
کمالوندی
OCHA Khawatirkan Kelanjutan Brutalitas Israel terhadap Warga Palestina
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina (OCHA) mengungkapkan kekhawatiran atas kelanjutan serangan rezim Zionis Israel terhadap warga Palestina yang menyebabkan mereka gugur syahid.
Seperti dilansir Mehr News mengutip Pusat Informasi Palestina, Sabtu (6/1/2018), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina dalam sebuah laporan menyebutkan, aparat keamanan rezim Zionis dalam rentang waktu 19 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018 telah membunuh 14 warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Dalam jangka waktu tersebut, 4.549 warga Palestina termasuk ratusan anak juga terluka terkena peluru pasukan keamanan Israel.
Selain itu, 214 warga Palestina termasuk 18 anak ditangkap aparat keamanan rezim Zionis dalam dua pekan lalu.
Menurut laporan tersebut, jet-jet tempur dan artileri militer Israel telah berulang kali menyerang beberapa wilayah di Gaza.
Khutbah Fadakiyah; Sebuah Khutbah Yang Penuh Hikmah Dan Makrifat
Yang ada dalam kehidupan lahiriah beliau, dari satu sisi adalah ilmu, hikmah dan makrifat.
Dalam sebuah khutbah beliau [Sayidah fathimah] yang terkenal dengan khutbah Fadakiyah, dimana para pengikut Ahlul Bait telah menukilnya dan Ahlu Sunnah menukilnya sebagian dan ada juga yang menukil semuanya. Bila kalian melihatnya, dalam pujian dan dalam mukadimah khutbah ini, kalian melihatnya penuh dengan hikmah dan makrifat yang keluar dari lisan beliau dan Alhamdulillah saat ini masih ada untuk kita. Pada saat tidak ada pembahasan ilmu, kutbah yang tidak berkaitan dengan ilmu dan makrifat, yang pada hakikatnya adalah pembahasan politik pada tingkat tertinggi yang bisa kita pahami. Pada khutbah mubarak ini, disebutkan ma’arif ilahi dan ma’arif islami. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw, pada hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 13/3/1389)
Khazanah Makrifat, Semangat dan Pelajaran Yang Tak Habis-Habisnya Bagi Para Pemuda
Sejarah kita penuh dengan pelajaran berkat peristiwa dua ratus tahun pertama Islam. Bila melihat dengan pandangan antara pelajar dan pengajar, untuk manusia yang ingin bergerak di jalan Allah sebagaimana yang dilalui oleh beliau-beliau [para imam maksum as] adalah sebuah khazanah makrifat, semangat dan pelajaran yang tak habis-habisnya.
Terkait peristiwa yang berhubungan dengan Sayidah Shiddiqah Thahirah as [Sayidah Fathimah as] ada beberapa poin penting; tapi satu poin yang sama dengan kondisi kalian para pemuda mukmin dan revolusioner adalah semua kebanggaan dan pekerjaan-pekerjaan besar dan posisi tinggi spiritual beliau yang tidak dapat dijangkau dan wanita luar biasa dalam sejarah ini, wanita penghulu para wanita alam ini, juga segala kesabarannya, keteguhannya, kecerdasannya dalam mengenali situasi, dan ucapannya yang berbobot yang dikeluarkan dari lisannya, semua peristiwa besar ini terjadi pada masa mudanya yang pendek.
Terkadang masalah ini kita paparkan sebagai pembacaan kidung duka dan kita katakan bahwa beliau memiliki usia yang pendek atau muda. Hal seperti ini adalah pembacaan kidung duka.
Terkadang masalah ini sebagai masalah yang perlu dipikirkan dan mengandung sebuah pelajaran bahkan bukan satu pelajaran saja tapi kita nilai sebagai banyak pelajaran dan kita melihatnya dengan pandangan ini. Maka pada saat itu akan memiliki nilai khusus. Bagaimana seseorang yang hidup dalam usia yang pendek, dari masa kanak-kanak sampai masa syahadahnya hanya dalam usia delapan belas tahun, dan sebagian mengatakan beliau berusia dua puluh dua dan dua puluh empat tahun, memiliki segala pengetahuan, segala posisi spiritual yang tinggi dalam usia yang singkat ini. ini menunjukkan akan sebuah pendidikan yang luar biasa di atas manusia. (dalam pertemuan dengan para komandan dan pengurus Sepah Pasdaran Revolusi Islam, 26/2/1376)
Sayidah Fathimah Dan Kancah Peribadatan
Peribadatan Dan Penghambaan; Sumber Semua Nilai Dan Kedudukan Ilahi
Poin lainnya adalah, kita menjelaskan beliau ini dengan bahasa kita yang tidak sempurna. Sekarang para penyair kita yang terhormat juga berkali-kali mengulang kandungan ini bahwa kita menjelaskan tentang Fathimah Zahra as dengan penjelasan yang tidak sempurna dan dengan pandangan yang tidak sempurna juga. Karena kita tidak bisa mendapatkannya. Kita tidak bisa memahaminya. Terkadang menyampaikan ucapan-ucapan yang tidak detil. Misalnya “Arasy Allah ada di bawah kakimu” apa maksudnya? Apa Arsy Allah itu? Ini tidak jelas; sebuah kata yang demikian. Karena ingin menghormati dan mengagungkannya, tapi kenyataan masalahnya tidak bisa tercerna dalam pikiran kita. Menggunakan kata-kata seperti ini terkadang bagus, terkadang juga tidak bagus. Terkadang benar dan terkadang juga tidak benar.
Sebagian masalahnya bisa kita pahami. Saya ingin bersandar pada titik pendek dari bagian ini. Ingin saya katakan bahwa nilai Fathimah Zahra as pada peribadatan dan penghambaannya kepada Allah. Bila peribadatan kepada Allah tidak ada pada Fathimah Zahra as, maka dia bukan Shiddiqah Kubra. Apa itu Shiddiq? Shiddiq adalah orang yang menunjukkan apa yang dipikirkan dan dikatakannya secara jujur dalam amalannya. Semakin kejujuran ini tinggi, maka semakin besar nilai seseorang. Maka ia akan menjadi Shiddiq.
“...mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Nisa: 69)
Shiddiqin terletak setelah Nabiyyin. Orang besar ini adalah Shiddiqah Kubra. Yakni atasannya para wanita Shiddiq. Menjadi Shiddiq ini dengan menghamba kepada Allah. Bukan hanya Fathimah Zahra as, tapi ayahnya Fathimah yang merupakan permulaan dan sumber keutamaan semua maksum as, dan Amirul Mukminin serta Fathimah as adalah tetetasan dari lautan wujudnya Rasulullah Saw, nilainya karena penghambaan kepada Allah: Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa Rasuluhu. Pertama adalah penghambaannya. Kemudian risalahnya. Risalah ini, kedudukan yang tinggi ini diberikan kepada beliau karena penghambaan. Karena Allah sebagai pencipta dan mengenal makhluknya. Bukankah dalam ziarah Sayidah Zahra as kita katakan, “Allah yang telah menciptakanmu telah mengujimu sebelum menciptakanmu”.
Dalam ilmu Allah, sudah ketahuan amal saya dan amal kalian. Di hadapan dosa, hawa nafsu, uang, nama baik, apakah kita siap menyingkirkan kehormatan, keimanan, taklif, dan amar makruf dan nahi mungkar karena untuk mendapatkan semua itu ataukah tidak? Ini adalah pilihan kita. Jalan apakah yang akan kita pilih? Ketika dikatakan bahwa sebuah ucapan bisa membahayakan seseorang dari sisi materi, ketika sebuah gerakan bisa memenuhi kemauan hawa nafsu penuh dosa seseorang, kita berada di dua jalan. Jalan yang manakah yang akan kita pilih? Jalan hawa nafsu, dosa dan uang ataukah jalan kesucian, takwa dan penghambaan kepada Allah? Kita akan memilih satu satu dari keduanya. Ini adalah dalam ilmu ilahi. Pilihan dan ikhtiar kita. Namun Allah tahu jalan yang manakah yang akan kita pilih? Ini ada dalam ilmu ilahi. Bila kalian adalah yang memiliki kekuatan untuk bersikukuh dan tidak bergerak di hadapan sebuah gunung yang penuh dengan nilai materi dan pemenuh hawa nafsu, maka Allah akan memberikan kelayakan-kelayakan kepada kalian.
“dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami...” (QS. Tahrim: 12)
Allah tidak sia-sia mengasihi Maryam as. Ini adalah ucapan al-Quran. Dia telah menjaga kesucian dirinya. Oleh karena itu dia layak menjadi ibunya Isa as. Nabi Yusuf as yang begitu tampan dan muda serta memiliki kemuliaan materi di rumah gubernur Mesir, dia mengabaikan hawa nafsunya. Oleh karena itu dia layak mendapatkan kedudukan yang tinggi yang diberikan Allah kepadanya, yaitu kenabian. Allah mengetahui bahwa hamba ini memiliki potensi demikian, dan akan menggunakan keinginannya di jalan-Nya. Oleh karena itu Allah memberikan tanggung jawab yang besar dan berat kepadanya yang masing-masing memiliki pahala yang besar. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw)
Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Uzhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami.
Kerugian Ahli Kebatilan
Imam Musa Kazhim as tinggal di dalam penjara Sanadi bin Syahik [pembunuh Imam Kazhim].
Suatu hari Harun Rasyid mengutus seorang petugas untuk menanyakan kondisi Imam. Sanadi sendiri juga ikut masuk ke dalam penjara.
Ketika petugas itu masuk, Imam bertanya kepadanya, “Ada urusan apa engkau?”
Petugas itu berkata, “Khalifah mengutus saya untuk menanyakan kondisi Anda.”
Imam as berkata, “Dari aku, sampikan kepadanya bahwa setiap hari dari hari-hari sulit yang berlalu untukku adalah hari-hari bahagia yang berlalu untukmu sampai tiba saatnya aku dan engkau bertemu dalam satu tempat dimana ahli kebatilan baru tahu akan kerugiannya.
Dalam Kondisi Bersujud
Fadhl bin Rabi’ menterinya Harun Rasyid sedang duduk di tempat yang tinggi. Begitu dia melihatku, lantas berkata, “Lihatlah dalamnya ruangan ini! Apa yang engkau lihat?”
Aku katakan, “Ada pakaian di tengah-tengah ruangan.”
Dia berkata, “Lihatlah baik-baik!”
Aku katakan, “Sepertinya ada seorang lelaki sedang bersujud.”
Dia berkata, “Apakah engkau mengenalnya?”
Aku katakan, “Tidak. Sepertinya seorang narapidana politik.”
Dia berkata, “Dia adalah Musa bin Jakfar. Aku mengawasinya malam dan siang dan sepanjang waktu aku melihatnya demikian. Setelah mengerjakan salat Subuh, dia membaca wirid sampai terbitnya matahari. Kemudian bersujud dan tetap bersujud sampai tergelincirnya matahari. Di berpesan kepada seseorang untuk mengingatkan waktunya salat. Begitu dikabarkan kepadanya, langsung bangkit dan mengerjakan salat tanpa berwudhu kembali.
Ini adalah kebiasaannya. Setelah salat Isya, dia berbuka puasa dan kembali berwudhu dan bersujud kembali dan sepanjang malam dia sibuk beribadah sampai tiba waktunya Subuh.”
Doa Untuk Para Pecinta
Hasan bin Jaham berkata, “Aku bertanya kepada Imam Kazhim as [atau kepada Imam Ridha as], “Jangan lupakan saya dalam doa Anda.”
Imam as berkata, “Apakah engkau tahu aku melupakanmu dalam doa?”
Hasan berkata, “Aku bergumam, “Beliau berdoa untuk para pengikutnya. Aku ini juga sebagai pengikutnya, pasti aku juga termasuk orang-orang yang didoakannya.” Oleh karena itu aku berkata, “Tidak. Anda tidak akan melupakan saya.”
Imam as berkata, “Bagimana engkau tahu aku tidak melupakanmu?”
Hasan bin Jaham berkata, “Saya adalah salah satu pengikut Anda, dan Anda mendoakan para pengikut Anda. Oleh karena itu doa Anda juga meliputi saya.”
Imam as berkata, “Apakah engkau tahu rahasia yang lainnya selain ini?”
Hasan bin Jaham berkata, “Tidak. Saya tidak tahu apa-apa.”
Imam as berkata, “Setiap kali engkau ingin tahu bagaimana engkau di sisi kami, lihatlah bagaimana aku di sisimu.
Perhatian Pada Al-Quran
Hafdh berkata, “Saya berada bersama Imam Kazhim as. Beliau berkata kepada seorang lelaki yang berada bersama beliau juga, “Apakah engkau ingin umurmu panjang?”
Dia menjawab, “Iya.”
Imam Kazhim as berkata, “Untuk apa engkau ingin tinggal lama di dunia?”
Dia menjawab, “Untuk membaca surat Tauhid.”
Imam Kazhim as diam sejenak kemudian berkata, “Hai Hafdh! Bila salah satu pecinta dan pengikut kami meninggal dunia, sementara dia tidak bisa membaca al-Quran dengan baik, maka di alam kubur dia akan diajari membaca al-Quran supaya derajatnya naik karena al-Quran. Karena derajat surga berdasarkanya ayat-ayat al-Quran dan dikatakan kepadanya, bacalah dan naiklah ke atas! Dia membaca dan naik ke atas.”
Hafdh mengatakan, “Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih merasa ketakutan akan dirinya seperti Imam Kazhim as.”
Beliau membaca ayat-ayat al-Quran dengan sedih. Sedemikian tinggi perhatiannya seakan-akan sedang berbicara dengan seorang lelaki di hadapannya.
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as
Orang Yang Tidak Menjaga Hak Tetangga
Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa yang mengganggu tetangganya dengan cara yang tidak benar, maka Allah akan mengharamkan aroma surga baginya dan tempatnya adalah neraka. Ketahuilah bahwa Allah akan menanyakan tentang hak tetangganya, dan barang siapa yang tidak menjaga dan menginjak-injak hak tetangganya, maka dia bukan bagian dari kami. (terjemah Iqabul A’mal, hal 650)
Rasulullah Saw bersabda:
“Dua orang yang tidak akan dipandang oleh Allah pada Hari Kiamat;
1. Orang yang memutuskan hubungan silaturrahim.
2. Orang yang berbuat buruk terhadap tetangganya." (Nahjul Fashahah, hadis 55)
Neraka Adalah Tempatnya Tetangga Pengganggu
Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa yang mengganggu tetangganya, maka Allah akan mengharamkan bau surga untuknya dan tempatnya adalah jahannam, betapa buruknya akibat dan barang siapa yang menginjak-injak hak tetangganya, maka dia bukan bagian dari kami.” (Amali Syeikh Shaduq, hal 249)
Sayidah Fathimah Zahra as menukil ucapan Rasulullah Saw dan berkata:
“Bukan termasuk orang mukmin, orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, maka dia tidak akan mengganggu tetangganya.” (Dalail Imamah, hal 66)
Tetangga Pengganggu, Bukan Mukmin
Rasulullah Saw bersabda:
“Seorang hamba belum terhitung sebagai mukmin, kecuali bila tetangganya sudah merasa aman dari kejahatannya.” (Mahajjatul Baidha, jilid 3, hal 422)
Gangguan Tetangga
Rasulullah Saw bersabda:
“Bila engkau melempar batu ke anjing tetangga, maka engkau telah mengganggunya.” (Mahajjatul Baidha, jilid 3, hal 423)
Orang Yang Tetangganya Lapar
Tidak beriman kepadaku, orang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya dalam keadaan lapar.” (Kafi, jilid 2, hal 668)
Bersabar Di Hadapan Tetangga Yang Jahat
Imam Kazhim as berkata:
“Menjadi tetangga yang baik itu bukan tidak mengganggunya, tetapi bersabar di hadapan kejahatannya.” (Biharul Anwar, jilid 74, hal 153)
Tetangga Pengganggu Itu Terlaknat
Imam Shadiq as berkata:
“Terlaknat...terlaknat...orang yang mengganggu tetangganya.”
Orang Yang Diserahkan Kepada Dirinya Sendiri
Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa yang menolak memberi barang yang diperlukan oleh tetangganya, maka pada Hari Kiamat, Allah tidak akan memberikan kebaikan-Nya kepadanya dan menyerahkannya kepada dirinya sendiri. Dan barang siapa yang diserahkan oleh Allah kepada dirinya sendiri, maka celakalah dia dan dia tidak akan diampuni. [barang di sini adalah barang yang tidak mudah menyediakannya bagi setiap orang, seperti panci besar, atau wadah-wadah untuk menjamu tamu atau lampu, atau cangkul, kampak dan sebagainya]. (terjemah Iqabul A’mal, hal 652)
Tetangga Yang Buruk
Imam Hasan Askari berkata:
“Di antara keburukan yang mematahkan punggung seseorang adalah tetangga yang buruk. Dia akan menyembunyikan kebaikan dan menyebarkan kejelekan yang dilihatnya darimu.” (Mahajjatul Baidha, jilid 3, hal 427)
Sumber: Hak Tetangga
Ujian Sebelum Penciptaan
امْتَحَنَكِ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَكِ فَوَجَدَكِ لِمَا امْتَحَنَكِ صَابِرَةً
Engkau telah diuji oleh Allah yang menciptakanmu sebelum engkau diciptakan, maka Dia mendapatimu sabar karena ujian-Nya. (at-Tahdzib, jilid 6, hal 110)
Allah Swt tahu bagaimana Fathimah Zahra as akan memilih dan berikhtiar serta melangkah di masa hidupnya. Penghambaan kepada Allah adalah parameternya. Inilah garis yang jelas bagi kita. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait as dalam rangka hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 5/5/1384)
Fitrah Fathimah Zahra as Karena Kelulusannya Dalam Ujian Penghambaan
[Hadirin] yang saya muliakan! Bintang terang alam penciptaan ini, bukan hanya yang bisa kita lihat. Fathimah Zahra as jauh lebih tinggi dari sekedar kata-kata ini. Kita hanya melihat pancarannya. Tapi beliau jauh lebih tinggi dari kata-kata ini. Namun saya dan kalian, apa yang kita manfaatkan? Apa sudah cukup hanya sekedar kita ketahui bahwa beliau adalah Zahra? Saya membaca dalam sebuah riwayat bahwa cahaya fathimah Zahra as membuat mata-mata para penghuni langit dan malaikat terbelalak; “zahara nuruha li ahlissama’” (Bihar, jilid 43, hal 12) memancar pada mereka. Apa yang kita manfaatkan dari pancaran ini. Dari bintang yang memancar ini, kita harus mencari jalan menuju kepada Allah dan jalan penghambaan yang merupakan jalan yang lurus dan telah dilalui oleh Fathimah Zahra as dan sampai pada derajat yang tinggi. Bila kalian melihat Allah telah menetapkan fitrahnya sebagai fitrah yang tinggi, alasannya karena Allah tahu bahwa beliau akan lulus dengan baik dalam menghadapi ujian di alam materi ini.
امْتَحَنَكِ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَكِ فَوَجَدَكِ لِمَا امْتَحَنَكِ صَابِرَةً
Engkau telah diuji oleh Allah yang menciptakanmu sebelum engkau diciptakan, maka Dia mendapatimu sabar karena ujian-Nya. (at-Tahdzib, jilid 6, hal 110)
Inilah masalahnya. Bila Allah Swt memberikan perhatiannya secara khusus terkait fitrahnya, karena Dia tahu bagaimana beliau akan lulus? Padahal banyak juga orang-orang yang fitrahnya baik, namun tidak semuanya bisa lulus dengan baik dalam menghadapi ujian. Ini adalah bagian dari kehidupan Fathimah Zahra as, sebuah kesempatan yang kita butuhkan untuk menyelamatkan diri kita. (dalam pertemuan bersama para pembaca kidung Ahlul Bait as dalam rangka hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 3/9/1373)
Pengaruh Amalan Fathimah Zahra Dalam Mencapai Posisi Spiritual
Masalah spiritual ini lebih banyak berkaitan dengan keutamaan sebuah amalan. Berkaitan dengan apa yang telah diusahakan oleh Sayidah Fathimah Zahra as. Posisi ini tidak diberikan secara cuma-cuma dan tanpa dalil. Amalan manusia memiliki pengaruh dalam mencapai keutamaan dan kelebihan spiritual. (dalam pertemuan bersama para wanita, 25/9/1371)
Keilmuan dan Spiritual Yang Berdampingan Dengan Iffah Dan Kesucian Dalam Keteladanan Fathimah as
Wanita penghulu alam adalah wanita agung yang harus dipikirkan oleh para ilmuwan dan pemikir supaya bisa memahami dalamnya ucapannya di berbagai bidang. Sementara pada saat yang sama beliau adalah orang yang tawadhu di mihrab ibadah di hadapan Allah untuk urusan spiritual. Dari malam sampai pagi beliau beribadah. Beliau adalah teladan iffah dan hijab. Yakni spiritual dan kesucian serta ketakwaan seorang wanita tidak hanya bertentangan dengan ilmu dan pengetahuannya, tapi keduanya saling membantu untuk menyempurnakan kepribadiannya. Alhamdulillah, untungnya saat ini para wanita negara ini sedang bergerak ke arah ini di bawah naungan pemerintahan Islam. Yakni ke arah menggabungkan antara kepribadian ilmiah atau sosial atau politik dari satu sisi dan kepribadian agamis dan memperhatikan nilai-nilai Islam dari sisi lain. (dalam pertemuan bersama para santri wanita dan guru di musholla kota Qom, 16/9/1374)
Ibadah Dan Suluk Panjang Fathimah Zahra as
Di mihrab ibadah, beliau berlama-lama bermunajat kepada Allah. Ibadah dan suluknya tidak bisa barangkan dan pahami. (dalam seminar, peran wanita di tengah-tengah masyarakat, 10/12/1364)
Ibadah Yang Sungguh-Sungguh
Dari sisi ibadah, beliau berdiri secara sungguh-sungguh di mihrab ibadah dan berdoa kepada Allah. Beribadah dan menangis dan karena lamanya berdiri sampai kaki beliau membengkak. Kalian lihat betapa cintanya beliau kepada Allah. (dalam pertemuan dengan para wanita negara, 21/12/1363)
Banyak Beribadah
Hasan Basri salah seorang ahli ibadah dan zuhud di dunia Islam, berbicara tentang fathimah Zahra as, “Putri Rasulullah Saw begitu lama berdiri di mihrab ibadah sampai membengkak kakinya.” (Manakib Shahr Ashub, jilid, 3, hal 341)
Mendoakan Orang Lain Di Malam Hari
Imam Hasan as berkata, “Pada malam Jumat, ibuku berdiri beribadah sampai pagi. Sampai terbitnya fajar. Ibuku dari malam sampai pagi sibuk beribadah dan beribadah serta bermunajat.”
Imam Hasan as mengatakan, “Saya mendengar beliau mendoakan orang-orang mukmin dan mukminat. Berdoa untuk masalah umum dunia Islam. Begitu pagi tiba, saya katakan, “Ibu! Mengapa Anda tidak berdoa untuk diri Anda sendiri? Sebagaimana orang lain berdoa?”
Beliau menjawab, “Wahai putraku! Pertama orang lain, kemudian diri kita sendiri.” Inilah jiwa yang tinggi itu. (dalam pertemuan bersama para wanita, 25/9/1371)
Keagungan Dan Kesempurnaan Sayidah Zahra as
Kepribadian Sayidah Zahra as Yang Tak Dikenal
Kita banyak mendengar, membaca dan membicarakan tentang Sayidah Zahra as. Kita semua, kalian para wanita dan yang lainnya, para pembaca dan para penulis, namun pada hakikatnya kepribadian Sayidah Zahra as tidak dikenal. (dalam pertemuan dengan para wanita negara, 21/12/1363)
Kepribadian Yang Tak Bisa Dijelaskan
Tentunya saya tidak bisa berbicara tentang beliau dari sisi spiritual, kejiwaan beliau. Saya lebih kecil dari sekedar untuk memahaminya. Bahkan bila seseorang bisa memahaminya, namun tidak akan bisa menjelaskannya sesuai haknya.
Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Uzhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami.
Dalam Pencarian Pemimpin Yang Pandai
Buraihah adalah ulama Kristen yang berusia tujuh puluh tahun di masa Imam Shadiq as dan menjadi kebanggaan umat Kristiani.
Sudah lama keyakinannya tentang agama Kristen telah melemah dan mencari agama yang benar. Dia juga melakukan dialog dan pembahasan dengan banyak orang muslim. Dia punya istri yang senantiasa menjadi curahan hatinya tentang masalah agama. Namun dengan semua itu dia belum menemukan hasilnya. Sampai ketika para pengikut keluarga Rasulullah Saw mengenalkan Hisyam bin Hakam; salah satu murid hebat dan ilmuwan Imam Shadiq as kepadanya.
Suatu hari Buraihah pergi ke toko Hisyam di Kufah bersama orang-orang Kristen. Mereka melihat Hisyam sedang mengajar al-Quran kepada murid-muridnya. Buraihah berkata kepada Hisyam, “Saya telah melakukan dialog dan pembahasan dengan semua ilmuwan dan teolog Islam. Tapi saya belum menemukan hasilnya. Sekarang saya datang untuk berdialog denganmu.”
Hisyam sambil tertawa sambil berkata kepadanya, “Bila engkau mengharapkan mukjizatku seperti mukjizatnya Nabi Isa as, maka aku tidak punya.”
Kemudian dia bertanya tentang Islam kepada Hisyam dan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Lalu Hisyam bertanya kepadanya tentang agama Kristen tetapi dia tidak bisa menjawab. Akhirnya Buraihah malu dan para jemaahnya menyampaikan rasa penyesalannya. Akhirnya mereka meninggalkannya.
Buraihah kembali ke rumahnya dan menceritakan kejadian pertemuannya dengan Hisyam kepada istrinya.
Sang istri berkata, “Bila engkau sedang mencari agama yang benar, maka jangan sedih. Di mana saja engkau melihat kebenaran, maka terimalah. Jangan keras kepala di jalan ini." Buraihah menerima ucapan istrinya dan pada hari yang lain dia kembali lagi menemui Hisyam dan berkata, “Apakah engkau punya seorang guru dan pemimpin?”
Hisyam berkata, “Iya.”
Buraihah berkata, “Siapakah dia dan berada di mana dan bagaimana kondisinya?”
Hisyam menceritakan sedikit tentang ras, kemaksuman, ilmu, kedermawanan dan keberanian Imam Shadiq as. Kemudian berkata:
“Hai Buraihah! Allah menetapkan setiap hujjah untuk masyarakat pada masa-masa yang lalu dan Dia juga menetapkannya untuk masyarakat di masa pertengahan dan masa terakhir. Hujjah Allah dan agama-Nya tidak akan pernah hilang.”
Buraihah berkata, “Engkau benar.” Kemudian Buraihah bersama istrinya dan Hisyam pergi ke Madinah untuk menemui Imam Shadiq as.
Hisyam bersama Buraihah dan istrinya menempuh jarak yang panjang antara Kufah dan Madinah. Mereka datang ke rumah Imam Shadiq as untuk menemui Imam Shadiq as. Di sana mereka bertemu Imam Kazhim as putranya Imam Shadiq as yang pada waktu itu usianya tidak sampai dua puluh tahun.
Hisyam menceritakan kisahnya dengan Buraihah kepada Imam Kazhim as. Pada saat itu Imam Kazhim as berkata kepada Buraihah:
“Sejauh apa engkau mengenal kitab [injil]mu?”
Buraihah berkata, “Saya mengenalnya.”
Imam Kazhim as berkata, “Sebatas apa engkau mengetahui maknanya?”
Buraihah berkata, “Saya mengetahuinya dengan baik dan saya meyakininya.”
Kemudian Imam Kazhim membaca sebagian dari isinya kitab Injil. Buraihah begitu terpengaruh oleh bacaan injil Imam dan pada saat itu juga dia beriman dan berkata, “Sudah lima puluh tahun saya telah mencari-cari Anda atau orang yang seperti Anda.”
Berbicara Dalam Ayunan
Ya’qub Sarraj berkata, “Saya datang menemui Imam Shadiq as. Saya melihat beliau sedang berdiri di dekat ayunan putranya; Musa as. Musa yang berada di dalam ayunan berbicara dengan beliau. Setelah pembicaraan keduanya selesai, saya mendekati Imam Shadiq as dan beliau berkata kepada saya, “Pergi dekatilah maulamu [yang ada di dalam ayunan] dan ucapkan salam kepadanya.”
Saya mendekati ayunan dan mengucapkan salam. Musa bin Jakfar yang pada saat itu masih kecil dan berada di dalam ayunan, menjawab ucapan salam saya dengan fasih dan berkata kepada saya, “Pergilah dan gantilah nama yang kemarin engkau tetapkan untuk putrimu. Kemudian datanglah kepadaku. Karena Allah menilai tidak bagus nama ini.” (Ya’qub mengatakan, Allah telah menganugerahi saya seorang anak perempun dan saya namakan dia dengan nama Humaira.)
Imam Shadiq as berkata kepada saya, “Pergilah dan kerjakan perintahnya [Musa] supaya engkau mendapatkan hidayah.”
Sayapun pergi dan mengganti nama anak perempuan saya.
Individu dan Masyarakat dalam Islam
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat mengakkan keadilan (QS 57; 25)
Muthahhari dalam buku Inna ad –Din ‘inda Allah al-Islam, mengawali dengan ayat Al-Quran (QS 57; 25) untuk membangun argumentasi definisi keadilan dan sanggahan relatifitas keadilan. Pada bagian akhir tulisan, beliau menyimpulkan;
“Dasar keadilan adalah hak-hak nyata dan punya realitas. Keadilan bukanlah persamaan. Keadilan juga bukan keseimbangan yang tidak bertumpu pada hak. Akan tetapi keadilan bertumpu pada hak yang mempunyai realitas dan fitrah. Individu mempunyai hak, masyarakat juga mempunyai hak. Keadilan berawal dari usaha memberi hak pada individu yang memang berhak menerimanya. Keadilan berarti menjaga dan memelihara hak-hak itu. Karena itu pada setiap zaman keadilan adalah suatu realitas yang tidak lebih dari satu. Pernyataan keadilan adalah i’tibari adalah salah belaka.”
Muthahhari berpendapat, keadilan berarti keseimbangan dalam masyarakat. Tercipta dengan cara menjaga hak-hak individu dan masyarakat. Hak dan kewajiban individu dan masyarakat bersifat timbal balik. Hanya saja hak tidaklah bersifat timbal balik bagi Allah. Karena hak yang dimiliki Allah atas mahkluknya berbeda dari hak yang dimiliki seseorang atas orang lain. Tidak ada seorangpun punya hak atas Allah, sedangkan manusia hanya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab pada Allah.
Imam Ali berkata, sekiranya ada zat yang hanya berlaku haknya atas orang lain, dan tidak punya kewajiban pada orang lain, maka zat itu hanya Allah (Najh al-Balaghah 214). Imam Ali juga mengatakan, sebagai pemimpin kalian, aku punya hak atas kalian, begitu juga sebagai rakyat, kalian punya hak atas diriku. (Najh al-Balaghah, khutbah 214).
Nahjul Balaghah
Oleh karena itu, salah jika dikatakan hanya pemipin sajalah yang memiliki hak atas rakyat. Menurut Imam Ali, hukum bersifat universal mencakup pemimpin dan rakyat. Hukum bersifat timbal balik dan dua arah. Urusan pemimpin tidak akan terlaksana tanpa keteguhan rakyat, dan urusan rakyat tidak akan terlaksana tanpa keteguhan pemimpin.
Individu dan Masyarakat
Berkenaan dengan relasi individu dan mayarakat, Muthahhari berpendapat bahwa relasi antara individu dan masyarakat dekat dengan pengertian asimilasi bukan kombinasi. Kombinasi memiliki pengertian kumpulan beberapa hal yang diletakkan satu disamping lainya, tidak lebih dari itu. Seperti campuran kacang kedelai dan kacang adas, keduanya tetap dalam keadaan masing-masing meski dicampur. Seperti halnya udara, campuran antara oksigen dan ozon.
Namun berbeda dengan pengertian asimilasi, jika dua atau tiga unsur berbeda dicampur maka hasilnya saling mendekat dan memberi pengaruh sehingga menghasilkan unsur baru, menjadi perpaduan unsur kedua dan ketiga. Seperti juga air merupakan senyawa dua unsur gas, oksigen dan hidrogen yang melahirkan unsur yang berbeda dari dua unsur asalnya.
Analogi lain, seperti ribuan batu dalam posisi saling berdekatan di padang pasir selama ratusan tahun, batu-batu tersebut tidak akan saling mempengaruhi. Begitu juga dengan ketika kita menanam ribuan pohon di hutan. Masing-masing pohon-pohon itu hanya berurusan dengan air, udara dan cahaya. Sementara manusia dan masyarakat memiliki emosi, keyakinan dan pikiran yang saling mengambil kepribadian satu sama lain. Masyarakat bukan hanya campuran melainkan asimilasi yang kuat sebagaimana air. Individu dan masyarakat saling mempengaruhi.
Hakekat sebuah kumpulan yang disebut masyarakat itu adalah satu. Masyarakat punya umur dan ruh. Masyarakat juga memiliki kepribadian. Al-Quran mengatakan; Tiap-tiap umat mempunya ajal. Bila telah datang ajalnya, maka mereka tidak akan mengendurkanya barang sesaatpun dan juga tidak memajukanya barang sesaatpun. (QS; 7;340
Al-Quran
Dengan demikian terdapat hubungan yang bersifat alamiah antara individu, masyarakat, hak dan kewajiban, pemenuhan keadilan yang bertumpu pada hak yang mempunyai realitas dan fitrah. Basis keadilan yang diperjuangkan dalam Islam tidak bertumpu pada fokus realitas individu (individualisme dalam liberalisme), sehingga masyarakat yang bersifat iktibariyah hanya kumpulan individu. Juga bukan fokus pada masyarakat sebagai realitas hakiki (komunisme) dengan menafikkan realitas individu.
Islam menganggap baik individu dan masyarakat sebagai realitas hakiki bukan iktibari, keduanya saling mempengaruhi dibawah relasi dengan Tuhan sebagi sumber fitrah. Pemenuhan hak dan kewajiban timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, individu dengan pemimpin, masyarakat dengan pemimpin-semuanya dalam rangka menjalankan kewajiban kepada Allah. Baik individu dan masyarakat, mau tidak mau, dalam gerak sejarahnya kembali kepada Allah. Semakin sempurna pergerakanya maka semakin bertauhid.
Hak dan kewajiban individu dan masyarakat serta pemenuhan keadilan di dunia berkaitan erat dengan kehidupan akherat. Maka dapat disimpulkan bahwa baik liberalisme dan komunisme, dapat beririsan dengan Islam sejauh terpenuhinya keadilan di dunia, meski pandangan dunia kedunya saling menafikan. Akan tetapi pemikiran Islam jauh lebih maju dalam usaha pemenuhan keadilan di dunia, karena berbasis pada timbangan keadilan akherat. Keadilan itu satu, ditopang oleh realitas hak dan kewajiban individu dan masyarakat yang hakiki sesuai dengan fitrahnya.
Delapan Puluh Ribu Massa Padati Monas untuk Teriakkan Dukungan terhadap Palestina
Jakarta, Berita Dunia – Puluhan ribu massa padati Monas untuk mengikuti aksi bela Palestina serta menentang keputusan Donald Trump berkenaan dengan Quds.
Pagi tadi puluhan ribu masa memadati area Monas di Jakarta untuk melakukan demo menentang kebijakan Donald Trump terkait deklarasi Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menurut Reuters, ini adalah demonstrasi terbesar yang terjadi di Indonesia setelah pidato kontroversial Donald Trump berkenaan dengan Yerusalem dan Israel.
Dilaporkan jumlah pengunjuk rasa yang berpartisipasi dalam demonstrasi ini mencapai angka 80 ribu orang.
Selain itu pihak kepolisian sendiri mengungkapkan bahwa sebanyak 20 ribu personil polisi dan TNI telah dipersiapkan untuk mengamankan jalannya acara tersebut.
Para pengunjuk rasa kebanyakan mengenakan pakaian putih-putih dengan ikat kepala bertuliskan berbagai ungkapan yang menunjukkan dukugan mereka terhadap bangsa Palestina.
Sejumlah Nama Hilang dalam Surat Dakwaan, Ini Kata KPK
Jakarta, Berita Dunia – Seperti yang diketahui, dalam surat dakwaan yang dibacakan terhadap Novanto, sejumlah nama politisi yang sebelumnya disebut menerima uang kini tidak dicantumkan lagi. Hal ini pun menjadi pertanyaan besar.
Menurut, Pengacara Setya Novanto, Maqdir Ismail, menyebut bahwa kliennya merasa diperlakukan tidak adil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Ya, pasti ada perasaan beliau (Novanto) diperlakukan tidak sama, itu pasti,” kata Maqdir saat menjadi pembicara dalam diskusi Polemik di Cikini, Jakarta, Sabtu (16/12/17).
Maqdir mengatakan, nama Novanto tidak disebut terlibat dan ikut diperkaya dalam putusan hakim untuk terdakwa Irman dan Sugiharto. Seharusnya, menurut Maqdir, ketika dalam perkara orang lain tidak terbukti, Novanto tidak diproses secara hukum.
Sedangkan, menurut Maqdir, banyak nama lain yang membantah dan tidak ada dalam putusan hakim, tidak sebut lagi oleh jaksa KPK dalam surat dakwaan untuk Novanto. Menurut dia, Novanto dibuat seolah-olah bertindak sendiri dalam kasus yang didakwakan.
“Dalam pikiran saya, ini ada sesuatu yang tidak sama,” kata Maqdir.
Namun, menurut Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah memastikan tak dicantumkannya sejumlah nama tokoh yang dicurigai menerima dana korupsi proyek E-KTP tak mempengaruhi sah atau tidaknya dakwaan terhadap Setya Novanto.
Febri mengatakan tak dicantumkannya sejumlah tokoh penerima uang dalam dakwaan Setya-sebelumnya terungkap dalam dakwaan Irman dan Sugiharto, merupakan bagian dari strategi lembaganya. “Sebab, perbuatan dari setiap terdakwa berbeda-beda. Sehingga dakwaan terhadap terdakwa hanya menjelaskan peran spesifik yang melibatkannya dalam korupsi,” kata Febri, Minggu (17/12/17).
Berkas dakwaan terhadap Setya dibacakan pada Rabu pekan lalu, menggugurkan upayanya menggugat penetapan tersangka oleh KPK lewat praperadilan. Namun tim pengacara Setya mempersoalkan perbedaan isi dakwaan kliennya dengan berkas dakwaan Irman dan Sugiharto, dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri yang telah divonis pada Juli lalu dengan hukuman masing-masing 7 tahun dan 5 tahun penjara dalam perkara yang sama.
Salah satu perbedaan yang dipermasalahkan adalah tak dicantumkannya sejumlah nama yang dicurigai diperkaya akibat korupsi ini. Mereka yang namanya tak lagi disebut di antaranya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014. Sebanyak 21 nama tak lagi disebutkan dalam berkas dakwaan Setya.
Menurut Febri, dakwaan atas Irman dan Sugiharto hanya menguraikan peran keduanya meloloskan proyek e-KTP di Kementerian. Adapun dakwaan atas Andi Agustinus alias Andi Narogong-kini dituntut 8 tahun penjara-mengungkap perannya sebagai pengusaha kaki tangan Setya dalam pelaksanaan proyek. “Sedangkan dalam dakwaan SN, kami menguraikan perannya sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar saat itu,” kata Febri.
Secara garis besar, kata Febri, proses korupsi E-KTP dalam tiga dakwaan yang telah dibacakan sama. Nama-nama anggota Dewan bahkan sama sekali tak disebut dalam dakwaan Andi Narogong. Adapun dalam dakwaan Setya Novanto bekas Ketua Umum Partai Golkar itu diduga berperan meloloskan anggaran proyek ini di Senayan pada 2010 sehingga mendapat jatah US$ 7,3 juta atau sekitar Rp 64,97 miliar-dengan kurs rupiah saat itu 8.900 per dolar, atau kini senilai Rp 99 miliar-dan sebuah jam tangan mewah Richard Mille senilai Rp 1,26 miliar.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menganggap, penghilangan nama dalam dakwaan terdakwa korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) Setya Novanto bersifat fatal. Sebab, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tidak konsisten.
“Nama yang hilang dalam dakwaan itu fatal karena tidak ada konsistensi,” kata Ferry usai diskusi bertajuk ‘Setnov Effect’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (16/12/17).
Menurut Ferry, nama yang muncul dalam dakwaan Irman dan Sugiharto seharusnya dicantumkan di dakwaan Setya. Irman dan Sugiharto adalah mantan petinggi di kementerian dalam negeri yang terlebih dahulu menjadi terdakwa e-KTP.
Hilangnya sejumlah nama justru terkesan aneh. Hal ini juga membuat masyarakat bertanya-tanya apa yang terjadi dengan KPK.
Pengacara: Ahok akan Dapat Remisi Saat hari Natal
Jakarta, Berita Dunia – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diperkirakan akan mendapatkan remisi pada 25 Desember 2017 mendatang. Pengurangan hukuman ini sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Keppres Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi terpidana dalam perkara penistaan agama. Pengadilan menjatuhkan vonis dua tahun untuk Ahok. Saat ini, ia telah menjalani hukuman lebih dari enam bulan. Tingkah lakunya di penjara pun dinilai baik. “Jadi Ahok telah memenuhi syarat administrasi untuk mendapatkan remisi,” Kuasa hukum mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, I Wayan Sudirta.
Kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok itu terkait dengan ucapannya dalam sebuah acara di Kepulauan Seribu yang mengutip salah satu ayat Al-Quran.
Wayan menambahkan, pemberian remisi atau pengurangan masa pidana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Selain itu, remisi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2006 dan PP Nomor 99 Tahun 2012.
“Remisi yang didapatkan Ahok nanti sudah sesuai dengan aturan-aturan tersebut,” tuturnya.
Remisi yang akan diterima Ahok pada hari Natal 2017 merupakan remisi pertama yang dia peroleh sejak menjalani hukuman. Pada 17 Agustus lalu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga memberikan remisi hari kemerdekaan, tapi Ahok belum bisa memperolehnya.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi seorang narapidana untuk mendapatkan pengurangan masa kurungan. Adapun syaratnya adalah berkelakuan baik dan minimal sudah menjalankan masa pidana selama enam bulan. Hak tersebut tercantum dalam Keppres Nomor 174 Tahun 1999.
Berdasarkan Keppres Nomor 174 Tahun 1999, jika seseorang sudah menjalani masa pidana selama enam bulan, ia akan mendapatkan remisi selama satu bulan. Kemudian, jika satu tahun pertama pidana, mereka akan mendapatkan remisi dua bulan. Begitu tahun kedua, mereka akan mendapatkan remisi tiga bulan dan seterusnya sampai batas maksimal enam bulan.
Namun, berbeda dengan ketentuan keppres tersebut, Wayan mengatakan Ahok akan memperoleh remisi kurang dari satu bulan. “Rencana akan dapat remisi 15 hari,” ujarnya.
Selain tentang remisi, Wayan juga mengungkapkan, saat ini kondisi Ahok saat ini baik-baik saja. Sebab, mantan Bupati Belitung Timur sibuk berolahraga, membaca, menulis dan beribadah.
“Kondisi baik-baik aja, masih sering baca, ibadah dan nulis terus,” tutupnya.
Untuk diketahui, Ahok ditahan pada 9 Mei 2017 di Markas Komando Brimob, Depok, Jawa Barat. Dia divonis 2 tahun kurungan lantaran pidatonya di Kepulauan Seribu dianggap telah menodai agama Islam.