کمالوندی
Multaqo Ulama Bukan Pertemuan Politik
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menegaskan bahwa multaqo atau pertemuan ulama di Jakarta, Jumat (3/5) malam, bukan pertemuan politik.
"Sekali lagi bukan pertemuan politik. Pertemuan para ulama dalam rangka menyongsong bulan puasa agar bangsa Indonesia tenang, aman, ukhuwah persaudaraan," kata Said Aqil usai acara Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim untuk Kemaslahatan Bangsa di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Sabtu dini hari. Demikian dilansir Antaranews, Sabtu (04/05).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menyinggung ihwal tanggung jawab ulama dalam memberi contoh yang baik kepada umatnya.
"Kita harus optimis, tidak ada ulama menakut-nakuti, tidak ada ulama mengintimidasi, tidak ada ulama membuat pesimistis," katanya.
Said meminta peran ulama mengayomi masyarakat dan memberi contoh yang baik. Menyitir kisah dari al-Quran, Said juga mengatakan ulama tak boleh memaksakan sesuatu, apalagi hingga mengancam dan melakukan tindakan kekerasan.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj
"Para ulama memberi contoh berkata benar, tidak pernah bohong, tidak mengadu domba, berkata apa adanya, tidak fitnah, apalagi ujaran kebencian," kata Said.
Said pun berpesan agar para ulama dan umat Islam tak termakan oleh fitnah, adu domba, dan ujaran kebencian. Dia mewanti-wanti jangan sampai ada yang terpengaruh hingga menimbulkan perpecahan.
Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim ini disebut diikuti oleh ribuan ulama. Perwakilan panitia multaqo, Manarul Hidayah, mengatakan acara ini diinisiasi oleh pimpinan pesantren di Rembang, Jawa Tengah, Maimoen Zubair dan ulama asal Pekalongan juga Ketua MUI Jawa Tengah, Lutfi bin Yahya.
Delapan Rekomendasi
Multaqo atau pertemuan para ulama yang dihadiri oleh para habaib dan cendekiawan muslim menghasilkan delapan poin rekomendasi yang pada intinya mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan menjelang bulan puasa.
Delapan kesepakatan yang dihasilkan dari multaqo ulama dibacakan oleh K.H. Manarul Hidayah dan ditandatangani oleh para ulama yang hadir dalam acara Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim untuk Kemaslahatan Bangsa di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Jumat (3/5) malam.
Delapan poin rekomendasi dan kesepakatan multaqo ulama sebagai berikut.
1. Menegaskan kembali kesepakatan pendiri bangsa dan alim ulat bahwa NKRI adalah bentuk negara yang sesuai dengan Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia, Pancasila adalah dasar negara dan falsafah bangsa.
2. Mengajak umat Islam menyambut bulan puasa 2019 dengan meningkatkan ukhuwah islamiah, menjalin silaturahmi, menghindari fitnah dan tindakan melawan hukum (inkonstitusional), sehingga kita memasuki Ramadan 1440 Hijriah dalam keadaan suci dengan berharap mendapat ampunan Allah dan kemenangan pada Idulfitri.
3. Mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan dan situasi kondusif, mengedepankan persamaan di atas perbedaan selama dan sesudah Ramadan sehingga mampu menjalankan ibadah secara khusyuk dan penuh berkah.
4. Menghindari provokasi pihak yang tak bertanggung jawab selama dan sesudah bulan puasa karena hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah pada bulan suci Ramadan, yang dapat menghilangkan pahala berpuasa pada bulan puasa, yang dilipatgandakan oleh Allah Swt.
5. Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menaati tata peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI sebagai pengejawantahan hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintah yang sah karena sangat jelas diajarkan dalam tradisi agama Islam.
6. Kepada umat Islam Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi-aksi inkonstitusional, baik langsung maupun tak langsung, tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarahkan pada khidmatan bugat.
7. Kami mengajak seluruh umat Islam seluruh Indonesia untuk fastabikhul khairat berlomba dalam kebaikan guna meningkatkan kekuatan ekonomi umat dalam rangka berpartisipasi dalam masyarakat dunia melalui era digital big data dan berjaringan teknologi, umat Islam dapat secara aktif terlibat dalam pengentasan masyarakat dari kemiskinan, mengatasi ketimpangan, dan mengejar ketertinggalan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Kami mengumumkan kepada seluruh umat Islam Indonesia bahwa kegiatan multaqo akan dilakukan secara terus menerus dalam rangka mengawal implementasi kesepakatan yang disepakati hari ini, multaqo akan segera dilaksanakan pada semester kedua 2019, kami mengajak seluruh umat Islam Indonesia lakukan sosialisasi hasil multaqo melalui berbagai forum kegiatan.
Akademisi Indonesia: Iran Kerap Disalahpahami !
Informasi yang selama ini tersebar mengenai Iran melalui media-media mainstream acapkali tidak menunjukkan fakta sebenarnya mengenai negara ini. Akibatnya banyak orang, termasuk kalangan akademisi sendiri cenderung kurang akurat dalam memahami Iran.
Masalah ini disoroti salah seorang akademisi Indonesia, Dr. Ismail Rumadan, MH yang sedang berada di Iran. Dekan fakultas hukum Universitas Nasional Jakarta ini menyampaikan pengalaman pertamanya berkunjung ke Iran.
Sekretaris Jenderal Pengurus Nasional Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (MASIKA-ICMI) ini menilai Iran seringkali disalahpahami oleh banyak orang, termasuk dirinya sendiri sebelum berkunjung ke negara ini.
"Iran lebih moderat dari yang saya bayangkan sebelumnya, dari informasi yang berkembang selama ini," ujar pakar hukum Indonesia ini.
Selengkapnya simak wawancara jurnalis Parstoday Indonesia dengan Dr. Ismail Rumadan, MH. hari Kamis (2/5) sebagai berikut:
PI: Perkenalkan, saya dari media Iran, Parstoday bahasa Indonesia, jika tidak keberatan hendak mewawancarai bapak mengenai sejumlah isu penting. Sebelumnya saya menyampaikan selamat datang di Iran.
IR: Terima kasih. Kesan saya untuk kunjungan pertama kali ke Iran ini jauh berbeda antara informasi yang saya peroleh sebelumnya dengan fakta yang terjadi sebenarnya setelah saya saksikan secara riil dan nyata ketika menginjakan kaki di Iran.
Suasana yang penuh kekeluargaan, keramahan dan kebersamaan, kira-kira hampir sama dengan kondisi di Indonesia.
PI: Apa yang menarik dari kunjungan pertama bapak ke Iran kali ini ?
IR: Yang menarik dari kunjungan pertama ini mengenai kondisi institusi, lembaga kajian maupun kampus. Mereka menyambut dengan penuh antusias dengan keramahan dan kekeluargaan, yang tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Hubungan antarsesaama Muslim sebagai saudara yang harmonis, bersahabat dan penuh kekeluargaan.
PI: Berkaitan dengan posisi bapak sebagai dekan hukum Universitas Nasional (UNAS), apa tujuan kunjungan bapak dan rombongan ke Iran ?
IR: Saya sebagai dekan fakultas hukum UNAS tentu ada tujuan akademis yang melandasi kunjungan kali ini ke Iran, terutama untuk mengunjungi institusi-institusi pendidikan tinggi, lebih khusus fakultas hukum di Universitas-universitas Iran.
Kita ingin membangun kerja sama di bidang hukum, baik itu di bidang riset maupun konferensi.
Kunjungan ini memberikan arti penting bagi kami di fakultas hukum, karena ingin mendalami bidang-bidang kajian yang menurut kami saat ini jarang dikembangkan di fakultas hukum khususnya di universitas-universitas di Jakarta, maupun Indonesia secara umum.
Misalnya filsafat hukum hanya diberikan SKS (satuan kredit semester) yang terbatas. Sementara di sejumlah perguruan tinggi di Iran sudah menjadi program studi khusus kajian filsafat hukum. Artinya, program studi filsafat hukum di Iran menjadi hal yang mendasar. Karena mereka memahami bahwa konstruksi hukum di tataran praktis harus berdiri dari filsafat dan etika yang melandasinya.
Dr. Ismail Rumadan, MH (kiri) dan Deputi Presiden al-Mustafa University Dr. Khaleqpour
PI: Berkaitan dengan posisi Iran sebagai Negara berbentuk Republik Islam, bapak sebagai pakar hukum melihatnya seperti apa?
IR: Iran sebagai negara berbentuk Republik Islam acapkali dilihat dari luar identik dengan Syiah yang cenderung diskriminatif. Tapi kenyataanya pandangan-pandangan seperti itu tidak benar. Sebab, secara langsung kita menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan harmonis dan perlindungan terhadap kelompok minoritas dari penjelasan yang saya dapati dalam kunjungan kali ini.
Iran lebih moderat dari yang saya bayangkan sebelumnya, dari informasi yang berkembang selama ini.
PI: Jadi, asumsi dan persepsi yang berkembang selama ini keliru pak ?
IR: Persepsi yang berkembang di Tanah Air mengenai Iran selama ini cenderung keliru, karena mungkin mereka belum mendalami langsung, atau tidak berkunjung sendiri melihat Iran dari dekat.
Apa yang saya dapati ternyata kelompok-kelompok minoritas Sunni, bahkan Yahudi, Nasrani sekalipun mendapat perlindungan di Iran. Faktanya, Iran menentang diskriminasi dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Dari apa yang saya pahami, Iran ternyata lebih maju dari informasi yang disebarkan media Barat selama ini.
Ini yang perlu kita dalami. Oleh karena itu menurut hemat saya Indonesia penting untuk menjalin kerja sama dengan Iran.
Dari aspek hukum, banyak kedekatan, meskipun tentu saja ada perbedaan di dalamnya. Misalnya mengenai konstitusi Indonesia dan Iran, asas Pancasila, dengan sila pertamanya mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa, saya pikir memiliki kedekatan dengan konstitusi Iran dalam masalah tauhid sebagai pijakannya.
Kedua negara juga dihuni oleh penduduk yang mayoritasnya Muslim.
PI: Ada pertanyaan lain yang ingin saya sampaikan mengenai kebebasan media dalam perspektif hukum. Seperti kita ketahui, baru-baru ini media sosial jaringan media Iran seperti Parstoday dan Press TV diblok media sosialnya, bagaimana tanggapan bapak sebagai ahli hukum ?
IR: Saya sangat menyayangkan media-media alternatif ini diblok. Padahal ini sebagai bentuk dari perkembangan dunia modern untuk membangun komunikasi antarnegara, bahkan lintas benua. Media-media tersebut selama ini berperan untuk mengenalkan informasi mengenai Iran, Timur Tengah dan dunia Islam.
Dari sisi politik saya melihat ada motif tertentu dari penutupan media sosial jaringan media Iran seperti Parstoday ini untuk membatasi informasi masyarakat mengenai fakta sebenarnya dari dinamika yang terjadi di Iran dan Timur Tengah. Itu target sebenarnya.
Dari aspek hukum, penutupan ini merupakan langkah yang semena-mena dan tidak mendasar.
Langkah penutupan tersebut ironis. Sebab, di satu sisi berbicara tentang kebebasan pers, tapi justru melakukan penutupan media sosial jaringan media Iran semacam Parstoday yang ingin menyampaikan informasi dari fakta sebenarnya yang terjadi. "Ada tindakan diskriminatif yang dibungkus slogan-slogan demokrasi,".
PI: Jadi secara hukum penutupan ini tidak benar pak ?
IR: Jelas sekali, ini bentuk dari gangguan terhadap kebebasan pers. Meskipun demikian, saya sungguh salut dengan Iran, meskipun diganggu dari sana-sini, tapi tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang diyakininya seperti kemandirian. Negara lain tidak boleh melakukan intervensi, campur tangan terhadap urusan dalam negerinya.
PI: Mengenai radio streaming dan situs Parstoday bahasa Indonesia, apa pesan yang ingin bapak sampaikan untuk para pembaca dan pendengar?
IR: Parstoday Indonesia termasuk salah satu media alternatif yang berperan sebagai sarana komunikasi yang efektif untuk mengenalkan secara langsung apa yang sesungguhnya terjadi di Iran, sekaligus menjadi salah satu instrumen komunikasi yang efektif bagi siapa saja yang mau dan ingin mengenal Iran baik dari sisi budaya, politik, ekonomi dan lainnya.
Semoga Radio Parstoday menjadi media komunikatif dalam menjalin dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Iran.
Khatib Jumat Tehran: Iran akan Tetap Ekspor Minyaknya
Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Sayid Ahmad Khatami menganggap kearifan, keterlibatan aktif, perlawanan dan persatuan sebagai kunci kemenangan bangsa Iran dalam menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya.
"AS tidak pernah berhenti melawan bangsa Iran selama 40 tahun terakhir, tetapi bangsa ini telah mengalahkan kedigdayaan AS," ujarnya dalam khutbah hari ini (Jumat, 3/5/2019) yang dilaksanakan di Universitas Tehran.
Ayatullah Khatami menjelaskan bahwa sejak awal kemenangan Revolusi Islam, Amerika selalu melawan bangsa Iran lewat perang militer, politik, ekonomi dan budaya, dan bangsa Iran juga akan menang dalam perang ekonomi terbaru.
Presiden Donald Trump mengklaim akan menghentikan ekspor minyak Iran ke angka nol.
Dia menegaskan Iran akan memproduksi dan mengekspor minyak sebatas yang ia inginkan. "Jika pemerintah AS ingin menghentikan ekspor minyak Iran ke angka nol, ini mustahil terjadi, sebagaimana 40 tahun lalu semua ancaman AS terhadap Iran telah gagal," ungkapnya.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khatami mengatakan para pejabat AS juga merongrong negara-negara lain termasuk Venezuela dan mendukung anasir boneka untuk melawan pemerintahan konstitusional dan rakyat negara itu.
Dia menyebut aksi pemenggalan 37 aktivis sosial oleh Arab Saudi sebagai kejahatan yang mengerikan.
"Di samping raja Arab Saudi, presiden AS juga bersalah karena bersikap bungkam terhadap kejahatan tersebut," pungkasnya.
Pertemuan Menhan Iran dan Pejabat Senior Militer Irak
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Hatami mengatakan darah para pemuda Iran dan Irak adalah penjamin stabilitas dan keamanan kedua negara dan jika tidak ada kerja sama mereka, maka Irak telah mengalami disintegrasi teritorial oleh musuh perdamaian dan keamanan.
"Kerja sama pertahanan Iran dan Irak akan membawa perdamaian, stabilitas dan keamanan di kawasan," kata Hatami dalam pertemuan dengan para komandan Angkatan Laut dan Udara Irak di Tehran, Kamis, 2 Mei 2019.
Dalam pertemuan ini, ditekankan konsolidasi hubungan pertahanan bilateral kedua dengan berdasarkan kohesi politik, keamanan, agama dan sosial.
Menyusul kekalahan kelompok teroris Daesh (ISIS), Irak mampu merealisasikan stabilitas dan keamanan di negaranya saat ini. Daesh –yang memulai serangannya di barat laut Irak pada tahun 2014 dan dengan cepat menembus bagian lain negara itu hingga ke jantung Baghdad, ibukota Irak– akhirnya kalah setelah militer Irak melakukan kerja sama dengan Iran.
Kerja sama antara Iran dan Irak telah kelompok teroris Daesh musnah. Hari ini, Irak mengalami era baru yang membutuhkan lebih banyak kerja sama dengan sekutu sejatinya.
Sementara itu, Iran yang berada di garis terdepan dalam perang melawan Daesh bersama Irak, hari ini juga berada di garis terdepan pembangunan dan rekonstruksi akibat kehancuran di negara Arab ini.
Irak sebagai negara tetangga, mendapat perhatian dari Republik Islam Iran dan stabilitas dan keamanan di negara di Barat Iran ini juga merepresentasikan situasi yang stabil dan keamanan berkelanjutan di Iran.
Dalam hal ini, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri pada hari Kamis dalam pertemuan dengan delegasi tingkat tinggi militer Irak mengatakan keamanan, kesejahteraan, kejayaan dan pembangunan Irak dianggap sebagai keamanan dan pengembangan Iran, dan Tehran dengan semua kekuatannya akan tetap bersama Baghdad.
Meskipun situasi keamanan di Irak pasca Daesh kondusif, tetapi keberadaan sisa-sia Daesh dan munculnya rekaman video pemimpin kelompok teroris baru-baru ini menunjukkan keamanan Irak masih sensitif.
The New York Times menulis, kemungkinan besar, kemunculan publik dan tiba-tiba Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Daesh menjadi upaya untuk melindungi para pendukung kelompok teroris ini dan anasirnya yang masih tersisa di Irak.
Dalam situasi seperti itu, kelanjutan kerja sama pertahanan dan militer antara Iran dan Irak mendapat perhatian pejabat militer dan politik kedua negara. Iran dan Irak sebagai dua negara bertetangga saling mempengaruhi dengan perbatasan bersama yang panjang dan memiliki banyak kesamaan budaya, bahasa dan agama dua bangsa dari kedua negara. Karakteristik yang sama dan menonjol ini telah menyebabkan komunikasi dan konsultasi militer dan otoritas politik Iran dan Irak berlanjut secara teratur.
Dewasa ini, Tehran dan Baghdad telah menjadi pusat diplomasi politik dan militer dan menunjukkan pengaruh kerja sama Republik Islam Iran dan Irak sebagai dua negara dan aktor penting di wilayah strategis Asia Barat.
Ini Sikap Putin atas Krisis Venezuela
Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir mempercepat upayanya untuk menumbangkan pemerintahan sayap kiri Venezuela dan Presiden Nicolas Maduro. Amerika juga melancarkan perang propaganda dan syaraf hingga sanksi luas ekonomi serta pada akhirnya mengancam akan menyerang Venezuela.
Masalah ini menuai respon dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin Jumat (3/5) dalam kontak telepon dengan sejawatnya dari AS Donald Trump menekankan, "Hanya rakyat Venezuela yang berhak menentukan nasib mereka." Putin menjelaskan, intervensi asing di urusan internal Venezuela dan upaya untuk mengubah pemerintahana di Caracas dengan menggunakan kekerasan akan merusak masa depan solusi diplomatik bagi krisis di negara ini.
Krisis politik di Venezuela telah memasuki fase baru sejak 30 April, ketika Juan Guaido, pemimpin kubu oposisi, yang didukung penuh oleh AS, dalam sebuah pesan video menyerukan kepada rakyat dan angkatan bersenjata untuk melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Nicolas Maduro. Namun, seruan tidak disambut oleh militer dan rakyat Venezuela, sehingga kudeta Guaido dan sekutunya gagal.
Guaido menyebut dirinya sendiri Presiden Venezuela pada 23 Januari, dengan dukungan nyata dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, sebuah langkah yang oleh pemerintah dan bangsa Venezuela disebut kudeta terhadap presiden terpilih, Nicolas Maduro.
Amerika Serikat dan sekutunya telah mengakui Guaido sebagai presiden Venezuela dan sejak itu Washington telah berupaya memprovokasi tentara Venezuela untuk bergabung dengan oposisi.
Intervensi Washington di Venezuela ini telah memicu reaksi keras oleh rival internasional Amerika Serikat; Rusia dan Cina. Selain dua negara ini, banyak negara, termasuk Iran dan Turki, telah mengecam pendekatan AS ini dan menekankan perlunya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Venezuela.
Amerika meminta Rusia mencabut dukungannya kepada Maduro, namun mendapat penolakan dari Moskow. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengatakan Moskow memobilisasi sekelompok negara di PBB untuk menentang tindakan ilegal Amerika Serikat di Venezuela.
Rusia percaya bahwa campur tangan AS di Venezuela melanggar Piagam PBB, yang menolak intervensi dalam urusan negara lain. AS juga berniat melancarkan aksi militer di Venezuela yang melanggar hukum internasional.
Mengingat kegagalan kudeta militer terbaru di Venezuela, Washington mengalami kegagalan nyata dalam upayanya menggulingkan Nicolas Maduro. Untuk menjustifikasi kegagalan tersebut, AS mengklaim bahwa militer Rusia di Caracas menjadi penghalang bagi kesuksesan para pemberontak pimpinan Guaido. Dengan demikian AS secara praktis mengabaikan peran rakyat dan militer yang loyal kepada Maduro di kudeta gagal tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahkan bertindak lebih dan mengklaim bahwa Rusia mencegah larinya Maduro ke Kuba. Tudingan tersebut mendapat bantahan keras dari Menlu Rusia Sergei Lavrov.
Washington sejak awal krisis politik di Venezuela menganggap sama seperti sebelumnya, khususnya di era perang dingin, melalui represi dan kekerasan mampu menumbangkan pemerintahan sayap kiri Venezuela dan Maduro. Namun penentangan serius kekuatan internasional lainnya khususnya Rusia dan Cina serta langkah yang diambil mereka untuk mendukung presiden Venezuela termasuk pengiriman pasukan ke negara ini akan memberi pengertian kepada petinggi AS bahwa era unilateralisme dan arogansi Washington untuk merealisasikan ambisinya di negara lain telah berakhir.
Hizbullah: Jika Masuki Lebanon, Pasukan Zionis akan Dihancurkan
Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Kamis (2/5/2019) bahwa pasukan rezim Zionis yang memasuki Lebanon akan dihancurkan di depan mata dunia.
Dia menyampaikan hal itu dalam pidatonya pada acara peringatan tiga tahun kesyahidan komandan senior militer Hizbullah, Mustafa Badreddine.
Mengenai isu serangan terhadap Lebanon, Nasrallah menandaskan ancaman tersebut datang dalam konteks kampanye yang bertujuan untuk mengintimidasi Lebanon dan rakyatnya.
"Ancaman semacam itu adalah untuk melancarkan perang psikologis di tingkat politik, diplomatik dan media dalam upaya untuk menekan pemerintah Lebanon agar memberikan konsesi terkait wilayah perbatasan maritim dan daerah Shebaa," ungkapnya.
Pejuang Hizbullah Lebanon.
Namun, tegas Nasrallah, Lebanon tidak mengizinkan pihak mana pun untuk mengintimidasi Anda. Engkau tidak lemah. Lebanon memiliki kekuatan nyata.
"Kelompok perlawanan memiliki kekuatan untuk masuk ke al-Khalil di tanah pendudukan," tegasnya.
Di bagian pidatonya, Nasrallah mengatakan keputusan Hizbullah untuk terlibat dalam perang Suriah adalah sebuah langkah yang tepat.
"Konspirasi Amerika-Saudi sedang dijalankan di Suriah dan hasil dari konspirasi itu adalah bahwa Daesh telah menguasai 45 persen dari wilayah Suriah," ujarnya.
Daesh, lanjut Nasrallah, dibentuk dengan pemikiran Wahabi Arab Saudi dan mendapat dukungan dana dari mereka.
Pemerintah Suriah Memperingatkan Turki soal Idlib
Deputi Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad mengatakan Turki perlu mengetahui bahwa keamanan tidak akan tercipta dengan mendukung teroris dan menduduki wilayah Suriah.
Dalam wawancara dengan televisi al-Mayadeen, Lebanon, Kamis (2/5/2019), Mekdad menuturkan Ankara perlu mengetahui bahwa Damaskus tidak akan menerima kehadiran kelompok bersenjata mana pun di Idlib, barat laut Suriah.
Damaskus, tegasnya, tidak akan membiarkan Ankara menguasai bahkan satu inci pun dari wilayah Suriah.
"Pemerintah telah memutuskan untuk membebaskan wilayah Suriah jengkal demi jengkal tanpa terkecuali Idlib," tegas Mekdad.
Sebelum ini, Penasihat Presiden Suriah, Bouthaina Shaaban mengatakan pembebasan Idli adalah sesuatu yang pasti dan presiden Turki tidak dapat membangun sebuah zona aman di utara Suriah.
"Para teroris tidak bisa dibiarkan begitu saja di Idlib, tetapi mereka harus dilawan," tegasnya.
Hari Pemuda dan Keteladanan Ali al-Akbar
Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib atau lebih dikenal dengan nama Ali al-Akbar adalah putra Imam Husein as yang lahir pada tahun 33 H/653 M di kota Madinah. Ia adalah pemuda dengan tampilan fisik dan perawakan yang sangat mirip dengan Nabi Muhammad Saw.
Pemuda tampan ini memiliki akhlak yang mulia dan keutamaan. Ia juga dikenal sebagai ahli ibadah dan sosok yang bertakwa. Keberanian dan kegagahannya diwarisakan dari kakeknya, Ali bin Abi Thalib as. Suara merdu Ali al-Akbar ketika membaca al-Quran akan menarik setiap orang ke arahnya.
Orang-orang yang pernah melihat Rasulullah Saw, dibuat takjub dengan suara merdunya saat melantunkan ayat-ayat al-Quran. Mereka saling menatap sambil berakata, "Apakah Muhammad al-Mustafa sedang membaca al-Quran?"
Ali al-Akbar adalah sosok yang paling tampan dari segi fisik dan paling utama dari segi akhlak. Pada hari Asyura, dia meminta izin kepada ayahnya, Imam Husein as untuk terjun ke medan perang dan ia pun memperoleh restunya. Ketika itu, Imam menatap langkah kaki putranya itu dan kemudian menundukkan wajahnya sambil meneteaskan air mata.
Imam Husein as mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berkata, "Ya Allah, Engkau menjadi saksi atas apa yang telah dilakukan oleh kaum ini, dan seseorang dari kami telah menghadapi mereka yang dari sisi perawakan lahir, akhlak, dan ucapan sangat mirip dengan Rasul-Mu. Ya Allah, jika kami begitu merindukan Rasulullah, maka kami memandangi wajahnya."
Bulan Sya'ban termasuk salah satu bulan yang paling indah karena manusia-manusia agung lahir di bulan ini. Imam Husein, Abbas bin Ali, dan Imam Ali Zainal Abidin al-Sajjad as dilahirkan pada hari-hari pertama bulan Sya'ban, sementara Ali al-Akbar bin Husein dilahirkan pada 11 Sya'ban. Sya'ban adalah bulan suka cita dan kegembiraan bagi Ahlul Bait Nabi as.
Di Republik Islam Iran, hari kelahiran Ali al-Akbar ditetapkan sebagai Hari Pemuda Muslim dan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan untuk merayakan momen bahagia itu.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw gembira dengan masa muda salah seorang sahabatnya dan berdoa untuknya sembari berkata, "Ya Allah, jadikan ia mampu memanfaatkan masa mudanya." Jelas, tidak semua pemuda mampu memanfaatkan masa mudanya dengan penuh berkah.
Dalam pandangan Rasulullah, orang yang memperoleh manfaat dari masa mudanya adalah mereka yang menjaga kesuciannya dan menjauhi godaan hawa nafsu. Rasul Saw bersabda, "Siapa saja pemuda, tumbuh, dan berkembang dalam mencari ilmu dan ibadah sehingga sampai usia tuanya, maka Allah beri dia pada hari kiamat pahala 72 orang shiddiq (orang yang benar imannya)."
Dalam budaya Islam, pemuda merupakan aset yang bernilai dan memiliki kedudukan yang tinggi. Pemuda pantas mendapat penghormatan dan perhatian karena kesucian jiwa, ketulusan, dan keberanian. Berbagai riwayat Ahlul Bait menyebut pemuda lebih dekat dengan alam malakut dari orang lain dan menurut sabda Rasulullah Saw, "Keutamaan pemuda yang tumbuh dalam ibadah atas orang tua yang beribadah di masa tuanya, sama seperti keutamaan para nabi atas masyarakat lain."
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menaruh perhatian besar pada generasi muda. Dalam hal ini, Rahbar berkata, "Arti menikmati masa muda adalah manusia menghabiskan masa mudanya untuk taat kepada Allah. Taat kepada Allah bukan hanya mengerjakan shalat… dalam kehidupan ini, ada banyak bentuk tentang ketaatan kepada Allah dan salah satu yang paling penting adalah meninggalkan dosa, tidak mengotori diri dengan noda. Menuntut ilmu juga contoh dari ketaatan kepada Allah, kreativitas yang kalian lakukan juga bentuk dari ketaatan kepada Allah… kerja keras di berbagai bidang ilmiah juga tergolong ketaatan kepada-Nya."
Imam Husein telah mencurahkan upaya besar dalam mendidik Ali al-Akbar, mengajarinya al-Quran dan pendidikan agama, serta membekalinya dengan kearifan politik dan sosial. Imam telah mendidik anaknya menjadi insan yang sempurna dan teladan sehingga membuat semua orang kagum, termasuk musuh-musuh Ahlul Bait.
Menurut para psikolog dan sosiolog, salah satu model pendidikan yang sukses adalah memberikan keteladanan dan contoh langsung kepada anak didik. Ali Akbar memperoleh pendidikan langsung dari ayahnya dan ia dibesarkan di bawah bimbingan ayah dan ibunya, Laila binti Abu Murrah.
Ali al-Akbar adalah sosok pemuda yang merupakan teladan keberanian, kemuliaan, kedermawanan, kemurahan hati, dan kasih sayang. Dalam jihad akbar, ia memerangi hawa nafsunya dan menjadi pionir ketakwaan, dan dalam jihad melawan kezaliman, ia maju terdepan di antara pemuda Bani Hasyim.
Pemuda – dengan mengenali dirinya dan menemukan teladan yang benar – dapat tumbuh menjadi seorang anak muda yang penuh perencanaan, visioner, dan sukses.
Pemuda perlu mengenali dirinya dan menggali potensi yang dimilikinya sehingga bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan kemudian menyusun perencanaan untuk masa depan kehidupannya.
Pemuda ibarat musim semi yang memancarkan puncak keindahan, ketangguhan fisik, dan kesehatan prima. Jika musim semi kehidupan ini bisa dimanfaatkan dengan optimal, maka ia akan menikmati masa tua yang indah. Jika sebaliknya, pemuda akan menyesali hari tuanya dan penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi.
Di masa muda, seseorang perlu memanfaatkan akal sehatnya untuk mengambil keputusan dan langkah terbaik sehingga bisa memetik hasil saat usianya matang. Ia harus mengusir stres, rasa frustasi, dan pesimisme dari dirinya dan bekerja keras untuk mengejar cita-citanya.
Perlu dicatat bahwa masa muda adalah fase kehidupan yang paling rentan terhadap godaan. Jika salah langkah, ia akan menjadi pemuda yang kehilangan identitas dan menyimpang ke arah yang berbahaya. Tentu saja, rasa penasaran dan adanya tuntutan baru bukanlah bentuk dari penyimpangan dan kemunduran pikiran, tetapi tanda dari pertumbuhan dan kehidupan sebuah masyarakat.
Di sini, para pakar harus mampu menjawab kebutuhan kalangan pemuda dan meyakinkan mereka tentang pentingnya berpikir kritis dan maju. Ali al-Akbar dalam sebuah nasihatnya berkata, "Jika pikiran pemuda tidak diisi dengan materi yang benar, maka ia akan dipenuhi dengan hal-hal yang menyesatkan dan sia-sia. Jadi, sudah sewajarnya pikiran pemuda diperkaya dengan materi yang rasional dan benar sehingga pola pikir mereka berkembang dengan benar."
Islam memberikan kedudukan yang mulia dan tinggi kepada para pemuda, dan memuji mereka. Namun, Islam juga mencela anak muda yang malas dan tidak mau bekerja.
Para sosiolog menilai pertumbuhan dan kemajuan sebuah masyarakat dari berbagai aspek budaya, sosial, dan ekonomi bergantung pada pemahaman mereka tentang generasi muda dan perhatian mereka terhadap kaum muda.
Para sosiolog percaya bahwa jiwa yang lembut dan hati yang masih muda merupakan manifestasi dari semangat dan keceriaan. Jika semangat ini dibarengi dengan akhlak yang mulia dan ketaatan, maka kebahagiaan generasi muda akan hadir dan keselamatan masyarakat juga akan terjamin.
Dalam sebuah pesan kepada pemuda, Ayatullah Khamenei berkata, "Hati kalian wahai para pemuda masih suci, gunakan hati yang suci ini untuk bercengkrama dengan Tuhan, mintalah kepada-Nya, berlindunglah kepada-Nya, dan curahkan isi hati kalian dengan-Nya. Jika kondisi ini mampu kalian hadirkan dalam diri kalian sesering mungkin, maka peluang kesuksesan kalian di masa depan akan lebih besar."
Imam Sajjad, Manifestasi Keindahan Munajat Ilahi
Hari masih gelap dan matahari belum menunjukkan sinarnya pada 5 Sya'ban tahun itu, bulan yang penuh kebaikan dan diberkahi, namun para malaikat langit sudah turun dan menyelimuti kota Madinah dengan sayap-sayapnya.
Shaharbanu mendekap seorang anak dalam pelukannya. Seorang anak yang lahir dari keturunan suci Rasulullah Saw yang kelak akan menjadi pewaris risalah agung yaitu Imamah dan Wilayah.
Tak syak ia adalah putra Hussein bin Ali bin Abi Thalib, dan hari ini menjadi hari penuh berkah, karena Hujatullah, Imam Ali bin Hussein bin Abi Thalib terlahir ke dunia. Kami mengucapkan selamat atas kelahiran cucu Rasulullah Saw ini kepada anda sekalian.
Memperingati hari lahir Imam Sajjad as, kami akan mengulas singkat kehidupan seseorang yang menjadi simbol kesucian dan kebenaran, sehingga diharapkan, layaknya sepoi angin musim semi, dapat menyejukan jiwa-jiwa kita dan menghubungkan kita dengan dunia yang indah.
Imam Sajjad dilahirkan pada tanggal 5 Sya'ban tahun 38 Hijriah di kota Madinah. Ia dikenal sebagai orang yang menghias wujud dirinya dengan keutamaan-keutamaan paling luhur di bawah perhatian kepada Ilahi dan kasih sayang ayah beliau Imam Hussein.
Peristiwa Karbala terjadi saat Imam Sajjad berusia 23 tahun dan dikarenakan sakit parah, beliau tidak mampu terjun di medan tempur. Sebenarnya ada rahasia Ilahi di balik sakitnya Imam Sajjad, Allah Swt menghendaki beliau tetap hidup untuk meneruskan panji hidayah umat Islam pasca kesyahidan ayah beliau tercinta, Imam Hussein as.
Di masa hidup Imam Sajjad, terutama di masa kepemimpinannya, secara umum kondisi pemerintahan Islam dilanda krisis. Krisis ini bukan hanya mengancam masa depan umat Islam, bahkan mungkin saja berujung dengan kebinasaan.
Pada situasi seperti ini sejumlah penguasa saling bersaing dan tidak ada satupun dari mereka yang mampu memerintah lebih dari tiga atau empat tahun. Sebagai contoh, Yazid bin Muawiyah tiga tahun berkuasa, Muawiyah bin Yazid hanya enam bulan atau kurang, dan Marwan memerintah lebih lama beberapa bulan dari pendahulunya.
Di sisi lain, ketidakpedulian terhadap pendidikan agama, berfoya-foya dan tenggelam dalam kenikmatan dunia serta pudarnya hubungan dengan Tuhan dan spiritualitas, semuanya menyebabkan kerusakan moral yang menyebar luas di tengah masyarakat Muslim.
Sama seperti para penguasa, masyarakat Muslim hanya menampilkan agama secara lahir dan kehilangan substansi asli keimanannya. Penyimpangan hakikat dan hukum Islam marak terjadi di mana-mana.
Para penguasa dinasti Umawi dengan membayar para periwayat hadis palsu, selain berusaha menyimpangkan Islam juga menjauhkan Muslim dari hakikat agama ini.
Dalam kondisi seperti inilah Imam Sajjad memegang kepemimpinan umat sehingga Islam terselamatkan dari kebinasaan yang pasti.
Imam Sajjad selama 35 tahun masa keimamahannya, selain berjuang melawan propaganda negatif para penguasa Umawi dan menyingkirkan keraguan dari benak masyarakat, juga menjelaskan serta menyebarluaskan pemikiran Islam dan mengkokohkan pondasinya.
Imam Sajjad selalu menekankan pentingnya perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan, dan lewat cara-cara cerdas, beliau selalu mengingatkan kebangkitan Imam Hussein di benak umat, sehingga peristiwa heroik itu selamanya menjadi inspirasi bagi setiap bangsa dan generasi mendatang dalam melawan penindasan dan ketidakadilan.
Saat Islam muncul, perbudakan merupakan fenomena umum di seluruh dunia, dan karena tidak mungkin untuk mencabut sekaligus fenomena buruk itu, maka Islam membuka berbagai macam jalan untuk mencabut perbudakan secara bertahap.
Artinya, dari satu sisi Islam mempersempit kemungkinan dilakukannya praktik perbudakan, dan di sisi lain menetapkan pembebasan budak sebagai syarat dihapusnya sejumlah banyak dosa, kesalahan dan gugurnya kewajiban, sehingga peluang pembebasan budak secara total dapat dibuka.
Di samping itu Nabi Muhammad Saw menganjurkan umat Islam untuk menganggap budak, sebelum dibebaskan, layaknya anggota keluarga sendiri dan diperlakukan secara manusiawi.
Imam Sajjad menganggap seluruh budaknya sebelum dibebaskan, sebagai anak-anaknya sendiri demi menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Saw, dan memanggil mereka dengan panggilan Wahai Anakku atau putraku.
Imam Sajjad ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa bagi dirinya setiap manusia itu setara.
Imam Sajjad tidak pernah sekalipun menghukum budaknya, tapi beliau menuliskan setiap kesalahan yang dilakukan budak-budaknya dan di akhir bulan suci Ramadhan beliau mengumpulkan mereka di satu tempat dan membacakan satu persatu kesalahannya.
Kemudian Imam Sajjad meminta budak-budaknya untuk memohon kepada Allah Swt pengampunan bagi beliau sebagaimana beliau memaafkan kesalahan-kesalahan mereka.
Di akhir, selain membebaskan seluruh budaknya, Imam Sajjad membekali masing-masing dari mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk hidup.
Dengan mempertahankan para budak di sisi beliau selama setahun, Imam Sajjad sebenarnya telah mengajarkan perilaku dan budaya Islam kepada mereka.
Kemudian setelah bebas, masing-masing dari mereka menjadi manusia terdidik dan menjadi teladan bagi yang lain. Nyatanya setelah bebas, mereka tidak pernah memutus ikatan maknawiahnya dengan Imam Sajjad dan mendidik banyak orang sesuai kemampuannya.
Imam Sajjad terus mengulang-ulang perilaku Islami setiap hari selama setahun. Sebagaimana dicatat sejarah, Imam Sajjad setiap tahun, bulan dan hari, membebaskan budak-budak atas kesalahan dan kekeliruan, sehingga jumlah laki-laki dan perempuan yang menjadi pengikut Ahlul Bait as semakin banyak. Sebagian dari budak yang dibebaskan itu kelak menjadi ahli hadis terkemuka dan pekerja keras.
Imam Sajjad menjelaskan banyak hakikat ilmu dan ajaran Islam seperti irfan, sosial, pendidikan dan masalah sensitif semacam politik, dalam bingkai doa yang sebagian besarnya diabadikan dalam kumpulan doa Sahifah Sajjadiyah.
Dalam seluruh penjelasan bernilainya, Imam Sajjad sangat menekankan perhatian kepada Allah Swt. Di salah satu doa pertama Sahifah Sajjadiyah, Imam Sajjad bermunajat, segala puji bagi Allah Swt, Dialah awal yang tanpa permulaan dan akhir yang tak berujung.
Dia yang tidak bisa dijangkau oleh pandangan dan pemikiran gagal menjelaskan. Ia menciptakan makhluk dengan kekuasaan-Nya dan atas kehendak-Nya Ia memberikan wujud kepada mereka.
Lalu Ia menuntun mereka ke jalan yang dikehendaki-Nya dan mengarahkan mereka ke jalan cinta-Nya. Segala puji bagi Allah Swt, Dia yang mengenalkan sendiri diri-Nya kepada kita dan mengajarkan cara memuji-Nya kepada kita, dan membuka pintu-pintu ilmu ketuhanan-Nya kepada kita, dan membimbing kita kepada keikhlasan dalam tauhid-Nya dan mencegah kita dari keraguan dan ketidakpercayaan.
Imam Husein as, Pemimpin Moral dan Kemanusiaan
Kelahiran Imam Husein as
Pada hari ketiga bulan Sya'ban tahun keempat Hijrah, di salah satu rumah terbaik di dunia, berita kelahiran seorang anak membuat hati Nabi Muhammad Saw dipenuhi kegembiraan. Kelahiran seorang anak bernama Husein, anak kedua dari Ali dan Fathimah as. Ia dilahirkan ke dunia untuk melanjutkan jalan yang telah dimulai oleh Rasulullah Saw.
Pada hari penuh berkah ini, kami mengucapkan selamat kepada Anda pada hari kelahiran Imam Husein as dan berikut ini tinjauan singkat tentang kehidupan Imam Husein as.
Diriwayatkan dari Imam Shadiq as, "Ketika Imam Husein as terlahir ke dunia, malaikat Jibril as diperintahkan oleh Allah Swt bersama seribu malaikat turun ke bumi untuk mengucapkan selamat kepada bayi Fathimah az-Zahra as." Nama beliau adalah Husein as dan di dalam Taurat dikenal dengan Syubbar dan Syubeir, semenetara dalam Injil disebut Tab atau Tayyib. Imam Husein as dipanggil dengan Aba Abdillah dan Sayid Syabab Ahlil Jannah merupakan sebutannya.
Kepribadian Imam Husein as memiliki kelebihan khusus. Beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw dan selama enam tahun hidup bersama Rasulullah Saw. Kesucian kakeknya sangat mempengaruhi kepribadiannya. Dalam ziarah yang dinisbatkan kepada beliau kita membaca, "Wahai Tuanku! (Wahai Aba Abdillah!) Saya bersaksi bahwa engkau adalah cahaya dari tulang sulbi mulia dan rahim suci (keturunan mulia dan suci), dimana Jahiliah dan kekotoran tidak memasukimu."
Salah satu poin kehidupan Imam Husein as yang paling indah dan paling menonjol adalah perhatian dan minat besar Nabi Muhammad Saw kepadanya dan saudara lelakinya Imam Hasan as. Nabi Muhammad Saw bersama sekelompok sahabat pergi ke sebuah acara jamuan. Di pertengahan jalan beliau melihat Imam Husein as tengah bermain di sebuah gang. Beliau kemudian mendekatnya dan menjemputnya, tapi ia lari karena anak-anak dan seberapa usaha Nabi untuk mengikutinya, ia lari ke tempat lain. Nabi tetap mengikutinya dengan tersenyum, sampai berhasil mendekapnya, kemudian Nabi Saw menyium bibirnya dan setelah itu bersabda, "Husein dari saya dan saya dari Husein. Allah Swt mencintai orang yang mencintai Husein."
Lingkungan tempat lahir Imam Husein as dan beliau dibesarkan adalah lingkungan yang mendapat perhatian langsung Imam Ali as dan Sayidah Fathimah as. Imam Husein hidup dalam lingkungan dengan permata asli keadilan, kebajikan, dan prinsip-prinsip etika tertinggi yang memanifestasikan dirinya dalam kebesaran hati mereka. Imam Husein as belajar logika dari para pendidik hebatnya bahwa kehdiupan tanpa cita-cita tertinggi sama dengan kematian dan bila kebenaran tidak berkelindan dengan kehidupan, maka kehidupan tidak bermakna.
Dengan kata lain, Imam Husein as dari awal masa kanak-kanak bersama dengan sumber rahmat ilahi yang diberkati, sehingga mampu memahami kehidupan yang benar dan kemanusiaan. Dalam banyak kasus, ketika wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, Imam Husein as melihat wajah suci beliau dan menjadikan hamparan cahaya suci beliau sebagai modal terbaik untuk dirinya, sehingga Imam Husein as mampu mengumpulkan kebajikan pada dirnya dan menjadi tokoh terbesar di hadapan semua orang, bahkan musuh.
Wajah Imam Hussein as menyenangkan dan menarik dan bahasanya ekspresif dan fasih, sehingga mengingatkan orang akan Ali as. Dari awal masa remaja, Imam Husein as dengan keberanian dan kebijaksanaan, membela agama Islam dan kepemimpinan sebagai prinsip-prinsip penting dalam hidupnya. Dari sudut pandang Husein bin Ali as, pengetahuan adalah pengantar untuk kesempurnaan dan keunggulan. Beliau adalah lautan ilmu dan pengetahuan serta sadar akan semua dunia dan fenomena.
Beliau berkata, "Kami adalah tempat dimana ilmu al-Quran dan apa yang dijelaskan di dalamnya berada dan apa yang ada pada kami tidak ada pada makhluk apapun. Karena kami adalah bagian dari rahasia Tuhan." Keberseiringan antara ilmu pengetahuan dan mistisisme dalam diri Imam Husein as membuat jiwanya halus dan pasti. Jantungnya berdetak kencang bagi yang lemah dan kurang mampu dan ketika ia berdoa kepada Tuhan, bisikan-bisikan irfannya menunjukkan dunia pengetahuan dan cinta.
Hanya lima puluh tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad Saw, kebatilan termanifestasikan dalam pakaian kebenaran. Muncul serangkaian manusia pecinta dunia, melarikan diri dari kebenaran, pendendam, hati yang keras akibat menyebarkan fitnah dan tipuan mereka menistakan masyarakat dan menyimpangkan agama. Imam Husein as tahu kenyataan ini bahwa jika kebenaran tersisihkan, maka cita-cita kebenaran sebenarnya tidak pernah kalah, tapi selalu hidup dan tetap bercahaya di kegelapan sejarah.
Kebangkitan Imam Husein as adalah contoh jelas dari ayat al-Quran ini yang menyatakan, "Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir..." (QS. Ali Imran: 13) Dengan kata lain, Imam Husein as dan Yazid adalah simbol dari dua aliran benar dan salah yang saling berhadap-hadapan.
Imam Husein as adalah orang yang berani, penyayang, baik hati dan sangat rendah hati yang makan bersama orang-orang miskin dan membutuhkan serta menerima undangan mereka, sebaliknya beliau juga mengundang mereka. Beliau membayarkan utang orang lain dan selalu membela orang tertindas. Dari sisi keilmuan, beliau seperti ayahnya Imam Ali as menguasai segala ilmu pengetahuan. Dalam menyifati Imam Husein as ada banyak kisah dan tulisan dalam sejarah, di mana bukan hanya umat Islam yang menulis tapi juga non-Muslim yang entah bagaimana mengekspresikan dedikasi mereka kepada beliau.
Salah satu dari mereka adalah Antoine Bara, jurnalis dan peneliti Kristen dalam sebuah wawancara mengatakan, "Harus ada upaya untuk mengeksploitasi energi spiritual yang berada dalam semangat gerakan Husein. Kekuatan ini adalah kepercayaan di kalangan umat Islam dan harus dianggap sebagai ideal dan simbol yang memiliki tujuan besar untuk diperkenalkan kepada dunia. Amanat ini adalah kekayaan dan warisan besar yang dimiliki oleh seluruh dunia dan perlu ditawarkan kepada umat manusia "
Dalam bukunya, Hosein dalam Pemikiran Kristen, Antoine Bara menganalisa karakter Husein as dan menulis, "Selama kita ingin memperkenalkan karakter Husein as, kita tidak bisa menjelaskan sebanyak sepersepuluh dari kehebatan kata-kata yang disampaikan Nabi Muhammad Saw tentang Husein bahwa Imam Husein as pemimpin anak muda di surga. Saya percaya bahwa Imam Husein as adalah pelita Islam. Pelita yang menerangi jalan keselamatan bagi jutaan Muslim dan memperingatkan mereka agar tidak terjatuh dalam pusaran kesesatan dan dengan cahaya abadinya, beliau menunjukkan jalan yang benar kepada manusia di dunia. Imam Husein as adalah perisai Islam karena ia menjaga keimanan, kepercayaan, dan spiritualitas agama dari segala kelemahan, rasa tidak aman, penghinaan dan jika tidak, Islam sebagai prinsip dalam dunia batin manusia tidak berakar dan interpretasi saya yang lain lebih penting yang lain adalah sesungguhnya Husein adalah hati nurani semua agama sampai akhir sejarah. Husein as dengan sikap unik ini berkata, "Demi Allah! Aku tidak akan pernah mengulurkan tangan kehinaan dan tidak akan melarikan diri seperti budak," dan itu berarti beliau mampu menjelaskan konsep tinggi tentang kemuliaan dan membuat kagum semua pemilik kebijaksanaan."
Hari ini, kita merayakan ulang tahun kelahiran Hussein (AS), yang telah belajar pelajaran abadi dari kehidupan, pemikiran, dan kebangkitannya. Pada hari ulang tahun kelahirannya, ia mengakui fakta bahwa umat manusia terperangkap dalam kehidupan sebuah mesin, di zaman nilai-nilai etika yang indah satu demi satu, telah menemukan keberhasilan yang akrab dengan kepribadian hebat ini dan kisah Hussein (AS). ), Tidak sekali, berapa kali ia membaca, dan menetapkan tujuan dan tujuannya sebagai pemimpin upaya yang sah. Memang, Hussein (AS) adalah kebenaran abadi yang dapat membiasakan manusia dengan konsep kehidupan terbaik.



























