Dia tetap tidak memaksa manusia untuk menerima kebenaran. Allah memberikan kebebasan kepada manusia memilih setiap jalan yang diinginkan.
Karena Allah Swt telah memberikan kebebasan kepada kalian, tetapi dengan diutusnya para nabi as kalian akan dibimbing, bahkan hujjah Allah telah disempurnakan terhadap kalian. Semua ini diberikan agar kelak pada Hari Kiamat kalian tidak lagi mempunyai alasan dengan mengatakan aku tidak mengetahui dan tidak memahami atau seruan kebenaran belum sampai pada kami! Al-Quran dalam lanjutan pernyataannya kepada orang-orang Musyrik mengatakan, ini bukan semata-mata pernyataan mereka, tetapi sepanjang sejarah begitulah para penentang telah mengetengahkan alasan-alasan yang dibikin-bikin itu. Tapi sebenarnya pernyataan tersebut tidak berdasarkan ilmu dan pengetahuan, namun muncul dari persangkaan yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian tidak berarti sama sekali sehingga seseorang mengatakan, "Bila Allah menghendaki, pastilah aku tidak akan berbuat semacam ini."
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt memang mengharapkan manusia beriman, namun dengan cara ikhtiar dan bukan dengan paksaan.Karena itulah para nabi as tidak berhak untuk melakukan pemaksaan.
2. Sejelek-jelek orang yang melakukan dosa, mengerti perbuatan itu dosa, namun yang paling jelek lagi dari semuanya ialah menyandarkan dosa itu kepada Allah.(
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 141-144
Ayat ke 141
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (6: 141)
Pada penejelasan sebelumnya telah disinggung mengenai orang-orang Musyrik Mekah yang telah menazarkan sebagian dari peternakan mereka untuk berhala-berhala sesembahan mereka. Sementara sebagian lainnya mereka serahkan untuk Allah Swt. Disebutkan juga bahwa perbuatan mereka ini merupakan penyelewengan dan bidah. Pada ayat ini disebutkan bahwa bagian Allah harus diberikan kepada kaum fakir miskin dan anak-anak yatim. Bagian ini tidak dibatasi hanya pada binatang ternak saja, tapi mencakup produksi pertanian dan perkebunan.
Berbeda dengan orang-orang yang telah mengambil seluruh hasil untuk diri mereka sendiri dan tidak memisahkan bagian untuk kaum fakir miskin. Sementara sebagian orang justru menyerahkan seluruh penghasilan mereka kepada kaum fakir miskin. Al-Quran menyinggung dua perbuatan ekstrim ini.Disebutkan bahwa sekalipun mereka telah menginfakkan semua hasil-hasil mereka dijalan Tuhan, namun hal ini dianggap pemborosandan hal itu sangat dilarang. Karena Islam merupakan jalan yang lurus dan adildanbukan jalan ekstrim terkaitkaum fakir miskin.Bukan pula keterlaluan serta tidak memperhatikan kebutuhan diri sendiri dan keluarga.
Karena itulah dalam ayat 67 surat al-Furqan juga disebutkan yang artinya,"Dan orang-orangyang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian."
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Bentuk, jenis dan rasa beraneka macam buah, serta tumbuh-tumbuhan yang tumbuh diatas tanah dengan disirami air yang sama, menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
2. Air, tanah, cahaya dan oksigen merupakan dasar tumbuhnya tanaman-tanaman tersebut dengan kekuasaan Allah.Sebenarnya seluruh hasil-hasil tanaman tersebut ditentukan oleh Allah Swt.Karena itu berinfaklah dijalan Tuhan dan janganlah kita pelit, karena jika tidak berarti sebagai tanda ketidaktahuan terhadap kebenaran.
Ayat ke 142
Artinya:
Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(6: 142)
Ayat ini menekankan satu poin bahwa segala suatu adalah ciptaan Allah Swt, baik itu pepohonan maupun rumput-rumputan yang tumbuh diatas tanah tanpa nyawa, ataupun binatang-bintang kecil dan besar yang kalian bisa memanfaatkannya. Semua itu adalah makhluk Allah yang tentunya untuk memanfaatkannya harus dengan ijin Allah Swt. Sedang berhala-behala atau yang lainnya tidak memiliki peranan apapun,karena itu mereka tidak berhak untuk mendapatkan bagian. Allah menciptakan hewan-hewan seperti kuda, onta dan lain sebagainya bisa kalian ajari dan jinak, sehingga dapat membawakan barang-barang kalian.Sedang binatang-binatang kecil seperti kambing dan lainnya sebagainya dapat kalian kuasai, sehingga kalian bisa menyembelihnya dan memanfaatkan daging dan kulitnya.
Namun, ayat ini juga melarang segala bentuk penggunaan yang berlebih-lebihan terhadap binatang-binatang tersebutdanmengatakan,janganlah kalian seperti orang-orang Musyrik, yang telah membiarkan binatang-binatang tersebut setelah disembelih dan tidak memanfaatkannya, bahkan mengharamkan daging binatang itu. Janganjugakalian seperti orang-orang yang tidak mengikuti undang-undang Tuhan, yakni tidak memperhatikan halal dan haram, bahkan menetapkan halal memakan binatang-binatang yang telah diharamkan oleh Allah.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Memakan bangkai dewasa ini sudah umum dilakukan oleh sebagian kelompok dan aliran agama dan hal ini bukanlah pesan agama Islam.
2. Kita harus teliti terhadap makanan yang akan kita makan, salah satu tipu daya setan untuk menyesatkan Nabi Adam as melalui makanan.
Ayat ke 143-144
Artinya:
(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba, sepasang dari kambing. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar. (6: 143)
Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(6: 144)
Pada ayat sebelumnya telah dijelaskan bahwa Allah Swt telah menekankan agar memanfaatkan daging dan kulit binatang-binatang yang halal. Bahkan Allah melarang segala bentuk penyelewengan terhadap binatang-binatang tersebut. Ayat-ayat ini menjelaskan secara terperinci mengenai nama binatang-binatang, serta keyakinan orang-orang Musyrik dan mengatakan, Allah Swt telah menetapkan pasangan delapan binatang-binatang untuk kalian,yaitu kambing, biri-biri, unta dan sapi yang masing-masing jantan dengan jenis betinanya secara keseluruhan menjadi delapan.
Padahal dalam ayat-ayat sebelumnya telah disebutkan bahwa kaum Musyrikin dalam berbagai kondisi telah mengharamkan binatang jantandanbetinanya.Bahkan kadang-kadang janin yang masih berada dalam perut induknya telah mereka haramkan, padahal Allah Swt telah memesankan bahwa semua itu halal dan dapat dimanfaatkan. Lanjutan ayat ini menyatakan,segala bentuk penyelewengan dan bidah ini adalah suatu kezaliman besar terhadap kebenaran agama Allah yang menyebabkan tersesatnya masyarakat berdasarkan kejahilan dan ketidaktahuan mereka. Sedang mereka harus mempertanggung jawabkan segala tradisi salah yang telah mereka lakukan ini.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Dasar segala jenis makanan yang dikonsumsi adalah halal selama Allah tidak menjelaskan haramnya makanan tersebut.
2. Paraulama Islam dituntut untuk memberantas berbagai penyelewengan dan menjelaskan dengan gamblang kebenaran agama.
3. Berbagai keyakinan dan akidah harus berdasarkan ilmu pengetahuan.
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 137-140
Ayat ke 137
Artinya:
Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.(6: 137)
Sebelumnya telah disinggung mengenai salah satu keyakinan khurafat orang-orang Musyrik dalam menentukan bagian dari hasil-hasil pertanian dan peternakan mereka untuk berhala-berhala. Ayat ini juga menyinggung satu lagi dari keyakinan khurafat mereka dan mengatakan, mereka tidak saja memberikan sebagian dari harta mereka untuk berhala-berhala mereka, bahkan dalam acara-acara tertentu, mereka mengorbankan anak-anak mereka untuk berhala-berhala sesembahan mereka dan meyakininya sebagai ibadah. Al-Quranal-Karim mengatakan, "Kecintaan mereka kepada patung-patung tersebut sedemikian rupa sehingga membuat mereka memandang perbuatan keji itu sebagai perbuatan mulia dan mereka merasa bangga dengannya.Mereka menganggap patung-patung itu bisa menyukseskan pekerjaan dan perbuatan yang jelek ini menurut mereka adalah kebaikan, bahkan hal tersebut merupakan suatu yang membanggakan."
Lanjutan dari ayat ini menyatakan, tradisi dan adat istiadat yang salah ini telah berakibat sedikit demi sedikit, upacara Nabi Ibrahim yang lurus ini diselewengkan dan diubah menjadi ibadah yang mereka bikin-bikin. Perbuatan ini dapat menyebabkan hancurnya generasi mereka. Al-Quran berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan, mereka menyandarkan perbuatan jeleknya kepada Tuhan, serta tidak siap menerima seruan kebenaran anda. Oleh sebab itu, jangan anda bersusah-susah lebih dari ini dan biarkanlah mereka. Karena Allah sendiri tidak menghendaki orang-orang semacam mereka. Meskipun jika Allah menghendaki Dia bisa memaksa mereka untuk menuju kepada kebenaran, namun bagi Allah hal ini tidaklah perlu untuk mencegah berbagai sikap jelek mereka.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Yang lebih jelek adalah menjustifikasi dan menganggap indah dalam melakukan perbuatan dosa, bahkan ia merupakan unsur jatuh dan hancurnya manusia, sedang jalan bagi manusia untuk menerima kebenaran telah ditutup.
2. Nabi dan para penyampai risalah samawi bertanggung jawab dalam menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan, meski tidak berhak memaksa masyarakat untuk menerima ajaran tersebut. Karena mereka tidak boleh menyandarkan pekerjaannya kepada masyarakat, sehingga mereka tidak berduli terhadap pekerjaan mereka dan bahkan tidak berharap sama sekali.
Ayat ke 138
Artinya:
Dan mereka mengatakan: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya, semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan.(6: 138)
Sebelumnyatelah disinggung mengenai penentuan dari sebagian hasil peternakan dan pertanian yang diperuntukkan kepada patung-patung. Ayat ini juga menyinggung secara terperinci akidah dan keyakinan orang-orang Musyrik yang melenceng. Ayat ini mengatakan, sejak dari awalnya mereka telah memisahkan bagian dari sektor peternakan untuk Tuhan patung-patung mereka, serta tidak membolehkan segala bentuk penggunaan dari bagian tersebut untuk diri mereka atau yang lainnya.
Mereka mengharamkan meminum susu atau memakan daging binatang-binatang tersebut, tapi dibolehkan bagi orang-orang yang merawat patung-patung tersebut. Menunggangi binatang-bnatang yang menjadi bagian dari milik patung-patung juga hukumnya haram, bahkan terhadap binatang yang disembelih tanpa menyebutkan nama Tuhan, juga nama tuhan patung-patung mereka harus disebut diwaktu menyembelih binatang.
Al-Quranal-Karim mengatakan,terhadap semua pemikiran dan sepak tejang yang jahat dan jelek ini, lebih jelek lagi adalah mentradisikan penyimpangan dan penyelewengan dengan mengatas namakan agama, kemudian hukum-hukum ini disandarkan kepada Tuhan. Sementara Allah Swt akan memberikan balasan siksa terhadap segala bentuk perbuatan dan penyandaran tersebut.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pemberantasan terhadap segala bentuk penyelewengan dan penyimpangan, khususnya terhadap perbuatan yang mengatas namakan agama merupakan salah satu dari tujuan utama diutusnya para nabi as.
2. Tidak hanya menghalalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, bahkan mengharamkan hal-hal yang telah dihalalkan oleh Tuhan merupakan sejenis bidah dan mengada-ada terhadap Allah Swt.
Ayat ke 139-140
Artinya:
Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(6: 139)
Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezeki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (6: 140)
Ayat-ayat ini juga menyinggung satu lagi dari hukum-hukum yang melenceng dan menyimpang yang sebenarnya merupakan tindakan rasialis pada periode-periode Jahiliyah. Dua ayat ini mengatakan, mereka tidak saja memiliki berbagai keyakinan yang menyimpangkan mengenai binatang ternak yang telah mereka nazarkan untuk patung-patung, tetapi bahkan terhadap janin yang masih berada di dalam perut binatang-binatang tersebut. Mereka mengatakan bahwa janin tersebut yang masih hidup hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki mereka, sedang bila telah mati dibagi untuk kaum laki-laki dan perempuan mereka. Padahal binatang yang sudah menjadi bangkai di dunia tidak bisa dimanfaatkan sama sekali. Dagingnya biasanya sudah rusak, busuk dan mendatangkan bahaya dan penyakit.
Di akhir ayat ini juga disinggung dan dibahas sekali lagi mengenai masalah menanam anak-anak perempuan. Dikatakan bahwa sungguh mereka itu tersesat dan bodoh. Pekerjaan yang mereka lakukan merupakan pekerjaan yang sangat jelek yaitu membunuh dan menanam hidup-hidup anak-anak perempuan mereka. Padahal anak merupakan nikmat dan karunia Allah yang harus disyukuri, tetapi mereka mengabaikan dan tidak melakukannya dengan baik, sebagaimana yang disebutkan dalam ajaran-ajaran agama samawi. Nabi Muhammad Saw justru diutus pada lingkungan dan masyarakat yang memiliki pemikiran semacam ini. Karena itu dengan mengerahkan tenaga dan kemampuan beliau Saw untuk dapat menyiapkan lahan yang kondusif untuk mengembangkan engertian dan pemikiran mereka.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Segala bentuk diskriminasi terhadap anak perempuan atas anak lelaki yang merupakan anugerah dan nikmat Allah Swt merupakan perkara jahiliah dan hal itu tertolak.
2. Kita harus bisa menjaga dan waspada agar jangan terjerumus kedalam perbuatan bidah dan berbagai penyelewengan dengan menyandarkannyakepada agama.Karena itu bila tanpa ilmu pengetahuan dan hikmah Allah, maka hal itu tidak akan bisa berjalan dengan baik dan akan mendapatkan siksaan Allah.
3. Kerugian yang sebenarnya adalah kebodohan dan ketidaktahuan dengan melakukan suatu perbuatan yang tidak rasionil, bukan karena kehilangan harta dan kekayaan.
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 131-136
Ayat ke 131-132
Artinya:
Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah.(6: 131)
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.(6: 132)
Pada ayat sebelumnya Allah Swt berfirman kepada bangsa jin dan manusia bahwa Aku telah mengutus para nabi untuk membimbing kalian, agar kalian semua memahami dan senantiasa waspada akan datangnya Hari Kiamat. Ayat ini mengatakan, peringatan Allah itu dimaksudkan untuk menyempurnakan hujjah bagi masyarakat, agar umat manusia keluar dari kejahilan dan kesalahan, untuk seterusnya mereka dikenalkan kepada kebenaran.
Karena itu, tanpa peringatan dan pemberitahuan terlebih dahulu kepada mereka, penyiksaan yang dilakukan oleh Allah Swt kepada orang-orang kafir adalah suatu perbuatan zalim dan aniaya. Kebenaran harus terlebih dahulu disampaikankepada orang-orang yang salah. Jika mereka masih tidak mau menerimanya, mereka akan disiksa. Ini merupakan Sunnatullah yang telah disinggung pada beberapa ayat yang lainnya. Sebagaimana dalam surat al-Isra ayat 15 yang artinya"...dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul."
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1.Seseorang yang pada Hari Kiamat dimasukkan ke dalam api neraka, sebenarnya telah memahami kebenaran, namun tidak mau mengikutinya.
2. Cercaan dan hukuman yang dijatuhkan kepada orang yang tidak mengetahui merupakan kezaliman atas diri mereka. Pemberitahuan harus didahulukan dari siksaan.
3. Kebahagiaan dan kesengsaraan setiap orang berada di tangannya sendiri. Sedangkan amal perbuatan sangat menetukan kedudukannya di sisi Allah Swt.
Ayat ke 133-134
Artinya:
Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.(6: 133)
Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya. (6: 134)
Setelah ayat sebelumnya menyebutkan bahwa Allah Swt tidak berbuat zalim, dua ayat ini menyatakan, tidak ada dalil apapun bahwa Allah Swt berbuat zalim terhadap hamba-hamba-Nya. Karena perbuatan itu bersumber dari sifat kezaliman dan kebutuhan atau berpangkal pada sifat keras kepala. Padahal Allah Swt tidak membutuhkan apapun dan bersifat Maha Kasih. Para pendosa tidak bisa menyalahgunakan rahmat Allah, dan mengatakan,kini Tuhan tidak ada urusan dengan kita. Padahal rahmat Allah selalu terbuka didunia, begitu juga pada Hari Kiamat. Padahal, bila Allah menghendaki kalian hancur di dunia, lalu digantikan dengan orang-orang yang lain, maka pada Hari Kiamat tidak juga ada orang yang dapat membantu kalian untuk melarikan diri dari berbagai siksaan Allah Swt, atau yang sanggup berdiri di hadapan siksaan Tuhan.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah Swt menurut ungkapan kita adalah Zat yang tidak membutuhkan, meskipun Dia pada dasarnya tidak memerlukan perwujudan kita, bahkan apabila Allah menghendaki kita semua bisa dihancurkan.
2. Padahal rahmat Allah Swt sangatlah luas dan mencakup segala sesuatu. Namun sebagian para pendosa melupakannya, sehingga mereka keluar dari lingkungan rahmat Allah. Karena itu pantaslah mereka mendapatkan murka Allah Swt.
Ayat ke 135
Artinya:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.(6: 135)
Ayat-ayat sebelumnya menyebutkan soal ancaman terhadap orang-orang Kafir dan para penentang Islam dengansiksaan Allah Swt. Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Saw agar berbicara kepada mereka dengan mengatakan,lakukan perbuatan apa saja yang kalian inginkan. Aku juga akan melaksanakan perbuatan apapun yang telah diperintahkan Allah. Karena secepatnya kita akan mengetahui perbuatan-perbuatan kita tersebut, bahkan akibat dari perbuatan itupun akan kita atau kalian pertanggung jawabkan. Ketahuilah bahwa para penjahat, pendosa dan penentang tidak akan memperoleh kemenangan.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Tolok ukur keberhasilan adalah akhir dari perbuatan tersebut dan bukan apa yang dicapai hari ini. Karena betapa banyaknya kebaikan serta kesenangan hidup yang diperoleh oleh umat manusia berakhir dengan kejelekan dan malapetaka.
2. Mengarahkan masyarakat kepada jalan Allah Swt, meskipun jumlah mereka banyak sekali, dan itu adalah tugas kita yang tidak pernah berubah sama sekali. Kita harus bisa melaksanakan tugas kita tersebut dengan baik dan kita juga harus tegas dalam menghadapi jalan yang batil dan menyatakan jalan kebenaran kita!
Ayat ke 136
Artinya:
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu.(6: 136)
Ayat ini menyinggung satu lagi dari keyakinan melenceng orang-orang Musyrik Mekah dan mengatakan,mereka memberi sajian-sajian dari hasil pertanian dan binatang-binatang piaraan mereka untuk Tuhan.Disebutkan pula dalam sejarah bahwa mereka memberi sajian untuk patung-patung, dimana bagian dan sajian-sajian untuk Tuhan diberikan kepada orang-orang yang memerlukan dan tamu-tamu.Sementarasajian yang diperuntukkan kepada patung-patung diberikan kepada para pengurus patung-patung tersebut, atau diberikan secara khusus pada upacara-upacara korban.
Tetapi setiap kali bagian dari sajian buat patung-patung itu sedikit, akan diambilkan dari sajian-sajian untuk Allah Swt dan tidak untuk sebaliknya. Namun apabila dikarenakan sebuah kejadian, lalu bagian sesajian untuk patung-patung itu dipisahkan, maka ia dipandangnya sebagai kekurangan.Mereka mengatakan,Tuhan adalah Zat yang tidak membutuhkan, sedang patung-patung ini sangat membutuhkan. Di akhir ayat ini telah disebutkan kecaman dalam sebuah ungkapan singkat mengenai tradisi dan adat istiadat yang salah inidenganmengatakan,betapa jeleknya mereka menentukan sebuah hukum, selain berbuat syirik mereka juga menentukan bagian sesajian Tuhan sedikit bila dibandingkan dengan bagian patung-patung.
Padahal AllahSwt pemilik segala sesuatu dan justru hak pembagian terhadap segala suatu ditangan-Nya, namun mereka sendiri telah menentukan bagian untuk Allah dengan sesuka hati mereka, sedikit atau banyak. Segalapenyelewengan perbuatan telah memperjelas sebuah poin dimanakaum Musyrikin telah menerima bahwa bagian dari pertanian dan peternakan dikhususkan untuk Allah Swt.Hal ini merupakan sesuatu yang telah ditentukan didalam agama-agama samawi sebagai zakat. Yakni dasar keyakinan kaum Musyrikin yaitu sebuah upacara keagamaan, yang telah diselewengkan sepanjang zaman, dengan telah menambahkan bagian buat patung-patung.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Yang menumbuhkan tanaman-tanaman itu adalah Allah Swt dan bukan manusia. Petani hanyalah menabur biji-bijian di ladang sedang hanya Allah yang menjadi penyebab tumbuhnya biji-bijian tersebut.
2. Salah satu dari urgensi terpenting risalah-risalah para nabi ialah memberantas segala bentuk penyelewengan
Dukung Morales, Amerika Latin Bakal Tarik Dubesnya dari Eropa
Negara-negara Amerika Latin telah memutuskan untuk menarik duta mereka dari negara-negara Eropa yang menolak wilayah udaranya dilintasi oleh pesawat Presiden Bolivia Evo Morales selama perjalanan pulang dari Rusia.
Selama KTT ke-45 blok perdagangan Mercosur di ibukota Uruguay, Montevideo, pada hari Jumat (12/7), para pemimpin Argentina, Venezuela, Brasil dan Uruguay memutuskan untuk memanggil duta mereka di Spanyol, Perancis, Italia dan Portugal untuk konsultasi.
"Kami telah mengambil sejumlah tindakan untuk mendesak penjelasan dan permintaan maaf dari negara-negara Eropa yang menyerang saudara kita Evo Morales," kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro, seperti dikutip Press TV.
Dalam sebuah pernyataan bersama, anggota Mercosur menyatakan penyesalannya atas "perilaku yang tidak dapat diterima" oleh negara-negara Eropa yang melanggar kedaulatan dan merugikan hubungan antar bangsa.
"Peristiwa itu merupakan suatu tindakan yang tidak ramah dan bermusuhan, yang melanggar hak asasi manusia dan menghalangi kebebasan bepergian, serta kekebalan diplomatik untuk seorang kepala negara," tambahnya.
Penerbangan Morales dari Moskow dialihkan rutenya pada hari Selasa (2/7), karena diduga di dalam pesawat itu terdapat Edward Snowden. Pesawat itu terpaksa mendarat di Wina, Austria setelah Perancis dan Portugal tak memberikan izin wilayah udaranya dilintasi pesawat tersebut.
Bolivia adalah salah satu dari 21 negara tempat Snowden mengajukan permohonan suaka.
AS telah meminta Ekuador, Kuba, Venezuela, dan Rusia untuk tidak memberikan suaka kepada Snowden.
AS akan Tingkatkan Tekanan terhadap Iran
Amerika Serikat berencana meningkatkan tekanan terhadap Republik Islam Iransebagai salah satu langkah untuk menghilangkan kekhawatiran rezim Zionis Israel.
"Kami tidak akan meringankan sanksi terhadap Iran jika Tehran tidak mengambil tindakan untuk menghentikan pengayaan 20 persen," kata pejabat senior AS, yang berbicara dengan syarat anonim kepada harian Israel, Haaretz, Ahad (14/7).
Ia menambahkan, Washington tidak berniat untuk meringankan sanksi terhadap Tehran kecuali Iran menunjukkan "perubahan sikap."
Ketika menyinggung sanksi baru terhadap Iran yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli, pejabat Gedung Putih itu mengatakan, AS berencana untuk meningkatkan tekanan terhadap Republik Islam.
Sanksi-sanksi baru yang menargetkan sektor energi, transportasi maritim, industri perkapalan, perdagangan minyak dan mata uangtelah diterapkan terhadap Iran, di mana sanksi tersebut diratifikasi oleh Kongres AS pada bulan Desember 2012 dan ditandatangani oleh Presiden Barack Obama pada Januari 2013.
Menurut Haaretz, perundingan mendatang antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, Amerika Serikat ditambah Jerman) untuk membahas dimulainya kembali negosiasi telah memicu kekhawatiran Israel bahwa AS mungkin akan berusaha mengurangi tekanannya terhadap Iran.
Namun pernyataan pejabat Washington telah sedikit menenangkan Tel Aviv.
Turki Serukan Agar Mursi Dibebaskan
Presiden Turki Abdullah Gul dalam pesannya kepada Presiden Interim Mesir Adly Mansour, menyerukan agar mantan Presiden Muhammad Mursi dibebaskan dan menghindari tindakan yang melecehkannya.
Dalam kontak resmi pertama pejabat Turki dengan pejabat pemerintahan baru Mesir, Abdullah Gul meminta Mursi dibebaskan. IRNA melaporkan pada hari Rabu (17/7).
Pesan itu disampaikan dalam pertemuan baru-baru ini antara Abdullah Gul dan Abdul Rahman Salahuddin, Duta Besar Mesir di Ankara. Presiden Turki berharap Mursi dan para mantan pejabat yang ditangkap pasca kudeta pada 3 Juli lalu dibebaskan.
Dalam pesannya itu, Abdullah Gul juga menekankan pentingnya segera mengembalikan demokrasi ke Mesir.
Sebelumnya, Adly Mansour mengirim sebuah pesan ke Turki yang menyatakan keinginan Kairo untuk menjaga hubungan dengan Ankara.
Pasca kudeta terhadap Mursi Mesir, Turki dituding mencampuri urusan dalam negeri Mesir. Perdana Menteri Reccep Tayyip Erdogan, menyatakan hanya mengakui Muhammad Mursi sebagai kepala negara resmi dan akan terus mengevaluasi kebijakan luar negerinya terkait munculnya rezim "tidak sah" di Kairo.
''Bagi kami, Mursi adalah satu-satunya presiden Mesir yang sah. Dia dipilih oleh rakyatnya dengan cara yang paling demokratis di negara itu,'' tegas Erdogan.
Erdogan juga dikabarkan menolak ajakan Wakil Presiden Mesir Mohamed el-Baradei untuk bertemu.
Mursi yang merupakan presiden Mesir pertama yang dipilih langsung digulingkan dalam sebuah kudeta militer pada 3 Juli setelah jutaan warga Mesir turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya.