
کمالوندی
Mousavi: Tidak Ada Negosiasi antara Iran dan AS
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Sayid Abbas Mousavi menegaskan bahwa tidak ada dialog atau negosiasi dalam bentuk apa pun antara Tehran dan Washington.
Hal itu disampaikan Mousavi untuk menolak laporan media mengenai dimulainya negosiasi antara Republik Islam Iran dan Amerika Serikat.
"Semua laporan seperti itu adalah keliru," tegasnya pada hari Minggu (26/5/2019).
Sebelumnya, sejumlah media mengutip pernyataan wakil menteri luar negeri Kuwait yang mengklaim bahwa negosiasi antara Iran dan AS telah dimulai.
Menanggapi pemberitaan itu, jubir Kemlu Iran menekankan bahwa tidak ada pembicaraan langsung atau tidak langsung antara Tehran dan Washington.
Pada Mei 25 2019, Wamenlu Kuwait mengklaim bahwa kunjungan baru-baru ini Menlu Oman ke Iran dan kontak langsung antara Muscat dan Washington mengisyaratkan adanya kegiatan diplomatik untuk mengurangi ketegangan di kawasan.
Acara Duka Mengenang Kesyahidan Imam Ali as
Sekilas acara duka mengenang kesyahidan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.
Acara pada Sabtu siang, 25 Mei 2019 itu dihadiri oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dan berbagai lapisan masyarakat kota Tehran.
Dalam acara yang berlansung usai shalat Dzuhur berjamaah yang diimami oleh Ayatullah Khamenei ini, Haj Reza Taheri membacakan maktam dan syair duka.
Menurut catatan sejarah, menjelang shalat Subuh 19 Ramadhan 40 H, sesudah sahur di rumah putri bungsunya, Ummu Kultsum, Imam Ali as shalat di mihrabnya di Masjid Kufah (Irak sekarang).
Saat sujud, kepala beliau dihantam pedang Abdurrahman bin Muljam Al-Muradi hingga retak. Darah membanjiri wajah dan janggutnya.
Beliau tidak mengaduh, atau mengeluh, namun justru berkata, "Fuztu Wa Rabb-al Ka'bah! (Beruntunglah daku, Demi Tuhan Pemilik Ka'bah)."
Sang Putra Ka'bah itu kemudian gugur syahid pada tanggal 21 Ramadhan 40 H. Inna lillahi wa inna ilaihi Raaji'uun.
Menlu Iran: Kami Mengejar Perdamaian untuk Semua Negara
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan sikap Tehran didasarkan pada pendekatan untuk mengejar perdamaian, stabilitas, dan kemajuan bagi semua negara.
"Pesan dan preferensi kami cukup jelas. Kami tertarik pada kehidupan yang makmur dan damai. Ini adalah pilihan Republik Islam Iran, tetapi perdamaian dan kemakmuran harus disediakan untuk semua," kata Zarif kepada IRNA di akhir kunjungannya ke Irak, Minggu (26/5/2019).
Menlu Iran tiba di Baghdad, ibu kota Irak pada hari Sabtu untuk mengadakan pertemuan dan dialog dengan para pejabat senior negara ini tentang perkembangan terbaru dunia dan kawasan serta pembicaraan bilateral.
Kunjungan ketiga Zarif ke Irak menyusul ketegangan di kawasan akibat langkah-langkah militer Amerika Serikat.
Zarif mengatakan pesan Iran untuk semua negara Eropa dan mitra-mitra ekonomi lainnya adalah bahwa jika mereka tidak menentang penindasan AS, dan jika kepentingan Iran tidak diamankan, maka semua pihak akan menanggung beban besar.
Dia menambahkan, Irak –sebagai negara sahabat Iran– aktif di kawasan dan ini merupakan perkembangan positif bagi Tehran,
Menurutnya, ancaman yang disebabkan oleh "terorisme ekonomi dan perang" AS dibahas pada pertemuan dengan para pejabat Irak.
Menlu Iran menuturkan, satu-satunya solusi untuk kebuntuan saat ini adalah bahwa AS menghentikan tindakan permusuhannya terhadap Iran.
"AS harus mengakhiri situasi ini, dan seluruh dunia harus sadar bahwa jika mereka ingin menikmati perdamaian, mereka harus memastikan bahwa rakyat Iran mendapat manfaat di bawah kesepakatan nuklir," pungkasnya.
Araqchi: Iran Siap Bernegosiasi dengan Negara Pesisir Teluk Persia
Wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran untuk Urusan Politik Sayid Abbas Araqchi menyatakan kesiapan Tehran untuk mengadakan pembicaraan dengan semua negara di pesisir Teluk Persia.
"Baru saja mengunjungi Oman, akan pergi ke Kuwait dan Qatar berikutnya: Tidak ada pembicaraan langsung atau tidak langsung dengan Amerika Serikat, tetapi siap untuk bernegosiasi dengan masing-masing negara di Teluk Persia untuk hubungan yang seimbang dan konstruktif berdasarkan rasa saling menghormati dan kepentingan," tulis Araqchi di akun Twitter, Minggu (26/5/2019).
Wamenlu Iran untuk Urusan Politik tiba di Oman pada hari Minggu, yang merupakan kunjungan pertama regionalnya.
Araghchi dijadwalkan untuk mengunjungi Kuwait dan Qatar sebagai kelanjutan dari pembicaraan intensif Iran dengan negara-negara tetangga.
Dia dijadwalkan untuk membahas perkembangan internasional, terutama yang ada di Teluk Persia dalam beberapa hari terakhir.
Puluhan Ribu Warga Iran Ikuti Acara Duka dan Lailatul Qadar
Puluhan ribu warga Republik Islam Iran di berbagai kota negara ini, termasuk di Hamedan, Zahedan dan Aran dan Bidgol mengikuti acara duka mengenang kesyahidan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as.
Minggu malam, 26 Mei 2019 bertepatan dengan malam ke-21 Ramadhan yang diyakini sebagai salah satu malam Lailatul Qadar. Banyak riwayat menyebutkan bahwa malam ke-19, 21 dan 23 adalah malam-malam Lailatul Qadar.
Malam ke-21 tersebut juga merupakan malam kesyahidan Imam Ali as. Puluhan ribu warga Iran mengikuti acara duka atas kesyahidan beliau dan acara doa bersama di malam ke-21 Ramadhan.
Di Aran dan Bidgol di Provinsi Isfahan, mereka berkumpul di Haram Hilal ibn Ali, salah satu putra Imam Ali as.
Menurut catatan sejarah, menjelang shalat Subuh 19 Ramadhan 40 H, sesudah sahur di rumah putri bungsunya, Ummu Kultsum, Imam Ali as shalat di mihrabnya di Masjid Kufah (Irak sekarang).
Saat sujud, kepala beliau dihantam pedang Abdurrahman bin Muljam Al-Muradi hingga retak. Darah membanjiri wajah dan janggutnya. Beliau tidak mengaduh, atau mengeluh, namun justru berkata, "Fuztu Wa Rabb-al Ka'bah! (Beruntunglah daku, Demi Tuhan Pemilik Ka'bah)." Sang Putra Ka'bah ini kemudian gugur syahid pada tanggal 21 Ramadhan 40 H.
Pada malam-malam Lailatul Qadar, masyarakat di Republik Islam Iran; tua dan muda berbondong-bondong bersama keluarga ke masjid, huseiniyah, surau dan mushalla untuk menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar.
Mereka datang dengan penuh antusias demi memperoleh rahmat dan pengampunan Allah Swt di bulan ini. Mereka membaca al-Quran dan doa-doa terutama doa Jaushan Kabir hingga menjelang sahur.
Dalam pengajaran Islam, malam ini merupakan kesempatan besar bagi umat Islam selama bulan puasa Ramadhan untuk mendedikasikan banyak waktu mereka untuk berdoa dan fokus pada aspek spiritual kehidupan.
Menurut banyak riwayat, Lailatul Qadar tidak hanya khusus terjadi pada zaman Nabi Muhammad Saw saja, tetapi berkelanjutan dan terjadi setiap tahun di bulan Ramadhan. Malam itu menyediakan kesempatan kepada kaum Muslim untuk menerima limpahan rahmat dan karunia Allah Swt.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw bersabda, "Bulan Ramadhan adalah bulan Tuhan dan bulan di mana Dia menambah kebaikan di dalamnya dan membersihkan dosa-dosa, dan ia adalah bulan yang berkah."
Imam Jakfar Shadiq as juga berkata, "Permulaan tahun (perhitungan amal-perbuatan) terjadi pada malam Lailatul Qadar. Ketetapan untuk satu tahun ke depan ditulis pada malam itu."
Malam Lailatul Qadar menjadi begitu istimewa bagi para aulia dan orang-orang Mukmin yang fokus mencari kebahagiaan hakiki. Di antara keistimewaan malam ini adalah malam diturunkannya al-Quran, malam turunnya para malaikat, penentuan nasib manusia, malam yang lebih baik dari seribu bulan, pahala perbuatan baik akan dilipatgandakan, dan malam yang penuh berkah sampai terbit fajar.
Untuk itu, Rasulullah Saw dan Ahlul Bait menganjurkan kaum Muslim untuk menghidupkan malam-malam tersebut dengan beribadah, bermunajat, dan memohon ampunan. Kita tidak dibenarkan untuk melewatkan momen berharga ini dengan tidur atau melupakan ibadah.
Dalam riwayat disebutkan, Rasulullah Saw pada malam ke-23 Ramadhan membangunkan anggota keluarganya dan memercikkan air di wajah mereka agar terjaga dan tidak kehilangan malam Lailatul Qadar.
Putri Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah az-Zahra as juga meminta seluruh anggota keluarganya untuk tidur siang dan mengurangi makan di malam hari sehingga mereka tidak ngantuk pada malam ke-23, dan berkata, "Manusia yang kehilangan ialah orang yang tidak memperoleh kebaikan dan keutamaan malam ini."
Malam Lailatul Qadar adalah kesempatan terbaik untuk memohon ampunan dari Allah Swt dan membebaskan diri dari dosa. Dia menjadikan malam tersebut sebagai momen untuk mengampuni hamba-Nya. Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar, beriman, dan meyakini hari pembalasan, maka seluruh dosanya akan terampuni."
Untuk memperoleh pengampunan dan takdir yang baik, kaum Muslim harus menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti, mendirikan shalat, membaca al-Quran, bermunajat, dan beristighfar.
Malam Lailatul Qadar juga merupakan kesempatan untuk membangunkan kembali hati yang lalai. Tanda hati yang lalai adalah telinga seseorang mendengar dan melihat kebenaran, tetapi ia bersikap seakan-akan tidak mendengar atau melihat kebenaran itu. Kebenaran dan kebatilan sama di matanya dan ia telah menutup jalan hidayah untuk dirinya.
Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun." (QS: Al-Anfal ayat 22)
Dalam banyak hadis, orang-orang yang tidak memiliki kehidupan spiritual disebut sebagai orang yang telah mati dari kehidupannya (Mayyitu al-Ahya) dan mereka-lah orang-orang yang mati sesungguhnya.
Rasulullah Saw dalam sebuah hadis bersabda, "Sesungguhnya orang yang benar-benar mati adalah orang yang telah mati dari kehidupannya di mana ia makan, tidur, berjalan, melahirkan keturunan, dan memiliki kehidupan seperti binatang, tetapi tidak memiliki kehidupan insani yaitu kehilangan akal, hati, dan perasaannya. Oleh karena itu, ia tidak memiliki kekuatan untuk memahami hakikat akal dan hati."
Salah satu kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya adalah memberikan jalan kepada mereka untuk menghidupkan kembali hati yang telah mati. Berdasarkan ajaran Islam, manusia dapat menghidupkan kembali hatinya dengan taubat dan istighfar, doa dan munajat kepada Allah, dan melakukan perbuatan baik.
Allah Swt menghadiahkan malam Lailatul Qadar kepada manusia yang memiliki nilai setara dengan seribu bulan. Dengan kata lain, nilai sebuah perbuatan saleh pada malam itu setara dengan nilai melakukan perbuatan saleh dalam seribu bulan.
Oleh sebab itu, malam Lailatul Qadar merupakan kesempatan terbaik untuk menghidupkan hati yang telah mati. Melewatkan malam-malam mulia ini akan menjadi sebuah kerugian yang besar bagi orang-orang, yang mencari kebahagiaan hakiki.
PM Sri Lanka Minta Travel Warning ke Negara ini Dicabut
Perdana menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe meminta masyarakat internasional untuk mencabut travel warning ke negara ini.
IRNA Ahad (26/05) melaporkan, Ranil Wickremesinghe dalam pertemuannya dengan sejumlah duta besar negara asing di Kolombo mengatakan, "Mengingat bahwa Sri Lanka telah melakukan langkah-langkah persiapan keamanan tingkat tinggi, alangka baiknya travel warning ke negara ini dicabut."
Serangan bom teror di Kolombo, Sri Lanka
Perdana menteri Sri Lanka menambahkan, travel warning ke Sri Lanka sangat mempengaruhi industri pariwisata negara ini.
Pasca insiden ledakan bom teror di Sri Lanka, sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris dan India memberi travel warning kepada warganya yang ingin bepergian ke Sri Lanka.
Di insiden ledakan bom teror pada 21 April 2019 di sejumlah gereja dan hotel Kolombo, 253 orang tewas dan sekitar 500 lainnya terluka. Kelompok teroris Daesh (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Tentara Filipina Bentrok dengan Milisi Abu Sayyaf, 8 orang tewas
Selama bentrokan antara militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf di selatan negara ini, delapan orang dilaporkan tewas dan 14 lainnya luka-luka.
IRIB melaporkan, tentara Filipina Ahad (26/05) mengumumkan, menyusul serangan 30 anggota milisi Abu Sayyaf terhadap militer di Provinsi Sulu, kepulauan Mindanao, delapan orang tewas termasuk dua anak-anak dan 14 lainnya terluka.
Enam anggota Abu Sayyaf juga termasuk di antara korban tewas.
Kelompok milisi Abu Sayyaf sekutu Daesh di Asia Tenggara, khususnya di selatan Filipina dan melakukan aksi-aksi teror.
El-Sisi Dukung Dewan Militer Sudan
Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi dilaporkan mendukung Dewan Militer Sudan yang dibentuk setelah kudeta militer di negara ini.
FNA melaporkan, Abdel Fattah El-Sisi dan Abdel Fattah al-Burhan, ketua Dewan Militer Sudan di pertemuan mereka di Kairo membicarakan kerja sama bilateral.
Di pertemuan ini, presiden Mesir menyatakan kesiapan negaranya membantu Dewan Militer Sudan untuk melewati fase saat ini.
El-Sisi dan al-Burhan juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama perbatasan dan penumpasan kelompok yang dinilai kedua pihak sebagai teroris.
Ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Abdel Fattah al-Burhan sejak menjabat sebagai ketua Dewan Transisi Militer Sudan yang dibentuk setelah kudeta 11 April lalu.
Arab Saudi dan Mesir mendukung berkuasanya militer di Sudan dan Libya.
Di Libya Jend. Khalifa Haftar, komandan Tentara Nasional Libya (LNA) sejak 4 April lalu menyerang Tripoli.
Kunjungan al-Burhan ke Mesir digelar ketika Mohammad Hamdan, wakilnya sejak Kamis lalu bertolak ke Arab Saudi dan berunding dengan Pangeran Mohammad bin Salman, putra mahkota Saudi.
Dukungan Mesir dan Arab Saudi kepada Dewan Militer Sudan dilakukan ketika protes negara ini yang menuntut proses transisi cepat kekuasaan kepada sipil terus berlanjut. (
Dimensi Pidato Sayid Hasan Nasrullah di Peringatan Kemenangan Muqawama
Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah Sabtu (25/05) bertepatan dengan peringatan ke-19 kemenangan muqawama melawan Israel dan pembebasan penuh Lebanon dari pendudukan rezim ilegal ini menyampaikan pidato. Pidato ini memiliki beragam dimensi yang patut diperhatikan.
Pertama, penekanan atas urgensitas penyelenggaraan peringatan hari Quds sedunia yang akan digelar Jumat depan. Sayid Hasan Nasrullah menyebut transformasi terkait kesepakatan abad, pengobaran tensi AS di kawasan dan eskalasi kejahatan Israel sebagai faktor utama pentingnya peringatan hari Quds sedunia.
Sayid Hasan Nasrullah
Dimensi kedua dari pidato Sayid Hasan Nasrullah berkaitan dengan penentangannya atas rencana Amerika kesepakatan abad. Berbagai laporan menunjukkan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana meresmikan kesepakatan abad bulan depan (Juni).
Terkait hal ini, selama beberapa hari terakhir isu penyelenggaraan konferensi ekonomi Manama untuk menarik investasi asing di Palestina pada akhir bulan Juni mulai digulirkan. Sayid Hasan Nasrullah menyebut tujuan dari kesepakatan abad adalah untuk menghapus isu Palestina dan menekankan bahwa semua pihak bertanggung jawab untuk melawan rencana ini.
Dalam hal ini, Sayid Hasan Nasrullah menilai kesatuan sikap seluruh faksi Palestina memboikot konferensi Bahrain adalah sebuah sikap sejati dan mengatakan, "Langkah awal untuk menjalankan rencana kesepakatan abad dijadwalkan akan dimulai di negara ini (Bahrain)." Sikap Sayid Hasan Nasrullah ini sama halnya dengan pemaparan peran sejumlah negara Arab dalam mengiringi rencana kesepakatan abad.
Adapun dimensi ketiga dari pidato sekjen Hizbullah adalah penjelasan prestasi kemenangan muqawama tahun 2000 yang dinilai beliau sebagai kemunculan konstelasi kekuatan di Lebanon dan ini merupakan hasil penting dari kemenangan tersebut. Ia mengatakan, melalui kemenangan ini menjadi jelas bahwa ada kekuatan di Lebanon yang mampu mengusir Israel dari wilayah negara ini dan rezim penjajah ini keluar dengan tangan kosong. Saat ini menurut Sayid Hasan Nasrullah Lebanon tidak lagi dilihat sebagai negara lemah dalam konfrontasi Arab-Israel. Israel sendiri kini menyebut kekuatan sejati di Lebanon sebagai ancaman strategis atau utama.
Sayid Hasan Nasrullah meyakini bahwa pasca kemenangan tahun 2000, kekuatan defensif dan kemampuan membalas Hizbullah atas kejahatan Israel mengalami peningkatan pesat. Sejatinya Sayid Hasan Nasrullah menilai dampak utama kemenangan tahun 2000 adalah meningkatnya kemampuan Hizbullah di struktur kekuatan Lebanon dan sistem politik Asia Barat.
Sementara dimensi keempat adalah politisasi isu pemulangan pengungsi Suriah dari Lebanon oleh poros Barat-Arab. Sayid Hasan Nasrullah seraya menekankan urgensitas pemulangan pengungsi Suriah ke negaranya dan kemudahan bagi proses ini oleh pemerintah Suriah, menyebut pandangan Barat dan sejumlah negara Arab terhadap pilpres mendatang Suriah sebagai kendala bagi terealisasinya pemulangan pengungsi Suriah.
Sayid Hasan Nasrullah terkait hal ini mengatakan, periode kepemimpinan Bashar al-Asad akan selesai tahun 2020 atau 2021 dan Amerika serta negara-negara Barat dan Arab bersikeras pemulangan pengungsi Suriah tidak boleh dilakukan sebelum pemilu. Alasan ini tidak ada kaitannya dengan isu kemanusiaan atau keamanan.
Agenda terakhir dari pidato sekjen Hizbullah adalah isu melawan praktek korupsi, isu finansial serta bujet negara. Terkait hal ini Sayid Hasan Nasrullah menekankan bahwa pemberantasan korupsi lebih sulit dari perang pembebasan Lebanon selatan.
Seraya menekankan pentingnya membentuk muqawama nasional dalam melawan praktek korupsi, Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, "Bentrokan bersenjata dapat diserahkan kepada satu atau dua kelompok, namun dalam pemberantasan korupsi kita membutuhkan resistensi nasional dan kami bagian utama dari perjuangan ini."
Surat as-Saaffat ayat 139-148
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (139) إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (140) فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ (141)
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (37: 139)
(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan. (37: 140)
Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (37: 141)
Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai sejarah sebagian para Nabi dan Rasul. Kali ini akan melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai kisah Nabi Yunus as. Allah swt menyelamatkan para Nabi seperti Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as dan Nabi Harun, serta Nabi Ilyas dan Nabi Luth dari serangan musuh. Allah Swt menggagalkan makar musuh para Nabi dan Rasul-Nya, dan menurunkan azab kepada mereka.
Tapi kisah Nabi Yunus sedikit berbeda. Kaum Nabi Yunus yang bertaubat akhirnya diampuni oleh Allah swt dan tidak jadi diazab. Sedangkan Nabi Yunus yang meninggalkan kaumnya justru menghadapi masalah, tapi tetap diselamatkan oleh Allah Swt.
Nabi Yunus seperti para Nabi lainnya mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala, dan perbuatan sia-sia lainnya. Tapi mereka tidak memperdulikan seruan dari Nabi Yunus, kecuali hanya beberapa orang saja yang beriman.
Allah swt menurunkan wahyu kepada Nabi Yunus bahwa kaumnya akan segera diazab. Kemudian beliau bersama satu orang dari pengikut setianya meninggalkan kota menuju pantai. Nabi Yunus melihat sebuah perahu penuh muatan barang dan penumpang.
Nabi Allah ini meminta izin untuk menumpang kapal tersebut kepada nahkodanya. Akhirnya Nabi Yunus berlayar mengarungi lautan dengan kapal tersebut. Tapi di tengah lautan ada ikan paus menyerang kapal.
Dikisahkan, semua penumpang berembuk supaya ada salah seorang dari mereka dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain. Akhirnya melalui undian ditetapkan Nabi Yunus sebagai orang yang harus berkorban dan dilemparkan ke mulut ikan paus.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Para Nabi Allah Swt harus bersabar dan berlapang dada dalam menghadapi setiap rintangan.
2. Pengenalan terhadap sejarah masa lalu para Nabi dan bangsa-bangsa terdahulu sebagai pelajaran penting bagi kehidupan manusia dewasa ini yang dipenuhi dengan kezaliman dan kekufuran.
3. Dalam kondisi yang sama untuk memilih seseorang bisa digunakan undian, dan agama Islam juga tidak melarangnya selama dilakukan secara adil.
فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ (142) فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144)
Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. (37: 142)
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (37: 143)
Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (37: 144)
Di ayat ini, ikan paus diperintahkan oleh Allah swt untuk menerkam Nabi Yunus. Oleh karena itu, ketika dilakukan undian, maka yang terpilih nama Yunus. Berkat kekuasaan Allah swt, Nabi Yunus yang berada di dalam perut ikan tetap hidup.
Nabi Yunus yang berada di perut ikan dalam kondisi hidup akhirnya memahami apa yang sedang terjadi. Beliau berdoa kepada Allah swt untuk memohon ampunan karena telah melalaikan tugasnya.
Pengakuan dan taubat yang dilakukan Nabi Yunus menurunkan rahmat ilahi kepadanya. Dikisahkan ikan paus mendekati pantai dan mengeluarkan Nabi Yunus yang berada di perutnya ke luar dalam keadaan hidup. Apabila Allah swt tidak menganugerahkan karunianya, maka ia akan tetap berada di dalam perut ikan itu.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah swt terkadang memerintahkan hewan melakukan tindakan yang di luar kewajaran untuk tujuan tertentu.
2. Ketika berhadapan dengan rintangan, lari dari masalah bukan solusi. Bahkan akan menambah masalah semakin rumit.
3. Istigfar dan bertasbih kepada Allah swt merupakan jalan solusi untuk menyelamatkan manusia dari berbagai masalah. Ketika Nabi Yunus yang berada di tempat gelap dalam perut ikan paus tetap berdoa dan memohon ampunan serta keselamatan dari Allah Swt, maka Allah Swt akan menolong dan menyelamatkannya.
فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ (145) وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ (146) وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِئَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ (147) فَآَمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (148)
Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. (37: 145)
Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (37: 146)
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. (37: 147)
Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. (37: 148)
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai perjalanan Nabi Yunus dari perut ikan paus hingga luar. Nabi Yunus yang berada dalam kondisi lemah tidak bisa berjalan dan di tempat itu pula berbaring. Dikisahkan, Allah swt memberikan sebuah labu besar untuk makanan, bersama daun yang lebar untuk menutupi badan Nabi Yunus dari pengaruh cuaca.
Karunia ilahi menyebabkan Nabi Yunus selamat dan setelah pulih bersiap kembali kepada kaumnya untuk memberikan nasihat kepada mereka. Ketika kembali ke kotanya, Nabi Yunus heran melihat orang-orang yang menyembah berhala tidak diazab. Allah swt memberikan kesempatan kepada mereka hingga akhir hayatnya untuk hidup, dan Nabi Yunus kembali memberikan nasihat kepada mereka.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kaum Nabi Yunus tidak diazab Allah Swt, sebab mereka bertaubat dan beriman kepada Allah Swt. Doa dan tasybih Nabi Yunus juga menyebabkan Allah Swt menurunkan karunia-Nya.
2. Jangan pernah putus asa dari sikap orang-orang yang berbuat buruk, apalagi meninggalkan mereka karena murka. Sebab mungkin saja suatu saat nanti mereka akan bertaubat.
3. Taubat dari kesalahan dan dosa di masa lalu menjadi jalan untuk memperbaiki hidup. Ketika kaum Nabi Yunus bertaubat, Allah Swt mengampuni mereka dan tidak menurunkan azab-Nya.