
کمالوندی
Mengejar Berkah Ramadhan (8)
Seiring dengan tibanya bulan suci Ramadhan, kegembiraan melanda seluruh dunia khususnya negara-negara Islam. Setiap negara memiliki adat istiadat sendiri dan peting juga untuk melihat kebiasaan ini. Sebelumnya kita telah membahas ritual dan adat istiadat khusus sejumlah negara Islam menyambut bulan suci Ramadhan. Kali ini kami akan menyotori negara Turki yang memiliki populasi 82 juta jiwa dan 98 persennya pemeluk Islam dalam menyambut bulan suci ini.
Mengingat muslim di Turki merupakan mayoritas, bulan Ramadhan di negara ini sangat meriah. Sejak awal Ramadhan, seluruh masjid di Turki pun mempersiapkan diri. Lampu-lampu di masjid dan sekitarnya menyala serta lampu dengan karakter tulisan Sultan 11 Bulan, Selamat Datang Ramadhan dan Ramadhan bulan Berkah menyala terang.
Masjid-masjid besar di Turki seperti Masjid Eyüp Sultan, Masjid Süleymaniye, Masjid Mimar Sinan dan Masjid Biru atau Sultan Ahmad termasuk masjid yang dihias dan diperindah di bulan suci Ramadhan. Masjid-masjid ini setiap malam dipenuhi jamaah shalat, atau muslim yang beribadah dan acara menyambut Lailatul Qadar.
Di antara ritual khusus di Turki yang marak di bulan suci Ramadhan dan sudah ada sejak dahulu adalah chavoshi khani (membaca syair atau doa dan ziarah) ketika menjelang sahur. Ketika sahur, selain berkumandang munajat dari masjid-masjid, berdasarkan adat istiadat kuno, di jalan-jalan kota dan desa anak-anak khususnya membaca syair dan memukul alat untuk membangunkan warga guna sahur serta menunaikan shalat subuh.
Sementara ketika menjelang buka puasa, Turki memiliki kebiasaan menggelar jamuan buka bersama di jalan-jalan. Kebiasaan ini memperkuat persatuan dan rasa solidaritas di antara warga. Jamuan buka bersama ini biasanya berupa roti yang masih hangat, sup, lalapan, buah zaitun dan makanan lainnya.
Adapun perayaan Idul Fitri di Turki berlangsung selama tiga hari dan warga sejak beberapa hari sebelum ied telah mempersiapkan diri. Sebelum ied, jam kerja seluruh kantor dan lembaga pemerintah dikurangi dan warga mempersiapkan diri untuk menyambut hari kemenangan tersebut. Sementara di hari Ied, seluruh kantor pemerintah dan tempat wisata dilibutkan. Pagi hari di hari Ied, warga berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan shalat Ied dan kemudian warga saling bersilaturahmi.
Ramadhan di Tajikistan
Ramadhan bulan paling mulia, bulan ampunan, bulan turunnya al-Quran dan bulan jamuan Ilahi. Bulan suci Ramadhan di Tajikistan dikenal dengan bulan persahabatan, kasih sayang dan membantu mereka yang membutuhkan. Rakyat Tajikistan di bulan ini menahan pertengkaran dan percekcokan serta mendahulukan sifat maaf dan berdamai. Tajikistan dengan 7,2 juta penduduk dan 95 persennya adalah muslim.
Bulan suci Ramadhan menurut Muslim Tajikistan merupakan atmosfer yang tepat untuk beribadah dan berinteraksi dengan Tuhan. Mereka berusaha mempertahankan kekhususan bulan suci ini dengan tadarus al-Quran, shalat dan membaca syair khusus bulan suci ini. Kebiasaan ini mereka tularkan kepada anak-anak dan generasi mendatang.
Di antara ritual khusus di Tajikistan di bulan Ramadhan adalah acara pembacaan "Rabbi Man". Ritual ini digelar setelah buka puasa dan anak-anak dalam beberapa kelompok berjalan di jalan atau gang. Kemudian mereka mengetuk pintu-pintu rumah dan setelah mengucapkan selamat atas tibanya bulan suci ini mereka membaca syair Rabbi Man yang berisi pujian dan permintaan ampunan serta berkah. Adapun tuan rumah kemudian memberi mereka hadiah.
Orang Tajikistan percaya bahwa pembacaan dan penulisan syair Ramadhan merupakan upaya penyair zaman dahulu untuk melestarikan ritual Islam dan menyebarkan syiar Islam dalam bentuk yang menarik dan diterima oleh masyarakat.
Muslim Tajikistan seperti muslim lainnya juga menghormati malam lailatul qadar dan mereka berdoa serta beribada di malam ini untuk meminta ampunan. Mereka meyakini bahwa berdasarkan janji Ilahi, malam ini seluruh dosa mereka yang bertaubat akan dihapus.
Rakyat Tajikistan merayakan hari Idul Fitri dengan meriah dan tradisi nasional pun tak mereka lupakan. Mereka menunaikan shalat Idul Fitri di masjid-masjid dan ramai berdoa bersama. Salah satu ritual mayoritas rakyat Tajikistan adalah jika di hari penuh berkah ini ada bayi yang lahir, jika laki-laki akan diberi nama Ramadhan dan jika perempuan akan diberi nama Sumaiyah. Ini mengindikasikan pentingnya Idul Fitri di Tajikistan.
Ramadhan di Negara-negara Arab
Di negara-negara Arab, bulan suci Ramadhan diwarnai dengan adat istiadat Arab. Salah satunya adalah membangunkan warga untuk sahur yang disebut Musaharati. Mereka yang melakukan Musaharati dengan antusias membangunkan warga untuk sahur. Mereka mengenakan pakaian tradisional dan dengan keras meneriakkan "Wahai kalian yang tidur, bangunlah! Sembahlah Tuhan dan bangunlah untuk makan sahur, Ramadhan mendatangi kalian!"
Musaharati
Di Lebanon seiring dengan tibanya bulan suci Ramadhan, warga saling bersilaturahmi hingga datangnya buka puasa dan berkumpul di malam hari. Warga Lebanon menyebutnya dengan Saharah.
Jamuan warga Lebanon dikenal sebagai jamuan paling beragam di dunia dan di bulan Ramadhan, jamuan ini semakin beragam pula. Di antara makanan warga Lebanon di bulan Ramadhan adalah Tabbouleh, Fattoush, Batinjan Moutabal, Houmous, Kibbeh, Sambosah, Ariyes dan Fatteh.
Ramadhan di Lebanon
Kue dan manisan Lebanon juga sangat beragam dan banyak dikonsumsi di bulan Ramadhan. Biasanya kue ini disajikan setelah berbuka puasa. Qatayef, Kanafeh dan Mafroukeh termasuk kue Lebanon yang paling digemari.
Ramadhan di Arab Saudi
Di Arab Saudi, ribuan Muslim di bulan suci Ramadhan sejak subuh melakukan ibadah umrah dan ibadah lainnya. Setelah shalat Isya mereka sibuk bermunajat dan berdoa. Makanan warga Saudi di bulan suci Ramadhan adalah kurma, kopi Arab, daging cincang dan ikan.
Muslim Arab setelah satu bulan berpuasa, seraya mengucapkan selamat hari raya, menggelar shalat Ied di jalan dan lapangan. Di hari Ied, seluruh warga Arab Saudi berhias diri dan siap menerima tamu. Jalan-jalan, bundaran dan taman dihiasai dengan lampu. Pohon kurma pun di pinggir jalan juga dihiasi dengan lampu hias. Hari libur di Arab Saudi 15 hari. Warga Saudi memanfaatkan liburan panjang ini untuk bepergian dan istirahat.
Ramadhan di Uni Emirat Arab
Di Uni Emirat Arab (UEA), berdasarkan tradisi kuno, bulan Ramadhan dirayakan sejak pertengahan bulan Sya'ban. Di Emirat ada perayaan yang disebut "Haqqu Allah" yang digelar pertengahan bulan Sya'ban. Di acara ini anak-anak memakai pakaian khusus dengan simbol palm emas. Ini sebenarnya acara menyambut bulan Ramadhan.
Ramadhan di Uni Emirat Arab
Warga Emirat menggelar acara buka puasa bersama dan seluruh warga sekitar sejak azan Maghrib berkumpul bersama. Dengan demikian pemandangan sangat memukau ketika warga berkumpul dan buka bersama. Di berbagai wilayah Emirat, banyak lampu minyak atau lilin di pasang di pinggir jalan atau teras rumah. Masjid-masjid pun dihiasi dengan pot bunga. Di akhir bulan Ramadhan, muslim Emirat membeli pakaian baru dan mengganti perabotan rumah untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri.
Ramadhan di Rusia
Muslim di Rusia disebut-sebut melebihi 20 juta jiwa dari total 147 juta penduduk negara ini. Mayoritasnya Muslim Rusia tinggal di Kaukasus, Tatarstan dan Bashkortostan. Namun begitu di hampir seluruh kota besar Rusia terdapat masjid dan di bulan Ramadhan digelar acara buka puasa bersama di masjid dan dilanjutkan dengan ceramah agama.
Jamuan buka puasa dan tradisinya berbeda di setiap daerah, namun begitu kurma dan teh pasti ada di jamuan di setiap daerah di Rusiah. Muslim di kota besar seperti Moskow dan Saint Petersburg berbondong-bondong menggelar shalat berjamaah dan buka puasa bersama.
Di antara tradisi bulan Ramadhan di Rusia adalah memberi buka puasa atau takjil. Warga non muslim Rusia mengenal Ramadhan dengan buka puasa bersama oleh warga muslim.
Camping Ramadhan
Camping Ramadhan merupakan salah satu tradisi indah yang digelar di Moskow sejak tahun 2006. Acara ini mencakup buka puasa, lomba hafalan al-Quran, mengenal tradisi Ramadhan berbagai muslim Rusia, perlombaan Ramadhan di antara anak-anak dan pameran makanan khusus bulan Ramadhan. Selain itu digelar acara untuk mengenalkan agama Islam kepada non muslim.
Sementara itu, Idul Fitri di tengah muslim Rusia juga sangat meriah. Warga muslim negara ini merayakan hari kemenangan Idul Fitri dengan meriah dan Manti adalah makanan khusus di hari raya tersebut.
Mengejar Berkah Ramadhan (7)
Bulan suci Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbarui diri dan memulai kembali kehidupan. Sebuah peluang untuk bertobat dari semua dosa, dan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Bulan Ramadhan di berbagai negara dunia disambut dengan gembira oleh umat Islam, termasuk di antaranya di Filipina.
Di Filipina, tinggal sekitar 12 juta Muslim dengan adat istiadat dan kebiasaan yang beragam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Munculnya hilal bulan Ramadhan di Filipina ditentukan oleh Komisi Nasional urusan Muslimin. Di negara ini, sebelum masuk Ramadhan, masjid-masjid dihias, karena masyarakat Filipina menganggap masjid sebagai tempat yang sangat penting untuk beribadah seperti shalat berjamaah dan tadarus Al Quran, juga untuk saling mengenal di antara mereka.
Salah satu masjid terkenal di Filipina adalah Masjid Dimaukom yang terletak di Datu Saudi Ampatuan, Maguindanao yang berwarna merah muda. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 2014.
Nama masjid ini sama dengan nama pendirinya yaitu Samsudin Dimaukom yang juga walikota Datu Saudi Ampatuan dan diberi warna merah muda sebagai lambang persatuan dan persaudaraan antar-iman, karena para pekerjanya rata-rata beragama Kristen. Selama bulan suci Ramadhan, umat Islam yang datang ke masjid ini untuk beribadah, mengenakan pakaian berwarna merah muda untuk menunjukkan solidaritas mereka.
Anak-anak Filipina di bulan Ramadhan terlihat sangat aktif dan bersuka cita. Mereka mengikuti tadarus Al Quran di masjid dan orang yang lebih senior membacakan Al Quran untuk mereka dan mengajarkan tata cara beribadah menurut agama Islam kepada yang lainnya. Sebelum waktu sahur tiba, anak-anak itu mengenakan pakaian berwarna-warni dengan hiasan khusus, kemudian membawa pelita di tangan mereka berkeliling desa sambil mengumandangkan seruan untuk membangunkan orang bersahur.
Muslim Filipina di bulan Ramadhan memiliki tradisi khusus dalam hal makanan dan menu berbuka puasa serta sahur. Di menu makanan berbuka dan sahur mereka terdapat beranekaragam minuman seperti susu yang dicampur gula pasir, pisang dan kacang.
Masjid Dimaukom, Filipina
Di sisi lain, Cina adalah negara besar yang dihuni sekitar 1,38 miliar orang dan lebih dari 20 juta Muslim. Di antara 56 suku yang ada di Cina, 10 suku adalah pengikut agama Islam. Jumlah warga Muslim terbesar berasal dari suku Hui dan Uyghur.
Meski populasinya lebih kecil dibandingkan dengan warga Cina yang lain, Muslim negara ini selalu menunjukkan persatuan dan solidaritas selama bulan suci Ramadhan. Umat Islam Cina sebagaimana Muslim di belahan dunia lain menyambut gembira tibanya bulan Ramadhan dan mereka membersihkan masjid serta rumah-rumahnya.
Salah satu masjid terkenal di Cina adalah Masjid Niujie yang terletak di kota Beijing. Masjid ini pada bulan Ramadhan selalu didatangi oleh lebih dari 1000 orang untuk beribadah. Masjid Niujie termasuk masjid tertua di kota Bejing dan dibangun pada tahun 996 oleh Dinasti Liao.
Muslim Cina memiliki kebiasaan berbuka puasa bersama, biasanya menu berbuka mereka adalah buah seperti pisang, melon, anggur kering dan kurma. Seiring tibanya hari raya Idul Fitri, Muslim Cina biasanya mengenakan pakaian baru dan indah, mereka berbondong-bondong mendatangi masjid untuk melaksanakan shalat ied, setelah itu berziarah ke makam keluarga dan mendoakan mereka.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai tradisi menyambut bulan suci Ramadhan, seperti Balimau di Minangkabau, Sumatera Barat. Menjelang puasa, rakyat Minang mandi perasan air jeruk nipis sambil berendam di aliran sungai atau pemandian.
Tradisi tersebut memiliki makna berupa pembersihan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan yang suci. Mereka juga kembali pada hal yang alami ketika belum mengenal sabun untuk mandi, dan menggunakan limau atau jeruk nipis untuk membersihkan diri.
tradisi menyambut Ramadhan di Sumatera Barat, Balimau
Suku Betawi punya tradisi khusus menyambut Ramadhan, tradisi itu dikenal dengan Nyorog. Tradisi ini berupa kegiatan membagi bingkisan biasanya berupa makanan kepada tetangga atau anggota keluarga. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berusia muda kepada para orang tua, dengan tujuan meminta doa restu agar ibadah puasa selama satu bulan diberi kelancaran.
Sehari sebelum puasa dilakukan, masyarakat Jawa biasanya melakukan kegiatan doa di makam seperti ziarah. Namun selain kegiatan berdoa bersama, acara juga dimeriahkan dengan berbagai makanan hasil bumi seperti tumpeng, serta pagelaran seni dan budaya lokal. Setelah itu mereka juga biasa melakukan makan bersama dari tumpeng tersebut. Tradisi ini disebut dengan Nyadran. Di daerah-daerah lain di Indonesia masyarakat juga menyambut Ramadhan dengan berbagai ritual dan tradisi khusus.
Sementara di Malaysia, negara dengan populasi penduduk 60 persen Muslim, tidak berbeda dengan negara Muslim lain, masyarakat Muslim menyambut Ramadhan dengan cara khusus. Masjid-masjid di Malaysia satu jam sebelum azan subuh dan maghrib sudah memulai aktivitasnya dan biasanya diisi dengan tadarus Al Quran yang dihadiri banyak orang.
Selama bulan Ramadhan, restoran-restoran di Malaysia terutama ibukota, Kuala Lumpur tutup hingga saat berbuka tiba dan sebagian hanya melayani konsumen non-Muslim.
Kebanyakan restoran itu selama Ramadhan buka saat maghrib hingga waktu sahur. Di pasar-pasar, di bulan suci banyak dijual makanan tradisional semacam Murtabak Raja dan Ayam Percik yang merupakan makanan khas bulan Ramadhan.
Masjid-masjid di Malaysia biasanya menyediakan menu berbuka puasa bagi masyarakat yang datang. Di malam hari raya Idul Fitri, di kota-kota Malaysia warga menyalakan petasan dan kembang api, dan di hari raya selepas melaksanakan shalat ied, mereka saling mengunjungi keluarga, tetangga dan handai tolan, serta saling memaafkan di antara mereka.
Mengejar Berkah Ramadhan (6)
Bulan suci Ramadhan adalah salah satu simbol persatuan dan keharmonisan kaum Muslim yang paling menonjol di seluruh penjuru Dunia Islam. Muslim dari setiap negara dan suku bangsa menyambut bulan suci ini dengan gembira dan penuh penghormatan.
Ramadhan adalah bulan yang mendekatkan hati dan menyatukan bangsa-bangsa Muslim dunia. Di bulan ini, setiap orang Islam menyadari bahwa dirinya adalah anggota dari sebuah umat yang satu, dan ia menjalankan ibadah puasa bersama Muslim lainnya di belahan bumi lain yang berjarak ribuan kilometer, sehingga ia merasakan betul makna persatuan.
Meski kewajiban puasa di bulan suci Ramadhan seragam di antara seluruh umat Islam, namun karena setiap negara memiliki budaya, tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda, maka hal itu berpengaruh pada tata cara melaksanakan kewajiban ini. Dalam kesempatan ini, sekilas akan dibahas seputar tradisi bulan Ramadhan di beberapa negara Muslim.
Salah satu negara yang menyambut Ramadhan dengan cara unik dan khusus adalah Pakistan. Sekitar 90 persen penduduk Pakistan adalah Muslim, oleh karena itu Ramadhan di negara ini begitu meriah. Masyarakat Pakistan, sebagaimana warga negara Muslim lain, sebelum tibanya bulan Ramadhan sudah mempersiapkan diri, mereka membersihkan dan menghias masjid-masjid. Di negara ini, panitia ru'yat hilal yang dibentuk pemerintah bertugas mengumumkan dimulainya bulan Ramadhan. Setelah awal Ramadhan diumumkan, masyarakat Pakistan, terlepas dari mazhab, suku dan rasnya, tampak lebih banyak mencurahkan perhatian pada Al Quran dan menjadikan kitab suci ini sebagai perantara penyucian diri, pengampunan dosa, media untuk membangun diri di dunia dan sebagai bekal bagi akhirat, karena mereka menganggap Ramadhan sebagai "Musim Semi Al Quran".
Memberikan makanan untuk berbuka kepada orang berpuasa sangat dianjurkan dalam Islam. Di tengah masyarakat Pakistan, salah satu kebiasaan baik yang sering dilakukan pada bulan Ramadhan adalah menyediakan makanan untuk berbuka di masjid-masjid. Selain di masjid, warga Pakistan juga membagikan makanan berbuka di jalan-jalan, dan dalam hal ini setiap orang bekerjasama sesuai kemampuannya.
Di bulan Ramadhan, masyarakat Pakistan biasa membuat berbagai jenis kue, Jalebi dan beraneka ragam penganan khusus negara ini, dan di kebanyakan pasar juga dijual beragam makanan khas semacam Jalebi khusus yang dinamai Kaleja Paani. Makanan khusus Pakistan lain yang terkenal dan biasa didapati di jamuan-jamuan berbuka puasa adalah Pakora.
anak-anak membantu menyiapkan makanan berbuka puasa di Pakistan
Hari-hari akhir bulan Ramadhan dan Idul Fitri, merupakan hari terbaik dalam setahun bagi masyarakat Pakistan, karena hari raya ini adalah hari raya utama umat Islam di negara ini. Pada hari-hari ini, di semua tempat begitu terasa nuansa hari raya, dan perempuan serta remaja-remaja putri tampak mengenakan Henna atau pacar di hari Idul Fitri dengan berbagai corak. Henna ini dalam bahasa lokal Pakistan disebut Mehndi. Umat Islam Pakistan mengisi hari raya Idul Fitri dengan melaksanakan shalat Ied di masjid-masjid, setelah itu mereka mengunjungi orang tua, pembesar keluarga dan memberi hadiah kepada anak-anak.
Negara lain yang ditinggali banyak umat Islam adalah India. India adalah sebuah negara yang sangat beraneka ragam dan plural. Keanekaragaman ini sangat mudah ditemui di antara suku-suku dan agama berbeda di India. Mayoritas penduduk India beragama Hindu dan umat Islam hanya berjumlah 15 persen dari total populasi negara ini, yaitu sekitar 175 juta orang.
Di tengah keragaman agama dan jumlah penduduk yang sangat besar, di India terdapat sebuah bentuk solidaritas sosial unik dari lapisan masyarakat non-Muslim yang ikut berpuasa di bulan Ramadhan untuk membersihkan jiwa mereka. Orang-orang ini meyakini Ramadhan adalah bulan yang menunjukkan bahwa seluruh agama dapat hidup berdampingan secara damai tanpa masalah apapun.
Penduduk India sudah mulai berpuasa sejak akhir bulan Syaban untuk menyambut Ramadhan dan mendekorasi rumah-rumah serta wilayah sekitar tempat tinggalnya. Mereka membersihkan masjid-masjid dan menara, serta menghiasnya dengan rangkaian bunga yang merupakan tradisi rakyat India. Mereka juga meramaikan majelis-majelis tadarus Al Quran.
Masjid-masjid di India di bulan Ramadhan bukan hanya tempat ibadah, tapi menjadi pusat berkumpulnya umat Islam dan kelas untuk belajar agama. Di bulan ini digelar ceramah agama dan pelajaran agama Islam di masjid-masjid yang sebagian besar dihadiri oleh kaum pria, sementara kaum perempuan sibuk mempersiapkan makanan berbuka di rumah. Selain beribadah dan berpuasa, kaum perempuan Muslim India juga mengurus rumah, mempersiapkan makanan untuk sahur dan berbuka di dapur. Beberapa jenis makanan tradisional India yang kerap ditemui selama Ramadhan adalah Khichdi, Keema, Paratha, Pakora, Dahi Vada dan Haleem.
Tanggal 1 Syawal, umat Islam bersiap menyambut hari raya Idul Fitri. Muslim India, di hari ini menghias tempat tinggalnya dan masjid-masjid, serta mengenakan pakaian yang seragam putih-putih dan bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Mereka, terutama yang tinggal di kota-kota, memadati masjid-masjid hingga ke jalan. Pemerintah India menetapkan hari raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional. Perayaan Idul Fitri bahkan berlangsung selama beberapa hari di sejumlah kota dan negara bagian India.
Muslim India tengah berbuka puasa di salah satu masjid negara itu
Di belahan dunia lain, Afghanistan adalah negara yang penduduknya 99 persen Muslim. Masyarakat negara ini sebagaimana juga warga Muslim di negara lain, menyambut dan menghormati bulan suci Ramadhan, dan mereka menjalankan puasa serta ibadah di bulan ini.
Penduduk Afghanistan memiliki tradisi kuno saat hilal bulan Ramadhan muncul yaitu menyalakan api dengan maksud agar orang lain juga diberitahu akan tibanya bulan suci ini. Untuk menghormati bulan Ramadhan, pemerintah Afghanistan meliburkan hari pertama bulan suci dan mengurangi jam kerja instansi pemerintah sebanyak tiga jam.
Masyarakat Afghanistan di bulan Ramadhan banyak membantu fakir miskin dan orang yang membutuhkan, dan mereka terlihat berlomba dalam kebaikan ini. Tradisi memberikan makanan berbuka di tengah masyarakat Afghanistan di bulan Ramadhan juga menjadi hal lazim yang banyak ditemukan di setiap sudut kota. Menu makanan berbuka orang Afghanistan sangat beragam, dan mereka selalu menyajikan Torshi (acar) khusus yang disebut dengan Chutney, selain itu ada juga kurma dan Jalebi yang sangat diminati warga Afghanistan.
Salah satu tradisi unik masyarakat Afghanistan adalah menjadikan malam sebelum Idul Fitri sebagai Hari Raya Orang-orang yang Sudah Meninggal. Di malam itu, kaum perempuan membagikan Halva, Samanu dan Sheermal sebagai bentuk nazar dan memintakan doa serta pengampunan untuk anggota keluarga yang sudah meninggal.
Di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, keluarga-keluarga di Afghanistan mendatangi pasar-pasar untuk berbelanja. Idul Fitri adalah hari raya utama di negara ini dan penduduk Afghanistan berbondong-bondong mendatangi masjid di hari raya untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Mereka percaya shalat Idul Fitri adalah penyempurna puasa.
Bangladesh, negara berpenduduk sekitar 164,7 juta jiwa berdasarkan data tahun 2017, 90 persen warganya adalah Muslim, dan di negara ini, bulan suci Ramadhan termasuk sangat meriah. Di negara ini terdapat lebih dari 250 ribu masjid yang selama bulan Ramadhan menggelar berbagai acara mulai dari tadarus Al Quran, pelajaran tafsir Al Quran, hingga ceramah agama. Selain itu, masjid-masjid di Bangladesh juga membuka kelas-kelas Al Quran untuk anak-anak dan menyelenggarakan seminar-seminar persatuan Islam.
Bulan Ramadhan menjadi pemandangan yang indah di kota Dhaka, ibukota Bangladesh. Saat berbuka, pasar-pasar tradisional dipadati pengunjung. Sebagian besar penduduk Bangladesh membeli bahan makanan untuk berbuka di pasar-pasar itu. Salah satu kebiasaan baik masyarakat Muslim Bangladesh di bulan Ramadhan sebagaimana juga di tempat lain adalah memberikan makanan berbuka kepada orang miskin, masjid-masjid merupakan yang terdepan dalam hal ini, dan selama bulan Ramadhan tanpa henti menyajikan makanan berbuka puasa untuk masyarakat.
Mattis Sebut Trump Gunakan Militer untuk Paksa Iran Berunding
Mantan menteri pertahanan Amerika Serikat mengatakan, manuver militer Washington dilakukan untuk memaksa Iran duduk di meja perundingan dan menandatangani kesepakatan baru.
Mantan menhan Amerika, James Mattis, Selasa (21/5/2019) dalam wawancara dengan televisi Sky News terkait analisanya seputar situasi terkini di kawasan Timur Tengah menuturkan, Washington ingin merevisi sebagian pasal kesepakatan nuklir dengan Iran.
Menurut Mattis, Presiden Amerika Donald Trump memutuskan untuk memperkuat kehadiran militer negaranya di Timur Tengah dengan bantuan sejumlah negara sahabat di kawasan guna menyelesaikan berbagai permasalahan dan mencapai kesepakatan baru dengan Tehran.
Mantan menhan Amerika mengklaim bahwa langkah militer Washington dilakukan hanya untuk menjaga keamanan, bukan memicu perang.
PM Malaysia Ucapkan Selamat kepada Jokowi
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyampaikan selamat atas terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masa tugas 2019-2024 setelah memenangkan Pemilihan Presiden Indonesia (Pilpres) 2019.
“Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Jokowi atas kemenangan ini dan terpilihnya kembali sebagai Presiden Republik Indonesia," ujar Mahathir sebagaimana dikutip Bernama, Selasa (21/5/2019).
PM Malaysia menambahkan, saya berharap kerja sama kedua negara akan tumbuh lebih kuat setelah ini.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, Selasa (21/5/2019) dini hari. Rekapitulasi meliputi 34 provinsi dan 130 wilayah luar negeri.
Jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen. Sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen. (
Pengumuman Final Pilpres 2019, Pasangan Jokowi-Ma'ruf Menang 55,50
Komisi Pemilihan Umum RI menetapkan perolehan suara Pilpres 2019 dari 34 provinsi dan 130 PPLN, yakni pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf memeroleh 85.607.362 suara atau 55,50 persen, sementara pasangan 02 Prabowo-Sandiaga memeroleh 68.650.239 suara atau 44,50 persen.
Hasil rekapitulasi tingkat nasional secara keseluruhan diumumkan KPU di Gedung KPU RI, Selasa dini hari (21/05).
Hasil rekapitulasi itu dibacakan Komisioner KPU RI Novida Ginting.
Komisi Pemilihan Umum RI segera menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih setelah menyampaikan hasil rekapitulasi nasional penghitungan suara Pemilu 2019 di Jakarta, Selasa dini hari.
Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan bahwa KPU memberikan kesempatan bagi peserta pemilu yang tidak puas terhadap hasil penghitungan itu untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi dalam jangka waktu selambatnya tiga hari setelah hasil ditetapkan.
Pemilu 2019 dan KPU
"Artinya ada waktu hingga tanggal 24 Mei 2019 bagi peserta pemilu untuk mengajukan gugatan ke MK," kata Arief. Sebagaiman dikutip dari Antaranews, Selasa (21/05)
Apabila hingga tanggal 24 Mei tidak ada pengajuan gugatan ke MK, KPU memiliki waktu tiga hari untuk menetapkan calon presiden dan wakil presiden terpilih, yakni antara 25 dan 27 Mei 2019.
Sebaliknya, apabila terdapat pengajuan gugatan ke MK, KPU menunggu putusan MK dikeluarkan. Baru setelah putusan MK keluar, KPU memiliki waktu 3 hari untuk menetapkan calon terpilih sejak putusan dibacakan.
Sementara itu, Mahkamah Konstitusi (MK) mengkonfirmasikan siap menerima dan memproses pengajuan permohonan gugatan terhadap hasil final rekapitulasi Pemilu 2019.
Hal itu dipastikan setelah KPU menyelesaikan rekapitulasi nasional penghitungan suara Pemilu 2019 yang digelar di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (21/05) dini hari. Sebagaimana dilaporkan Kompas, Selasa (21/05)
Juru Bicara MK Fajar Laksono mengatakan, mulai hari ini para peserta pemilu sudah bisa mengajukan permohonan gugatan hasil pemilu ke MK.
Adapun dalam penetapan hasil pemilu, Selasa dini hari, saksi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi bersama dengan saksi dari empat partai politik, yakni PKS, Berkarya, Gerindra, dan PAN menolak menandatangani berita acara.
Saksi BPN Azis Subekti menyatakan bahwa pihaknya menolak menandatangani berita acara karena tidak mau menyerah melawan segala hal yang akan menciderai demokrasi.
Saat ditanya apakah BPN akan menggugat ke MK, Azis mengatakan keputusan ada di tangan tim hukum BPN.
Sementara itu, empat saksi partai politik yang menolak penandatanganan berita acara beralasan masih ada hasil rekapitulasi di beberapa daerah yang dinilai perlu dipertanyakan.
Selain itu saksi dari Partai Berkarya menyatakan penolakan penandatanganan berita acara juga sebagai bentuk solidaritas Partai Berkarya terhadap BPN Prabowo-Sandi.
Persiapan debat Pilpres 2019
Apakah masih perlu kerahkan massa?
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) patut mendapat apresiasi atas kerja keras, cepat, dan cerdas di tengah isu pengerahan massa pada hari Rabu (22 Mei 2019), atau bertepatan dengan jadwal pengumuman pemenang Pemilu 2019.
Namun, pada hari Selasa (21-5-2019), Komisi Pemilihan Umum RI telah menetapkan perolehan suara Pemilu 2019 hasil rekapitulasi tingkat nasional secara keseluruhan di Gedung KPU RI. Sehubungan dengan pengumuman tersebut, apakah masih perlu mendemo Komisi Pemilihan Umum RI?
Tak elok menyelesaikan perselisihan hasil pemilu di jalanan. Lebih baik ikuti aturan main. Jika tidak puas, bagi peserta pemilu anggota legislatif bisa mengajukan permohonan pembatalan penetapan basil penghitungan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum kepada Mahkamah Konstitusi. Aturan ini jelas termaktub di dalam Pasal 474 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Mereka diberi waktu selama 3 x 24 jam untuk mengajukan sengketa ke Mahkamah Konstitusi sejak pengumuman penetapan perolehan suara hasil pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD secara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum.
Naim Qassem: AS dan Zionis Dorong Eskalasi Ketegangan di Kawasan
Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon menekankan bahwa bahasa yang digunakan oleh Amerika Serikat dan Zionis Israel pada saat ini adalah ancaman dan perang, yang mendorong kawasan untuk berperang dan berhadap-hadapan.
Sheikh Naim Qassem, Wakil Sekjen Hizbullah hari Senin malam (20/05) dalam pertemuan dengan Jan Kubis, Wakil Khusus PBB untuk Lebanon di Beirut mengecam rencana AS-Zionis “Kesepakatan Abad” seraya mengatakan, “Rakyat Palestina dan siapa saja yang berkeyakinan untuk memecahkan masalah Palestina tidak boleh diam menghadapi rencana-rencana semacam itu dan melawan dengan segala kekuatan.”
Sheikh Naim Qassem, Wasekjen Hizbullah Lebanon
Sheikh Naim Qassem menjelaskan bahwa kekuatan dan kesiapan Hizbullah hanya digunakan untuk melindungi Lebanon.
“Langkah Hizbullah dalam membebaskan daerah-daerah yang diduduki dan memerangi teroris Takfiri dalam kerangka persatuan tentara, rakyat dan resistensi,” ungkap Wasekjen Hizbullah.
Sheikh Naim Qassem juga menekankan persatuan kelompok-kelompok politik di Lebanon seraya mengingatkan, “Hizbullah bekerja sama dengan semua partai di Lebanon untuk stabilitas politik, keseimbangan keuangan dan pemulihan ekonomi.
Ammar Hakim: Israel Diuntungkan jika Kawasan Perang
Ketua Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak, Al Hikmah Al Watani, Sayid Ammar Hakim memperingatkan dampak berbahaya segala bentuk konfrontasi di kawasan.
IRIB (21/5/2019) melaporkan, Ketua Gerakan Al Hikmah Al Watani mengatakan, rezim Zionis Israel adalah satu-satunya pihak yang diuntungkan jika sampai perang pecah di kawasan.
Ammar Hakim, Senin (20/5) malam di Baghdad menilai meningkatnya eskalasi ketegangan di kawasan membawa dampak yang sangat berbahaya.
Ia menegaskan, imbas dari setiap perang yang mungkin terjadi antara Iran dan Amerika Serikat mungkin saja merembet ke seluruh negara kawasan, bahkan dapat melampaui kawasan, dan berubah menjadi perang dunia ketiga.
Hamas: Arab Boikot Konferensi Anti-Palestina di Bahrain !
Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas mendesak negara-negara Arab untuk tidak menghadiri "lokakarya ekonomi" yang digagas Amerika Serikat di Bahrain bulan Juni 2019 mendatang, yang merupakan tahap pertama "rencana damai" Timur Tengah atau Kesepakatan Abad.
IRIB (21/5/2019) melaporkan, lokakarya ekonomi Amerika di Bahrain yang rencananya akan diselenggarakan pada 25-26 Juni 2019 tersebut akan mempertemukan pemerintah dan para pebisnis dari Eropa, Timur Tengah dan Asia.
Hamas mengaku cemas dengan konferensi Bahrain dan memperingatkan negara-negara Arab terkait segala bentuk aktivitas atau langkah yang berujung pemulihan hubungan dengan Israel dan masuknya mereka ke fase implementasi Kesepakatan Abad.
Hamas berharap rakyat Bahrain menolak Israel di negara mereka dan tidak membiarkan tanah air mereka dikotori oleh kehadiran Zionis.
Sebelumnya Presiden Amerika Donald Trump dan menantunya Jared Kushner mengumumkan Kesepakatan Abad akan mulai dijalankan setelah bulan Ramadhan.
Rencana perdamaian Timur Tengah yang diklaim Amerika atau Kesepakatan Abad mencakup penggabungan total Al Quds ke wilayah jajahan Israel, penggabungan distrik-distrik di Tepi Barat, penghapusan total hak kembali dan penetapan kawasan Abu Dis sebagai ibukota Palestina.
Jalili: Perilaku Anti-Iran AS Berbiaya Mahal
Salah satu anggota Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran mengatakan, perilaku Amerika Serikat yang anti-Iran adalah sebuah bentuk perang dan akan memakan biaya yang tidak sedikit.
IRNA (21/5/2019) melaporkan, Saeed Jalili, Senin (20/5) malam menuturkan, Republik Islam Iran menganggap sanksi Amerika terhadap Iran sebagai perang.
Ia menambahkan, tentu saja Iran tidak akan membiarkan perilaku Amerika tanpa balasan.
Sehubungan dengan usulan Amerika untuk berunding dengan Iran, Jalili berpendapat, kita tidak bisa berunding dengan sebuah negara yang menjatuhkan sanksi menindas terhadap Republik Islam Iran dan menyebut rakyatnya sebagai teroris.
Menurutnya, Amerika melakukan apapun yang bisa untuk melawan Iran. Berkat perlawanan rakyak Iran selama 8 tahun dalam agresi militer Irak ke Iran, musuh jadi tahu bahwa konfrontasi militer terhadap Iran tidak efektif.