کمالوندی

کمالوندی

Perwakilan tetap Iran di PBB Jumat dini hari membantah klaim infaktual AS terhadap Iran yang dituding terlibat dalam insiden sabotase terhadap kapal tanker minyak di laut Oman.

Pada Kamis pagi terjadi aksi sabotase terhadap dua kapal tanker minyak di laut Oman. Kementerian perdagangan Jepang menyatakan bahwa kedua kapal tanker minyak tersebut milik negara ini.

Tidak berapa lama setelah peristiwa ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo langsung mengarahkan telunjuk tudingan terhadap Iran tanpa memberikan bukti sama sekali  sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam aksi sabotase ini.

Tudingan pejabat tinggi AS tersebut langsung direspon perwakilan tetap Iran di PBB dengan menyebut kehadiran pasukan AS di kawasan senantiasa menjadi pemicu utama instabilitas di Teluk Persia.

Perwakilan tetap Iran di PBB menegaskan, AS dan sekutu regionalnya harus menghentikan ambisi perang, konspirasi dan fitnah serta operasi rahasianya yang bertujuan untuk menyalahkan pihak lain.

Menteri Luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif di akun Twitternya menulis, "Tudingan anti-Iran yang dilancarkan AS tanpa bukti dan data yang benar mengindikasikan 'Tim B' yang terdiri dari Penasehat Keamanan Nasional AS, John Bolton, Perdana Menteri Rezim Zionis, Benyamin Netanyahu, Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, dan Putera Mahkota Abu Dhabi, Mohamed bin Zayed menjadi langkah yang merusak diplomasi Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo untuk menurunkan tingkat ketegangan di kawasan demi menyembunyikan terorisme ekonomi terhadap Iran,".

Dengan mempertimbangkan dampak buruk aksi sabotase ini terhadap keselamatan kapal dan keamanan jalur lalu lintas laut, dan terulangnya plot ini menunjukkan babak baru dari skenario destruktif AS dan sekutunya untuk merusak stabilitas dan keamanan regional.

Sekitar sebulan lalu terjadi peristiwa yang mencurigakan menimpa empat kapal komersial di lepas pantai al-Fujairah. Analis politik Timur Tengah, Omar mengatakan, ada banyak potensi besar dalam kasus ini menyangkut tujuan provokasi lebih besar Amerika Serikat terhadap Iran, dan kemungkinan lain serangan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti al-Qaeda atau Daesh.

Tampaknya, peristiwa serupa terjadi lagi mengejar tujuan politik berikutnya. Analis politik Timur Tengah, Hassan Hanizadeh, mengatakan saat ini sedang terbentuk sebuah konspirasi berbahaya di tingkat internasional, oleh karena itu komite pencari fakta independen harus dibentuk untuk mengidentifikasi para pelaku ledakan tersebut.

Skenario ini dilancarkan untuk mengalihkan opini publik dan untuk membalikkan realitas dan memberikan alamat yang salah dalam mengidentifikasi aktor-aktor kunci aksi terorisme di kawasan. Sebagaimana ditegaskan dalam pernyataan Perwakilan Tetap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Republik Islam Iran mengingatkan kembali masalah intimidasi, tekanan, dan ancaman serta sepak terjang destruktif AS, sekaligus mengkhawatirkan masalah insiden mencurigakan kapal tanker minyak yang terjadi kemarin.

Perwakilan Tetap Iran untuk PBB menjelaskan bahwa Republik Islam Iran siap untuk memainkan peran aktif dan konstruktif dalam mengamankan penyeberangan laut strategis serta siap untul memperkuat perdamaian, stabilitas dan keamanan kawasan.

Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, kunjungan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo ke Tehran merupakan langkah penting untuk menciptakan atmosfer dialog.

Seperti dilaporkan Sputnik, Stephane Dujarric Kamis (13/06) menambahkan, kunjungan Abe ke Tehran dapat membuka pintu dialog dengan Iran dan memainkan peran pengaruh besar dalam masyarakat internasional.

 Perdana menteri Jepang hari Rabu (12/06) bersama rombongan berkunjung ke Tehran dan bertemu dengan petinggi Iran.

 Abe Shinzo hari Kamis (13/06) saat bertemu dengan Rahbar, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Saya berencana menyampaikan pesan Presiden AS Donald Trump kepada Anda."

 Sementara itu, Rahbar menjelaskan, "Saya menilai Trump tidak layak untuk bertukar pesan menekankan, kami tidak akan berunding dengan Amerika Serikat,".

 Menyinggung permusuhan 40 tahun AS terhadap bangsa Iran yang berlanjut hingga kini, Rahbar menambahkan, "Kami meyakini kendala dan kesulitan tidak akan terselesaikan melalui perundingan dengan AS, dan tidak ada bangsa bebas yang akan menerima perundingan di bawah tekanan." 

Khatib shalat Jumat Tehran mengatakan, negosiasi dengan Amerika Serikat tidak membawa manfaat dan bangsa Iran tidak akan berunding di bawah represi ekonomi.

Ayatullah Sayid Ahmad Khatami, khatib shalat Jumat Tehran menekankan bahwa AS akan mengubur impiannya berunding dengan Iran, dan menjelaskan, para pemimpin Amerika dan trioka Trump, Bolton dan Pompeo tidak jujur serta klaim kesiapan Washington berunding dengan Tehran sebuah kebohongan besar, karena langkah Trump menyeret Iran ke meja perundingan menjelang pemilu hanya untuk meraih suara.

 Khatib shalat Jumat Tehran menjelaskan bahwa Iran tidak akan mengulangi pengalaman negosiasi nuklir sebelumnya, dan menambahkan, arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar, Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo sangat bijaksana dan cerdik .

 Ayatullah Khatami juga mengatakan, klaim Trump bahwa AS tidak berencana mengubah pemerintahan Islam Iran sebuah kebohongan besar, karena selama 40 tahun lalu seluruh presiden Amerika gagal melakukan tindakan anti Republik Islam Iran.

 Khatib shalat Jumat Tehran di khutbahnya juga menyinggung genosia Al Saud di Yaman dan mengatakan, di manapun nama pembantaian dan perampokan muncul, naman Arab Saudi akan terlihat dan rezim ini dengan menghancurkan infrastruktur Yaman telah merenggut nyawa ribuan anak-anak dan perempuan tak berdosa.

 Ayatullah Khatami saat merespon dukungan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) kepada Dewan Transisi Militer Sudan dalam membantai para demonstran menambahkan, eksekusi para oposisi Arab Saudi termasuk anak-anak juga menunjukkan watak jahat dan haus darah Al Saud.

Keputusan Amerika Serikat keluar dari JCPOA pada Mei 2018 dan pemberlakuan kembali sanksi nuklir terhadap Iran memicu gelombang kecaman luas dari negara-negara dunia, termasuk yang terbaru disampaikan Swedia dan Rusia.

"Apa yang telah dilakukan orang Amerika sangat menghancurkan," kata Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallström menyikapi dampak destruktif keluarnya AS dari JCPOA. Dia juga menekankan urgensi JCPOA yang selama ini relatif bisa meredam timbulnya berbagai masalah besar di kancah internasional.

Dari perspektif Swedia, tindakan Presiden AS Donald Trump dalam masalah JCPOA pada dasarnya mempertanyakan kredibilitas Washington dalam  kepatuhan terhadap komitmen dan perjanjian internasional. Menurut Wallstrom, masalah tersebut akan menurunkan kredibilitas Amerika Serikat sebagai mitra untuk perjanjian baru dengan pihak manapun.

Pada dasarnya, salah satu atribut utama kebijakan luar negeri pemerintah Trump adalah penarikan negaranya dari perjanjian internasional semacam JCPOA. Di bawah kepemimpinan Trump, AS tidak mempercayai satupun perjanjian dan aturan multilateral, dan terus melanjutkan pendekatan unilateralismenya demi mewujudkan kepentingannya. Mengenai kesepakatan nuklir antara kelompok 5+1 dan Iran, Trump mengklaim perjanjian tersebut tidak mengakomodasi kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya, terutama rezim Zionis.

Pada prinsipnya tujuan utama Trump keluar dari JCPOA untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran, dan menciptakan pembatasan ketat terhadap program nuklir damai Iran, dan akhirnya akan mengakhiri program tersebut yang sejalan dengan tuntutan rezim Zionis.

Tuntutan tersebut diumumkan pada Mei 2018 oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam bentuk 12 poin tuntutan terhadap Iran, termasuk penghentian total program nuklir dan program rudal serta perubahan kebijakan regional Iran. Pada akhirnya, Washington menginginkan Iran bertekuk lutut terhadap terhadap Amerika Serikat. Tentu saja masalah ini segera ditolak oleh Tehran, karena bertentangan dengan independensi, martabat bangsa dan identitas nasional Iran.

Pada saat yang sama, anggota kelompok 4+1, terutama Rusia dan Cina terus menekankan perlunya mempertahankan perjanjian nuklir JCPOA. Dalam hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat, 14 Juni, di sela-sela KTT Shanghai mengkritik pendekatan AS terhadap perjanjian nuklir Iran dengan mengatakan bahwa Moskow melakukan segalanya untuk menjaga semuanya tetap berjalan. Putin memperingatkan mengatakan, "Penarikan Amerika Serikat secara sepihak dari perjanjian nuklir Iran bisa menghancurkan secara total rezim non-proliferasi nuklir dan senjata pemusnah massal."

PIhak Eropa yang terdiri dari Troika Eropa yaitu Jerman, Prancis dan Inggris, bersama Uni Eropa, meskipun menginginkan berlanjutnya JCPOA, tapi hingga kini belum mengambil langkah maju yang signifikan dalam implementasi perjanjian nuklir internasional itu.

Sejatinya, jika kekuatan internasional benar-benar menghendaki berlanjutnya JCPOA, maka harus menolak intimidasi Washington dan membela hak-hak legal Iran. Apalagi, Tehran telah menegaskan bahwa Iran akan tetap berada di JCPOA, selama kepentingannya terjamin, terutama dari masalah pengaruh sanksi ilegal AS.

Profesor bidang manajemen kebijakan, Universitas Keio, Jepang yang bekerja di Woodrow Wilson International Center for Scholars, Washington, Amerika Serikat menilai tujuan lawatan Perdana Menteri Jepang ke Iran adalah untuk meyakinkan Iran dan Amerika agar memulai dialog guna menyelesaikan konflik serta menurunkan ketegangan.

Surat kabar Cina, The Global Times, Kamis (13/6/2019) melaporkan, Profesor Toshihiro Nakayama mengatakan, kunjungan PM Jepang, Abe Shinzo ke Iran adalah sebuah langkah berani karena Jepang dari satu sisi merupakan sekutu keamanan Amerika, di sisi lain menjalin hubungan yang baik dengan Iran, oleh karena itu Tokyo bisa memainkan peran penting menurunkan ketegangan dua negara.

Ia menambahkan, bagi Jepang, kawasan Asia Barat (Timur Tengah) dan stabilitas serta keamanannya sangat penting, pasalnya sebagian besar kebutuhan energi negara itu dipasok dari wilayah ini.

Sementara itu Direktur Penelitian Luar Negeri dan Keamanan Nasional di Institut Canon untuk Studi Global sekaligus Profesor Tamu di Universitas Ritsumeikan, Jepang, Kunihiko Miyake mengatakan, PM Jepang akan melakukan apapun agar Iran dan Amerika mau berdialog dan berunding. 

Juru bicara gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas meminta Liga Arab agar memerintahkan anggota untuk tidak hadir dalam konferensi ekonomi Bahrain yang diselenggarakan dalam kerangka proyek Amerika Serikat, "Kesepakatan Abad".

Kantor berita Sputnik (13/6/2019) melaporkan, Jubir Hamas, Hazem Qasim mengatakan, ikut serta dalam konferensi ekonomi Bahrain bertolak belakang dengan keputusan dan kebijakan Liga Arab terkait Palestina.

Menurut Hazem Qasim, penolakan beberapa negara Arab untuk menghadiri konferensi ekonomi Bahrain menjadi bukti bahwa mereka masih menjaga komitmen pada identitas Arab dan nasional terkait masalah Palestina sebagai masalah utama bangsa Arab.

Konferensi ekonomi Bahrain rencananya akan diselenggarakan di Manama pada 25-26 Juni 2019 untuk menarik investasi di wilayah pendudukan dengan dalih memperbaiki kondisi ekonomi rakyat Palestina.

 

Hari Jilbab Sedunia, yang dimulai pada 2013 untuk mendorong perempuan dari semua agama dan latar belakang untuk mengenakan jilbab dalam mendukung perempuan Muslim, dirayakan pada Jumat.

Pada 2017, Hari Hijab Sedunia menjadi organisasi nirlaba, dengan misi untuk memerangi diskriminasi terhadap perempuan Muslim melalui kesadaran dan pendidikan.

Menurut pernyataan dari LSM pendiri acara tahunan itu, moto untuk Hari Hijab Sedunia (WHD) 2019 adalah "Mematahkan Stereotip, Menghapuskan Batas" dengan mengusung tagar #FreeInHijab.

"#FreeInHijab adalah tagar yang sangat dibutuhkan untuk situasi global kita saat ini, di mana perempuan berjilbab diberi label oleh media sebagai kaum tertindas dan secara simbolis dipenjara," kata Nazma Khan kepada Anadolu Agency dalam wawancara eksklusif menjelang peluncuran kampanye.

Sementara itu, ribuan perempuan memakai hijab selama Bulan Suci Ramadhan untuk meningkatkan kesadaran mengenai penutup kepala buat perempuan dan mendidik orang mengenai memerangi Islamfobia, kata pendiri World Hijab Day Organization.

Dari Belarusia, Brazil, Kanada, Jerman, Malaysia, Selandia Baru, Inggris sampai AS dan di belahan lain dunia, perempuan ikut dalam Tantangan Ramadan kelompok tersebut untuk tahun kedua berturut-turut, kata Nazma Khan kepada Kantor Berita Turki, Anadolu.

"Dengan mengundang perempuan dari berbagai kepercayaan dan latar-belakang untuk memakai hijab, itu menormalkan hijab," katanya. "Jadi, itu tidak lagi menjadi sesuatu yang tetap 'tak diketahui' yang sebagian orang mungkin tak takut atau memandangnya sebagai ancaman."

Tapi sebagian perempuan telah sangat terinspirasi sehingga mereka telah menerima tantangan itu dan bahkan bertindak lebih jauh dan memutuskan untuk berpuasa selama 29 atau 30 hari sebagaimana diwajibkan dalam Agama Islam.

Menggunakan hijab
"Buat saya, ikut dalam tantangan memakai hijab selama 30 hari dan berpuasa adalah sebelum kita menilai seseorang kita harus memahami proses berpikir, tantangan dan pengalamannya," kata Duta Besar Hari Hijab Dunia Ashley Pearson kepada Anadolu yang dikutip Parstoday dari Antara, Senin (03/06).

"Saya ingin mempelajari bagaimana rasanya buat orang lain dan memahami apa yang mereka hadapi," kata Pearson, yang tinggal di Arkansas.

Pearson bahkan datang ke satu masjid lokal dan berteman. Ia bergabung dengan mereka selama berbuka puasa, atau iftar, dan menikmati mempelajari kebudayaan Islam.

"Saya puasa selama Tantangan Ramadan, dan sejauh ini saya kira itu baik buat saya," kata Pearson pada hari ke-15 Ramadan.

"Itu mungkin menjadi agak sulit, tapi itu dapat benar-benar mengajarkan kamu disiplin diri sendiri."

"Banyak perempuan mengeluh bahwa ini penindasan, tapi saya tidak setuju sepenuhnya. Saya memandang hijab sebagai kebebasan, pembebasan," kata Siobhan Welch.

"Saya memiliki kendali mengenai siapa yang memandang saya, berapa sering mereka melihat saya. Saya memiliki kekuasaan atas tubuh saya, bukan orang lain."

"Berhenti dan berpikir sebentar sebelum kamu menghakimi saya," kata perempuan yang berusia 47 tahun tersebut kepada Anadolu Agency. "Saya telah memakai hijab setiap hari selama lebih (dari empat) tahun sekarang. Ini bukan cuma perintah agama, sebab itu diharuskan oleh agama saya. Tapi saya merasa bahwa melakukannya memperlihatkan penghormatan, cinta, kerendahan hati di hadapan Tuhan."

Sania Rukhsar Zaheerudin, mahasiswi Muslimah medis yang berusia 25 tahun yang biasanya tidak memakai hijab, ikut dalam tantangan itu dan memandangnya dengan cara yang persis sama.

"Di dunia tempat Islamphobia ada, ini seperti alat kekuatan buat perempuan Muslimah. Ini membantu kita menjadi lebih yakin, memberi kita pendapat secara global, menghilangkan ketakutan tidak diterima di masyarakat," katanya.

"Perempuan Muslimah kadangkala diproyeksikan sebagai tertindas, tertekan dan direndahkan oleh dunia zaman modern. Dan karena konsep Islamphobia menyebar seperti kebakaran hutan, penting buat kita, perempuan Muslimah, merasa sama dengan yang lain," ia menambahkan.

 

Di tengah berbagai kegagalannya menghadapi gerakan perlawanan Palestina, rezim Zionis Israel meningkatkan aksi penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa selama beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 1.200 orang pemukim Zionis dengan bantuan tentara Israel selama beberapa hari terakhir memasuki Masjid Al-Aqsa. Tindakan ini memicu perlawanan dari orang-orang Palestina yang hendak menunaikan shalat di tempat suci itu. 

Polisi Israel menyerang warga Palestina dengan gas air mata dan peluru plastik, yang melukai setidaknya 45 warga Palestina.

Para analis politik menyoroti eskalasi penyerbuan pemukim Zionis ke masjid Al-Aqsa yang dipandang penting, karena beberapa faktor. Pertama, penyerbuan pemukim Zionis ke masjid Al-Aqsa tersebut mengalami tren kenaikan yang signifikan selama beberapa bulan terakhir.

Pada bulan Maret 2019, lebih dari 2.000 pemukiman Zionis menyerbu masjid Al Aqsa. Serangan itu dilakukan dengan dukungan militer Israel. Oleh karena itu, serangan terhadap masjid al-Aqsa bukanlah tindakan spontan oleh para pemukim distrik Zionis saja, tetapi tindakan terencana dan terarah dengan komando Tel Aviv.

 

orang-orang Palestina yang akan menunaikan shalat berjamaah di masjid Al Aqsa
Kedua, serangan terhadap masjid al-Aqsa adalah pelanggaran yang jelas terhadap hak beragama dan beribadah orang-orang Palestina yang memanfaatkan bulan suci Ramadhan untuk beribadah di masjid Al-Aqsa. 

Ketiga, serangan baru-baru ini terhadap masjid al-Aqsa dilakukan di saat rezim Zionis tidak diperbolehkan memberikan izin bagi pemukim distrik Zionis untuk memasuki masjid al-Aqsa selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan berdasarkan perjanjian yang disepakati gena kubu Palestina.

Tapi faktanya, perjanjian tersebut dilanggar tahun ini yang menyebabkan konflik antara jamaah Palestina dan tentara Israel.

Situs berita France 24 melaporkan, konflik dimulai ketika Israel melanggar perjanjian untuk melarang non-Muslim memasuki masjid al-Aqsa selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, dan mereka mencoba memasuki tempat suci umta Islam itu dengan dukungan tentara Israel..

Sementara itu, Kepala Masjid al-Aqsa Sheikh Omar al-Kaswani juga mengatakan bahwa rezim Zionis telah melanggar perjanjian antara kedua belah pihak dengan mengizinkan pemukim Zionis memasuki masjid al-Aqsa. 

Poin terakhir adalah bahwa komunitas internasional terutama negara yang selama ini mengklaim sebagai pengusung hak asasi manusia bersikap pasif dalam menyikapi penistaan terhadap masjid al-Aqsa oleh Zionis, sebagaimana ketidakperdulian mereka terhadap berlanjutnya kejahatan yang dilakukan rezim Zionis terhadap Palestina.

Sikap pasif publik internasional mendorong rezim Zionis secara arogan melanjutkan kejahatannya terhadap Palestina.

 

Imam Khomeini sebelum wafat 30 tahun lalu, dan ranjang serta peralatan lain di ruangan yang ditempati oleh Bapak Pendiri Republik Islam Iran ini di rumah sakit jantung, Jamaran Tehran.

Selain menunaikan shalat, Imam Khomeini sangat mengutamakan membaca al-Quran meskipun kondisi fisiknya tidak memadai. Bahkan menjelang akhir hayatnya beliau masih menyempatkan untuk membaca al-Quran.

 Ranjang, al-Quran, tongkat dan beberapa peralatan medis di ruangan tempat Imam Khomeini dirawat di rumah sakit jantung Jamaran Tehran.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Selasa sore (04/06) di depan warga yang hadir di komplek makam Imam Khomeini menyebut rahasia pesona menakjubkan Imam adalah spesifikasi kepribadian dan berkah Ilahi yang dimilikinya.

Seraya menjelaskan dimensi dan komponen jalan serta logika muqawama sebagai pelajaran besar Imam bagi rakyat dan pejabat, Rahbar menegaskan, ideologi dan jalan ini setiap hari semakin mempesona bangsa dunia.

Haul Imam Khomeini ke-30
 

Menurut laporan kantor penerangan Rahbar, Ayatullah Khamenei menerima keputusan besar di percakapan ke-30 haul Imam Khomeini dan pawai akbar warga di hari ini.

 

"Hari Quds sedunia digelar di lebih dari 100 negara dunia baik dengan pawai juga acara lainnya, dan ini menunjukkan 40 tahun setelah langkah Imam Khomeini menentukan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai hari Quds sedunia, pengaruh dan daya terik dia tetap menggerakkan berbagai bangsa," tambah Rahbar.

 

Ayatullah Khamenei menilai alasan sambutan bangsa dunia atas jalan Imam Khomeini yakni muqawama adalah daya tarik esensial jalan ini. “Di proses ini, Republik Islam Iran tidak pernah memaksakan kepada bangsa lain, sama seperti penyelenggaraan acara atau pawai hari Quds sedunia tahun ini di lebih dari 100 negara dunia juga digelar atas pilihan bangsa itu sendiri,” tambah Rahbar.

 

Rahbar menyebut muqawama sebagai kalimat umum dan diterima seluruh bangsa di Asia Barat dan mengingatkan, namun begitu sejumlah pihak tidak berani terlibat di lapangan, tapi ada juga yang dengan berani masuk ke medan.

 

Ayatullah Khamenei juga menyebut front muqawama saat ini semakin kuat dan menambahkan, kekalahan Amerika di Lebanon, Irak, Suriah dan Palestina mewakili kekuatan front muqawama.

 

Seraya mengisyaratkan data resmi yang mengindikasikan anjloknya ekonomi Amerika dan menurunnya pengaruh Washington di ekonomi global, Rahbar mengingatkan, kekuatan Amerika di bidang politik juga menurun di mana pemilihan sosok dengan karakteristik Donald Trump merupakan indikasi paling nyata dan terbaik bagi menurunnya politik Amerika.

 

“Penyerahan nasib lebih dari 300 juta warga Amerika kepada sosok yang sangat diragukan atas keseimbangan pikiran, kejiwaan dan moral merupakan bukti nyata bagi kemunduran politik dan moral Amerika,” papar Rahbar.

 

Rahbar juga menyebutkan alasan lain dari dekadensi moral pemerintah Amerika adalah dukungan pemerintah ini terhadap kejahatan rezim Zionis Israel di bumi pendudukan dan dukungannya atas kejahatan sejumlah pemerintah di Yaman serta pembantaian rakyat negara ini.

 

"Di bidang sosial, Amerika juga membahas soal pertambahan termasuk angka kemenangan, kriminalitas, mengatasi, kecanduan dan kekerasan, mana mana dalam kondisi seperti ini Presiden Amerika Serikat di luarnya tampak berbelas kasihan kepada bangsa Iran dan berharap bantuan mereka, juga harus dipertanyakan, pergilah Jika kamu mampu menyelesaikan kesulitanmu sendiri, ”tegas Rahbar. 

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…