کمالوندی

کمالوندی

Ribuan warga menghadiri prosesi pemakaman massif di ibukota Iran, Tehran, untuk memberi penghormatan terakhir kepada 270 syuhada, yang jenazah mereka baru ditemukan sekitar 30 tahun setelah berakhirnya Perang Pertahanan Suci Iran melawan agresi rezim Saddam  Irak.

Ribuan warga menghadiri prosesi yang digelar di sekitar Bundaran Baharestan di pusat kota Tehran untuk menghormati para syuhada, di mana peti mereka terbalut bendera Iran.

Sebanyak 175 jenazah milik para penyelam militer yang kembali ke tanah air pada 18 Mei lalu.

Beberapa jenazah ketika diangkat dalam kondisi tangan terikat dan tidak ada ada bekas luka, yang menunjukkan bahwa para syuhada dikubur hidup-hidup oleh pasukan rezim Baath Irak selama Operasi Karbala-4, seorang Komandan Komite Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Mohammad Baqerzadeh.

Menurut Baqerzadeh, jenazah para syuhada dibawa ke Iran melalui Shalamcheh, perbatasan di provinsi Khouzestan, barat daya Iran.

Foto-foto jenazah para syuhada yang sebelumnya dirilis memicu kesedihan dan simpati dari semua lapisan masyarakat Iran.

Operasi Karbala-4 digelar di malam hari pada akhir bulan Desember 1986, dan dimaksudkan untuk menciptakan jembatan bagi pasukan Iran di sepanjang sungai Arvand. Menurut rencana, pasukan Iran akan menyerang setelah terbangun jembatan penyeberangan tersebut. Namun, operasi tidak berjalan seperti yang direncanakan.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pesan khusus untuk acara pemakaman epik 270 syuhada Perang Pertahanan Suci pada hari Selasa (16/6) di Tehran. Pesan beliau sebagai berikut:
 

Bismillahirrahmanirrahim

Shalawat dan salam Allah Swt kepada para syuhada tercinta yang telah menghidupkan pelita Tauhid di seluruh persada islami Iran melalui pengorbanan mereka. Shalawat dan salam Allah Swt kepada para syuhada penyelam mazlum yang kemunculan dan kehadiran mereka telah mengantarkan bara yang takkan pernah padam ini dan telah mengibarkan panji kenangan luhur dan berharga serta khazanah spiritualitas umat dengan penuh gempita.

Salam kepada tangan-tangan terbelenggu dan tubuh-tubuh yang teraniaya kalian dan salam pada jiwa-jiwa tayyibah bersayap kalian yang terbang menuju keridhoan Allah Swt. Salam kepada kalian yang mengharumkan kembali nuansa kehidupan dan memberikan semangat baru pada jiwa-jiwa. Dan syukur tanpa batas kepada Allah Swt yang Maha Bijaksana dan Pengasih karena telah memberikan petunjuk yang tiada keraguan di dalamnya untuk kalbu yang terjaga pada saat-saat yang diperlukan oleh bangsa pencari Allah Swt dan mukmin kepada-Nya ini, untuk membersihkan diri dari segala debu.

Dan salam kepada kalian bangsa besar, loyal, awas dan bertanggungjawab, yang memahami, meneguk dan menjawab seruan lembut ilahi. Kehadiran berbobot kalian hari ini pada acara pemakaman para syuhada yang kembali ke tanah air mereka, merupakan salah satu peristiwa tak terlupakan dalam revolusi. Rahmat Allah untuk kalian dan syukur tanpa batas kepada Allah Swt, Sang Pemilik Hati dan juga salam tanpa akhir kepada Imam Mahdi as yang menjadi pemilik kekayaan besar ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sayid Ali Khamenei

Ketua Parlemen Republik Islam Iran dan mitranya di Irlandia menegaskan sifat damai aktivitas nuklir Tehran dan pentingnya perluasan hubungan kedua negara di semua sektor.

Ali Larijani dalam pertemuan dengan Sean Barrett di Dublin, Selasa (16/6) mengapresiasi dukungan Irlandia kepada program damai nuklir Iran.

Ia mengatakan, mereka telah meluncurkan propaganda negatif mengenai aktivitas nuklir Iran.

Larijani lebih lanjut menyingung penegaskan berulang para pejabat Tehran untuk menentang penggunaan senjata nuklir dan pemusnah massal, di mana penggunaan senjata ini bertentangan dengan ajaran agama.

"Di masa perang ketika Saddam menggunakan senjata kimia, Iran juga dapat melakukan hal yang sama, namun negara ini tidak menggunakan senjata itu," imbuhnya.

Di bagian lain pernyataannya, Ketua Parlemen Iran menyinggung konsultasi baik antara Tehran dan Dublin untuk menjalin kerjasama di sektor perdamaian dan stabilitas.

Larijani mengapresiasi kebijakan damai Irlandia dan pembelaan para pejabat negara ini kepada rakyat tertindas Palestina.

Sementara itu, Ketua Parlemen Irlandia mengatakan, sifat damai aktivitas nuklir Iran harus terdengar ke seluruh dunia hingga negara ini dengan dicabutnya tekanan akan mampu berperan lebih efektif di Timur Tengah dan dunia.

Barrett menilai konsultasi dan pembicaraannya dengan para pejabat Iran dalam kunjungan terbarunya ke Tehran sebagai baik.

"Konsultasi-konsultasi ini akan dapat membantu dalam menghapus kesalahpahaman," ujarnya.

Ia menambahkan, tak diragukan lagi bahwa Iran tidak sedang mengejar senjata nuklir dan hal ini cukup untuk menjalin kerjasama dengan Tehran.

Iran, kata Barrett, dapat berperan tak tergantikan dalam menciptakan dan menguatkan perdamaian di kawasan, dan Irlandia sebagai negara netral juga  senang untuk melakukan peran positif dalam proses ini.

Barrett menegaskan, Irlandia sebagai anggota Uni Eropa akan menggunakan semua kapasitasnya untuk mencabut sanksi dan menjamin hak-hak Iran.

Ali Larijani bersama dengan sebuah delegasi tiba di Dublin, ibukota Irlandia pada Senin untuk berdialog dengan para pejabat negara ini tentang berbagai isu.

Anggota senior tim perunding nuklir Republik Islam Iran menekankan keseriusan pemerintah Tehran dalam melanjutkan perundingan nuklir dengan Kelompok 5+1.

Majid Takht-Ravanchi menegaskan hal itu dalam pertemuannya denganEnrique Mora, Direktur Jenderal Politik dan Keamanan Kementerian Luar Negeri Spanyol di Tehran, ibukota Iran.

"Iran melanjutkan perundingan dengan Kelompok 5+1 dengan serius," kata Ravanchi seperti dilansir IRNA, Selasa (16/6).

Ia menyatakan harapan Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, Amerika Serikat ditambah Jerman) akan mencapai kesepakatan hingga tanggal yang ditentukan, yaitu 1 Juli.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Eropa dan Amerika lebih lanjut menyinggung posisi penting Spanyol di Eropa dan ketertarikan Tehran dan Madrid untuk memperluas hubungan bilateral.

Ravanchi menilai kunjungan Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran ke Spanyol dan pertemuannya dengan para pejabat negara ini sebagai langkah penting untuk perluasan hubungan kedua negara.

Sementara itu, Direktur Jenderal Politik dan Keamanan Kementerian Luar Negeri Spanyol mengungkapkan kepuasannya atas proses perundingan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1.

Mora mengatakan, Spanyol mengikuti proses perundingan ini dengan teliti dan penuh antusias.

Spanyol, kata Mora, berminat untuk bekerjasama dan melakukan konsultasi politik dengan Iran khususnya terkait isu-isu regional dan internasional.

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif menyebut perang anti terorisme yang dilancarkan militer negara ini sukes dan ia pun mengucapkan selamat kepada militer serta rakyat Pakistan. Sharif menandaskan, operasi anti terorisme yang dilancarkan militer mulai berhasil mencerabut akar terorisme di negara ini dan bangsa Pakistan harus berterima kasih kepada darah-darah yang mengalir dalam perjuangan ini.

Lebih lanjut Sharif menandaskan, keluarga korban perang anti terorisme di Pakistan harus merasa bangga. Ia menjelaskan, rakyat Pakistan tidak akan melupakan anak-anak mereka yang berkorban dalam memberantas terorisme, karena mereka adalah penentu masa depan sejati negara ini.

Pemerintah Pakistan pasca serangan Taliban pada Desember 2014 ke sebuah sekolah di kota Peshawar, mulai menggelar operasi serius guna memberantas terorisme dalam koridor ÔÇ£Prakarsa Aksi NasionalÔÇØ.

Menurut pandangan para pengamat, statemen Sharif  terkait keberhasilan operasi militer anti teorisme cenderung tertuju pada operasi mliter di wilayah adat Waziristan utara dan Khyber Agency yang menewaskan ratusan teroris. Militer Pakistan dalam menjamin keamanan kota dan program anti teroris negara di pusa negara bagian termasuk Karachi, Quetta dan Khyber Pakhtunkhwa tidak memiliki peran mendasar. Pasukan keamanan dan intelijen terlibat konflik senjata dengan kelompok radikal serta milisi bersenjata.

Oleh karena itu, dalam pandangan rakyat Pakistan, Nawaz Sharif ketika menyebut perang anti terorisme di negara ini meraih sukses besar, menyatakan bahwa serangan teror dan sektarian, khsuusnya terhadap Siah di Pakistan masih terus berlanjut.

Tak diragukan lagi bahwa pemerintah dan aparat keamanan Pakistan telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk memerangi terorisme, namun sejumlah elit di negara ini menilai serangan militer dan aparat keamanan kepada kelompok teroris dilakukan secara tebang pilih. Mereka meyakini bahwa sejumlah gerakan politik dan militer di Pakistan tidak berencana mencerabut akar terorisme di negara ini. Hal ini dikarenakan mereka memanfaatkan kubu radikal dan teroris sebagai alat bagi kepentingan busuknya termasuk, meraih keuntungan materi.

Bagaimana pun juga pengumuman keberhasilan militer Pakistan dalam memerangi terorisme yang disampaikan oleh Sharif merupakan berita menggembirakan. Hal ini menunjukkan adanya kerjasama antara pemerintah federal Pakistan dan militer di perang anti terorisme.

Di kondisi seperti ini, rakyat Pakistan berharap pemerintah memanfaatkan dengan baik kemampuan militer dan memerangi secara serius seluruh kelompok teroris tanpa tebang pilih, sehingga keamanan dan stabilitas di negara ini dapat dipulihkan. Tak diragukan lagi pelaksanaan program ekonomi dan penarikan investasi asing membutuhkan stabilitas keamanan di negara ini

Rabu, 17 Juni 2015 04:39

Menjaga Marwah Ulama

Nahdlatul Ulama merupakan representasi paripurna dari Islam Nusantara, dalam kultur, jam'iyyah maupun harakah (gerakan).

Gerak langkah Nahdlatul Ulama (NU), pada level jama'ah (komunitas) maupun jam'iyyah (organisasi) menjadi referensi utuh bagaimana menyelaraskan agama, ideologi, dan rasa kebangsaan. Dalam NU, ukhuwah basyariyyah, islamiyyah, dan wathaniyyah berjalan harmonis untuk membentuk konfigurasi yang selaras dengan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Persaudaraan antarmanusia, sesama kaum Muslim maupun persaudaraan dalam konteks kebangsaan memiliki porsinya masing-masing yang seimbang.

Akan tetapi, ulama NU sadar betapa ukhuwah wathaniyyah perlu didahulukan untuk membina kebinekaan bangsa agar tetap kokoh dalam persatuan. Untuk itu, dalam historiografi pesantren, para kiai berpedoman jelas tentang Islam dan nasionalisme. Seperti yang ditegaskan para kiai dalam pertemuan tahun 1936 di Banjarmasin, tentang model darusalam (negeri kedamaian) sebagai format Indonesia pasca kemerdekaan.

Jembatan harmonis antara nilai-nilai agama dan nasionalisme inilah, yang menjadi fondasi tegaknya Indonesia. Inilah wajah Islam Nusantara yang dipraktikkan para ulama yang menjadi pilar NU. Ini berbeda dengan model Islam di Timur Tengah, yang belum menemukan titik pertemuan antara keislaman dan kebangsaan. Islam Nusantara, jelas memberi ruang dialog antara format keagamaan dan strategi kebangsaan yang saling mendukung.

Sebagai benteng kokoh Islam Nusantara, para ulama NU bergerak secara istiqomah untuk mengembangkan pengetahuan, menguatkan jaringan serta membentuk strategi kebangsaan yang sesuai dengan model kebinekaan negeri ini. Pengembangan pengetahuan ulama Nusantara jelas dilakukan sejak masa Walisongo, yang mewariskan tradisi, konsep politik, dan artefak pengetahuan yang dapat bermakna hingga kini.

Selanjutnya, ulama-ulama Nusantara, semisal Syekh Shamad al-Palimbani, Syekh Mahfudh at-Termasi, Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Yusuf al-Makassari, Syekh Ahmad al-Mutamakkin, dan jaringan ulama Nusantara memberi teladan tentang pentingnya konstruksi pengetahuan Islam Nusantara.

Identitas kultural, isnad, silsilah, genealogi pengetahuan dan jaringan luas dalam spektrum pengetahuan Islam memberi bukti bahwa Islam Nusantara jelas menjadi referensi bagi dunia internasional. Inilah yang seharusnya diteruskan oleh para ulama NU, dengan pengetahuan keislaman yang kuat, kemampuan menulis kitab dalam bahasa Arab, mampu berdialog dengan ulama-ulama Timur Tengah yang selama ini menjadi referensi pengetahuan. Dengan demikian, marwah ulama NU terjaga dan menjadi referensi pengetahuan Islam di level internasional.

Pengetahuan luas dalam kajian keislaman dan strategi politik kebangsaan, menjadi ciri khas ulama-ulama NU, yang dalam rentang sejarahnya dipraktikkan Kiai Hasyim Asyari, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansuri, dan penerusnya hingga kini. Posisi Rais Aam bukan jabatan politis, tetapi merupakan penghormatan pengetahuan, kezuhudan, dan kemampuan bergerak dalam level politik kebangsaan, bukan sekadar politik kekuasaan.

 

Politik kebangsaan

Almarhum KH M Sahal Mahfudh merupakan seorang kiai yang penulis kagumi. Beliau tidak sekadar hadir sebagai pemimpin yang sangat peduli terhadap nasib pesantren, namun juga mampu menakhodai NU sebagai jam'iyyah yang konsisten, mandiri, dan berdiri tegak di tengah silang sengkarut kepentingan politik. Kiai Sahal merupakan guru sekaligus mentor penulis dalam mengabdi di NU.

Kiranya, kisah di balik muktamar ke-32 di Makassar memberi bukti bahwa Kiai Sahal tidak ingin mengejar jabatan. Beliau mau menjadi Rais Am, dalam rangka menyelamatkan organisasi ini dari terpaan badai politik dan kepentingan-kepentingan sesaat yang menjebak warga nahdliyin. Kiai Sahal sadar, betapa berat menjaga marwah Rais Am Syuriah, yang merupakan cermin dan referensi bagi struktur mental, cara berpikir, dan sikap politik maupun strategi organisasi bagi seluruh kiai dan alim ulama di negeri ini.

Ibaratnya, Rais Am dan para kiai yang berada di jajaran syuriah merupakan "begawan waskita", yang bijaksana dan menjaga jarak dari kepentingan-kepentingan struktural maupun politik sektarian, apalagi syahwat pribadi untuk mengakses kekuasaan. Ini dibuktikan Kiai Sahal dengan konsistensi dan kemandirian dalam ekonomi, politik, dan pemikiran kebangsaan.

Di akhir hayatnya, Kiai Sahal memberikan pesan penting terhadap NU, baik dalam konteks jama'ah maupun jam'iyyah. Kiai Sahal menekankan pentingnya strategi politik tingkat tinggi, untuk menunjukkan bahwa NU bukan organisasi remeh yang dapat dijadikan bemper kekuasaan. Politik ala NU adalah politik kebangsaan dan kerakyatan.

Menurut Kiai Sahal, politik kekuasaan yang biasa disebut politik tingkat rendah (low politic) merupakan porsi partai politik dan warga negara, termasuk warga NU secara pribadi. Di sisi lain, NU secara kelembagaan harus bersih dari model politik tingkat rendah. Wilayah NU sebagai jam'iyyah dalam ranah politik tingkat tinggi (high politic, siyasah 'aliyah samiyah) dalam wujud politik kebangsaan, kerakyatan, dan etika berpolitik.

Kiai Sahal merenungkan tentang hakikat dan strategi politik, bagi warga nahdliyin maupun dalam konteks NU secara organisasi. Dalam pandangan Kiai Sahal, strategi politik kebangsaan NU berarti harus fokus, istiqomah, dan proaktif mempertahankan NKRI sebagai wujud final dalam berbangsa dan bernegara. Politik kerakyatan, diwujudkan NU dalam konteks memberikan pendampingan dan penyadaran terhadap hak-hak rakyat, serta melindunginya dari marjinalisasi politik maupun kekuasaan.

Politik kebangsaan juga dihadirkan Hadratus Syekh Hasyim Asyari yang menjadi tonggak sejarah pada masa revolusi kemerdekaan. Fatwa jihad Kiai Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945, mampu menggerakkan ribuan santri dan pemuda untuk bertempur demi tegaknya NKRI, pada 10 November 1945. Rekaman sejarah inilah yang tidak pernah muncul dalam narasi besar pengetahuan warga negeri ini. Untuk itu, momentum resolusi jihad Kiai Hasyim Asyari perlu dijadikan sebagai penanda sejarah untuk kebangkitan santri.

Peristiwa Oktober-November 1945 inilah yang mempertemukan simpul-simpul jejaring ulama, sebagai tulang punggung NU pada masa kemerdekaan. Pahlawan-pahlawan revolusi, semisal Kiai Hasyim Asyari bersama Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansuri, Kiai Masjkur, Kiai Bisri Musthofa (ayahanda Gus Mus), Kiai Abbas Cirebon, Kiai Subchi Parakan, dan beberapa kiai lainnya di tanah Jawa, memberikan andil besar dalam sejarah negeri ini, dengan niatan ikhlas dan berpedoman menggerakkan politik kebangsaan.

Tentu saja, gerak langkah kiai pesantren yang bergerak di level politik kebangsaan, jangan sampai ternoda dengan kepentingan-kepentingan politik kekuasaan yang menggerus marwah ulama.

Berita mengenai berlanjutnya pendudukan dan arogansi rezim Zionis Israel di bumi pendudukan Palestina serta ancaman yang terus meningkat dari rezim ilegal terhadap bangsa Palestina masih terlihat nyata. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengancam Otorita Palestina bahwa Tel Aviv akan mencaplok Tepi Barat.

Netanyahu dalam pesannya yang berbau ancaman kepada Mahmoud Abbas, ketua Otorita Ramallah menyatakan, ÔÇ£Jika Abbas tidak menghentikan langkahnya, Israel dalam tempo 24 jam siap menduduki Tepi Barat Sungai Jordan.ÔÇØ Netanyahu mengancam bahwa ketua Otorita Ramallah harus menghentikan ancaman tak berguna dan kosong seperti menghentikan kerjasama keamanan dan membubarkan pemerintahan Otorita. Karena jika Abbas tidak menghentikan aksinya ini, maka tank-tank Israel dalam tempo 24 jam akan memasuki Tepi Barat. Netanyahu mengatakan dirinya memiliki rencana baru untuk mengelola Tepi Barat.

Disebutkan bahwa petinggi rezim Zionis Israel senantiasa berusaha menganeksasi Tepi Barat ke dalam wilayah pendudukan tahun 1948 (Israel). Meningkatkan pendudukan dan arogansi rezim Zionis dalam beberapa hari lalu kian menguak esensi radikal, arogan dan kekerasan rezim ilegal ini di mata dunia.

Sejatinya perilaku Israel mengindikasikan bahwa rezim ini menunggu peluang untuk menghapus total hak-hak bangsa Palestina dan memperkokoh penjajahannya di berbagai wilayah Palestina. Petinggi Israel di saat menekankan pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan, namun dalam prakteknya wilayah ini sejak tahun 1967 telah berada dalam cengkeraman Tel Aviv. Berlanjutnya pendudukan Tepi Barat bertentangan dengan resolusi internasional terkait Palestina termasuk resolusi 242 dan 338 PBB yang menekankan Israel mundur dari wilayah pendudukan.

Rezim Zionis Israel dari berbagai segi, seperti mengumbar statemen yang menipu dan meluncurkan prakarsa munafik di proses perundingan damai Timur Tengah serta pembentukan pemerintahan Otorita Ramallah, tengah berusaha memajukan kebijakan arogansi dan penjajahannya di bumi Palestina, selain menutupi penjajahannya di berbagai wilayah ini.

Rezim Zionis Israel yang mengamini pembentukan pemerintahan Otorita Palestina, sebuah pemerintahan yang tidak memiliki wewenang paling nyata, berusaha mencitrakan bahwa wilayah tampaknya berada dalam kekuasaan Otorita Ramallah tidak berada dalam kategori wilayah jajahan Israel.

Rezim Zionis Israel dengan membalik realita dan mendistorsi kenyataan, senantiasa berusaha mengalihkan pandangan publik dunia akan realita pendudukan bumi Palestia oleh rezim ini.

Sikap para petinggi Israel menunjukkan bahwa Tel Aviv sejalan dengan kebijakannya memperluas penjajahannya di bumi Palestina yang mereka duduki, berupaya mereduksi sensitifitas dunia terkait penjajahan rezim ini dan berusaha melepas diri dari keterkucilan di dunia internasional.

Namun berlanjutnya pendudukan dan arogansi serta kebohongan petinggi rezim Zionis Israel malah kian merefleksikan sikap ini kepada opini publik bahwa dunia tengah dihadapkan pada pendudukan, arogansi dan penipuan Israel.

Rabu, 17 Juni 2015 04:37

Peremajaan Senjata Nuklir di Dunia

Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menulis bahwa negara-negara pemilik senjata nuklir tetap mengembangkan senjata pemusnah massal di tengah upaya internasional untuk pelucutan senjata.

SIPRI dalam laporannya yang diterbitkan Senin (15/6/2015), menyatakan Rusia dan Amerika Serikat menguasai 90 persen persenjataan nuklir dunia dan kedua negara melaksanakan program jangka panjang dan berbiaya besar untuk peremajaan senjata nuklirnya. Rusia dan AS masing-masing memiliki 7.500 dan 7.260 hulu ledak nuklir.

Tiga negara yaitu, Cina, Perancis, dan Inggris ÔÇô di mana persenjataan mereka sudah diakui oleh Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) ÔÇô juga sedang mengembangkan atau menyebarkan sistem senjata nuklir baru.

Peneliti SIPRI Shannon Kile menyuarakan keprihatinan atas kebijakan modernisasi persenjataan nuklir oleh kekuatan-kekuatan dunia.

Dalam laporannya, SIPRI juga menyoroti status rezim Zionis Israel sebagai satu-satunya pemilik senjata atom di Timur Tengah dan mengatakan Israel telah memperluas arsenal nuklirnya dan melakukan uji coba beberapa rudal nuklir balistik antar benua.

Pasal 1 NPT ÔÇô yang ditandatangani setelah perdebatan panjang antara para pemilik senjata atom pada awal Juli 1968 ÔÇô melarang produksi dan pengembangan senjata nuklir serta penyimpanan senjata mematikan itu. Akan tetapi, negara-negara pemilik senjata nuklir tetap bersikeras untuk mengembangkan arsenal nuklirnya dan setiap tahunnya mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi generasi baru senjata nuklir dan menerapkan metode baru perlindungan arsenal nuklirnya.

Kondisi tersebut membuat pertemuan Konferensi Peninjauan Ulang NPT tahun ini gagal mencapai hasil spesifik terkait masalah senjata nuklir. Agenda lima tahunan ini bertujuan untuk membahas kondisi negara-negara anggota NPT dan upaya untuk pelucutan senjata.

Kegagalan konferensi tersebut sebenarnya membuat upaya untuk merealisasikan tujuan-tujuan NPT setidaknya mundur untuk lima tahun ke belakang. Dengan begitu harus dikatakan bahwa NPT berada dalam ancaman serius dan laporan SIPRI juga menunjukkan fakta itu.

Lalu, apa dampak yang ditimbulkan terhadap perdamaian dan keamanan global jika kondisi tersebut terus berlanjut? Jelas bahwa dampak pertama dari proses itu adalah meluasnya zona ancaman dan tumpulnya kinerja NPT. Dampak lain dari sikap inkonsistensi itu adalah penyalahgunaan Israel atas kekacauan situasi global.

Berdasarkan sejumlah dokumen, Israel saat ini menyimpan antara 300-400 hulu ledak nuklir yang diperoleh melalui bantuan negara-negara lain terutama AS. Sebuah dokumen yang baru dirilis menunjukkan bahwa Britania pada dekade 1950 dan 1960, menjalin kerja sama nuklir dengan Israel untuk kepentingan militer.

Informasi rahasia yang dibocorkan oleh Foreign Policy, memperlihatkan bahwa Perancis, AS, dan Britania sudah melakukan pengalihan bahan dan transfer teknologi nuklir ke pihak-pihak yang bukan anggota NPT, termasuk rezim Zionis. Langkah ini selain menciptakan hambatan untuk mewujudkan universalitas NPT, tapi juga ikut membantu munculnya para pemilik baru senjata nuklir.

Lalu, bagaimana negara-negara seperti, Perancis, AS, dan Inggris mengaku khawatir atas produksi dan proliferasi senjata nuklir di dunia? Belum lagi, negara-negara yang melanggar NPT terang-terangan menuding Republik Islam Iran berusaha memperoleh senjata atom tanpa menyerahkan bukti dan dokumen sama sekali. Padahal, Tehran berkali-kali membuktikan bahwa program nuklirnya untuk kepentingan damai dan berkomitmen dengan NPT.

Terdapat beberapa ayat dan hadis yang menyebutkan tentang keutamaan
Ahlulbait Nabi Saw. Salah satu hadis tersebut adalah hadis safinah.
Hadis Safinah ini merupakan hadis Nabi Saw yang bersabda, "Perumpamaan
Ahlulbaitku seperti bahtera Nub, barang siapa yang menaikinya, niscaya
ia akan selamat; dan barang siapa tertinggal darinya, niscaya ia akan
tenggelam dan binasa."
Seluruh ulama Islam sepakat akan kesahihan hadis di atas (hadis
safinah) dan termasuk hadis yang sangat terkenal, dimana riwayatnya
hampir mencapai batas mutawatir. Hadis safinah tersebut diriwayatkan
oleh tokoh-tokoh ulama dari dua golongan Islam, Ahlus Sunnah dan
Syi'ah, yang jumlahnya melampaui seratus hafizh (penghafal Qur'an),
imam hadis, dan ahli sejarah dalam kitab-kitab sahih dan musnad
mereka. Mereka mengakui kesahihan hadis tersebut dan menerimanya
dengan penerimaan yang baik.

AI-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustadrak dengan sanad dari Hanasy
al-Kinani, ia berkata, "Aku mendengar Abu Dzar berkata, sedangkan ia
memegang pintu Ka'bah, "Barangsiapa mengenalku, maka aku sebagaimana
yang kalian kenali; dan barang siapa yang tidak mengenalku, maka
perkenalkanlah aku adalah Abu Dzarr. Aku mendengar Rasulullah Saw
bersabda, "Perumpamaan Ahlulbaitku seperti bahtera Nuh barangsiapa
yang menaikinya, niscaya ia akan selamat; dan barangsiapa yang
tertinggal darinya, niscaya ia akan tenggelam dan binasa." (Al-Hakim,
al-Mustadrak, jil. 2, hal. 343.) Al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih
sesuai syarat Muslim."

Al-Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath dari Abu Sa'id dari Nabi Saw,
ia bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan Ahlulbaitku di tengah-tengah
kalian seperti bahtera Nuh barangsiapa yang menaikinya, niscaya ia
akan selamat, sedangkan orang yang tertinggal darinya, niscaya ia akan
tenggelam."
Ibnu Hajar meriwayatkan di dalam Shawâ'iq-nya, yang bersumber dari
jalur yang berbeda-beda, dimana satu sama lainnya saling menguatkan,
sabda Nabi Saw, "Sesungguhnya perumpamaan Ahlulbaitku di tengah-tengah
kalian seperti bahtera Nuh barangsiapa yang menaikinya, niscaya ia
akan selamat." (Ibnu Hajar, Shawâ'iqul Muhriqa, hal. 151)

Dalam riwayat Muslim disebutkan, "... dan barangsiapa yang tertinggal
darinya, niscaya ia akan tenggelam. " Dan dalam riwayat yang lain
disebutkan, "... binasa."

Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan Ahlulbaitku di
tengah-tengah kalian seperti pintu pengampunan bagi Bani Israil,
barangsiapa yang memasukinya, niscaya ia akan diampuni. " Dan dalam
riwayat yang lain disebutkan, "... diampuni dosa-dosanya."

Nabi Saw bersabda di tempat yang lain dengan jalur yang banyak, dimana
sebagiannya menguatkan yang lain, "Perumpamaan Ahlulbaitku...," dalam
riwayat yang lain disebutkan, "Sesungguhnya perumpamaan
Ahlulbaitku...," dalam riwayat yang lain disebutkan, "Bahwa
perumpamaan Ahlulbaitku...," dan dalam riwayat yang lain disebutkan,
"Ketahuilah, sesungguhnya perumpamaan Ahli Bailku di tengah-tengah
kalian seperti bahtera Nuh di tengah-tengah kaumnya; barangsiapa yang
menaikinya, niscaya ia akan selamat; dan barangsiapa yang tertinggal
darinya, niscaya ia akan tenggelam.

 

 

Al-Hamuyini meriwayatkan dalam Farâ'idush Shimthain dari Sa'id bin
Jubair dari Ibnu 'Abbas yang berkata, "Rasulullah Saw bersabda kepada
'Ali bin Abi Thalib, 'Wahai 'Ali, aku adalah kota hikmah. sedangkan
engkau adalah pintunya, dan kota tidaklah didatangi kecuali dari
pintunya. Bohonglah orang yang mengaku, bahwa ia mencintaiku, namun ia
membencimu. Sebab, sesungguhnya engkau dariku dan aku darimu. Dagingmu
dari dagingku, darahmu dari darahku, ruhmu dari ruhku, rahasiamu dari
rahasiaku, dan hal-hal yang jelas darimu adalah dariku. Engkau adalah
imam umatku dan khalifahku sepeninggalku. Berbahagialah orang yang
menaatimu, celakalah orang yang menentangmu, beruntunglah orang yang
menjadikanmu sebagai walinya (pemimpinnya), merugilah orang yang
memusuhimu, beruntunglah orang yang mengikutimu, dan binasalah orang
yang meninggalkanmu. Perumpamaanmu dan perumpamaan para imam dari
keturunanmu sepeninggalku, seperti bahtera Nuh. Barangsiapa yang naik
dalamnya, ia akan selamat, dan barangsiapa yang tertinggal darinya, ia
akan tenggelam. Dan perumpamaan kalian seperti bintang-bintang, setiap
kali ada bintang yang terbenam, muncul bintang lain sampai hari
kiamat."

Ibnu al-Maghazali asy-Syafi'i meriwayatkan dalam Fadhâ'il¬-nya dengan
sanad dari Harun ar-Rasyid, dari al-Mahdi, dari al-¬Manshur, dari
ayahnya, dari kakeknya, dari Ibnu 'Abbas Ra, ia berkata, "Rasulullah
Saw bersabda, "Perumpamaan Ahlulbaitku seperti Nuh, barangsiapa yang
menaikinya, niscaya ia akan selamat, dan barangsiapa yang tertinggal
darinya, niscaya ia akan binasa."

Asy-Syablanji meriwayatkan dalam Nurul Abshâr dari sekelompok para
imam hadis dari beberapa sahabat Nabi Saw sesungguhnya Nabi Saw.
bersabda, "Perumpamaan Ahlulbaitku di tengah-tengah kalian seperti
bahtera Nub, barangsiapa yang menaikinya, niscaya ia akan selamat, dan
barangsiapa yang tertinggal darinya, niscaya ia akan binasa."

Hadis yang mulia ini juga telah sampai pada derajat mutawatir di
kalangan Syi'ah.
Kami akan menyebutkan, sebagian nama yang meriwayatkan hadis yang
mulia tersebut (hadis safinah) dari kalangan ulama Ahlus Sunnah, yaitu
Muslim dalam Shahîh-nya, Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya, Ibnu Jarir
ath-Thabari dalam Târikh-nya, al-Hakim an-¬Naisaburi dalam
Mustadrak-nya, al-Hamuyini dalam Dzakhâ'irul 'Uqbâ, Abu Na'im
al-Ishfahani dalam Hilyah-nya dan dalam Dalâ'ilun Nubuwwah, al-Khathib
al-Baghdadi dalam Târikh Baghdâd, Ibnu al-Atsir dalam Asadul Ghâbah,
al-Fakhrurazi dalam Tafsir-nya, Ibnu Thalhah asy-Syafi'i dalam
Mathâlibus Sa'ul, Muhibb ath-Thabari asy-Syafi'i dalam ar-Riyâdhun
Nadhrah, Ibnu al-Jauzi dalam at-Tadzkirah, Ibnu ashShibagh al-Maliki
dalam al-Fushulul Muhimmah, as-Suyuthi dalam al-Jâmi'ush Shaghir, Ibnu
Hajar dalam Shawâ'iq-nya, asy-Syablanji dalam Nurul Abshâr,
ash-Shabban al-Mishri dalam al-Is'âf dalam catatan kaki Nurul Abshâr,
al-Qunduzi al-Hanafi dalam Yanâbi'ul Mawaddah, al-¬Kanji asy-Syafi'i
dalam Kifâyatuth Thâlib, as-Samhudi, Abu al-¬Muzhaffar as-Sam'ani,
as-Sakhawi, dan masih banyak lagi dari ulama-¬ulama terkemuka Ahlus
Sunnah.

Dan yang termasuk mengakui kesabihan hadis tersebut adalah Imam
asy-Syafi'i, al-'Ujaili telah menisbatkan kepadanya di dalam
Dzakhîratul Ma'âli bait-bait syair berikut ini,
Ketika aku telah menyaksikan manusia
Telah terbawa oleh mazhab-mazhab mereka
Dalam lautan kesesatan dan kebodohan
Aku naik dengan nama Allah bahtera keselamatan
Mereka adalah Ahlulbait Bail al-Musthafa penutup para rasul.

 

 

 

Ketahuilah, sesungguhnya hadis safinah ini diriwayatkan dari pengemban
risalah telah menutup jalan-jalan yang bercabang-cabang serta tidak
meninggalkan kecuali satu jalan, yaitu jalan Ahlulbait yang terang
benderang.
Perumpamaan Ahlulbait dengan bahtera Nuh oleh Nabi Saw merupakan
kewajiban yang nyata dalam mengikuti mereka, baik dalam perkataan
maupun perbuatan mereka, dan diharamkannya mengikuti siapa saja yang
menentang mereka. Sesungguhnya selamatnya orang yang menaiki sebuah
bahtera dari musibah karam disebabkan oleh bahtera itu bebas dari
cacat, seandainya bahtera itu terdapat cacat (kerusakan) di dalamnya,
niscaya akan binasalah orang yang menaikinya, tanpa sedikit pun ada
keraguan tentang hal itu. Sebab, gelombang dan badai di lautan
sangatlah besar, saling berbenturan laksana gunung, sebagaimana
dihikayatkan oleh al-¬Qur'an.

Allah Swt berfirman, "Dan bahtera itu itu berlayar membawa mereka
dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedangkan
anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, "Hai anakku, naiklah
(ke bahtera) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama
orang-orang yang kafir." (Qs. Hud [11]: 42)

Akan tetapi, anaknya itu menolak menaiki kapal itu karena durhaka.
Allah Swt berfirman, "Anaknya menjawab, "Aku akan mencari perlindungan
ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah. .. (Nuh menjawab
perkataan anaknya itu dengan ucapannya), "Tidak ada (sesuatu pun) yang
melindungi hari ini dari azab Allah (sarna sekali) selain Allah saja,
Yang Maha Penyayang (dengan menaiki bahtera). (Akan tetapi, orang
kafir itu terus-menerus menentang karena kesombongan yang melampaui
batas). "Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka
jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (Qs. Hud
[11];43) Yaitu, orang-orang yang tetap dalam kekafiran mereka, mereka
dibinasakan oleh gelombang badai dan Allah memusnahkan mereka. Segala
puji bagi Allah atas binasanya orang-orang kafir.

Demikian juga dengan keadaan para Imam Ahlulbait 'alaihimus salam
(semoga salam kesejahteraan senantiasa dilimpahkan kepada mereka)
bersama umat ini. Yaitu, barangsiapa yang kembali kepada mereka (para
Imam Ahlulbait), mengikuti jalan mereka yang lurus, dan berpegang
teguh pada tali mereka yang kukuh, yang tidak akan pernah putus, serta
mengambil dari mereka pokok-pokok agama ini (ushuluddin) dan
cabang-cabangnya (furu'uddin), berperilaku dengan akhlak mereka yang
agung, beradab dengan adab mereka yang mulia, dan tetap kukuh dalam
ber-wilâyah kepada mereka (menjadikan mereka sebagai imam dan
pemimpin) serta tulus dalam kecintaan kepada mereka, dengan tidak
mendahulukan orang lain atas mereka, niscaya ia akan selamat dari
petaka karam (dari lautan kesesatan) dan mendapatkan keberuntungan
yang paling besar serta memperoleh keamanan dari azab Allah dan di
hari kiamat kelak, sesuai janji Allah dan Rasul-Nya.
Akan tetapi, barang siapa yang tertinggal dari mereka (para Imam
Ahlulbait, yakni tidak mau mengikuti mereka) adalah seperti orang yang
mencari perlindungan pada hari terjadinya banjir yang hebat ke gunung
untuk melindunginya dari azab Allah, maka ia disambar oleh gelombang
badai sehingga ia tenggelam dan binasa.

Demikianlah keadaannya orang yang tidak mengikuti para Imam Ahlulbait,
ia akan dibinasakan oleh gelombang-gelombang fitnah yang
berlapis-lapis, yang sebagiannya mengikuti yang lain, seperti
gelombang air bah yang terjadi pada zaman Nuh As, sama persis tidak
ada perbedaan, sesuai nash hadis.

Minggu, 14 Juni 2015 10:09

AMALAN NISFU SYA'BAN

> 1. Mandi sunnah nifsu sya'ban,
> 2. Shalat 4 rakaat antara maghrib isya dgn membaca al fatihah 1x dan al
> ikhlas 11x
> 3. Selesai shalat membaca:
> 10x Ya rabbighfirlana,
> 10x Ya rabbi irhamna,
> 10x Ya Rabbi tub 'alaina
> 21x al ikhlas
> 10x subhanal ladzi yuhyil wa yumitul-ahya'a wa huwa 'ala kulli syain qodir.
> 4. Shalat 2 rakaat setelah isya. Rakaat 1: al fatihah dan al kafirun, rakaat
> 2: al fatihah dan al ikhlas
> 5. Setelah salam membaca:
> -tasbih zahra,
> -ziarah imam husein,
> -shalawat yg biasa dibaca setiap hari pada waktu zawal,
> -doa kumayl,
> -subhanallah walhamdulillah wa la ilaha wallahu akbar 100x,
> 6. Shalat Ja'far 4 rakaat (setiap rakaat al-fatihah dan al-ikhlas 100x)
> 7.Setelah selesai Shalat Ja'far, membaca doa berikut:
> "Ya Allah, sesungguhnya aku butuh kepada-Mu dan takut serta berlindung dari
> azab-Mu. Ya Allah, jangan Kau ganti namaku, jangan Kau ubah tubuhku, jangan
> Kau beratkan petakaku, dan jangan Kau bahagiakan musuhku karena ulahku. Aku
> berlindung kepada maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada rahmat-Mu
> dari azab-Mu, aku berlindung kepada ridha-Mu dari murka-Mu, dan aku
> berlindung kepada-Mu dari-Mu. Agung pujian-Mu sebagaimana Engkau memuji
> diri-Mu sendiri dan di atas apa yang diucapkan oleh para pemuji."
> 8. Disebutkan pula bahwa melaksanakan shalat 100 rakaat pada malam ini
> (setiap rakaat Surah al-Fatihah 1x dan surah al-Ikhlas 10x) memiliki
> keutamaan yang tak terhingga.
> 9.Menghidupkan malam dgn sholat, istigfar, berdoa
> 10. Membaca doa Munajat Sya'baniyah.
> (Mafatihul Jinan).