
کمالوندی
Sayyidah Zainab Binti Jahsh Ra
Sayyidah Zainab Ra adalah salah satu istri Rasulullah Saw. Ayahnya bernama Jahsh bin RiÔÇÖab dan ibunya Umaymah Binti Abdul Muthalib, Bibi Rasululullah Saw. Salah satu peristiwa yang terjadi pada tahun kelima Hijriah adalah pernikahan Rasulullah Saw dengan Sayyidah Zainab binti Jahsh.
Dalam perihal pernikahan Rasulullah saw dengan Ummul MuÔÇÖminin Sayyidah Zainab binti Jahsh, seyogyanya dijelaskan terlebih dahulu peristiwa pernikahan Sayyidah Zainab dengan suami pertamanya, Zaid bin Haritsah Ra.
Dikatakan bahwa┬á laki-laki kedua yang beriman kepada Rasulullah Saw adalah Zaid bin Haritsah Ra. Beberapa tahun sebelum hari diutusnya Rasulullah Saw┬á beliau datang ke rumah Ummul MuÔÇÖminin Sayyidah Khadijah Ra dalam keadaan budak dan Rasulullah Saw mengambilnya dari Sayyidah Khadijah Ra dan memerdekakannya dan setelah itu ia menjadi anak angkatnya Rasululullah Saw dan masyarakat Mekkah pun setelah itu menamainya Zaid bin Muhammad.
PERISTIWA PENAWANAN DAN PERBUDAKAN ZAID
Dia adalah seorang pemuda dari kabilah Kalb dan karena pertengkaran antara kabilah tersebut (Kalb) dengan salah satu kabilah arab lainnya, mereka menawannya dan di pasar Ukadzh ia diperjualkan sebagai budak lalu Hakim bin Huzam-keponakan Sayyidah Khadijah Ra- sesuai dengan permintaan Sayyidah Khadijah untuk membeli seorang budak, membeli Zaid dan membawanya ke Mekkah ke hadapan Sayyidah Khadijah Ra. Setelah Rasulullah saw menyunting Sayyidah Khadijah, Beliau menyukai Zaid sampai-sampai memanggilnya ÔÇ£Zaidul HubbÔÇØ (Zaid tercinta). Sayyidah Khadijah melihat rasa suka Rasulullah saw tersebut sehingga memberikannya kepada Rasulullah Saw.
Zaman berlalu hingga sekelompok dari kabilah Bani Kalb melaksanakan Haji dan kemudian melihat Zaid dan mengenalinya, Zaid pun mengenali mereka dan berkata: ÔÇ£ aku tahu ayah dan ibuku bersedih dan panik karena ketiadaanku dan dia bersyaÔÇÖir untuk keselamatan dan keridhoannya dan memuji (beryukur) kepada Allah Swt karena telah tinggal di rumah Rasulullah Saw yang mulia.
┘üϺ┘å┘æ█î Ͽϡ┘àÏ» Ϻ┘ä┘ä┘æ┘ç ┘É ┘ü█î Ï«█îÏ▒┘ì Ϻ┘ÅÏ│┘ÆÏ▒┘ÄÏ®┘ì ┌®Ï▒Ϻ┘à┘ì ┘à┘ÄÏ╣┘ÄÏ»┘æ┘ì ┌®ÏºÏ¿Ï▒Ϻ Ï¿Ï╣Ï» ┌®ÏºÏ¿Ï▒
Sesungguhnya aku memuji Allah Swt telah berada dalam kebaikan keluarga mulia
Rombongan Bani Kalb menyampaikan kabar kepada ayahnya Zaid bahwa ia masih hidup dengan tepat waktu.┬á Ayah dan pamannya Zaid mendatangi Rasulullah Saw untuk membayar Fidyah dan memerdekakan Zaid dan berkata: ÔÇ£Wahai putra Abdul Muthalib! Wahai putra Hashim! Wahai putra pemimpin kaumnya! Kami datang untuk membicarakan perihal anak kami, kasihinilah kami, berbaiklah kepada kami, ambillah fidyah dan merdekakanlah diaÔÇØ. Nabi Saw bertanya:ÔÇØ Siapa dia?ÔÇØ. Mereka menjawab: ÔÇ£Zaid bin HaritsahÔÇØ. Rasululullah saw berkata: ÔÇ£mengapa tidak membicarakan permintaan lain?ÔÇØ, mereka bertanya: ÔÇ£permintaan apa?ÔÇØ, Rasul berkata: ÔÇ£Panggillah dia dan berikanlah pilihan padanya, jika dia memilih kalian, maka dia adalah milik kalian dan jika dia memilihku, aku bersumpah demi Allah Swt, barang siapa yang memilihku, aku tidak akan berurusan dengan orang yang mau mengambilnya dengan cara apapun dan dengan siapapun. Mereka berkata: ÔÇ£Kau berbicara dengan adil kepada kami dan engkau berbuat baik kepada kamiÔÇØ.
Kemudian, Nabi Saw memanggil Zaid dan berkata: ÔÇ£Kau mengenali mereka?ÔÇØ. Dia menjawab: ÔÇ£Iya, mereka adalah ayah dan pamankuÔÇØ. Nabi saw berkata:ÔÇØAku sebagaimana yang kau kenal dan teman dudukku yang kau lihat, aku atau mereka yang kau pilih?ÔÇØ.┬á Zaid menjawab: ÔÇ£aku tidak mau mereka. Aku tidak akan memilih orang lain selain kamu. Kamu adalah pengganti ayah dan pamankuÔÇØ. Ayah dan paman Zaid berkata: ÔÇ£ Wahai Zaid! Kamu tak tahu malu, apakah kamu lebih memilih menjadi budak daripada merdeka dan daripada ayah, paman dan keluargamu?ÔÇØ. Zaid berkata: ÔÇ£Iya, Orang ini memiliki keutamaan-keutamaan yang aku tak akan ┬ámemilih orang kecuali diaÔÇØ. Ketika Rasululullah Saw melihat hal tersebut, dia membawanya ke Hijir IsmaÔÇÖil dan mengumumkan: ÔÇ£Wahai orang-orang yang hadir di sini! Jadilah saksi bahwa Zaid adalah anakku, dia mewarisiku dan aku mewarisinya. Ayah dan pamannya melihat hal tersebut, mereka bahagia dan mereka pun kembali ke tanah kelahiran mereka dengan tenang tanpa memikirkan hal ini lagi.
Setelah Nabi Muhammad saw diutus sebagai Nabi dan Rasul dan bebrapa tahun dari peristiwa tersebut telah berlalu sesuai dengan Al-QurÔÇÖan Surat Al-Ahzab ayat 6-5:
Ϻϻ┘ÆÏ╣┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ ┘äÏóÏ¿┘ÄϺϪ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ│┘ÄÏÀ┘Å Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ ÏóÏ¿┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ»┘É┘æ┘è┘å┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘ê┘ÄϺ┘ä┘É┘è┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï¼┘Å┘å┘ÄϺϡ┘î ┘ü┘É┘è┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏÀ┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ ┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘æ┘ÄÏ»┘ÄϬ┘Æ ┘é┘Å┘ä┘Å┘êÏ¿┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘ïϺ Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘ïϺ (┘Ñ) Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄÏ¿┘É┘è┘æ┘Å Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘ÉϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ▓┘Æ┘ê┘ÄϺϼ┘Å┘ç┘Å Ïú┘Å┘à┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê Ϻ┘äÏúÏ▒┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘à┘É Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘ÉÏ¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘ì ┘ü┘É┘è ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘à┘Å┘ç┘ÄϺϼ┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä ÏÑ┘É┘äϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘É┘è┘ÄϺϪ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ▒┘Å┘ê┘ü┘ïϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘É ┘à┘ÄÏ│┘ÆÏÀ┘Å┘êÏ▒┘ïϺ (┘ª)
ÔÇ£Panggilah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(5). Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Demikianlah telah tertulis dalam kitab (Allah)(6)ÔÇØ(QS. Al-Ahzab:5-6)
Hukum tersebut dinashkan dan ditetapkan bahwa anak-anak angkat dipanggil dengan nama-nama orang tua asli mereka. Dan setelah itu Zaid pun dipanggil Zaid bin Haritsah.
PERNIKAHAN ZAID BIN HARITSAH DENGAN ZAINAB BINTI JAHSH
Salah satu bentuk cinta Rasulullah Saw kepada Zaid adalah dengan memilihkan Zaid seorang istri, oleh karena itu Beliau datang ke hadapan Zainab binti Jahsh. Pada mulanya Zainab dan keluarganya bahagia karena mengira Rasululullah Saw datang untuk melamar atas dirinya sendiri dan siap menjawab kesediaan, tetapi pada saat mereka tahu bahwa lamaran ini untuk Zaid bin Haritsah, mereka menyesal dan menyampaikan pesan kepada Rasulullah Saw bahwa pernikahan ini melanggar adat keluarga mereka dan  karenanya mereka tidak bersedia menyambung hubungan tersebut. Pada saat surat Al-Ahzab ayat 36 turun:
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ä┘É┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘ì ┘ê┘Ä┘äϺ ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘ÄÏ®┘ì ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ┘é┘ÄÏÂ┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Å┘ç┘Å Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘ïϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ«┘É┘è┘ÄÏ▒┘ÄÏ®┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏÁ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ ÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä ÏÂ┘Ä┘äϺ┘äϺ ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ïϺ (┘ú┘ª)
ÔÇ£Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, Dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyataÔÇØ(QS. Al-Ahzab:36)
 
Kemudian Zainab mengumumkan kesediaannya dan kemudian menikah dengan Zaid.
Selang beberapa waktu, masalah di antara mereka berdua berdatangan. Zaid mengadukan hal ini kepada Rasul Saw dan menginginkan perceraian dengan Zainab, tetapi Nabi Saw menyuruhnya untuk bersabar dan bersabda:ÔÇØ pertahankanlah istrimuÔÇØ.
Ϻ┘Ä┘å Ï▓█îϻϺ ϼϺÏí █îÏ┤┌®┘êϺ Ï▓┘êϼϬ┘Å┘ç┘Å ┘ü┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä Ïº┘ä┘å┘ÄÏ¿█î █î┘é┘Å┘ê┘ä┘Å: Ϻ┘ÉϬ┘Ä┘é┘É Ïº┘ä┘ä┘ç ┘ê┘Ä Ïº┘Ä┘àÏ│┘É┌® Ï╣┘Ä┘ä█î┌® Ï▓┘Ä┘êϼ┌®
Bahwasanya Zaid mengadu kepada Nabi saw perihal istrinya, kemudian Rasul bersabda: ÔÇ£Bertakwalah kepada Allah Swt dan pertahankanlah istrimuÔÇØ
Beberapa waktu kemudian, Zaid mendatangi Rasululullah saw lagi dan mengabarkan bahwa hubungan dengan istrinya sudah hampir hancur dan keduanya sudah mendekati perceraian. Pada saat demikian wahyu turun dan Allah Swt berfirman:
ÔÇ£┘ê┘Ä Ïº┘ÉÏ░ Ϭ┘Ä┘é┘ê┘ä ┘ä┘É┘ä┘ÄÏ░█î Ϻ┘Ä┘åÏ╣┘Ä┘à┘Ä Ïº┘ä┘ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î┘ç┘É ┘ê┘Ä Ïº┘Ä┘åÏ╣┘Ä┘àϬ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î┘ç┘É Ïº┘Ä┘àÏ│┘É┌® Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î┌®┘Ä Ï▓┘Ä┘êϼ┘Ä┌®┘Ä ┘ê┘Ä ÏºÏ¬┘Ä┘é┘É Ïº┘ä┘ä┘ç┘Ä ┘ê┘Ä Ï¬┘ÅÏ«┘ü█î ┘ü█î ┘å┘Ä┘üÏ│┘É┌®┘Ä ┘àϺ Ϻ┘ä┘ä┘ç┘Å ┘à┘ÅϿϻ█î┘ç┘É ┘ê┘Ä Ï¬┘ÄÏ«Ï┤┘Ä█î Ϻ┘ä┘å┘ÄϺÏ│┘Ä ┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ä┘ç┘ŠϺ┘ÄÏ¡┘Ä┘é┘ŠϺ┘Ä┘å Ϭ┘ÄÏ«Ï┤┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘ÄϺ ┘é┘ÄÏÂ┘Ä█î Ï▓┘Ä█îÏ» ┘à┘É┘å┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÀ┘ÄÏ▒Ϻ Ï▓┘Ä┘ê┘Äϼ┘å┘Ä┌®┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ä┘É┌®┘Ä█î ┘äϺ█î┘Ä┌®┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î Ϻ┘ä┘à┘ê┘à┘å█î┘å┘Ä Ï¡┘ÄÏ▒┘Äϼ ┘ü█î Ϻ┘ÄÏ▓┘ê┘ÄϺϼ┘É Ïº┘ÄÏ»Ï╣┘É█îϺϪ┘É┘ç┘É┘à Ϻ┘ÉÏ░Ϻ ┘é┘ÄÏÂ┘Ä┘êϺ ┘à┘É┘å┘ç┘Å┘å┘Ä ┘ê┘ÄÏÀ┘ÄÏ▒Ϻ ┘ê┘Ä┌®Ïº┘å Ϻ┘Ä┘àÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ä┘ç┘É ┘à┘Ä┘üÏ╣┘Å┘ê┘äϺÔÇØ
ÔÇ£Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, "Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,ÔÇØ sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap isterinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadiÔÇØ (QS. Al-Ahzab:37)
 
Lalu apa yang membuat Rasul menyembunyikannya karena takut kepada masyarakat? Allah Swt khendak menetapkan suatu hukum dan mengajarkan cara lain kepada masyarkat yang hukumnya berlainan dan tidak  sama dengan hukum dan adat orang jahiliyyah. Jika orang-orang Arab mengangkat seorang anak, mereka memberikan nasab kepada anak tersebut dan tidak menisbatkan kepada orang tua aslinya sebagaimana yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 40:
┘àϺ ┌®Ïº┘å ┘à┘ÅÏ¡┘Ä┘à┘ÄÏ» Ϻ┘ÄϿϺ Ϻ┘ÄÏ¡┘ÄÏ» ┘à┘É┘å Ï▒┘Éϼ┘ÄϺ┘ä┘É┌®┘Å┘à ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┌®┘É┘å Ï▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ä┘ç┘É ┘ê┘Ä Ï«┘ÄϺϬ┘Ä┘à┘Ä Ïº┘ä┘å┘ÄÏ¿█î█î┘å┘Ä ┘ê┘Ä ┌®Ïº┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘ç┘Å Ï¿┘É┌®┘Å┘ä┘É Ï┤┘Ä█î Ïí Ï╣┘Ä┘ä█î┘à┘ÄϺ
ÔÇ£Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatuÔÇØ
 
Maka Allah swt khendak mengakhiri adat tersebut dan khendak  membangun hukum dan adat baru dalam Islam. Bagaimana pun Akhirnya Zainab dan Zaid bercerai.
PERNIKAHAN RASULULLAH SAW DENGAN ZAINAB BINTI JAHSH
Allah swt bersabda kepada Rasulullah Saw:┬á ÔÇ£Zainab menikah dengan seorang yang memiliki derajat yang lebih rendah darinya karena untuk keridhoan Allah Swt., menentang kebiasaan orang-orang Arab dan kehendak batin dia mau menikah dengannya; Allah Swt akan memuliakannya dan menjadikannya istrimuÔÇØ
Sayyidah Zainab yang merupakan salah satu dari kaum muhajirin dan dari keluarga yang terhormat di Mekkah, setelah diceraikan pada tahun ketiga atau kelima Hijriyyah,┬á sesuai dengan wahyu Illahi, pada umur 35 tahun dia menikah dengan Rasulullah Saw, untuk mensyukuri niÔÇÖmat yang Allah berikan, dia berpuasa selama dua bulan.
Setelah menikah dengan Rasulullah Saw, Sayyidah Zainab membanggakan dirinya dan beberapa kali berbicara dengan istri-istri Rasululullah saw yang lain: ÔÇ£aku dengan kalian berbeda karena kalian dinikahkan dengan Rasulullah Saw oleh keluarga kalian, tetapi saya dinikahkan dengan Rasulullah Saw oleh Allah swt dari atas langit ketujuhÔÇØ
┘ü┌®Ïº┘åϬ Ϭ┘üÏ«Ï▒ Ï╣┘ä█î ϺÏ▓┘êϺϼ Ϻ┘ä┘åÏ¿█î "ÏÁ" ┘ê Ϭ┘é┘ê┘ä: Ï▓┘êϼ┌®┘å Ϻ┘çϺ┘ä█î┌®┘å ┘ê Ï▓┘êϼ┘å█î Ϻ┘ä┘ä┘ç ┘à┘å ┘ü┘ê┘é Ϻ┘äÏ│┘à┘êϺϬ
ÔÇ£Dan dia berbangga atas pernikahannya dengan Nabi saw dan berkata: pernikahan kalian oleh keluarga kalian, dan pernikahanku oleh Allah Swt dari atas langit-langitÔÇØ
Sayyidah Aisyah berkata: ÔÇ£tidak ada istri-istri Nabi Saw yang berkompetensi denganku kecuali ZainabÔÇØ
Rasululllah Saw mengenalkan istrinya itu ÔǣϺ┘Ä┘êϺ┘çÔÇØ yang bermakna orang yang khusyuÔÇÖ dan rendah hati.
Sayyidah Aisyah perihal tersebut bersabda:
" ┘àϺ Ï▒Ϻ█îϬ┘ŠϺ┘àÏ▒Ϻ┘ç ┘éÏÀ Ï«█îÏ▒Ϻ ┘ü█î Ϻ┘äÏ»█î┘å ┘à┘å Ï▓█î┘åÏ¿ Ïî ┘ê ϺϬ┘é█î ┘ä┘ä┘çÏî ┘ê ϺÏÁÏ»┘é ϡϻ█îϽϺÏî ┘ê Ϻ┘êÏÁ┘Ä┘ä┘Å ┘ä┘äÏ▒Ï¡┘àÏî ┘ê ϺÏ╣Ï©┘à Ϻ┘àϺ┘å┘ç ┘ê ÏÁÏ»┘é┘ç "
ÔÇ£Aku tak melihat seorang wanita pun yang lebih beragama, lebih bertakwa kepada Allah Swt, lebih jujur, lebih bersilaturahmi, lebih dipercaya, lebih banyak bersedekah (selain Zainab)ÔÇØ
Sayyidah Zainab selain wanita yang sholeh dan bertakwa, dia juga sangat kerja keras dan aktif, dia selalu mewarnai kulit-kulit, menjahit pakaian, dan terkenal juga dia sering berpuasa dan sholat malam.
Pekerjaan yang menurutnya baik, dia kerjakan dengan tangannya sendiri dan menyedekahkan hartanya di jalan Allah kepada Fakir miskin dan yang membutuhkan, dan yang lebih penting dari semuanya adalah Sayiidah Zainab perawi Hadits dan menukilkan hadits dari Rasulullah saw sekitar sebelah ribu hadits.
KEHIDUPAN SAYYIDAH ZAINAB SETELAH WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW
Dari keutamaan Sayyidah Zainab di antara istri-istri Nabi yang lainnya adalah dia memiliki harta yang paling banyak kedua setelah Sayyidah Khadijah dan selalu menginfakkan dan memberikan hartanya kepada orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan.
Allah Swt memudahkan keadaan Sayyidah Zainab dengan harta yang diberikan kepada keluarga Sayyidah Zainab, selalu dan tanpa terputus Dia berikan. Walaupun dia selalu menguliti hewan, menganyam karpet dan menjualnya kemudian uangnya disedekahkan; dengan istri-istri Nabi Saw yang lainnya pun selalu berkata yang baik.
Suatu hari Rasulullah Saw bersabda pada saat sedang duduk-duduk dengan para istrinya: ÔÇ£siapapun yang tangannya lebih panjang (murah hati), akan lebih cepat menyusulkuÔÇØ.
Dari perkataan tadi, mereka menyimpulkannya secara zhahir,  mereka memanjangkan tangan mereka sampai melihat tangan siapa yang paling panjang. Tetapi kemudian mereka paham maksud Rasulullah saw tersebut adalah  siapa yang paling banyak memberikan hartanya di jalan Allah Swt yang tiada dari mereka kecuali Sayyidah Zainab binti Jahsh.
Sayyidah Zainab setelah wafatnya Rasulullah Saw masih tetap bertakwa dan selalu menolong orang-orang fakir dan yang membutuhkan. Tentang kedermawanan Sayyidah Zainab disebutkan bahwa pada zaman khalifah Umar bin Khattab Ra, dari bagian harta yang memang diberikan kepada istri-istri Rasulullah Saw dia tak pernah gunakan, kecuali dua belas ribu dirham pada setiap tahunnya yang dia dapaat dari bagian tersebut dia bagikan kepada para yatim dan kemudian berdoÔÇÖa ÔÇ£jangan karuniakanlah lagi saya harta pada umur saya, karena harta adalah fitnahÔÇØ
Istri-istri Rasulullah Saw setelah wafatnya sayyidah Zainab yang terjadi pada tahun 20 Hijriyah pada umur 53 tahun baru paham bahwasanya Zainab paling dermawan dari semuanya karena dia tidak meninggalkan satu dinar dan dirham pun dan semua hartanya telah dia sedekahkan di jalan Allah Swt.
Sayyidah Zainab binti Jahsh dimakamkan di pemakaman BaqiÔÇÖ.
18 Ramadhan, Azhim Khan Qarib Lahir
Azhim Khan Qarib Lahir
 
Tanggal 18 Ramadhan 1296 Hijriah, Mirza Abdul Adzim Khan Qarib, sastrawan dan  peneliti terkemuka Iran, terlahir ke dunia di kota Gorgan, Iran utara. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, dia melakukan penelitian di bidang sharf, nahwu, manthiq, matematika, dan sastra, sampai akhirnya menjadi ahli di bidang sastra.
 
Mirza Qarib banyak menulis buku-buku yang bertujuan untuk mengembangkan dan memperkenalkan bahasa dan sastra Persia, di antaranya berjudul "Qawaid Farsi", yang berisi tata bahasa Persia. Bukunya yang lain berjudul "Bidayatul Adab, Fawaidul Adab", yang memuat karya-karya sastra terbaik Iran dan penjelasan terhadapnya. Selain itu, Mirza Qarib juga melakukan pengoreksian atas teks-teks sastra besar seperti Gulistan dan Bustan karya Sa'di.
AS Bantu Israel Tutupi Kebocoran Iron Dome
Kongres Amerika Serikat menunjukkan dukungan nyata bagi Israel dalam mencegat roket-roket pejuang Palestina dengan melipatgandakan jumlah anggaran untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome.
 
Subkomite Pertahanan Senat pada Selasa (15/7), menyetujui sebuah RUU yang akan menyediakan dana sebesar 621.6 juta dolar pada tahun 2015 untuk program pertahanan rudal rezim Zionis, termasuk 351 juta dolar dialokasikan khusus untuk Iron Dome.
 
"Sistem itu bekerja," kata Senator Demokrat dan ketua subkomite Senat, Dick Durbin.
 
Durbin menekankan penelitian dan pengembangan dalam militer. RUU itu akan memberikan 25 juta dolar untuk mendanai kompetisi dalam mengembangkan mesin roket domestik baru. Durbin mengatakan ketergantungan pada versi buatan Rusia tidak masuk akal.
 
Sejak pengoperasian Iron Dome di wilayah pendudukan pada tahun 2011 sampai sekarang, AS telah menghabiskan dana 700 juta dolar untuk mengembangkan sistem tersebut.
 
Iron Dome mengemban misi untuk mencegah serangan roket dan mortir yang diarahkan ke wilayah perkotaan.
Perundingan Nuklir Iran Kemungkinan Diperpanjang
Para diplomat di Wina, Austria mengatakan, perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 kemungkinan akan diperpanjang setelah tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan komprehensif habis pada tanggal 20 Juli
 
Seorang pejabat Iran yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada IRNA, Selasa (15/7) malam bahwa kecil kemungkinan negosiasi akan mencapai perjanjian komprehensif sampai 20 Juli, karena tim perunding perlu kembali ke negara mereka masing-masing untuk konsultasi.
 
Untuk mencapai kesepakatan, katanya, kemungkinan besar perundingan akan diperpanjang.
 
Sementara itu, seorang diplomat lain juga mengatakan, "Menurut kami, kesepakatan harus dicapai sampai 20 Juli, tapi dari segi teknis pembicaraan itu bisa diteruskan dengan persejutuan kedua pihak."
 
Meski demikian, lanjutnya, berdasarkan kesepakatan interim Jenewa perundingan dapat diperpanjang sampai tanggal 23 November.
 
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga mengatakan, "Kami mencapai banyak kemajuan dan itu harus kami sampaikan kepada para pemimpin kami bahwa proses tersebut layak untuk dilanjutkan."
 
"Ini adalah saran saya dan saya yakin Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga akan menyampaikan saran serupa," tambahnya.
 
Kerry dalam konferensi pers pada hari Selasa juga menyatakan bahwa ia harus kembali ke Washington untuk berkonsultasi dengan Kongres dan Presiden Obama.
 
Sejumlah diplomat mengabarkan bahwa Kerry akan memaparkan usulan perpanjangan perundingan dengan Obama dan Kongres.
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 18)
Doa dan munajat merupakan cara paling sensasional dan megah dalam komunikasi manusia dengan Allah Swt. Munajat kepada Allah Swt merefleksikan kecenderungan batin manusia kepada Sang Pencipta Alam Semesta dan memiliki makna yang tinggi dan konstruktif.
 
Pada suatu hari seorang lelaki datang menghadapi Rasulullah Saw dan bertanya, "Wahai Nabi, apakah Allah dekat dengan kita dan aku bisa bermunajat dengan pelan dan tenang, atau Dia jauh sehingga aku terpaksa harus berdoa dengan suara keras?"
 
Rasulullah Saw tidak berkata apa-apa dan kemudian turun ayat yang menjawab pertanyaan tersebut untuk sepanjang masa, dalam surat al-Baqarah ayat 186:
 
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
 
Dalam kehidupan, kita tidak pernah lepas dari tuntutan untuk memiliki sandaran yang kokoh dan pasti dalam menyelesaikan urusan kita dan juga dalam menempuh jalan menuju kesempurnaan. Ketika berkomunikasi dengan Allah Swt, manusia secara spiritual dan psikologis, berada di posisi yang sangat istimewa. Oleh karena itu disebutkan bahwa doa pada saat menjelang subuh akan cepat terkabulkan, khususnya pada bulan Ramadhan, yang menjadi saat paling tepat untuk mengemukakan permintaan duniawi dan akhirat, serta saat paling  utama untuk beristighfar dan bertaubat.
 
Jarum kompas penunjuk arah kiblat akan selalu bergerak dan tidak menentu kecuali ketika benar-benar mengarah ke kiblat. Begitu pula dengan hati manusia, yang selalu bergerak, cemas dan tidak menentu kecuali tertuju kepada Allah Swt dan selalu mengingat-Nya. Hati para nabi selalu tenang. Mengapa? Karena hati mereka tidak pernah terlepas dari mengingat Allah Swt. Ini bukan berarti mereka selalu berdzikir, melainkan mereka selalu memperhatikan keridhoan Allah Swt dalam setiap amalan dan pekerjaan.
 
Seorang ibu bertanya kepada putranya, "Ke mana kau akan pergi?" Anak menjawab, "Ibu, seorang aktor yang sangat terkenal datang ke kota kita. Ini adalah peluang emas bagiku untuk melihatnya dan berbicara dengannya, aku akan pulang cepat. Akan baik sekali jika aku dapat berbincang dengannya."
 
Dengan senyuman gembira, dia berpamitan dengan ibunya. Kira-kira setengah jam kemudian, putranya itu datang dengan geram.  Sang ibu bertanya, "Anaku, ada apa gerangan? Mengapa wajahmu pucat? Apakah kau dapat bertemu dengan aktor idolamu itu?" Anak itu menjawab dengan nada lesu, "Aku dan banyak orang menunggunya lama akan tetapi mereka memberitahu kami bahwa dia telah meninggalkan kota ini setengah jam lalu. Andai saja Allah Swt melimpahkan ketenaran dan popularitas aktor itu kepadaku."
 
Setelah mendengar jawaban putranya itu, sang ibu menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Kemudian dia keluar dari kamar itu dan mengatakan kepada putranya, "Anakku, kau bersiap-siaplah, kita pergi ke satu tempat." Akan tetapi anak itu tidak menghiraukan ucapan ibunya dan berkata, "Lelucon apa ini? Dia sudah pergi dari kota ini setengah jam yang lalu. Apa maksud dari ucapanmu?"
 
Sang ibu hanya berkata, "Aku ingin kau percaya kepadaku dan ikutlah denganku." Sang anak meski enggan namun ia tetap ikut ibunya. Keduanya lantas ke luar rumah. Setelah beberapa saat berjalan, sang ibu menghentikan langkahnya dan sambil mengarahkan telunjuknya ke masjid, ia berkata kepada putranya, "Anakku kita telah sampai." Sang anak kemudian berkata kepada ibunya dengan suara kecewa, "Ibu, bukankah aku katakan bahwa sekarang bukan saatnya untuk bercanda?"
 
Ibu menjawab, "Anakku, bukankah kau bilang andai saja Allah melimpahkan ketenaran dan popularitasnya itu kepadamu? Maka Allah lebih utama dari siapa pun. Karena Dia yang memberikan ketenaran dan popularitas kepada manusia. Maka apakah ada kebanggaan lebih utama dari ini bahwa kita berbicara kepada yang memberikan ketenaran dan popularitas itu bukan dengan orang yang menerimanya?"
 
Sang anak memahami dengan baik ungkapan ibunya bahwa berbicara dan bermunajat dengan Sang Pencipta tentang seluruh nikmat dan karunia, lebih mudah dan lebih bermanfaat daripada mengemis dari makhluk-makhluk Allah Swt. Benar bahwa berbincang dengan Allah Swt yang merupakan sumber penciptaan dan nikmat, bak angin sejuk yang mengelus jiwa dan menenteramkan batin manusia yang lelah dan tertekan. Bukankah telah disebutkan dalam al-Quran ayat 28 surat al-Raad,
Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ░┘É┘â┘ÆÏ▒┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É Ï¬┘ÄÏÀ┘Æ┘à┘ÄϪ┘É┘å┘æ┘ŠϺ┘ä┘Æ┘é┘Å┘ä┘Å┘êÏ¿┘Å
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
 
 
Allah Swt memiliki hubungan istimewa dengan para pecinta dan hamba khusus-Nya, sedemikian rupa sehingga berbicara dan membelai batin mereka baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian. Imam Zainul Abidin as dalam munajat "Muhibbin" menyebutkan, "Wahai yang cahaya-cahaya kudus-Nya menerangi mata para pencinta-Nya dan yang penjelmaan dzat-Nya jelas bagi hati-hati para arif. Wahai harapan hati para pecinta dan wahai akhir tujuan para pemuja."
 
Ketika cahaya kudus Allah SwtÔÇöyang tingkatannya jauh lebih tinggi dari cahaya-cahaya inderaÔÇömenerangi kalbu para pecintanya, maka akan tercipta kebahagiaan sedemikian rupa sehingga mereka yang merasakannya akan merelakan dunia dan seisinya serta seluruh kenikmatan lain agar dapat menampung cahaya kudus ilahi itu lebih banyak.
 
Dalam banyak kisah dan hikayat, telah digambarkan cinta manusia yang terkadang sedemikian pekat dan bergairah sehingga sulit untuk dipahami bagi mereka yang tidak pernah merasakan cinta itu. Antara Allah Swt dan para pencinta-Nya juga demikian. Mereka yang tidak mengetahui kenikmatan cinta Allah Swt, tidak akan pernah mampu menalar masalah ini.
 
Dalam lanjutan munajat Muhibbin, Imam Zainul Abidin as mengatakan, "Wahai harapan hati para pecinta dan wahai tujuan akhir para pemuja, limpahkanlah kecintaan kepada-Mu dan kecintaan kepada para pencinta-Mu dan kecintaan pada setiap amal yang membuatku dekat dengan-Mu."
 
Pada bagian ini, Imam selain sedang menjelaskan hubungan cintanya dengan Allah Swt, juga sedang memaparkan sebuah poin penting Tauhid yaitu bahwa hasil dari kecintaan Allah Swt kepada para pecinta-Nya, semuanya berasal dari kemurahan dan inayah Allah Swt. Karena selama Allah Swt tidak menghendakinya, maka tidak ada manusia yang mampu mencapai derajat kecintaan tersebut. Oleh karena itu, Imam Zainul Abinin as memohon kepada Allah Swt untuk melimpahkan kecintaan tersebut, termasuk mencintai para pecinta Allah Swt.
 
Mustahil terjadi, manusia mencintai Allah Swt akan tetapi dia tidak mencintai para nabi yang Allah Swt telah menyebut mereka para kekasih-Nya. Pada tahap berikutnya, Imam Zainul Abidin memohon kepada Allah Swt untuk melimpahkan kecintaan pada amal perbuatan yang menjadi mukaddimah untuk meraih cinta Allah Swt.
 
Di akhir munajat, Imam Zainul Abidin as berdoa, "Ya Allah! Pandanglah aku dengan kemurahan dan kemuliaan-Mu dan jangan pernah Kau berpaling dariku. Jadikan aku di antara orang-orang yang berbahagia dan bernasib baik di samping-Mu. Wahai pengabul doa makhluk, wahai Maha Pengasih dari seluruh pengasih alam semesta."
BRICS akan Tinggalkan Penggunaan Dolar AS
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan Selasa (15/7) bahwa keputusan yang diambil pada pertemuan puncak BRICS akan mengubah arah abad 21.
 
"KTT BRICS telah membuat keputusan yang sangat penting untuk mengubah tatanan politik dan ekonomi dunia," kata Maduro dalam program TV mingguannya, seperti dikutip laman berita ISNA.
 
BRICS telah memutuskan untuk mendirikan bank pembangunan dengan dana 100 miliar dolar sebagai modal awal. Selain itu, BRICS akan membangun sebuah sistem komersial dan keuangan di antara para anggotanya untuk menggunakan mata uang lokal, bukan dolar AS, kata Maduro.
 
Para pemimpin lima negara dunia ÔÇô Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan ÔÇô memulai pertemuan puncak dua hari pada Selasa di kota Fortaleza, Brasil.
 
Mereka mengumumkan rencana untuk mendirikan bank pembangunan yang akan berkantor pusat di pusat bisnis Cina, Shanghai.
 
Maduro akan menghadiri pertemuan di Brasil antara BRICS, Uni Negara Amerika Selatan (UNASUR), dan Komunitas Amerika Latin dan Karibia (CELAC) pada Rabu dan Kamis, untuk memperdalam kerjasama antara blok-blok tersebut.
 
Presiden Venezuela juga dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan antara negara-negara anggota CELAC dan Presiden Cina Xi Jinping, dalam upaya untuk membangun hubungan strategis antara blok tersebut dan Cina.
 
"Kebijakan luar negeri kami juga sudah sangat maju. Kami akan terus memperdalam aliansi kami dengan BRICS di tengah transformasi dunia," ujarnya.
 
Akhir pekan ini, Maduro akan bertemu dengan Xi di ibukota Venezuela, Karakas.
Polri Selidiki Pengaruh ISIS di Indonesia
Mabes Polri ikut memantau perkembangan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang diduga sudah masuk ke Indonesia. Kapolri Jenderal Sutarman menjelaskan, jajarannya akan menyelidiki mengenai ISIS di Indonesia.
 
''Intelijen kita tetap bergerak untuk menyelidiki pengaruh itu,'' kata dia, Rabu (16/7).
 
Sutarman menjelaskan, tidak hanya menggunakan intelejen, Polri juga akan berkordinasi dengan pihak imigrasi untuk mendata warga Indonesia yang diduga ikut berperang bersama ISIS.
 
Sementara, untuk menuju medan peperangan bersama ISIS, diduga warga Indonesia tidak berangkat dari Indonesia melainkan dari negara tertentu.
 
''Masuknya (ke ISIS) tidak dari sini mungkin masuknya ke negara lain yang menuju Syria,'' kata dia.
 
ISIS didirikan olah Al-Baghdadi merupakan organisasi yang ingin mendirikan sistem kekhalifahan Islam di dunia. Mereka diduga melakukan aksinya dengan kekerasan.
 
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat sebanyak 30-an lebih warga negara Indonesia pergi ke wilayah Suriah dan Irak.
 
Ketika kembali mereka diduga mendirikan cabang ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Indonesia.
Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad Saw
1-Ï│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏ▒┘ÄÔÇî┘ë┘░ Ï¿┘ÉÏ╣┘ÄÏ¿┘ÆÏ»┘É┘ç┘É ┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ä┘ïϺ ┘à┘É┘æ┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ│┘ÆÏ¼┘ÉÏ»┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘ÄÏ▒┘ÄÔÇîϺ┘à┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ│┘ÆÏ¼┘ÉÏ»┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘é┘ÆÏÁ┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï¿┘ÄϺÏ▒┘ÄÔÇî┘â┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¡┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘É┘å┘ÅÏ▒┘ÉÔÇî┘è┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ïó┘è┘ÄϺϬ┘É┘å┘ÄϺ┬á█Ü ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘Å
ÔÇî
 
Maha SuciAllah yang telah memperjalankan hamba-Nyapada suatu malamdari MasjidilHaram ke Masjidal-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnyaagar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra, Ayat 1)
 
Hari ini adalah hari ke-17 Ramadhan bertepatan dengan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan berbagai riwayat mutawatir, Rasulullah Saw yang berada di Mekah mampu melakukan perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa di Baitul Maqdis dalam satu malam dan kemudian beliau bersama Malaikat Jibril naik ke langit. Hal itu dilakukan berkat kekuatan dan atas izin Allah Swt.
 
Dua ayat al-Quran telah menyinggung peristiwa besar tersebut. Surat al-Isra telah menjelaskan perjalanan beliau (Saw) di bumi, sementara Surat  An-Najm Ayat 13-18 menerangkan bagian kedua dari perjalanan beliau, yaitu naik ke tujuh langit. Dalam tafsir Majma al-Bayan, AllamahTabarsi telah menjelaskan ayat-ayat dari surat An-Najm tersebut. Beliau mengatakan, "Yang populer di kalangan kami adalah Allah Swt telah membawa Nabi Muhammad Saw ke langit dengan jasad beliau dan dalam keadaan sadar. "Dengan demikian, Rasulullah Saw melakukan Isra dan Mikraj dengan tubuh dan ruh beliau.
 
Di malam Mikraj, Malaikat Jibril turun menemui Nabi Muhammad Saw dengan membawa kendaraan bernama "Buraq"untuk beliau. Rasulullah kemudian menaikinya dan terbang menuju Baitul Maqdis. Dalam perjalanan tersebut, beliau berhenti di beberapa titik untuk mengerjakan shalat. Tempat-tempat singgah beliau di antaranya; Madinah ÔÇôtempat hijrah beliau di tahun-tahun selanjutnya- Masjid Kufah, Thur Sina dan Baitul Lahm ÔÇôtempat kelahiran Nabi Isa as- dan kemudian beliau masuk ke Masjid al-Aqsa.
 
Salah satu keajaiban yang ditunjukkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw pada malam tersebut adalah arwah para Anbiya, di mana sekitar 45 ribu Nabi berkumpul di Baitul Maqdis dan bermakmum kepada beliau dalam shalat. Setelah itu, terdengar seruan yang mengatakan, "Wahai Nabi, bertanyalah kepada mereka (Anbiya) yang telah Kami utus sebelum kamu tentang apakah landasan seruan mereka?"Rasulullah Saw kemudian bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab, "Dasar dakwah kami adalah `La Ilaha Illallah` dan mengambil janji dari umat kami tentangmu dan saudaramu, Ali."
 
Setelah itu, Nabi Muhammad Saw memulai perjalanannya ke langit. Beliau melewati tujuh langit satu persatu, di mana di setiap langit beliau menyaksikan fenomena-fenomena baru. Terkadang beliau bertemu dengan para nabi dan malaikat. Di sebagian langit lainnya, beliau menyaksikan surga dan para penghuninya dan neraka beserta para penghuninya. Setiap peristiwa tersebut merupakan kenangan dan pelajaran yang sangat berharga bagi Rasulullah Saw. Peristiwa-peristiwa itu mengandung makna dan rahasia tertentu dari rahasia-rahasia alam semesta.
 
Setelah kembali dari Mikraj, beliau mampu melihat dunia dan alam semesta dengan pandangan yang lebih luas dan terbuka. Beliau juga mampu berbicara dengan masyarakat dengan bahasa yang berbeda dan dengan hati yang lebih mengenal tentang luasnya lingkaran penciptaan, sehingga beliau mampu memikul tanggung jawab besar sebagai Nabi terakhir dan pembawa risalah penyempurna bagi ajaran-ajaran sebelumnya.
 
Rasulullah Saw telah menggunakan pengalamannya tentang apa yang beliau saksikan dan dengarkan dalam Mikraj dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan-kesempatan yang tepat, beliau juga menjelaskannya kepada masyarakat mengenai peristiwa yang beliau saksikan. Selain itu, beliau menggunakan pengalaman itu untuk memberikan pelajaran dan hidayah kepada mereka.
 
Salah satu hal yang menjadi terang bagi Nabi Muhammad Saw ketika Mikraj adalah tersingkapnya rahasia-rahasia sesuatu, yaitu sisi batin dan apa-apa yang tampak setelah mati. Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt telah memperlihatkan kepadanya tentang nasib sekelompok umatnya. Beliau bersabda: aku melihat sekelompok orang yang memiliki perut yang sangat besar, bahkan mereka tidak mampu berdiri karena perut yang sangat besar tersebut. Aku bertanya kepada Jibril tentang mereka. Jibril menjawab bahwa mereka adalah para pemakan riba.
 
Kemudian aku melewati sekelompok orang yang di depan mereka terdapat hidangan daging yang bersih dan daging yang kotor, namun mereka memakan daging yang kotor dan membiarkan yang bersih. Aku bertanya kepada Jibril, siapakah mereka? Jibril mengatakan, mereka adalah umatmu yang memakan harta haram dan meminjamkan harta yang halal. Aku melihat orang-orang yang memasukkan api ke dalam mulut mereka. Setelah aku bertanya kepada Jibril tentang mereka, Jibril mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim.
Nabi Muhammad Saw melihat di surga ada para malaikat yang sedang membangun rumah dan gedung mewah. Mereka meletakkan satu bata emas dan satu bata perak. Mereka terkadang berdiri dan tidak bekerja. Aku berkata: apa yang kalian lakukan? Mereka menjawab: kami sedang membuat rumah untuk umatmu. Aku bertanya mengapa kalian terkadang berdiri dan tidak bekerja? Mereka menjawab, setiap umatmu mengucapkan "Subhanallah, wal Hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu Akbar,"kami membangunnya, tetapi ketika umatmu tidak mengatakannya, maka kami hanya berdiri saja.
 
Dalam kitab Biharul Anwar disebutkan bahwa Amirul Mukminin Ali as berkata,"Aku dan Fatimah (as) datang kepada Rasulullah (Saw) dan melihat beliau sedang menangis tersedu-sedu. Fatimah (as) bertanya kepada beliau tentang penyebab beliau menangis. Rasulullah Saw bersabda: "Suatu malam ketika aku pergi ke langit (Mikraj), aku melihat perempuan-perempuan dari umatku yang sedang diazab berat, dan aku menangis atas beratnya azab yang mereka alami."
 
Mendengar jawaban Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah bertanya kepada ayahnya itu, "Ayahku tercinta, apa yang telah mereka perbuat sehingga Allah Swt memberikan azab seperti itu? "Rasulullah Saw menjawab, perempuan yang digantung dengan rambutnya adalah perempuan yang tidak menutup rambutnya dari pandangan laki-laki bukan muhrim, dan perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah wanita yang menyakiti suaminya dengan ucapannya, dan perempuan yang memakan daging tubuhnya sendiri adalah perempuan yang menghias dirinya untuk laki-laki bukan muhrim, serta wanita yang berkepala babi dan badannya berbadan keledai adalah wanita pembohong dan penyebar aib orang lain.
 
Dalam Mikraj-nya, Nabi Muhammad Saw melewati langit satu persatu dan di setiap langit itu beliau bertemu dengan para nabi. Setelah sampai ke suatu tempat yang terselubung cahaya, Malaikat Jibril berhenti dan kepada beliau berkata: "Pergilah!" Rasulullah Saw berkata: "Wahai Jibril, engkau membiarkanku sendiri di tempat seperti ini dan menjauh dariku?" Jibril berkata, "Wahai Muhammad Saw jika aku ikut ke atas maka sayapku akan terbakar." Di situlah Allah Swt berbicara kepada kekasih-Nya dan berdialog panjang.
 
Salah satu pertanyaan Nabi Muhammad kepada Allah Swt dalam peristiwa tersebut adalah mengenai amal perbuatan yang baik. Beliau bertanya: Wahai Tuhan-ku! Amal apakah yang afdhal? Allah Swt berfirman, "Tidak ada yang lebih mulia di sisiku dari tawakal kepada-Ku dan ridha atas pembagian-Ku."Wahai Muhammad! Mereka yang saling mencintai karena Aku, maka kecintaan-Ku meliputi mereka, dan orang-orang yang baik dan belas kasih karena Aku, dan karena Aku pula mereka menjalin persahabatan, maka Aku mencintai mereka dan kasih sayang-Ku wajib bagi mereka yang bertawakal kepada-Ku. Ketahuilah bahwa kecintaan-Ku tidak ada batasnya!
 
Sekembalinya dari Mikraj, Nabi Muhammad turun ke Baitul Maqdis dan dari sana menuju ke Mekah dengan menunggangi "Buraq."Di pagi harinya, beliau menjelaskan peristiwa Mikraj kepada masyarakat. Beliau juga menerangkan kepada masyarakat tentang peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di antara jalan Mekah dan Baitul Maqdis untuk membuktikan kebenaran cerita beliau.
 
Masyarakat Quraish kepada Nabi Muhammad Saw berkata: terangkan kepada kami tentang kafilah Quraish. Beliau bersabda, "Aku melihat mereka di tempat peristirahatan Tan`im (di permulaan Mekah) dan di belakang mereka menyusul unta abu-abu yang sedang berjalan. Mereka meletakkan tandu di atas unta dan sekarang sedang memasuki kota Mekah."
 
Setelah mendengar jawaban tersebut, masyarakat pergi ke lembah Tan`im dan melihat kafilah yang sedang berjalan seperti yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. Pada hari-hari berikutnya, masyarakat sudah tidak meragukan lagi tentang tanda-tanda yang diceritakan oleh beliau dan mereka meyakini bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari Mekah ke Baitul Maqdis berkat mukjizat Allah Swt.
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 16)
Malam dan siang bulan Ramadhan, satu per satu berlalu. Saat-saat berharga yang penuh berkah. Semoga peluang berharga ini dapat kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya setelah kita menantinya selama berbulan-bulan. Puasa bak perisai kokoh di hadapan tuntutan hawa nafsu. Manusia dengan berpuasa, pada hakikatnya menjauhkan dirinya dari keinginan dan tuntutan-tuntutan menyimpang serta membersihkan diri dari segala hal yang dapat menyebabkan kegelapan batin.Puasa selain menahan makan dan minum, memiliki tahapan tertinggi yaitu menjauhkan diri dari segala keburukan dari hati mereka.
 
Akhlak Islam, menjelaskan sifat-sifat baik dan buruk manusia dengan terperinci dan terbaik. Islam menyeru umat untuk menghiasi diri mereka dengan nilai-nilai luhur. Dalam akhlak Islam "kerendahan hati" memiliki posisi sangat istimewa. Kerendahan hati atau tawadhu', adalah sifat terpuji yang setiap orang mampu memperkokohnya dengan cepat di bulan Ramadhan.
 
Tawadhu', membuat hati menjadi lembut dan akan menarik orang lain kepada mereka dan menjadi kunci kasih sayang, persahabatan, kemuliaan serta pondasi berbagai keutamaan. Tawadhu' adalah taman yang di dalamnya tumbuh bunga-bunga harum dan indah pesaudaraan, keakraban, kasih sayang dan kecintaan serta membawa keuntungan dan kedudukan yang sejati. Tawadhu' merupakan sebuah kondisi khusyu' dan khudhu logis dalam jiwa yang tanda-tandanya dapat disaksikan dalam perilaku dan ucapan. Manusia yang bertawadhu di hadapan sesama, adalah yang bersikap lembut dan ramah. Manusia yang bertawadhu' akan berinteraksi dengan senyuman dan keceriaan.
 
Manusia yang memiliki kriteria seperti ini, juga memiliki berbagai kemampuan tinggi. Manusia yang bertawadhu' akan sepenuhnya berserah diri di hadapan Allah Swt dan menyembah-Nya dengan penuh kecintaan, keimanan dan ketaatan. Oleh karena itu, manusia seperti ini memiliki benteng yang kokoh dan tidak dapat disusupi musuh. Tawadhu' adalah mahkota kebanggaan bagi hamba-hamba Allah Swt yang ikhlas.
 
Pada musim semi, tidak ada tumbuhan yang tumbuh pada permukaan batu. Mengapa? Karena batu sangat keras. Akan tetapi coba saksikan tanah. Betapa banyaka bunga yang tumbuh dengan berbagai warna. Mengapa? Karena tanah tidak keras, dan dengan penuh kelembutan dia mengijinkan tumbuh-tumbuhan hidup dan berkembang darinya.
 
Telah bertahun-tahun kita menyombongkan diri dan tidak ada apapun yang kita dapatkan. Kini, mari kita merendahkan diri, karena jika tidak, maka tidak ada angin dan musim semi yang dapat menghijaukan diri kita! Oleh sebab itu pula mengapa para penghuni neraka berteriak:
┘ê┘Ä█î┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘ÅϺ┘ä┘Æ┌®┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘Å█î┘ÄϺ┘ä┘Ä█î┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘É█î┌®┘Å┘åϬ┘ÅϬ┘ÅÏ▒┘ÄϺϿ┘ïϺ
Orang kafir berkata: seandainya saja aku menjadi tanah. Yakni, seandainya saja aku sangat rendah diri.
 
Pada bagian ini kami akan mengutip sebuah kisah tentang tawadhu dari salah seorang alim. Kisah ini dari Syeikh Abbas Qommi, seorang ulama besar penulis kitab Manazil al-Akhiroh. Setelah diterbitkan, kitab ini menjadi perhatian luas para pelajar dan ulama. Di kota Qom dan di kompleks makam Sayidah Ma'sumah sa, ada seseorang bernama Syeikh Abdul Razzaq yang sebelum zuhur selalu menjelaskan hukum-hukum syari' kepada masyarakat di halaman kompleks makam. Setelah menjelaskan hukum-hukum syariat, Syeikh Abdul Razzaq juga membacakan bagian-bagian dari kitab Manazil al-Akhiroh, termasuk hadis-hadis dan berbagai riwayat di dalamnya kepada masyarakat.
 
Kebetulan, ayah Syeikh Abbas Qommi adalah termasuk salah satu penggemar mimbar Syeikh Abdul Razzaq, sehingga dia hadir setiap hari dan juga menyukai isi buku Manazil al-Akhiroh. Pada suatu hari, ayah Syeikh Abbas Qommi pulang ke rumah dan memanggil putranya dan mengatakan, "Syeikh Abbas! Andai saja kau seperti Abdul Razzaq menjadi penjelas masalah dan kau mampu pergi ke atas mimbar dan membacakan kitab yang dia bacakannya kepada kami."
 
Syeikh Abbas mengatakan, "Ayah, aku beberapa kali ingin mengatakannya! Kitab ini adalah salah satu dari karya saya, akan tetapi setiap kali saya menghindar dan tidak mengatakannya dan saya hanya mengatakan doakanlah agar Allah Swt memberikannya  taufik."
 
Salah satu sebab mengapa kitab-kitab Syeikh Abbas Qommi, khususnya Mafatih al-Jinan, mendapat sambutan luas dari masyarakat dan dicetak ulang berulangkali, adalah karena tawadhu' beliau.
 
Imam Zainul Abidin as (as) dalam munajat "muhibbin" menjelaskan kecintaan kepada Allah Swt dan mengatakan, "Ya Allah! Siapa yang telah merasakan kasih sayang-Mu dan kemudian menginginkan yang lain kecuali diri-Mu? Siapa yang mendekatkan dirinya kepada-Mu dan kemudian dia ingin berpisah dari-Mu barang sedetik saja?
 
Kenikmatan tertinggi adalah kenikmatan Allah Swt. Jika manusia telah merasakan kasing sayang Allah Swt dan menikmati kedekatannya dengan Yang Maha Kuasa, maka dia tidak akan mencari selain-Nya. Yakni jika orang yang telah mendekatkan diri kepada Allah Swt, maka tidak sedetik pun dia ingin keluar dari lingkaran kedekatan dengan Allah Swt. Jalan cinta dan kedekatan kepada Allah Swt adalah dengan mengingatdan mensyukuri nikmat-nikma-Nya. Selain itu, peningkatan makrifat manusia kepada Allah Swt juga akan meningkatkan kasih sayang Allah Swt kepadanya.
 
Oleh karena itu, dalam hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah Swt berfirman kepada Nabi Dawud as: "Cintailah Aku dan jadikan umat-Ku mencintai-Ku." Nabi Dawud as kemudian berkata, "Ya Allah aku mencintai-Mu, akan tetapi bagaimana aku harus membuat umat mencintai-Mu?" Allah Swt berfirman, "Ingatkan lah mereka akan nikmat-nikmat-Ku dan jika kau menyebutkan nikmat-nikmat-Ku kepada mereka, maka mereka akan mencintai-Ku"
 
Semua manusia akan mencintai siapa pun yang berbuat baik kepadanya. Atas dasar prinsip tersebut, semakin besar kita memperhatikan nikmat-nikmat Allah Swt dan menyadari nilai-nilainya, maka secara otomatis kecintaan kita kepada Allah Swt juga akan semakin besar. Mengapa cinta bukan sebuah perasaan yang mudah berlalu, melainkan sebuah afeksi permanen? Mengapa cinta itu berbeda dengan sambutan hangat yang cepat berlalu?
 
Ketika manusia mencintai seseorang, dia akan mengungkapkan rasa cintanya itu dan jika setelah beberapa waktu dia tidak melihat orang yang dicintainya itu, maka dia akan merasa rindu. Untuk menciptakan kecintaan seperti ini, selain makrifat diperlukan juga perhatian terhadap nikmat-nikmat Allah Swt. Perhatian itu harus dilakukan secara berkesinambungan. Jika manusia selalu memperhatikan nikmat-nikmat Allah Swt yang datangnya dari Allah Swt, maka kecintaan pada dirinya akan semakin kokoh dan permanen. Salah satu cara untuk menciptakan kecintaan ini adalah ibadah dengan penuh keikhlasan.
 
Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah Saw disebutkan tentang kecintaan pada ibadah kepada Allah Swt.┬á Beliau bersabda, "Orang terbaik dalam masyarakat adalah yang mencintai ibadah dan akrab dengannya serta mencintainya dari dalam hatinya dan melakukannyaÔǪ orang seperti ini tidak khawatir apakah kehidupan akan sulit atau mudah untuknya."
 
Imam Zainul Abidin as pada bagian lain munajat "Muhibbin" berkata, "Ya Allah! Tempatkan kami di antara mereka yang bahagia dengan-Mu dan meluapkan ratapan rindu dari hati mereka, dan mereka yang sepanjang hidupnya meratapi kerinduan-Mu. Mereka yang meletakkan dahi mereka di atas tanah karena keagunganmu dan yang mata-mata mereka terjaga di hadapan-Mu. Mereka yang mengucurkan air mata karena takut kepada-Mu dan hati mereka penuh dengan kecintaan kepada-Mu, dan mereka yang hati-hati mereka bergetar hebat karena keagungan dan kewibawaanmu."(
Pasukan Israel Kepung Perbatasan Gaza
Pasukan rezim Zionis Israel telah ditempatkan di sepanjang perbatasan Gaza sebagai persiapan untuk kemungkinan serangan darat ke wilayah itu.
 
Sebuah perang darat tampaknya akan terjadi, terlebih pasukan komando Israel sudah menyusup ke Gaza. Sedikitnya 20 ribu pasukan Israel juga telah disiagakan di seluruh perbatasan Gaza dan menunggu lampu hijau dari kementerian peperangan rezim itu, kata kantor berita Reuters, Senin (14/7), seperti dikutip ISNA.
 
Tank-tank tentara Israel berbaris di perbatasan Gaza pada hari Ahad.
 
Akan tetapi, meskipun Israel telah mengintensifkan serangan militer, Hamas masih terus menembakkan roket-roketnya ke kota-kota di wilayah pendudukan. Di kota Ashkelon, seorang remaja Zionis terluka serius setelah terkena pecahan peluru di kepala dan dada.
 
Di Tel Aviv, warga berlarian mencari tempat perlindungan untuk menghindari tembakan roket pejuang Palestina.
 
Sementara itu, Pemimpin Otorita Ramallah Mahmud Abbas menyeru masyarakat internasional untuk mendukung warga Gaza dan ia juga meminta PBB untuk memberlakukan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di kawasan.
 
Kementerian Kesehatan Hamas mengatakan sedikitnya 160 warga Palestina, termasuk sekitar 135 warga sipil, gugur syahid akibat serangan Israel.