
کمالوندی
9 Ramadhan, Ologh Beigh Wafat
Ologh Beigh Wafat
 
Tanggal 9 Ramadhan 853 Hijriah, Ologh Beigh, seorang cendekiawan besar di bidang astronomi, meninggal dunia. Dia dilahirkan di Iran dan kemudian diasuh oleh kakeknya, "Timur" yang menjadi pendiri Dinasti "Timurian".
 
Di antara karya Ologh Beigh yang penting adalah pendirian observatorium tiga tingkat di kota Samarkhand, tahun 828 Hijriah dan penyusunan jadwal penghitungan penanggalan dan kondisi perbintangan, yang dikenal dengan nama "Deviasi Ologh Beigh".
Rahbar: yang Terjadi di Irak adalah Perang Terorisme vs Anti-Terorisme
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei memperingatkan plot musuh dalam memprovokasi konflik sektarian antara Syiah dan Sunni di wilayah guna merusak gelombang Kebangkitan Islam.
 
"Hari ini, musuh berinvestasi dalam perang sipil di wilayah tersebut dan memaku harapan pada perang Syiah-Sunni guna meringankan diri mereka dari kekhawatiran terhadap Kebangkitan Islam," kata Rahbar, Sabtu (28/6).
 
Menyinggung krisis yang sedang berlangsung di Irak Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa sisa-sisa rezim diktator terguling Irak Saddam Hossein dan sekelompok orang bodoh sedang melakukan kejahatan di negara itu.
 
"Apa yang terjadi [di Irak] bukanlah perang Syiah-Sunni. Ini adalah perang terorisme terhadap anti-terorisme dan perang antara pro-Barat dan para pendukung kemerdekaan bangsa-bangsa," tegas Rahbar.
 
Ayatullah Khamenei mengemukakan hal itu di hadapan keluarga lebih dari 72 pejabat pemerintah Iran dan anggota parlemen, termasuk Ketua Mahkamah Agung Iran Ayatullah Mohammad Beheshti, yang gugur syahid dalam serangan bom teroris di markas Partai Republik Islam pada tanggal 28 Juni 1981 dan sejumlah syuhada lain dari kota Tehran.
Rahbar: Keakraban dengan Al-Quran Ciptakan Kekokohan Internal
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berkata, "Masyarakat Islam akan menemukan kekokohan internal jika berinteraksi dan akrab dengan al-Quran. Kekuatan internal ini pula yang memberikan kekuatan kepada sebuah masyarakat untuk melewati setiap kesulitan yang menerpa mereka."
 
Ayatullah Khamenei di hari pertama bulan suci al-Quran dalam pertemuannya dengan para qari, huffad (penghafal al-Quran), pengajar dan aktivis al-Quran menyebut sangat penting upaya mendekatkan masyarakat kepada pemahaman dan keakraban dengan al-Quran.
 
"Harus disusun program tepat sehingga masyarakat akan semakin akrab dengan pemahaman al-Quran," ungkap Rahbar.
 
Rahbar mengingatkan pengokohan iman, tawakkal kepada Tuhan, percaya kepada janji-janji Ilahi serta tidak takut akan kesulitan materi sebagai berkah dari keakraban dengan al-Quran.
 
"Memikirkan ayat-ayat al-Quran akan mengeluarkan masyarakat dari kegelapan khurafat, kesesatan, ketakutan dan ilusi serta membawa mereka kepada makrifat tinggi terhadap Tuhan. Ini merupakan kebutuhan utama dunia Islam dewasa ini untuk menghadapi beragam kendala yang ada," tandas Rahbar.
 
Ayatullah Khamenei seraya mengisyaratkan kian bertambahnya wawasan dan kesadaran umat Islam menambahkan, "Musuh Islam sangat takut atas kondisi ini dan dengan nama serta baju Islam mereka berusaha menghadapi agama samawi ini."
 
Seraya mengisyaratkan ungkapan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini terkait Islam Amerika dan Islam murni Muhammadi, Rahbar mengingatkan, "Islam Amerika meski diluarnya berkedok dengan nama Islam, namun selaras dengan thaghut dan Zionis, menerima kepemimpinan kelompok mustakbirin serta sepenuhnya berkhidmat bagi thaghut dan Amerika Serikat."
 
Rahbar dalam kesempatan tersebut juga mengisyaratkan berbagai bukti nyata peran dan arsitek tangan-tangan busuk dinas rahasia musuh dalam menciptakan bencana di sejumlah masyarakat Islam termasuk Irak.
 
"Keakraban dan pendalaman umat Islam terhadap ajaran al-Quran akan mampu mencegah peristiwa seperti ini dan penghianatan terhadap ajaran al-Quran," tambah Rahbar.
 
Ayatullah Khamenei menganjurkan para aktivis al-Quran dan mereka yang berkecimpung dalam penyebaran ajaran kitab suci ini untuk serius berkomitmen dengan ajaran agama. Beliau mengatakan, "Masyarakat yang berbangga dengan al-Quran harus menjadi sebuah teladan praktis bagi para pemuda."
Rahbar: Musuh Ingin Hentikan Kemajuan Ilmu Pengatahuan Iran
Ratusan dosen universitas Iran dalam pertemuannya dengan Ayatullah Khamenei,  berdiskusi dan saling bertukar pikiran tentang masalah-masalah keilmuan, perguruan tinggi, kebudayaan, ekonomi dan politik dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar itu.
 
Kantor Rahbar (2/7) melaporkan, di awal pertemuan yang digelar Rabu (2/7), Ayatullah Khamenei menekankan urgensi "keberlangsungan serius, cepat dan komprehensif kebangkitan ilmu pengetahuan" sebagai faktor utama penentu masa depan Iran dan Dunia Islam.
 
"Tercapainya tujuan penting ini membutuhkan kerja dan pengelolaan jihad dari orang-orang yang mencintai kemajuan bangsa dan rakyat," kata Rahbar.
 
Rahbar juga menekankan urgensi tidak menjadi lambat dan terhentinya kemajuan ilmu pengetahuan Iran serta berlanjutnya proses itu dengan gerak yang lebih cepat dan bertambah dua kali lipat.
 
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Perkembangan ilmu pengetahuan negara merupakan masalah mendasar bagi masa depan negara dan masyarakat Iran, bahkan bagi Dunia Islam."
 
Ia menambahkan, "Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan Iran telah mencapai sejumlah keberhasilan besar dan di tingkat internasional pun sudah dikenal. Pada kenyataannya dapat dikatakan bahwa kebangkitan ilmu pengetahuan Republik Islam Iran telah ditunjukkan kepada dunia."
 
Menurut Ayatullah Khamenei, terhentinya perkembangan ilmu pengetahuan Iran merupakan salah satu rencana utama musuh Republik Islam dan terkait penggunaan terus-menerus kata musuh, ia menuturkan, "Sebagian kalangan alergi dengan penggunaan kata musuh dan pengulangannya, padahal di dalam Al Quran berulangkali disebutkan kata Setan dan Iblis yang pesannya adalah tidak lalainya kita terhadap setan dan musuh."
 
Kemajuan ilmu pengetahuan negara, kata Rahbar, memiliki manfaat-manfaat bernilai termasuk tidak berpengaruhnya sanksi. "Musuh ingin menekan kehormatan dan mempermalukan bangsa Iran dengan sanksi, namun kebangkitan dan kemajuan ilmu pengetahuan terus menggagalkannya," lanjut Rahbar.
 
Perubahan mendasar di bidang ilmu humaniora di universitas-universitas Iran dinilai Rahbar sebagai kebutuhan hakiki, akan tetapi maksud dari perubahan di dalam ilmu humaniora bukan berarti tidak membutuhkan kerja keilmuan dan riset Barat.
 
Berkenaan dengan alasan dibutuhkannya perubahan dalam ilmu humaniora, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Dasar-dasar ilmu humaniora di Barat adalah materi dan non-Ilahi, sementara ilmu humaniora akan menjadi penting bagi seseorang dan masyarakat ketika berdiri di atas landasan pandangan dunia Ilahi dan Islami."
Protes Pemangkasan Anggaran di Australia
Australia untuk kesekian kalinya menyaksikan demonstrasi ribuan warga negara itu terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.
 
Pada hari Ahad (6/7), puluhan ribu orang di kota-kota besar Austalia menggelar protes untuk mengecam program pemangkasan anggaran publik oleh pemerintah.
 
Aksi protes itu bahkan lebih ramai di kota-kota penting Australia seperti Melbourne dan Sydney. Mereka menyuarakan oposisinya terhadap program pemerintah untuk memangkas anggaran di sektor pelayanan kesehatan, pendidikan, dan reformasi asuransi pengangguran.
 
Sejak kepemimpinan Perdana Menteri Tony Abbott pada September 2013, Australia berkali-kali menjadi ajang demonstrasi anti-pemerintah. Meskipun Abbott bersikeras untuk menerapkan kebijakan ekonomi pemerintah dengan tujuan menutupi defisit anggaran, namun para demonstran percaya bahwa PM ingin mempersulit kehidupan masyarakat dengan menaikkan harga bahan bakar, pajak obat-obatan, dan biaya pendidikan. Karena mereka harus bekerja lebih sulit dan lebih lama, tapi menerima upah yang lebih rendah.
 
Isu pemangkasan anggaran federal Australia dan program penghematan ekonomi pemerintah Abbott berkali-kali menuai protes rakyat di negara itu. Ini adalah undang-undang anggaran pertama pemerintahan Abbott yang banyak mengundang kontroversi.
 
Protes tersebut memanas setelah Tony Abbott mengumumkan rencananya untuk secara luas memangkas anggaran di sejumlah sektor. Banyak pihak percaya bahwa PM ingin bertindak seperti Amerika Serikat dan tekanan kebijakan ekonominya akan menyasar kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
 
Demonstran menilai pemerintah tidak bersikap adil. Menurut mereka, pemerintah Australia sudah mengalokasikan dana 24 miliar dolar untuk pesawat tempur, tapi anggaran pendidikan dan kesehatan untuk 10 tahun ke depan dipangkas sekitar 80 miliar dolar.
 
Kebijakan itu selain akan menyusahkan warga yang berpenghasilan rendah untuk membayar biaya asuransi kesehatan, juga akan mengancam keberlangsungan pendidikan para mahasiswa karena terlilit utang.
 
Meningkatnya protes terhadap kebijakan ekonomi Abbott membuat popularitas pemerintah Australia berada di bawah 18 persen. Warga marah karena Abbott tidak memenuhi sebagian besar dari janji-janji kampanyenya selama pertarungan pemilu. Pada 2013 lalu, Abbott berjanji tidak akan mengurangi anggaran pendidikan dan juga kesehatan serta upah.
 
Kebanyakan pengamat percaya bahwa pemerintah sedang meniru gaya AS yang mengalokasikan dana besar-besaran untuk kepentingan militer dan pembelian peralatan perang. Saat ini, pemerintah menghadapi beban utang yang besar dan harus menutupinya dengan pemangkasan anggaran yang merugikan masyarakat umum.
Peringati 77 tahun Perang Cina-Jepang, Jinping Sindir Shinzo Abe
Presiden Cina dalam peringatan dimulainya perang antara Cina dan Jepang yang ke-77 menyampaikan protes tidak langsung kepada Perdana Menteri Jepang.
Kantor berita Perancis (7/7) melaporkan, Xi Jinping, Presiden Cina, Senin (7/7) di hadapan ratusan personel militer dan pelajar negara itu yang menghadiri acara peringatan meletusnya perang Cina-Jepang, menyindir Shinzo Abe, PM Jepang dengan mengatakan, "Orang-orang yang mengabaikan realitas sejarah dan menyimpangkannya, akan menghadapi penentangan dari rakyat Cina dan seluruh negara dunia."
 
Dalam acara itu, Jinping memuji perlawanan seluruh lapisan masyarakat Cina dalam menghadapi serangan Jepang di tahun 1937.
 
Perang Cina-Jepang dimulai pada Juli 1937 menyusul terjadinya sebuah peristiwa yang dikenal dengan insiden "Jembatan Marco Polo". Pasukan Jepang memanfaatkan insiden tersebut untuk menyerang Cina dan dua negara secara praktis terlibat dalam pertempuran sengit."
 
Perang yang dikenal di Cina sebagai perang melawan serangan Jepang itu, menewaskan lebih dari 20 juta orang dan berakhir bersamaan dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia Kedua pada tahun 1945.
 
Saat ini Cina dan Jepang terlibat sengketa perebutan wilayah di perairan Cina Timur, dan pekan lalu, Tokyo mengumumkan bahwa pihaknya ingin merevisi undang-undang dasarnya.
 
Sementara Cina mengumumkan bahwa langkah Jepang itu dapat menyebabkan hidupnya kembali militerisme di negara tersebut.
Penasehat Presiden Iran Berharap Perundingan Nuklir Capai Hasil Pasti
Penasehat Presiden Republik Islam Iran berharap putaran keenam dan terakhir perundingan nuklir Iran dengan Kelompok 5+1 untuk mencapai kesepakatan final soal masalah nuklir Tehran dapat membuahkan hasil yang pasti.
IRNA (7/7) melaporkan, Mohammad Ali Najafi, Penasehat Presiden Iran untuk urusan ekonomi, hari ini, Senin (7/7) dalam pertemuannya dengan Pedro Villena, Duta Besar Spanyol di Tehran mengatakan, "Dengan dicapainya hasil dalam perundingan Iran dengan Kelompok 5+1, situasi kondusif bagi perluasan hubungan Iran dan negara-negara lain khususnya Spanyol yang selama ini cukup baik, akan terbuka."
 
Najafi juga menilai lawatan terbarunya ke Spanyol penting dan konstruktif. Ia menuturkan, "Iran dan Spanyol memiliki peluang besar untuk memperluas hubungan bilateralnya."
Menurut Najafi, perekonomian Iran dan Spanyol dari berbagai sisi saling melengkapi dan dua negara juga memiliki peluang yang baik untuk melakukan kerjasama budaya.
 
"Dicapainya kesepakatan dalam perundingan Iran dan Kelompok 5+1 akan menciptakan peluang untuk memulihkan hubungan dua negara sampai ke tingkat yang diinginkan," lanjutnya.
 
Dalam kesempatan itu, Pedro Villena menegaskan bahwa sanksi-sanksi anti-Iran selain telah menimbulkan masalah juga tidak rasional. Semua negara Uni Eropa, katanya, menghendaki perubahan kondisi dan upaya menghidupkan kembali hubungan dengan Iran.
Dubes Spanyol di Tehran mengatakan bahwa Madrid tidak sabar menunggu dicapainya kesepakatan perundingan Iran dan Kelompok 5+1. Ia menjelaskan, "Sejumlah banyak negara, termasuk anggota Uni Eropa menginginkan diakhirinya kondisi yang berlaku saat ini dan sepakat dengan urgensi dihentikannya sanksi anti-Iran oleh Uni Eropa."
Membaca Ketajaman Konflik Internal Kubu Teroris di Suriah
Konflik internal para teroris di Suriah setelah kekalahan mereka dalam memerangi militer negara Arab itu dilaporkan meningkat, bahkan perpecahan di antara kelompok-kelompok teroris  itu semakin meningkat tajam. Anasir-anasir kelompok teroris di Suriah saling bersaing dan berperang disebabkan keinginan berlebihan mereka di berbagai wilayah yang mereka kuasai.
 
Bentrokan terbaru di antara mereka di desa Salqin di sekitar Aleppo, barat laut Suriah, telah menewaskan puluhan teroris dari kedua belah pihak yang bertikai. Sementara itu, bentrokan antara anasir teroris Takfiri, Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) dan Front al-Nusra di kota perbatasan al-Bukmal di Provinsi Deir al-Zour juga terus berlanjut.
 
Berdasarkan laporan, kelompok teroris DIIS telah memindahkan peralatan militernya dari Irak ke al-Bukmal, sementara Front al-Nusra dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya telah bergerak untuk mencegah perluasan wilayah di bawah kontrol DIIS di Suriah.
 
Pada Ahad lalu, Human Rights WatchSuriah menyinggung peningkatan konflik internaldi antara kelompok-kelompok teroris termasuk DIIS, Front al-Nusra dan FSA (Free Syrian Army). Lembaga pemantau HAM tersebut mengumumkan bahwa bentrokan antarkelompok teroris di berbagai wilayah utara Suriah sejak bulan Januari hingga sekarang telah merenggut nyawa sekitar 7.000 orang, di mana 5.641 dari mereka tercatat sebagai teroris.
 
Menyusul kekalahan milisi bersenjata di Suriah yang disponsori oleh asing dalam menghadapi tentara dan pasukan sipil negara itu, konflik internal di antara mereka meningkat. Kondisi itu dibarengi dengan berbagai kesuksesan operasi militer Suriah dan bertambahnya para teroris yang menyerahkan diri kepada militer. Pada Selasa (1/7), puluhan teroris di Rif Dimasqh, selatan Suriah juga menyerahkan diri.
 
Pasca suksesnya pemilu presiden di Suriah dan penegasan kembali dukungan rakyat negara Arab itu kepada Bashar al-Assad, posisi teroris di Suriah semakin terjepit dan setiap hari harus menerima kekalahan baru. Yang jelas, transformasi di Suriah menunjukkan semakin lemahnya teroris di negara itu. Mereka telah menemui jalan buntu untuk mencapai ambisinya. Seperti halnya yang dikatakan para pejabat Damaskus bahwa para teroris harus menyerah atau memilih untuk binasa di tangan rakyat Suriah.
 
Melihat kondisi tersebut, sebagian kelompok teroris mengubah taktik mereka dan tidak menganggap lagi Suriah sebagai tempat bercokol mengingat berlanjutnya konflik internal mereka yang semakin parah. Atas lampu hijau para pendukungnya, sebagian kelompok teroris mengubah gerakan mereka di luar Suriah yaitu di Irak dan Lebanon untuk melanggengkan keberadaan mereka.
 
Meski gerakan kejahatan DIIS di Irak awalnya mengalami kemajuan, namun perkembangan terbaru menunjukkan tanda kehancuran mereka menyusul perlawanan kuat rakyat dan operasi militer khusus Irak terhadap kelompok teroris yang disponsori asing tersebut.
 
Sebagian laporan menyebutkan bahwa wilayah besar dari kawasan yang sebelumnya dikuasai teroris telah berhasil direbut kembali oleh militer Irak dan bahkan pembersihan teroris di sebagian wilayah akan segera berakhir.
 
Transformasi Irak dan kebencian intens dunia kepada kelompok-kelompok teroris termasuk DIIS, serta operasi pasukan sipil dan militer Irak untuk menghapus DIIS menunjukkan bahwa kelompok-kelompok teroris di Irak itu tidak lama lagi akan terusir dari negara Arab itu.
Human Rights Watch Kecam Israel
Human Rights Watch Eropa mengecam rezim Zionis Israel dan menyatakan bahwa setiap tahun sekitar 3.000 pemuda Palestina ditangkap oleh rezim tersebut.
 
Surat kabar al-Dustour edisi Rabu (2/7) menulis, Human Rights Watch Eropa dan Mediterania yang bermarkas di Jenewa menjelaskan bahwa usia para pemuda Palestina yang ditangkap pasukan Israel antara 12-15 tahun.
 
Lembaga HAM tersebut menuntut masyarakat internasional untuk tidak mengabaikan langkah rezim Zionis yang bertentangan dengan kesepakatan HAM itu.
 
Al-Dustour menambahkan, ketika semua menyaksikan serangan dan penyerbuan luas militer Israel ke rumah-rumah warga Palestina dan penangkapan mereka di Tepi Barat, Human Rights Watch Eropa dan Mediterania telah mengeluarkan laporan tentang langkah-langkah Israel khususnya pelanggaran terhadap hak-hak anak-anak Palestina, di mana 75 persen dari remaja Palestina mengalami penyiksaan fisik.
Pertemuan Kwartet Digelar untuk Akhiri Krisis Ukraina
Bersamaan meningkatnya bentrokan di Ukraina, pertemuankwartet: Rusia, Ukraina, Perancis dan Jerman digelar di Berlin.
 
Menurut laporan IRNA mengutip Voice of Russia, ketika Menteri Luar Negeri Rusia, Ukraina, Perancis dan Jerman sedang bertemu di Berlin pada Rabu (2/7) untuk menemukan solusi krisis di Ukraina, bentrokan di negara itu pecah kembali pada Selasa menyusul berakhirnya gencatan senjata 10 hari.
 
Sergei Lavrov, Menlu Rusia berkunjung ke Berlin untuk bertemu dengan Menlu Jerman, Perancis, dan Ukraina guna membahas solusi untuk mengakhiri kebun tuan politik Kiev-Moskow.
 
Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa mengatakan bahwa Lavrov dalam percakapan telepon dengan sejawatnya dari Jerman,Frank-Walter Steinmeierpada Selasa petang mendukung rencananya untuk melakukan pertemuan di Berlin dan mengembalikan situasi ke proses negosiasi.
 
Pertemuan kwartet di Berlin disetujui berdasarkan hasil pembicaraan telepon pada tanggal 30 Juni dan 1 Juli antara para Menlu tersebut.
 
Pertermuan tersebut dibahas ketika pasukan pemerintah Ukraina meningkatkan serangan mereka terhadap oposisi pemerintah di negara itu.