کمالوندی

کمالوندی

 

Seorang analis politik asal Amerika Serikat, menyebut Presiden Donald Trump, dan kabinetnya sebagai orang-orang yang bodoh.

David Brooks, analis politik AS, mengatakan terdapat dua kemungkinan terkait pemerintahan Donald Trump, jahat atau bodoh. Tapi dapat dipastikan bahwa Trump adalah seorang yang bodoh.
 
Jurnalis New York Times itu menuturkan, “Orang-orang jahat di tengah semua kejahatan mereka, tetap memahami dengan baik area kepentingan mereka, tapi orang-orang bodoh tidak mengenal batas kebodohan mereka, bahkan membahayakan kepentingan diri dan negaranya sendiri. Dapat dipastikan Trump masuk kategori ini.”
 
Minouche Shafik, staf pengajar di Universitas Columbia, menyebut Presiden AS Donald Trump, telah menghilangkah wacana dan pemikiran dari negaranya. Shafik menjelaskan, “Seakan-akan Donald Trump, telah menciptakan ‘zaman monster’ di Amerika Serikat, dan dunia.”
 
Sementara itu, Thomas Friedman, jurnalis terkemuka Amerika Serikat mengatakan, Trump bermaksud mengubah posisinya saat ini menjadi presiden seumur hidup.
 
Ia mengatakan, “Trump benar-benar memandang dunia sebagai sebuah toko kelontongan di Trump Tower. Misalnya ia berkata kepada prancis, ‘Anda tidak membayar uang sewa yang cukup untuk toko baguette ini’. Ia menganggap Eropa sebagai sebuah blok dagang yang bisa memberikan tekanan besar pada AS, maka dari itu ia lebih suka untuk memecahnya, lalu berunding dengan masing-masing negara itu, tapi ia sama sekali tidak membayangkan apa dampaknya.”
 
Dalam hal ini Amir Ali Abolfath, pengamat masalah AS di X menulis, “Trump haus kekuasaan abadi. Presiden seumur hidup atau raja. Tapi keinginan ini tidak akan bisa tercapai tanpa kudeta militer atau amandemen undang-undang dasar AS. Opsi pertama membutuhkan dukungan militer, tapi tidak ia memperolehnya, dan opsi kedua, membutuhkan dukungan Kongres serta negara-negara bagian, ini pun tidak didapatkanya.”
 
Di sisi lain, Abdolreza Farajiraad, pengamat internasional asal Iran, meyakini bahwa Donald Trump, berusaha menerapkan kebijakan-kebijakan kolonialisme.
 
Ia mengatakan, “Tujuan asli Presiden AS adalah mempertahankan opini publik dalam negeri, dan basis-basis pemilihannya. Trump, untuk sementara ini, menerapkan kebijakan otoriter dan intimidasi.”
 
Gerard Baker, jurnalis Wall Street Journal, menyinggung dimulainya perang dagang Trump, terhadap berbagai negara dunia, dan menyebut perang ini sebagai langkah paling bodoh yang diambil Presiden AS.
 
Pada saat yang sama Baker, memperingatkan bahwa berlanjutnya fenomena ini akan membawa kerugian-kerugian yang besar bagi perekonomian Amerika Serikat. 

 

Husein bin Ali, seorang anggota keluarga dan cucu Nabi Muhammad Saw, sebelum melakukan perlawanan berkata, "Saya tidak bangkit dari aorgansi, korupsi, dan ketidakadilan, saya hanya berdiri untuk memperbaiki urusan umat kakekku,".

Tidak ada orang seperti Imam Husein yang bersemayam di hati orang-orang yang bebas dan mencintai kebebasan di dunia. beliau adalah teladan spiritualitas dan ketulusan, keberanian dan pengusung keadilan dan anti-tirani, dan pada saat yang sama, penuh pengabdian.

Dalam artikel Parstoday ini, kita melihat kehidupan dan pemikiran Imam Husein.

Hussain, Ahlul Bait dan cucu Nabi Muhammad saw, dan putra Sayidah Fatimah putri Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib, Imam pertama Syi'ah , lahir pada tahun keempat Hijriah di kota Madinah.

Imam Husein adalah salah satu Ahlul-Bait Nabi, yang disinggung dalam ayat Tathir dalam al-Quran mengenai orang-orang yang suci dari dosa. Beliau mengerahkan segala dayanya untuk memulihkan moralitas, kemanusiaan, dan kebebasan.

Menurut laporan sejarah Syiah dan Sunni, Nabi Muhammad Saw mengumumkan kesyahidannya ketika ia dilahirkan, dan memilih nama Husein untuknya. Selain posisinya sebagai Imam ketiga dan pemimpin syuhada di kalangan Syiah, juga di kalangan Sunni, Imam Husein dikenal karena keutamaan yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dan juga dihormati karena pendiriannya melawan penguasa yang kejam di zamannya, Yazid bin Muawiyah.

Peringatan Asyura di Makam Shahcheragh, Shiraz, Iran
 

Imam Husein sangat keberatan dengan kinerja Muawiyah, raja Dinasti Bani Umayyah saat itu. Beliau menolak berjanji setia kepada Yazid (putra Muawiyah) dalam urusan jabatan khalifah. Imam Husein menyebut Yazid sebagai orang yang kejam, menindas, dan tidak kompeten dengan perilaku anti kemanusiaan dan anti sosial.

Imam Husein memandang kekhalifahan sebagai kedudukan ilahi dan meyakini bahwa penjaga masyarakat harus menauladani Nabi Muhammad saw. Setelah kematian Muawiyah, Yazid menekan Imam Husain untuk berbaiat, bahkan akan membunuhnya, jika menolak untuk berjanji setia.

Akhirnya Imam Husain berangkat ke Mekkah dari kota Madinah karena tekanan dari antek-antek Yazid dan tentara bayarannya. Selama empat bulan tinggal di Mekkah, beliau juga menerima banyak permintaan dan surat dari masyarakat Kufah untuk menerima jabatan Khalifah. Dengan mengikuti permintaan tersebut, Imam Husein mengirimkan utusannya Muslim bin Aqil ke Kufah. Muslim membenarkan dukungan orang-orang Kufi dan Imam berangkat ke kota ini. Tapi di sisi lain, Yazid juga mengirimkan pasukan untuk menghadapi Imam Husein.

 

Upacara berkabung Asyura di Afghanistan
 

Akhirnya kedua belah pihak saling bertemu pada hari kedua Muharram tahun 61 H di gurun Karbala. Sementara itu, masyarakat Kufah tidak berpegang teguh pada kesepakatan mereka dengan Imam Husein dan membiarkannya sendirian dalam pertempuran yang tidak adil. Menurut riwayat sejarah, pasukan Yazid berjumlah sekitar 30 ribu orang, sedangkan jumlah prajurit Imam Hussein hanya 72 orang. Namun, Imam tidak menyerah pada kesetiaan palsu musuh.

Pada hari Asyura, 10 Muharram, terjadi pertempuran sengit dan para sahabat Imam Husain membuat epos yang langgeng dalam sejarah. Tentara Yazid bahkan memblokir jalur air menuju perkemahan Imam Husein, sehingga beliau serta para sahabatnya syahid dengan bibir kehausan. Kepala suci Imam Husein dan para sahabatnya dipisahkan dari tubuh mereka dan dikirim ke istana Yazid.

Imam Husein pernah dalam suratnya sebelum syahid mengungkapkan,"Dan saya tidak bangkit karena pemberontakan, korupsi dan penindasan, saya hanya ingin mereformasi bangsa nenek moyang saya." Aku ingin memerintahkan apa yang baik dan melarang apa yang buruk dan berperilaku seperti kakekku dan ayahku Ali bin Abi Thalib.

Nabi Islam telah bersabda berkali-kali tentang beliau, "Hussein bagian dariku, dan aku bagian dari Hussain." Bagian pertama dari pernyataan ini jelas, tetapi bagian kedua, yaitu agama, aliran, dan keyakinan Nabi Muhammad saw, akan bertahan dengan perjuangan Husein, untuk membawa umat manusia menuju tujuan yang disampaikan Nabi.

Makam Imam Husein di Karbala saat ini menjadi tempat ziarah bagi orang-orang yang merdeka di dunia, dan kesyahidannya adalah ibu kota gerakan kaum tertindas dan pencari kebebasan di dunia.


Dalam kelanjutan artikel dari Parstodi ini, kita menelisik petuah terkenal Imam Husein.

Permata berharga

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «نَحْنُ حِزْبُ اللّه ِ الْغالِبُونَ، وَعِتْرَةُ رَسُولِ اللّه ِ صلي الله عليه و آلهالاْقْرَبُونَ، وَاَهْلُ بَيْتِهِ الطَّيِّبُونَ، وَأَحَدُالثَّقَلَيْنِ الَّذينَ جَعَلَنا رَسُولُ اللّه ِ ثانِىَ كِتابِ اللّه ِ...» [احتجاج طبرسى، 229]

Imam Husain (a.s.) berkata, "Kami para pejuang di jalan Allah akan menang, dan kami lebih dekat dengan Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait yang suci, dan kami adalah salah satu dari dua neraca berat yang diberikan Rasulullah saw, Kitabullah (dan penafsirnya)".

Kemunculan Mahdi bin Husein

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «لَوْلَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيا إلاّيَوْمٌ واحِدٌ لَطَوَّلَ اللّه ُ عَزَّوَجَلَّ ذلِكَ الْيَوْمَ حَتّى يَخْرُجَ رَجُلٌ مِنْ وُلْدى، فَيَمْلاَءُها عَدْلاً وَ قِسْطاً كَما مُلِئَتْ جَوْراً وَظُلْماً، كَذلِكَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللّه ِ صلي الله عليه و آلهيَقُول» [كمال الدين، ص317 - بحارالانوار، ج51، ص133]

Imam Husain AS berkata, "Seandainya hanya tersisa satu hari dalam kehidupan dunia, niscaya Allah akan menjadikan hari itu panjang sehingga muncullah seorang laki-laki dari keluargaku dan memenuhi dunia yang penuh dengan penindasan dengan keadilan dan kebaikan. Saya mendengarnya dari Rasulullah Saw,".

Kematian lebih baik daripada kejahatan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «مَوْتٌ في عِزٍّ خَيْرٌ مِنْ حَياةٍ في ذُلٍّ اَلْمَوْتُ اَوْلى مِنْ رُكُوبِ الْعارِ وَالْعارُ اَوْلى مِنْ دُخُولِ النّارِ» [موسوعة كلمات الامام الحسين 499، ح 289]

Imam Husein pada hari Asyura berkata, "Kematian yang bermartabat lebih baik daripada kehidupan yang hina. Kematian lebih baik dari pada dikaitkan dengan kehinaan dan kehinaan, dan kehinaan lebih baik dari pada masuk api (neraka),".

Kebebasan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «وَيْحَكُمْ يا شِيعَةَ آلِ اَبى سُفْيانَ، اِنْ لَمْ يَكُنْ لَكُمْ دِيْنٌ وَكُنْتُمْ لاتَخافُونَ الْمَعادَ فَكُونُوا اَحْـراراً فِى دُنْيـاكُمْ» [بحارالانوار، ج 45، ص 51 - مقتل خوارزمى، ج 2، ص 33]

Imam Husein berkata, "Celakalah kalian, pengikut Abu Sufyan, jika kamu tidak beragama dan tidak takut hari kiamat, maka setidaknya jadilah orang yang merdeka di duniamu sendiri,".

Peringatan Asyura di Türki
 

Kematian dan kehidupan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «لَيْسَ شَأْنى شَأنُ مَنْ يَخافُ الْمَوْتَ، ما أَهْوَنَ الْمَوْتِ عَلى سَبيلِ نَيْلِ الْعِزِّ وَاِحْياءِ الْحَقِّ، لَيْسَ الْمَوْتُ في سَبيلِ الْعِزِّ اِلاّ حَياةً خالِدَةً وَلَيْسَتِ الْحَياةُ مَعَ الذُّلِّ اِلاَّالْمَوْتَ الَّذى لاحَياةَ مَعَهُ، اَفَبِالْمَوْتِ تُخَوِّفُنى... وَهَلْ تَقْدِرُونَ عَلى أَكْثَرِ مِنْ قَتْلى؟! مَرْحَباً بِالْقَتْلِ فيسَبيلِ اللّه ِ، وَلكِنَّكُمْ لاتَقْدِروُنَ عَلى هَدْمِ مَجْدى وَمَحْوِ عِزّى وَشَرَفى» [كلمات الامام الحسين، 360، ح 348]

 

Imam Hussein berbicara kepada musuh-musuhnya, dengan berkata, "Aku bukanlah orang yang takut mati. Kematian di jalan kehormatan dan kebangkitan kebenaran sangatlah mudah bagiku. Kematian di jalan kehormatan tidak lain hanyalah hidup kekal dan hidup dengan kehinaan tidak lain hanyalah kematian dan ketiadaan. Apakah kamu membuatku takut menghadapi kematian? Bisakah kamu melakukan lebih dari sekedar membunuhku? Mulialah mati di jalan Allah, tetapi kamu tidak dapat menghancurkan kemuliaanku dan menghancurkan martabat dan kehormatanku,".

Jadilah orang yang berguna

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «خَمْسٌ مَنْ لَمْ تَكُنْ فِيهِ، لَمْ يَكُنْ فِيهِ كَثيرُ مُسْتَمْتَعٍ: اَلْعَقْلُ، وَالدّينُ وَالْأَدَبُ، وَالْحَياءُ، وَحُسْنُ الْخُلْقِ» [حياة الامام الحسين، ج 1، ص 181]

Imam Husein berkata, "Jika tidak ada lima hal dalam diri seseorang, maka kita tidak akan melihat banyak manfaat pada dirinya: Akal,agama, adab,  rasa malu, dan akhlak yang baik,".

Jenis ibadah

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «اِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ رَغْبَةً فَتِلْكَ عِبادَةُ التُّجّارِ، وَاِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ رَهْبَةً فَتِلْكَ عِبادَةُ الْعَبيدِ، وَاِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ شُكْراً فَتِلْكَ عِبادَةُ الاَْحْرارِ، وَ هِىَ اَفْضَلُ العِبادَةِ» [بحارالانوار، 78، 117. موسوعه كلمات الامام الحسين 748، ح 906. بلاغة الامام على بن الحسين، ص 171 باب سوم كلمات قصار]

Imam Husein berkata, "Sekelompok orang yang beribadah kepada Tuhan untuk mendapat pahala, itulah ibadah para pedagang. Kelompok menyembah Tuhan karena takut, inilah ibadah para budak. Namun suatu kelompok beribadah kepada Tuhan karena rasa syukur, maka ibadah ini milik orang-orang merdeka dan merupakan jenis ibadah yang terbaik,".

Hikmah puasa

سُئِلَ الْحُسَيْنُ (ع): «لِمَ افْتَرَضَ اللّه ُ عَزَّوَجّلَ عَلى عَبيدِهِ الصَّوْمَ؟ قالَ: لِيَجِدَ الْغَنىُّ مَسَّ الْجُوعِ فَيَعُودَ بِالْفَضْلِ عَلَى المَساكينَ» [موسوعة كلمات الامام الحسين، ص 692، ح 759]

Imam Husain ditanya mengapa Allah mewajibkan puasa bagi hamba-Nya? Beliau menjawab, "Agar orang kaya merasakan kerasnya kelaparan dan akibatnya menggunakan hartanya untuk membantu orang miskin,".

Makam imam Husein di Karbala
 

Semuanya, kecuali Tuhan akan binasa

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): ا«ِنَّ سُكّانَ السَّمواتِ يَفْنُونَ وَاَهْلَ الاْرْضِ يَمُوتُونَ وَجَمِيعُ الْبَرِيَّةِ لا يَبْقُونَ وَكُلَّ شَىْ ءٍ هالِكٌ اِلاّ وَجْهَهُ» [فتوح ابن اعثم، ج 5، ص 94 - مقاتل الطالبيين، ص 112]

Imam Husein berkata, "Makhluk langit binasa dan makhluk bumi mati, semuanya tidak stabil dan segala sesuatu dapat binasa, kecuali Tuhan,".

Jangan menindas orang lain

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «يا بُنَىَّ اِيّاكَ وَظُلْمَ مَنْ لايَجِدُ عَلَيْكَ ناصِراً اِلاَّ اللّه َ» [بحارالانوار، ج 75، ص 308 - اعيان الشيعة، ج 1، ص 620]

Imam Husein berkata, "Anakku! Hindarilah menindas orang yang tidak ada penolong di hadapanmu selain Allah,".

 

Lembaran sejarah menunjukkan bahwa Khawaja Nasiruddin memperoleh bagian penting dalam pendidikannya di era kekaisaran Mughal, bahkan mendirikan Sekolah Maragheh dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan melalui para siswa yang dilatihnya.

Tehran, Parstoday- Evolusi bangsa Mongol setelah memasuki Iran merupakan salah satu peristiwa sejarah terpenting yang secara jelas menunjukkan pengaruh budaya dan ilmu pengetahuan Iran terhadap bangsa ini.

Transformasi ini terjadi terutama melalui tokoh-tokoh seperti menteri dan orang bijak Iran yang kompeten seperti Khwaja Nasiruddin Tusi (579-672 H) (1201-1274 M) dan dengan penekanan pada penciptaan keseimbangan dan moderasi dalam pemikiran dan perilaku bangsa Mongol.

Dalam artikel Parstoday ini, kita akan menelisik beberapa tindakan penting yang dilakukan oleh Khawaja Nasiruddin Tousi yang mengubah  sikap dan intelektual bangsa Mongol

1. Mengenali bangsa Mongol dengan pandangan ilmiah dan pemikiran bangsa

Khwaja Nasir al-Din Tusi memainkan peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dengan memasuki istana Hulagu Khan. Dengan menulis, mengajar dan menerjemahkan karya-karya yang berorientasi pada sains, ia meletakkan dasar bagi kebangkitan pemikiran yang berbeda dan ilmiah di antara sebagian bangsa Mongol.

Hossein Masoumi Hamdani, seorang peneliti peradaban Iran mengungkapkan,"Pada masa ketika situasi di Kastil Alamut sedang kacau, Khawaja Nasir mendapatkan status di kalangan kaum Ismaili, yang berdasarkan itu ia dapat terlibat dalam kegiatan ilmiahnya dan menulis. buku. Penerjemahan yang dilakukan di bawah pengawasan Khwaja Nasiruddin juga membuat bangsa Mongol mengenali budaya bangsa lain. Salah satu tindakan terpenting Khawaja Nasiruddin Tusi adalah pendirian Observatorium Maragheh pada tahun 657 H. Observatorium ini menjadi pusat ilmiah besar pada masanya dengan dukungan Hulagu Khan. Dengan memanfaatkan situasi ini, Khawaja Nasir mempertemukan banyak ilmuwan dari seluruh dunia Islam dan mendirikan landasan ilmiah baru yang membawa pada transformasi pemikiran bangsa Mongol dan mengubah pandangan mereka terhadap dunia.

2. Memberikan peta jalur moderasi

Salah satu poin penting dalam pemikiran Khawaja Nasir adalah keterhubungan antara agama dan politik serta berusaha menciptakan keseimbangan di antara keduanya. Ia menilai kebahagiaan bergantung pada upaya menemukan garis moderasi dan jalan tengah antara sikap ekstrem, terutama di bidang politik. Pandangannya ini menyebabkan sebagian orang Mongol, seperti Hulagu Khan, yang sampai batas tertentu dipengaruhi olehnya, menjauhkan diri dari kekerasan dan kekejaman ekstrem yang disebabkan oleh takhayul yang dikaitkan dengan agama dan beralih menjalankan pemerintahan dengan pendekatan yang lebih moderat.

3. Mengenal rasionalitas dan sikap Iran

Khawaja Nasir juga berperan penting dalam evolusi intelektual bangsa Mongol dengan menghidupkan kembali karya-karya filosofis Ibnu Sina dan mengedepankan pemikiran rasional.

Menurut Hasan Ansari, seorang peneliti sejarah, “Khawaja Nasir memulai menghidupkan kembali tradisi kuno filsafat Ibnu Sina dengan menulis penjelasannya Hal ini menyebabkan bangsa Mongol mempelajari jenis pandangan dunia lain, yang ironisnya bersifat religius dan duniawi, dan lebih mementingkan pemikiran daripada hanya mengandalkan kekerasan.

4. Pendirian sekolah Maragheh dan pendidikan anak-anak Mongol

 Dengan mendirikan Sekolah Maragheh dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan melalui murid-murid yang dilatihnya, Khawaja Nasir memperoleh bagian penting dalam pendidikan generasi Mughal berikutnya. Sekolah ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga menunjukkan bahwa bangsa Mongol juga bisa menjadi pencipta pemikiran dan seni dengan memanfaatkan budaya dan pengetahuan Iran.

5. Berencana untuk melestarikan dan memperkuat identitas Iran dengan tujuan mengubah gaya hidup bangsa Mongol

Khawaja Nasir juga berusaha mempertahankan dan memperkuat identitas Iran melawan bangsa Mongol dengan merancang dan melaksanakan proyek nasional. Dengan memberikan keaslian pada budaya Iran-Islam dan dengan menonjolkan berbagai dimensi dan orientasi hidup dalam pikiran orang-orang Mongol, ia berhasil membuat mereka terkesan dengan budaya ini dan menciptakan transformasi mendalam dalam gaya hidup mereka. Ansari mengatakan dalam hal ini, "Saya pikir Khawaja Nasir telah memikirkan isu-isu ini selama bertahun-tahun."

6. Pengaturan prinsip-prinsip moral dan pemajuannya

Khawaja Nasir tidak melupakan pendidikan dasar etika, dan dengan menulis Etika Naseri. Ia memadukan konsep moral dan politik sedemikian rupa sehingga berdampak mendalam bagi bangsa Mongol. Buku ini menunjukkan moderasi intelektual Khawaja Nasir dan upayanya menghubungkan etika dengan politik.

Mohammed Javad Anvari, salah satu peneliti di bidang ini mengatakan: "Akhlaq Naseri adalah tulisan filosofis dalam bahasa Persia, dan dalam buku ini, Khawaja telah menghubungkan etika dengan agama dan politik."

Yang terakhir, poin-poin singkat ini menunjukkan bagaimana bangsa Iran, khususnya melalui Khawaja Nasiruddin Tusi meletakkan dasar untuk mengubah sikap bangsa Mongol, mengubah mereka dari masyarakat yang biadab dan kejam menjadi peminat budaya dan ilmu pengetahuan serta politisi beretika. Perkembangan ini tidak hanya membawa bangsa Mongol menuju moderasi dan keseimbangan dalam politik dan etika, namun juga meletakkan dasar bagi kebangkitan budaya dan identitas transenden di dalamnya berdasarkan konteks Iran-Islam.

 

Sheikh Naim Qassem mempunyai andil dalam menulis dan merupakan penulis berbagai karya di bidang hak-hak sipil, status perempuan, status guru, status pelajar, hak laki-laki dan perempuan, kewajiban orang tua terhadap anak dan lainnya.

Tehran, Parstoday- Sheikh Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon dalam pidato peringatan lima tahun kesyahidan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis, yang gugur akibat serangan drone Amerika Serikat pada tanggal 3 Januari 2020, mengatakan, " Perlawanan akan terus berlanjut dan kepemimpinan perlawananlah yang menentukan kapan dan bagaimana perlawanan menentukan metode perlawanan dan senjata yang digunakan".

"Ada yang mengatakan bahwa perlawanan telah mundur, namun perlawanan adalah keyakinan yang kuat, semakin kuat dan mengakar" ujar Sheikh Qassem.

Statemen Sheikh Naim Qassem dalam pidatonya mendapat reaksi luas di media kawasan. Surat kabar Rai Alyoum menulis dalam konteks ini, "Pidato Naeem Qassem mengejutkan Israel dan menunjukkan bahwa Hizbullah tidak akan mundur".

Namun siapakah Sheikh Naim Qassem yang menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon setelah Sayid Hassan Nasrullah syahid?

Naim bin Muhammad Naim Qassem lahir pada bulan Februari 1953 di kota Kfar Fila di provinsi Nabatieh, selatan Lebanon. Beliau menikah dan memiliki 6 orang anak, empat putra dan dua putri.

Ketertarikannya pada Islam membuatnya mempelajari kitab-kitab Islam saat remaja, dan ketika ia berusia 18 tahun, ia menyelenggarakan kelas agama dan mengadakan kelas mingguan untuk anak-anak dan remaja di masjid.

Tentu saja minat Sheikh Naim Qassem tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu Islam saja, ia juga tertarik pada bidang kimia. Naim Qassem meraih gelar sarjana kimia dalam bahasa Prancis dari Universitas Lebanon dan pada tahun 1977 ia menerima gelar master di bidang kimia dari universitas ini, kemudian ia mulai mengajar dan bekerja sebagai guru di sekolah menengah negeri selama 6 tahun.

Selain studi di universitas, Naim Qassem juga mempelajari mata pelajaran agama di seminari Lebanon.

Pada awal tahun 1970-an, Naim Qassem mendirikan Persatuan Mahasiswa Muslim Lebanon bersama sekelompok pemuda dengan tujuan kegiatan keagamaan dan transmisi pemikiran Islam di universitas dan sekolah.

Sheikh Naim Qassem bergabung dengan cabang militer gerakan yang disebut "Gerakan Orang yang Dirampas" setelah berdirinya Gerakan Amal oleh Imam Musa Sadr pada tahun 1974 untuk menghadapi penjajah Zionis yang menduduki sebagian Lebanon pada saat itu.

Setelah pertemuan Komite Islam pada tahun 1982, Hizbullah Lebanon berdiri dan Naim Qassem adalah salah satu aktivis paling terkemuka yang berperan dalam pendiriannya.

Ia kemudian menjadi anggota Dewan Hizbullah Lebanon dan menjabat selama tiga periode. Setelah itu, ia diserahi tanggung jawab kegiatan pendidikan dan kepanduan di Beirut, dan kemudian menjabat sebagai wakil dewan eksekutif kelompok tersebut.

Naim Qassem juga memainkan peran penting dalam pengembangan hubungan Hizbullah dengan partai politik Lebanon lainnya. Ia telah berperan dalam banyak negosiasi yang menghasilkan kesepakatan politik dengan pemerintah Lebanon.

Kemudian pada tahun 1991, ia diangkat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah dan memegang posisi tersebut hingga Sayid Hassan Nasrullah syahid.

Pada tanggal 27 September 2024, Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon gugur setelah serangan udara rezim Zionis di pinggiran selatan Beirut.

Pada tanggal 29 Oktober 2024, dan sekitar sebulan setelah kematian Sayid Hassan Nasrullah, Hizbullah Lebanon memilih Naim Qassem sebagai sekretaris jenderal gerakan Islam tersebut.

Sheikh Naim Qassem dalam pidato pertamanya sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengirimkan beberapa pesan seperti tekad, kekuatan dan kemenangan, dan kelanjutan perlawanan dan tidak menerima persyaratan penjajah Zionis, serta mendukung gencatan senjata dan negosiasi.

Situs pribadi Sheikh Naim Qassem menulis, "Dia percaya pada teori politik-agama tentang otoritas agama dan, sebagai hasilnya, otoritas Imam Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam".

Sheikh Naim Qassem juga memiliki andil dalam menulis dan merupakan penulis berbagai karya di bidang hak-hak sipil, status perempuan, status guru, status siswa, hak laki-laki dan perempuan, kewajiban orang tua terhadap anak-anak, dan lainnya.

Beliau menulis buku penting berjudul “Al-Imam al-Khomeini antara orisinalitas dan pembaharuan” tentang Imam Khomeini, dan buku “Al-Wali al-Mujadid” tentang Ayatullah Imam Khamenei yang telah diterbitkan.

Selain itu, salah satu karyanya adalah buku berjudul "Hizbullah: Al-Manhaj - Al-Taqaba - Al-Mustaqbal" (Hizbullah of Lebanon; kebijakannya, masa lalu dan masa depan) yang ditulis pada tahun 2002 dan telah diterbitkan dalam bahasa Farsi, Inggris, Perancis, Turki, Urdu dan bahasa Indonesia.

Buku Tafsir Hukum Imam Zainal Abidin, putra Imam Hussein merupakan salah satu karya Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon lainnya.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa Sheikh Naim Qassem adalah tokoh sentral dalam kancah politik Lebanon dan terus mempengaruhi dinamika Lebanon melalui perannya dalam Hizbullah dan kecenderungan politiknya.

Banyak ahli percaya bahwa Hizbullah Lebanon akan mengalami perubahan penting dan mengambil tindakan luar biasa bersama Sekretaris Jenderalnya Sheikh Naim Qassem.

 

Masalah dan kesulitan adalah bagian dari kehidupan yang datang, seperti badai, tidak ada jalan keluar. Keluarga Nabi Islam telah memberikan banyak nasihat tentang kesabaran dalam hal ini.

Kesulitan dan masalah adalah bagian dari kehidupan yang akan membangun karakter manusia yang menghadapinya.

Dalam artikel dari Pars Today ini, terdapat kata-kata berharga dari Ahlul Bait Nabi Muhammad saw tentang menghadapi kesulitan dan masalah, yang akan dapat Anda baca:

Imam Ali berkata:

أقوی عَدوِّ الشدائِدِ الصّبر (تصنیف غررالحکم، صفحه ۲۸۲، حدیث ۶۲۷۵)

"Musuh terkuat dari kesulitan adalah kesabaran.

 

Imam Sajjad, putra Imam Hussain, berkata:

یا بُنَیَّ اِصبِرْ عَلیَ الحقِّ و ان کانَ مُرّاً (بحار الانوار، جلد ۷۱، صفحه ۷۷)

Wahai anakku, bersabarlah terhadap kebenaran, meskipun itu pahit bagimu.

Imam Ali berkata:

اَلصَّبرُ اَن یَحتَمِلَ الرَّجُلُ ما یَنوبُهُ و َیَکظِمَ ما یُغضِبُهُ (عیون الحکم و المواعظ (لیثی) ص ۵۶، ح ۱۴۳۹)

Kesabaran adalah ketika seseorang menanggung kesulitan dan musibah yang menimpanya dan menahan amarahnya.

Imam Ridha berkata:

لَا یَسْتَکْمِلُ عَبْدٌ حَقِیقَةَ الْإِیمَانِ حَتَّى تَکُونَ فِیهِ خِصَالٌ ثَلَاثٌ التَّفَقُّهُ فِی الدِّینِ وَ حُسْنُ التَّقْدِیرِ فِی الْمَعِیشَةِ وَ الصَّبْرُ عَلَى الرَّزَایَا (تحف العقول ص ۴۴۶ – بحار الانوار (ط-بیروت) ج ۷۵، ص ۳۳۹)

Tidaklah sempurna iman seorang hamba kecuali jika ia memiliki tiga hal: ilmu agama, pertimbangan yang baik dalam hidup, dan kesabaran dalam menghadapi musibah dan bencana.

 

Imam Ali berkata:

إِنَّ المُؤمِنَ… إذا أَصابَتهُ شِدَّةٌ صَبَرَ… وَالمُنافِقُ … إِذا أصابَتهُ شِدَّةٌ ضَغا (تحف العقول، ص۲۱۲)

Orang yang beriman itu sabar dalam menghadapi musibah, dan orang yang munafik itu tidak sabar dalam menghadapi musibah.

Imam Hassan berkata:

اَلخَیرُ الَّذِی لا شَرَّ فِیهِ، اَلشُّکرُ مَعَ النِّعمَة وَ الصَّبرُ عَلَی النّازِلَة (تحف العقول ص ۲۳۴)

Kebaikan yang tidak ada keburukannya adalah rasa syukur atas nikmat, dan kesabaran dalam menghadapi musibah.

Imam Ali berkata:

کَمْ یُفْتَح بالصَّبرِ من غَلَقٍ (تصنیف غررالحکم، صفحه ۲۸۵، حدیث ۶۳۶۸

Ada begitu banyak simpul rumit dan masalah sulit yang dapat dipecahkan dengan kesabaran.

Imam Ali berkata: 

 الْحِلْمُ حِجَابٌ مِنَ الْآفَاتِ (عیون الحکم و المواعظ (لیثی) ص ۲۴، ح ۲۲۸)

Kesabaran dan ketabahan merupakan penghalang terhadap bencana.

Rasa hormat terhadap tetangga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat, dan isu ini menjadi semakin penting karena meluasnya urbanisasi dan gaya hidup perkotaan, serta perhatian terhadap tetangga dan hak-hak mereka.

Kebutuhan untuk menjalin hubungan yang baik dengan tetangga ditekankan dalam Islam, dan mengabaikan mereka sangat dilarang dalam ajaran agama. Berikut ini adalah beberapa sabda berharga dari Nabi Muhammad saw dan Imam Ssadiq tentang pentingnya memperhatikan tetangga dan perlunya berkomunikasi dengan mereka, yang dapat kita baca dalam artikel Parstoday kali ini.

 

Rasulullah saw bersabda:

 

حُرمَةُ الجارِ عَلَى الإنسانِ کحُرمَةِ اُمّهِ (مکارم الاخلاق، ص126)

Menghormati sesama manusia itu seperti menghormati ibu sendiri.

 

Imam Shadiq berkata:

مَلْعُونٌ مَلْعُونٌ مَن آذَی جارَهُ (مستدرک الوسائل، ج 8، ص 422)

Terkutuk, terkutuklah orang yang menyakiti sesamanya.

Rasullah saw bersabda:

 

مَنْ کانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْیَوْمِ الآخِرِ فَلا یُؤْذِی جارَهُ (الکافی، ج 4، ص 491)

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, maka janganlah ia menyakiti sesamanya.

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ مَنَعَ الْماعُوُنَ جارَهُ مَنَعَهُ اللهُ خَیْرَهُ یَوْمَ الْقِیامَةِ (مستدرک الوسائل، ج 8،

Barangsiapa yang menahan kebaikan terhadap tetangganya, maka Allah SWT juga akan menahan kebaikan-Nya terhadapnya pada hari kiamat.

 

Imam Shadiq berkata:

 

اِنَّهُ لَیْسَ مِنّا مَنْ لَمْ یَحْسِنْ مُجاوَرَةَ مَنْ جاوَرَهُ (الکافی، ج 4، ص 492)

Sesungguhnya, dia yang tidak berbuat baik kepada sesamanya, bukanlah termasuk golongan kami.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

ما زالَ جَبْرَئِیلُ یُوصِینِی بِالْجارِ حَتّی ظَنَنْتُ اَنَّهُ سَیُوَرِّثُهُ. (بحار الانوار، ج 74، ص 151)

Malaikat Jibaril menyampaikan begitu banyak hal kepadaku tentang tetangga, sehingga aku berpikir ia akan menjadikan tetanggaku itu salah satu ahli warisnya.

Imam Shadiq berkata:

 

ما آمَن باللّه ِ و الیَومِ الآخِرِ مَن باتَ شَبْعانَ و جارُهُ جائعٌ (بحار الأنوار: ج۷۷ ص 191)

Barangsiapa tidur nyenyak di malam hari sementara tetangganya lapar, maka ia tidak beriman kepada Allah dan Hari Kiamat.

 

Mufasir terkemuka Iran mengatakan bahwa Al-Quran adalah sumber ilmu pengetahuan dan telah menjawab segala ketidaktahuan dan keraguan.

Ayatullah Abdullah Javadi Amoli, mufasir Al-Quran dalam sebuah pertemuan dengan para anggota Dewan Kebijakan Konferensi Tafsir Tasnim Internasional menyinggung status tinggi Al-Quran dengan mengatakan, "Al-Quran adalah penyembuhan yang mutlak"

Menurut Pars Today, Ayatullah Javadi Amoli menegaskan, "Al-Quran dan Ahlul Bait Nabi Muhammad saw adalah Kauthar dan keduanya mengalir seperti mata air yang jernih dan membawa berkah bagi individu dan masyarakat."

Ayatullah Javadi Amoli menyatakan bahwa Al-Quran menjawab semua keraguan, termasuk keraguan yang terkait dengan ketidaktahuan ilmiah dan ketidaktahuan praktis, seraya menambahkan, "Umat Islam harus menghargai status dan identitas mereka, karena memiliki Al-Quran dan Ahlul Bait".

Perwakilan Ayatullah Sistani di Karbala memuji ensiklopedia Al-Quran Ahlul Bait

Sheikh Abdul Mahdi Karbalaei, perwakilan Ayatollah Sistani di Karbala, Irak, bertemu dengan delegasi dari Makam Husseini dan memuji upaya makam tersebut dalam menyusun ensiklopedia Al-Qur'an Ahlul bait.

Ia memandang ensiklopedia ini sebuah pencapaian Al-Quran yang unik dan menghargai usaha selama 14 tahun (2011 hingga 2025) yang dihabiskan untuk menyusun karya Al-Quran ini.

Perlu disebutkan bahwa Ensiklopedia Al-Quran Ahlul Bait terdiri dari 60 jilid dan mencakup lebih dari 35.000 teks Al-Quran yang membahas tentang penafsiran Al-Quran dan ilmu-ilmunya berdasarkan warisan Ahlul Bait dalam menjelaskan makna Al-Quran.

Festival Al-Quran Nasional dimulai di Qazvin, Iran

Festival Nasional Musabaqah Tilawah Al-Quran, yang diselenggarakan oleh kota Qazvin di Iran, dimulai pada Jumat malam dan berlanjut hingga Minggu.

Perayaan hari kelahiran Imam Mahdi di provinsi Balkh dan Jawzjan di Afghanistan

Perayaan kelahiran Imam Mahdi yang bertajuk "Rumah Ini Menanti Sang Mahdi Zahra" digelar dengan kehadiran masyarakat yang antusias di Masjid Jami Khatam al-Nabi di distrik Sholgara, provinsi Balkh, Afghanistan.

Selain itu, Pondok Pesantren Ahlul Bait di kota Sheberghan, ibu kota provinsi Jawzjan, Afghanistan, menggelar perayaan akbar untuk memperingati hari lahir Imam Mahdidengan slogan “Bangsa yang bersatu di masa penantian” di provinsi tersebut.

Pameran Al-Quran dan Keluarga Internasional Digelar di Mashhad, Iran

Pameran Al-Quran dan Keluarga Internasional ke-18 akan diadakan pada awal bulan suci Ramadan, di sebelah makam suci Imam Reza, keturunan Nabi Muhammad, di kota Mashhad, Iran.

 

Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, mengatakan, Republik Islam Iran, dalam teknologi pesawat tanpa awak, termasuk lima negara unggul dunia.

Mayjen Hossein Salami, mengatakan bahwa Iran, di bidang produksi drone, istimewa, dan termasuk lima negara unggul dunia, dan pada saat yang sama Iran memproduksi kompresor turbin.
 
Ia menuturkan, “IRGC di bidang Kecerdasan Buatan (AI) juga berhasil meraih sejumlah kemajuan yang cukup mengejutkan.”
 
Berbicara di sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para intelektual di Universitas Imam Hossein, Komandan IRGC mengatakan, “Capaian-capaian teknologi dan sains yang dicapai IRGC sangat luar biasa, akan tetapi karena sebagian besar dari capaian itu berklasifikasi, maka ada sejumlah pembatasan dalam publikasinya.”
 
 
Kami Tumbuh di Bawah Tekanan Kebutuhan
 
Komandan IRGC menekankan bahwa Iran tumbuh di bawah tekanan kebutuhan, dan menuturkan, “Dalam masalah militer, negara-negara dunia terbagi menjadi dua bagian, di tempat tertentu, doktrin-doktrin lebih terbelakang daripada teknologi dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan, tapi di negara-negara maju, teknologi lebih depan daripada doktrin, dan kita harus sampai pada level dimana teknologi lebih depan daripada doktrin.”
 
Mayjen Hossein Salami menambahkan, “Pangkalan Pembangunan melakukan banyak pekerjaan yang menakjubkan seperti membangun anjungan lepas pantai, pembangkit listrik, dan kilang minyak yang selama ini hanya bisa dilakukan negara asing.”
 
 
Seluruh Capaian Dirgantara Iran Dicapai di Masa Sanksi
 
Komandan IRGC menekankan bahwa saat ini produksi satelit dan peluncur satelit, peluncuran dan manajemen satelit setelah peluncuran, menjadi hal mudah bagi Iran. Menurut Mayjen Hossein Salami, seluruh capaian itu diraih di masa sanksi.
 
Mayjen Hossein Salami menjelaskan, “Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, yang menegaskan bahwa akurasi rudal-rudal balistik kita harus mencapai seratus persen.”
 
 
Jika Musuh Kita Rezim-Rezim Terbelakang, Maka Kita akan Terus Lemah
 
Komandan IRGC mengatakan, “Kita akan menjadi kuat bersama musuh yang besar, dan jika musuh kita adalah rezim-rezim terbelakang, maka kita akan selalu lemah, tapi ketika kita bermaksud melawan Amerika Serikat, maka kita harus membangun kekuatan yang setara dengan negara itu, dan kekuatan ini bukan semata-mata pertahanan, dan satu-satunya yang menyelamatkan negara kita dari setiap krisis adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sampai sekarang pun dengan instrumen ini kita berhasil melewati berbagai krisis, dan pencegahan bisa diwujudkan dengan kekuatan.”
 
 
Wa’d Sadiq 3 Mungkin Saja Terjadi pada Posisi dan Kondisinya
 
Mayjen Hossein Salami, pada saat yang sama menyinggung operasi Wa’d Sadiq yang merupakan sebuah titik dari arena luas perang, dan terjadinya Wa’d Sadiq 3 dalam posisi dan kondisinya.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga adalah kebijakan utama Republik Islam Iran.

Tehran, Parstoday mengutip situs web informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam melaporkan pertemuan antara Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dengan Sheikh Tamim bin Hamad bin Khalifa Al Thani, Emir Qatar, dan delegasi yang menyertainya. 

Rahbar dalam pertemuan yang berlangsung Rabu malam mengatakan, "Salah satu kebijakan definitif pemerintah Iran adalah memperluas hubungan dengan negara-negara tetangganya, dan dengan karunia Allah, pekerjaan baik telah dilakukan dalam hal ini dan beberapa kemajuan telah dicapai."

Pemimpin Revolusi Islam menyampaikan harapan bahwa kesepakatan yang dicapai oleh pejabat Iran dan Qatar di Teheran akan menguntungkan kedua negara, dan kedua pihak akan mampu memenuhi tugas bertetangga mereka melebihi sebelumnya.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung pernyataan Emir Qatar terkait isu-isu regional, dengan menambahkan,"Republik Islam Iran memandang Qatar sebagai negara yang bersahabat dan bersaudara, meskipun masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan, seperti memenuhan tuntutan Iran yang dialihkan dari Korea Selatan ke Qatar, dan hambatan utama terhadap pelaksanaan kesepakatan yang dicapai terkait hal ini yang dilakukan Amerika Serikat".

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad bin Khalifa Al Thani juga menyampaikan rasa senangnya bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam dan menghargai posisi Republik Islam dalam mendukung orang-orang tertindas di dunia dan rakyat Palestina.

Emir Qatar menyampaikan pandangannya kepada Pemimpin Revolusi Islam dengan  menjelaskan,"Dukungan Yang Mulia terhadap rakyat Palestina tidak akan pernah terlupakan".

 

Sebagaimana diketahui, Rezim Zionis, dengan dalih menjaga keamanan komunitas Yahudi dunia, berusaha terus mendatangkan orang-orang Yahudi, ke Wilayah pendudukan.

Akan tetapi pukulan yang diterima Rezim Zionis, dalam operasi Badai Al Aqsa, dari kelompok perlawanan, telah menunjukkan keroposnya proyek Zionis, dan menyebabkan Israel, kehilangan daya tarik di mata orang-orang Zionis.
 
Al-Zaytouna Centre, dalam salah satu laporannya mengulas faktor-faktor strategis yang menyebabkan kekalahan Rezim Zionis dalam operasi Badai Al Aqsa.
 
“Kekalahan Israel, dalam operasi Badai Al Aqsa, telah meruntuhkan teori keamanan Israel, yang bertumpu pada pencegahan dan peringatan cepat serta menuntaskan perang dengan harapan kemenangan Rezim Zionis,” tulisnya.
 
Pada kenyataannya, operasi Badai Al Aqsa, telah memupus ide “Palestina adalah tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi.”
 
Keamanan dalam pandangan Rezim Zionis adalah pilar asasi, dan rezim itu dengan dalih menjaga keamanan komunitas Yahudi dunia, berusaha mendatangkan orang-orang Yahudi, ke Wilayah pendudukan.
 
Akan tetapi pukulan yang diterima oleh Rezim Zionis, dari kelompok perlawanan Palestina, dalam operasi Badai Al Aqsa, bahkan telah mendorong para pemukim Zionis untuk melarikan diri dari Wilayah pendudukan.
 
“Kekalahan Israel, dalam menghadapi perlawanan Palestina, telah menghilangkan peran efektif Rezim Zionis, dalam menjalankan kebijakan Barat dan Amerika Serikat di kawasan. Di satu sisi proyek-proyek normalisasi hubungan menelan kekalahan telak, dan wajah brutal Rezim Zionis telah menghentikan kecenderungan rezim-rezim berkuasa pada normalisasi,” paparnya.
 
Operasi Badai Al Aqsa, telah menciptakan keraguan atas eksistensi Rezim Zionis di masa depan, maka dari itu banyak orang Zionis, termasuk mantan Menteri Perang Israel, Yoav Gallant, menganggap perang Gaza sebagai perang eksistensi bagi Israel.
 
Tapi di sisi lain, capaian besar Badai Al Aqsa, telah menginspirasi bangsa-bangsa Arab, dan umat Islam, bahwa Wilayah pendudukan bisa dibebaskan, dan banyak masyarakat yang menyadari rapuhnya kedigdayaan Rezim Zionis.
 
Al-Zaytouna Center, menulis, “Operasi Badai Al Aqsa, sekali lagi mengembalikan Masjid Al Aqsa dan Al Quds menjadi prioritas dalam opini publik Palestina, Arab, dan Islam. Operasi ini telah memperkuat legalitas perlawanan bersenjata dalam menghadapi penjajahan, dan menjadikannya sebagai instrumen efektif untuk menegakkan hak-hak bangsa Palestina, dan menegaskan kekalahan strategi-strategi normalisasi hubungan dengan Israel.”
 
Sehubungan dengan ini, serangan brutal Rezim Zionis ke Gaza, telah mengubah rezim ini menjadi rezim yang dibenci dan dikucilkan di seluruh dunia, di saat yang sama telah memperkuat lingkaran dukungan atas Palestina, dan perlawanan di tengah bangsa-bangsa dunia terutama kaum muda, mahasiswa, serta masyarakat Barat secara umum.
 
Rezim Zionis, memulai perang terhadap rakyat Palestina, dengan tujuan memusnahkan total Hamas, dan membebaskan para tawanan Zionis di Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh pemerintah AS.
 
Akan tetapi setelah kejahatan dan genosida terhadap rakyat Palestina, pemboman rumah sakit dan sekolah, penghancuran infrastruktur Jalur Gaza, berlangsung 15 bulan, Rezim Zionis tak berhasil mencapai tujuan-tujuannya, dan terpaksa menyepakati gencatan senjata, serta dimulainya proses pembebasan tawanan melalui pertukaran tahanan dengan Perlawanan Palestina.