کمالوندی

کمالوندی

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab 56)

Rasulullah saw telah memberikan segala yang beliau miliki untuk umatnya. Jiwanya, hartanya dan sepanjang hidupnya beliau habiskan untuk menyelamatkan umat. Pasti akan terbesit dibenak kita, dengan melihat jasa Rasulullah saw yang begitu besar, apa tugas dan kewajiban kita dihadapan beliau? Walaupun mustahil kita bisa membalas jasa Rasulullah saw namun Al-Qur’an dengan jelas mengabarkan kewajiban kita dihadapan beliau. Berikut ini adalah kewajiban seorang muslim dihadapan Nabi Muhammad saw.
 
1. Beriman kepadanya.
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ آمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ -١٣٦-
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” (An-Nisa’ 136)
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ -١٥٨-
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang Memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Menghidupkan dan Mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”
(Al-A’raf 158)
 
2. Taat dan mengikutinya.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللّهِ -٦٤-
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.” (An-Nisa’ 64)
قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ -٣٢-
Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul.” (Ali Imran 32)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا -٧-
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr 7)
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ -٣١-
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah Mencintaimu dan Mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Ali Imran 31)
*Saat membicarakan hubungan antara Rasul dan pengikutnya, Allah selalu menggunakan kata Ittaba’a yang artinya mengikuti.
قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي -١٠٨-
Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin.” (Yusuf 108)
فَإنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ -٢٠-
Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” (Ali Imran 20)
يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ -٢٠-
 (Yasiin 20)
 
3. Mencintainya Melebihi Segala Sesuatu.
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ -٢٤-
Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah Memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At-Taubah 24)
“Belum beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dicintainya melebihi dirinya, hartanya, anaknya dan seluruh manusia.” (Rasulullah saw)
 
4. Mengutamakannya atas segala sesuatu.
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ -٦-
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dibandingkan diri mereka sendiri.” (Al-Ahzab 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ -١-
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Hujurat 1)
 
5. Tidak memilih pilihan lain dihadapan pilihan dan ketentuannya.
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ -٣٦-
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang Mukmin dan perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah Menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka.” (Al-Ahzab 36)
 
6. Hanya Ada 2 Kata untuk segala keputusannya.
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ -٥١-
“Hanya ucapan orang-orang Mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang- orang yang beruntung.” (An-Nur 51)
 
7. Menerima Ketentuannya dengan senang hati dan tidak terpaksa.
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً -٦٥-
Maka demi Tuhan-mu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa’ 65)
 
8. Berlaku Sopan dihadapannya.
لَا تَجْعَلُوا دُعَاء الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاء بَعْضِكُم بَعْضاً -٦٣-
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain).” (An-Nur 63)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ -٢-
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.” (Al-Hujurat 2)
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً -٨- لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً -٩-
“Sungguh, Kami Mengutus engkau (Muhammad) sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar kamu semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya pagi dan petang.” (Al-Fath 8-9)
إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِن وَرَاء الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ -٤-
“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau (Muhammad) dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.” (Al-Hujurat 4)
 
9. Bersolawat Kepadanya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً -٥٦-
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab 56)
 
10. Membantu dan Membelanya.
فَالَّذِينَ آمَنُواْ بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُواْ النُّورَ الَّذِيَ أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ -١٥٧-
“Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka itulah orang-orang beruntung.” (Al-A’raf 157)
 
11. Mencintai Keluarganya.
قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى -٢٣-
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kecintaan kepada keluarga(ku).” (Asy-Syura 23)
 
[MUHAMAD BIN ALWI ]

Menurut Pendiri Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, Trini Hayati, salah satu penyebab rendahnya minat baca anak adalah kesulitan akses untuk mendapatkan buku. Semangat baca yang tinggi pun menjadi tidak berarti tanpa adanya buku yang bisa dibaca.

Minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, masih sangat rendah. Data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan, persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya satu orang yang senang membaca.

Menurut Pendiri Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, Trini Hayati, salah satu penyebab rendahnya minat baca anak adalah kesulitan akses untuk mendapatkan buku. Semangat baca yang tinggi pun menjadi tidak berarti tanpa adanya buku yang bisa dibaca.

“Rasa tertarik ada tapi untuk mendapatkan akses buku susah. Jadi, minat baca anak kurang,” ujar Trini, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (11/5/2017).

Sebagian besar masyarakat Indonesia kesulitan mengakses buku. Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), contohnya. Masih sedikitnya jumlah perpustakaan dan koleksi buku di wilayah NTT tak bisa dipungkiri ikut membatasi tumbuhnya minat baca.

Pegiat literasi asal Manggarai Barat, NTT, Wilfridus Babun, mengungkapkan perpustakaan di desanya hanya memiliki 50 buku. Mereka juga sangat kekurangan buku anak-anak.

“Kebanyakan ada buku-buku SMA dan dewasa. Padahal anak-anaklah yang paling sering datang,” kata Wilfridus, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (2/5/2017).

Minat baca karena terbiasa

Selain kesulitan akses memperoleh buku anak-anak, tidak adanya penanaman kebiasaan membaca sejak dini menjadi penyebab rendahnya minat baca anak. Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Yayuk Basuki.

Orang tua perlu menyediakan waktu khusus untuk membacakan buku dan menemani anak untuk membaca. “Karena itu, orangtua harus menjadi contoh dan kontrol yang baik bagi anak,” ujarnya, seperti dikutip Kompas.com, Senin (25/5/2015).

Pendapat serupa juga disuarakan oleh penggagas tabloid anak Berani, Witdarmono. Orangtua, sebagai guru pertama bagi anak, memiliki peran penting dalam menumbuhkan minat baca.

“Di lingkungan keluarga, budaya membaca harus diajarkan sejak dini. (Sebab) membaca dapat menumbuhkan kejujuran anak dan membuat mereka memegang nilai-nilai positif,” ucap Witdarmono, seperti dikutip Kompas.com pada Kamis (19/5/2016).
Dia melanjutkan, anak-anak akan fokus belajar membaca ketika mendengar suara orangtuanya. Dengan mendengar suara ibu atau ayah, anak akan merasa tenang sehingga mampu berkosentrasi membaca buku.

Karena itu, membacakan buku cerita yang sesuai dengan usia dan ketertarikan anak bisa menjadi cara jitu dalam menumbuhkan minat baca mereka. Dengan tumbuhnya semangat membaca, diharapkan jendela pengetahuan dan inspirasi anak pun akan terbuka lebar.

Mengingat pentingnya membaca bagi anak tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus terkait gerakan literasi masyarakat. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menerbitkan kebijakan pengiriman buku ke seluruh penjuru tanah air secara gratis melalui PT Pos Indonesia pada tanggal 17 setiap bulannya. Pada hari itu, semua masyarakat dapat turut menyumbangkan bukunya.

Namun, sebenarnya masyarakat tak perlu menunggu sebulan sekali atau repot-repot pergi ke kantor pos setiap kali ingin menyumbang buku. Kini, sudah semakin banyak pegiat literasi yang menerima sumbangan berupa dana yang nantinya akan dibelikan buku untuk disumbangkan. Bahkan, perusahaan seperti BCA memiliki gerakan #BukuUntukIndonesia.

Partisipasi dana dari masyarakat akan dibelikan buku. Selanjutnya, buku-buku itu disumbangkan ke Sekolah Dasar Negeri di 60 daerah yang masih kekurangan buku. Tujuannya, agar anak Indonesia memiliki pengetahuan dan wawasan yang #LebihBaik lagi serta memiliki kesempatan mengejar mimpinya.

Masyarakat yang ingin menyumbangkan dana dapat melakukan transaksi di situs web blibli.com. Sebagai bentuk apresiasi, penyumbang akan mendapat hadiah berupa kaus.

Siap menjadi bagian dari pegiat menanamkan semangat baca anak Indonesia?

Menurut psikolog konseling yang juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Muhammad Iqbal, ada beberapa hal yan bisa dilakukan agar anak-anak tak menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying.

Sejumlah kasus perundungan ( bullying) belakangan marak terjadi. Tak hanya terjadi pada remaja tanggung, seperti sekolah menengah pertama, perundungan juga terjadi di bangku perguruan tinggi.

Menurut psikolog konseling yang juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Muhammad Iqbal, ada beberapa hal yan bisa dilakukan agar anak-anak tak menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying.

Hal sederhana tetapi sangat penting dilakukan orangtua adalah berkomunikasi dengan anak. Kedekatan dan ikatan (bonding) orangtua dan anak harus dibangun erat dengan komunikasi yang baik.

"Banyak anak itu bermasalah karena orangtua tidak pernah mengajak anak berdialog. Selalu mengatakan anak saya hebat, ranking, ranking, ranking, tetapi tidak pernah melihat akhlaknya, tontonannya apa," kata Iqbal dijumpai usai diskusi di Jakarta, Sabtu (22/7/2017).

Agar anak tak menjadi pelaku bullying, Iqbal mengingatkan orangtua untuk selalu mawas dengan lingkungan pergaulan si anak. Dia mengatakan, semakin orangtua permisif, maka perilaku menyimpang itu akan lebih mudah terjadi.

"Lingkungan ini variabel penting. Kalau dia berkawan dengan tukang bullying, menjadi tukang bullying dia," ucapnya.

Kemudian, apabila si anak sudah terlanjur dengan kawanan yang suka melakukan bullying, orangtua harus sabar mengarahkan anak tersebut agar tidak ikut-ikutan.

"Jangan dimarahi. Karena kalau dimarahi akan semakin marah. Bilang ke anak bahwa orangtua yakin si anak bisa berubah. Beri kepercayaan kepada anak," ucap Iqbal.

Iqbal menambahkan, sangat mungkin nasihat dari orangtua tidak didengar, dan justru teman paling keren dalam kelompok yang didengar dan dijadikan contoh. Dalam hal ini, Iqbal menyarankan, orangtua bisa menunjukkan role model orang-orang dewasa terdekat yang berperilaku baik.

"Bisa abangnya, bisa ayahnya. Kalau anak tunggal bisa suadaranya, bisa remaja masjid, remaja gereja," ujar Iqbal.

Sementara agar tak menjadi korban bullying, Iqbal mengatakan si anak harus diajarkan kemampuan ketegasan (assertiveness), berani mengatakan tidak, bahkan kalau perlu olahraga fisik dan bela diri.

Iqbal melihat, anak-anak yang menjadi korban bullying memiliki ciri-ciri umum pendiam dan penakut. Hal ini sayangnya bisa terjadi lantaran pola asuh yang salah.

"Mungkin karena selalu dimarahin, direndahkan. Itu yang membuat anak-anak ini (rentan) menjadi korban," kata dia.

Saat si Kecil memasuki usia pra sekolah, Mam mungkin mulai berpikir untuk mendaftarkannya ke playgroup atau kelompok bermain. Tetapi, apakah Mam sudah memahami tujuan utama memberikan si Kecil pendidikan anak usia dini?

Sebelumnya, Mam perlu mengetahui bahwa sejak tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mewajibkan setiap anak untuk mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) setidaknya selama setahun, sebelum masuk jenjang sekolah dasar (SD). PAUD dianggap sebagai tahapan penting bagi perkembangan setiap anak. Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), yang biasa disapa Prof. Reni mengatakan, kegiatan di PAUD dapat memberikan rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra sekolah.

Pendidikan yang diberikan untuk anak usia 3-6 tahun tidak hanya bertujuan mengenalkan anak pada bidang-bidang pelajaran ataupun melatihnya berinteraksi dengan anak sebaya. Lebih jauh dari itu, PAUD memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional. Agar lebih jelas, simak berbagai manfaat yang akan dirasakan oleh si Kecil setelah mendapatkan pendidikan di playgroup atau TK berikut.

Memperkenalkan anak pada dunia sekolah
Pengalaman belajar di PAUD akan membantu anak untuk lebih siap dalam menerima pelajaran formal di bangku pendidikan selanjutnya (SD). Hal ini yang menjadi salah satu alasan UNESCO merekomendasikan setiap anak mendapatkan pendidikan anak usia dini pada usia pra sekolah.

Lingkungan belajar di sekolah tentu berbeda dengan lingkungan di rumah. PAUD dapat menjembatani perbedaan suasana di kedua tempat tersebut. Si Kecil akan belajar berinteraksi dengan anak sebayanya, mengikuti aturan yang ditetapkan di playgroup atau TK, belajar beradaptasi dengan rutinitas, dan sebagainya. Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD sering kali memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi saat sekolah. Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.

Membiasakan anak terhadap kegiatan terstruktur
Meski bukan lembaga pendidikan formal, namun, kegiatan yang diadakan di playgroup atau TK dirancang khusus agar sesuai dengan fungsi pendidikan anak usia dini. Salah satu tujuannya adalah melatih anak agar terbiasa terhadap rutinitas dan kegiatan-kegiatan terstruktur. Misalnya, anak akan belajar berolahraga, berbaris, menyusun puzzle, dan sebagainya.

Mengajari anak untuk disiplin dan mengikuti peraturan
Di rumah, si Kecil tentu terbiasa bermain sesuka hati. Ia juga mungkin sudah terbiasa mengikuti “aturan” yang Mam tetapkan, yang biasanya tergolong lentur dibandingkan “aturan” yang terdapat di luar rumah. Nah, usia pra sekolah adalah saat yang tepat baginya untuk belajar mengikuti pola kegiatan maupun aturan lain di luar rumah. Mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini akan melatihnya beradaptasi dengan lingkungan baru dan peraturan baru. Ia juga akan belajar berbagi, mengantre, menunggu, dan memahami bahwa ternyata tidak semua hal yang ia inginkan bisa ia dapatkan. Dengan begitu, ia tidak akan kaget atau stres saat masuk SD dan harus belajar dalam situasi yang sangat terstruktur dan menuntut kedisiplinan.

Menumbuhkan imajinasi dan kreativitas
Anak usia dini belajar dengan cara bermain. Lembaga-lembaga penyedia pendidikan anak usia dini merupakan tempat yang tepat untuk memfasilitasi kebutuhan si Kecil tersebut. Bila si Kecil  belajar dalam  suasana yang menyenangkan, akan lebih mudah baginya untuk menyerap berbagai bimbingan yang diberikan. Selain mempelajari berbagai keterampilan dasar untuk membaca dan menulis, si Kecil juga akan mendapatkan banyak rangsangan yang akan memancing imajinasi dan kreativitasnya.

Menanamkan nilai-nilai positif
Program kegiatan yang diadakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini juga bertujuan menanamkan nilai-nilai positif, seperti kejujuran, toleransi, berbagi, dan sebagainya. Pada usia pra sekolah, anak belajar dengan cara bermain. Maka dari itu, kegiatan yang dilakukan di playgroup dan TK dirancang layaknya permainan, meski sebenarnya menyimpan maksud pembelajaran tertentu. Melalui berbagai permainan tersebut, si Kecil akan belajar tentang sopan santun, menghormati orang lain, berbagi dengan orang lain, pentingnya bersikap jujur, dan lain-lain.

Membentuk dasar kepribadian anak
Pada fase golden years, otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pengalaman yang didapat si Kecil di periode ini turut membentuk kepribadiannya dan akan memengaruhi sosoknya hingga kelak ia dewasa. Maka dari itu, Prof. Reni mengingatkan, pendidikan karakter memang sebaiknya dimulai sejak dini. Melalui pendidikan anak usia dini, si Kecil akan mendapatkan berbagai contoh dan kegiatan positif yang akan ia ingat dan praktikkan dalam kehidupannya.

Nah, kini Mam paham bahwa mendaftarkan si Kecil ke PAUD memberikan banyak manfaat. Pastikan pembelajaran yang ia dapat di PAUD selaras dengan yang Mam ajarkan di rumah, ya. Sebab, meski pendidikan anak usia dini berpengaruh penting bagi perkembangan si Kecil, namun, peran Mam dan Pap sebagai pendidik utama bagi anak tetap tak dapat tergantikan.

[Alia An Dhiva]

 

Sumber:
paud-dikmas.kemdikbud.go.id/segment/19.html
id.theasianparent.com/10-manfaat-anak-sekolah-paud/2/
health.detik.com/read/2013/05/21/182853/2252243/1301/ini-alasan-mengapa-paud-penting-bagi-perkembangan-anak
paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-konsep-dasar-paud.html

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, semua gerakan yang telah dilakukan musuh dalam 40 tahun terakhir adalah anti-revolusi dan kali ini, rakyat Republik Islam Iran dengan kekuatan penuh juga akan mengatakan kepada Amerika Serikat dan Inggris bahwa mereka kali ini juga tidak mampu dan tidak akan pernah mampu.

Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, semua gerakan yang telah dilakukan musuh dalam 40 tahun terakhir adalah anti-revolusi dan kali ini, rakyat Republik Islam Iran dengan kekuatan penuh juga akan mengatakan kepada Amerika Serikat dan Inggris bahwa mereka kali ini juga tidak mampu dan tidak akan pernah mampu.

Ayatullah al-Uzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan hal itu dalam pidatonya di hadapan ribuan warga kota Qom, selatan Tehran, ibukota Republik Islam Iran, Selasa (9/1/2018).

"Revolusi mencerabut musuh dari sisi politik di negara ini dan musuh secara terus menerus menyerang, namun selalu gagal dan tidak mampu memajukan langkahnya disebabkan perlawanan rakyat," kata Rahbar ketika menyinggung transformasi terbaru di Iran.

Ayatullah Khamenei menyinggung pawai akbar jutaan warga Iran di seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir untuk mendukung Revolusi Islam dan mengecam para perusuh.

"Kali ini rakyat dengan kekuatan penuh juga akan mengatakan kepada AS dan Inggris bahwa mereka tidak mampu dan tidak akan pernah mampu," ujarnya.

Gerakan besar rakyat dengan keteraturannya, kewaspadaan dan wawasannya, semangat dan motivasinya –untuk melawan konspirasi– seperti itu tidak ditemukan di bagian dunia manapun, dan ini berlanjut selama 40 tahun.

Ayatullah Khamenei menegaskan, pertarungan bangsa dengan anti-bangsa, pertarungan Iran dengan anti-Iran dan pertarungan Islam dengan anti-Islam berlanjut dan setelah ini tentunya juga akan berlanjut.

Dalam beberapa hari sejak tanggal 28 Desember 2017, warga Iran di beberapa kota di negara ini turun ke jalan-jalan untuk memprotes kenaikan sejumlah harga barang dan lemahnya pengawasan pemerintah, namun sejumlah pihak memanfaatkan situasi itu untuk menciptakan kekacauan dengan merusak sarana publik dan membuat keonaran di bawah bayangan dukungan asing.

Para pejabat AS, rezim Zionis, Arab Saudi dan media asing memanfaatkan unjuk rasa itu untuk mendorongnya ke arah kerusuhan, namun jutaan rakyat Iran di berbagai kota secara sepontan turun ke jalan-jalan untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas konspirasi baru musuh dan mengecam para perusuh yang merusak sarana publik. 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, dalam pidatonya di hadapan ribuan warga kota Qom, selatan Tehran, Selasa (9/1/2018), menjelaskan berbagai dimensi dan makar musuh untuk mendistorsi tuntutan sah rakyat.

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, dalam pidatonya di hadapan ribuan warga kota Qom, selatan Tehran, Selasa (9/1/2018), menjelaskan berbagai dimensi dan makar musuh untuk mendistorsi tuntutan sah rakyat.

Dalam pidatonya, beliau menekankan dua poin penting ketika menganalisa berbagai peristiwa yang terjadi di Iran beberapa waktu lalu. Poin pertama adalah pentingnya memperhatikan akar permusuhan terhadap revolusi dan pemerintah Republik Islam, yang terjadi sejak dimulainya kemenangan Revolusi Islam dan berlanjut sampai hari ini dalam berbagai bentuk.

Adapun poin kedua adalah bahwa pemisahan antara gangguan eksternal dan kelemahan internal dapat dianggap sebagai tolok ukur dalam mengidentifikasi faktor dan sebab isu seperti yang terjadi setelah peristiwa demonstrasi 9 Dey.

Rahbar dalam menjelaskan dua poin tersebut juga memaparkan berbagai fakta dan kekurangan, serta menegaskan "bahwa memperjuangkan hak rakyat dan upaya untuk menyelesaikan masalah mereka" sebagai tugas para pejabat, dan menambahkan bahwa seluruh lapisan masyarakat, terutama "kelompok lemah", merasakan kesulitan dan semua upaya pejabat harus terfokus pada upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Beliau selanjutnya menyinggung fakta lain, dan dalam menjelaskan aspek-aspek lain dari berbagai peristiwa terbaru di Iran, mengatakan, indikasi dan bukti-bukti menunjukkan bahwa kasus-kasus tersebut telah direncanakan secara terkoordinasi dan dalam pembentukannya, terdapat sebuah segitiga aktif. Menurut beliau, di puncak segitiga tersebut adalah Amerika Serikat dan Zionis sebagai perancang makar tersebut selama beberapa bulan, dan berdasarkan rencana sebelumnya, mereka bergerilya dari kota-kota kecil hingga ke pusat.

Ayatullah Khamenei menyebut bagian kedua dari segitiga itu adalah salah satu negara terkaya di Teluk Persia, yang mendanai makar tersebut. Sementara bagian ketiga adalah para pion mereka yang berafiliasi dengan Organisasi Munafikin Khalq (MKO). Mereka telah mempersiapkannya sejak beberapa bulan lalu.

Penegasan Rahbar bahwa makar terbaru musuh di Iran disetir dari dua markas komando di sekitar Iran, mengungkapkan semakin banyak elemen terselubung dari fenomena tersebut.

Banyak indikasi yang menunjukkan bahwa dalam mengungkap faktor dan sebab di balik peristiwa beberapa waktu lalu di Iran, faktor dan perencanaan eksternal jangan sampai dilupakan. Untuk sebab itu, dalam menganalisa peristiwa itu, harus diperhatikan semua elemen dan komponen yang terlibat, guna memperjelas mengapa dan bagaimana konsentrasi yang berawal dari tuntutan sah masyarakat itu berubah menjadi gerakan yang mengacu pada tujuan-tujuan subversif dengan bantuan pihak asing serta media dan jejaring sosial di luar negeri.

Namun sebagaimana yang telah dijelaskan Rahbar, revolusi mencerabut musuh dari sisi politik di negara ini dan musuh secara terus menerus menyerang, namun selalu gagal dan tidak mampu memajukan langkahnya disebabkan perlawanan rakyat.

Semua gerakan yang telah dilakukan musuh dalam 40 tahun terakhir adalah anti-revolusi dan kali ini, rakyat Republik Islam Iran dengan kekuatan penuh juga akan mengatakan kepada Amerika Serikat dan Inggris bahwa mereka kali ini juga tidak mampu dan tidak akan pernah mampu.

Sabtu, 13 Januari 2018 15:23

Jauh Dari Permainan Sia-Sia

Shaghwan Jammal mengatakan, “Saya datang menemui Imam Shadiq as dan bertanya kepada beliau tentang imam setelahnya.”

Beliau menjawab, “Pemilik imamah tidak akan bermain yang sia-sia.”

Pada saat itu juga saya melihat Musa bin Jakfar yang pada saat itu masih kanak-kanak datang bersama seorang anak kambing. Dia mengambil kambing itu dan berkata kepadanya, “bersujudlah kepada Tuhanmu”.

Imam Shadiq as kemudian memeluknya dan berkata, “Ayah dan ibuku sebagai tebusan orang yang tidak bermain sia-sia.”

Kabar Tentang Masa Depan

Abu Khalid mengatakan, “Mahdi Abbasi [Khalifah Abbasiyah yang ketiga] memerintahkan untuk menangkap Imam Kazhim as. Para petugasnya membawa beliau dari Madinah menuju Bagdad menemui Mahdi Abbasi. Di jalan saya berbicara dengan beliau. Beliau berkata kepada saya, “Mengapa engkau bersedih?”

Saya berkata, “Mengapa saya tidak harus bersedih? Sementara Anda akan dibawa ke Tahgut ini [Mahdi Abbas] dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada Anda?”

Imam Kazhim as berkata, “Dalam safar ini tidak akan ada bahaya yang mengenaiku. Ketika bulan tertentu tiba, di hari tertentu dan di tempat tertentu, datang temuilah aku!”

Saya senantiasa menghitung detik-detik yang ada sampai tibalah hari itu. Pada hari itu juga saya menuju ke tempat itu. Matahari hampir terbenam. Saya masih belum tahu tentang kabar Imam Kazhim as. Setan membuat saya waswas dan saya meragukan kata-kata Imam yang menyebutkan tentang waktu tertentu, di tempat tertentu temuilah aku.

Tiba-tiba mata saya tertuju pada sesuatu yang hitam datang dari arah Irak. Saya maju dan saya melihat Imam Kazhim as berada di bagian depan karavan menunggangi kendaraan dan menyapa saya, “Hai Abu Khalid!”

Saya menjawab, “Iya wahai putra Rasulullah!”

Imam Kazhim as berkata, “Tentunya jangan ragu, karena setan senang bila engkau ragu.”

Saya katakan, “Puji syukur kepada Allah yang telah menjaga Anda dari bahaya taghut.”

Kemudian beliau berkata, “Aku akan dibawa lagi kepada mereka dan kali ini aku tidak akan dibebaskan (dengan ucapan ini beliau mengisyaratkan tentang penangkapannya atas perintah Harun dan beliau akan mencapai syahadah di penjaranya).

Kabar Tentang Masa Depan

Ishaq bin Ammar mengatakan, “Saya berada bersama Imam Kazhim as. Beliau memberitahukan tentang kematian seseorang kepada orangnya sendiri.

Saya berkata kepada diri saya sendiri, “Memangnya Imam Kazhim tahu masing-masing dari pengikutnya kapan akan mati?”

Seketika itu juga Imam Kazhim memandang saya dengan wajah marah dan berkata, “Hai Ishaq, Rusyid salah seorang sahabat dekat Imam Ali as tahu tentang ilmu manaya dan balaya [kematian dan musibah]. Imam lebih layak untuk memiliki ilmu tersebut.”

Kemudian beliau berkata, “Wahai Ishaq! Lakukan apa saja yang kau inginkan dan lakukan pekerjaan-pekerjaanmu. Karena usiamu telah berakhir dan tidak sampai dua tahun engkau akan mati dan keluargamu beberapa hari setelah kematianmu akan berselisih satu sama lainnya dan saling mengkhianati yang lainnya sedemikian rupa sehingga para musuhpun akan mencela mereka. Lalu sekarang engkau berkhayal dalam hatimu, bagaimana kami memberikan kabar tentang masa depan?”

Ishaq berkata, “Apa yang terjadi dalam hatiku adalah saya meminta ampunan kepada Allah.”

Setelah kejadian ini berlalu, Ishaq meninggal dunia. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Imam Kazhim, keluarga Ishaq saling berselisih dan mereka mengambil harta kekayaan orang lain dan perbuatan mereka membuat mereka sengsara.

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.

Pada hari Rabu (6/12/2017) jajaran pejabat pemerintah Iran, duta besar negara Muslim dan peserta konferensi internasional persatuan Islam ke-31, bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar.

Dalam pertemuan itu, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengucapkan selamat atas Maulid Nabi Muhammad Saw dan cucu mulia beliau Imam Jafar Shadiq as. Rahbar berharap, hari penuh berkah ini menjadi momen bagi umat Islam untuk memperhatikan kembali teladan Rasulullah Saw. Ayatullah Khamenei juga memaparkan penjelasan penting terkait kondisi terkini Dunia Islam dan masalah Al Quds.

Pada kesempatan itu, Rahbar menyebut Nabi Muhammad Saw sebagai Rahmatan Lil Aalamin dan menuturkan, wujud suci Nabi Muhammad Saw adalah rahmat. Rahmat ini meliputi seluruh pengikut beliau, juga kepada orang-orang yang menerima ajaran dan hidayahnya. Mereka berada dalam naungan rahmat Ilahi, dan ini adalah janji Allah Swt yang pasti akan terwujud.

Allah Swt dalam Surat Al A'raf ayat 156-157 berfirman, "....Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka...."

Rahbar menegaskan, hadiah Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia adalah terselamatkannya mereka dari berbagai jenis perbudakan. Menurut Ayatullah Khamenei, rantai yang membelenggu leher, tangan dan kaki manusia serta membuatnya tidak bisa bergerak dan terbang, mencegahnya dari spiritualitas dan membuat hidupnya menjadi kelam, seluruhnya dilepaskan oleh Rasulullah Saw.

Ayatullah Khamenei menilai penindasan kubu adidaya dunia, penjajahan kubu imperialis, kesenjangan kelas, dan aristokrasi menindas serta congkak, sebagai perbudakan-perbudakan yang membelenggu umat manusia. Ia menegaskan, Nabi Muhammad Saw bangkit memerangi perbudakan-perbudakan ini dan sekarang seluruh bangsa dunia dapat melanjutkan jalan beliau, dengan syarat melakukan perlawanan dan menyelamatkan diri mereka dari perbudakan.  

Terkait konspirasi-konspirasi besar yang hari ini terus dilakukan oleh kubu adidaya dunia terhadap umat Islam, Rahbar menegaskan, seluruh konspirasi ini bisa dilawan dan digagalkan. Mengutip kisah Nabi Musa as dan Firaun dalam Al Quran, Rahbar menerangkan, Firaun di hadapan Musa adalah sebuah kekuatan besar yang memiliki kekayaan, potensi, senjata, uang dan selainnya.

Di sisi lain, Musa hanya seorang diri dan beliau memohon kepada Allah Swt, "....Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami -- akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih". (Surat Yunus ayat 88)

Di ayat ke-89, Allah Swt menjawab permohonan Musa,  "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui ".

Ayatullah Khamenei menyebut Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan seluruh kekuatan penyembah uang dan syahwat di dalam masyarakat Islam sendiri yang bergantung pada kubu adidaya dunia, sebagai Firaun-firaun modern. Rahbar menerangkan, seluruh kekuatan ini menyusun barisan menghadapi Islam dan jalan para nabi.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei
Rencana mereka hari ini, katanya, adalah melemahkan masyarakat Islam dengan menyulut perang mazhab di antara Muslimin di kawasan Asia Barat, sehingga mereka bisa menciptakan zona aman untuk Israel. Rahbar menyebut jalan untuk melawan berbagai konspirasi itu tidak lain adalah jalan yang ditunjukkan Al Quran, yaitu jalan perlawanan dan menolak tunduk pada orang-orang jahil.

Menurut Ayatullah Khamenei, sebagian penguasa negara kawasan, bahkan beberapa tokoh yang menjadi pion Amerika dan aktor perpecahan, adalah contoh orang-orang jahil dan tidak boleh diikuti. Rahbar mengatakan, kami sama sekali tidak punya keinginan untuk berkonflik dengan negara-negara Muslim, kami meyakini persatuan.

Rahbar menambahkan, kami bersyukur kepada Tuhan, karena Republik Islam Iran dan rakyatnya berhasil menghindari perpecahan dengan saudara-saudara Muslimnya dan mewujudkan persatuan dan persaudaraan dengan mereka. Dalam praktiknya, gerakan persatuan dan kecintaan pada persatuan, harus berhadapan dengan pihak-pihak yang menginginkan perpecahan dan perang, yang pada kenyataannya ingin menjalankan skenario Amerika di kawasan.

Ayatullah Khamenei mengungkapkan, kami nasihati mereka bahwa apa yang sedang dilakukan oleh beberapa negara kawasan hari ini untuk melayani Amerika, merugikan mereka sendiri dan akibatnya seperti yang diperingatkan Al Quran, "....mereka membinasakan diri mereka sendiri."

Rahbar juga menyinggung soal dimunculkannya gerakan-gerakan Takfiri di kawasan oleh musuh Islam dan menuturkan, di dalam kawasan kita sendiri, mereka membentuk kelompok-kelompok Takfiri yang mereka kira bisa menyulut perang mazhab. Namun Allah Swt menggagalkannya dan perang mazhab tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi. Kita berdiri melawan provokasi-provokasi musuh dan segala puji bagi Allah Swt, kita berhasil.

Menurut Ayatullah Khamenei, masalah Takfiri adalah buah dari kepatuhan sebagian pihak terhadap musuh. Musuh ingin menyulut perang Sunni-Syiah, tapi Allah Swt menjadikan musuh-musuh kita idiot dan Daesh dengan seluruh pengkhianatannya terhadap Sunni dan Syiah, telah menjadi musuh semua Muslim.

Terkait perang Iran melawan Daesh di kawasan, Rahbar menuturkan, perang kita melawan pasukan Takfiri adalah perang melawan penindasan, perang melawan penyimpangan Islam, perang melawan kelompok barbar yang tak punya akhlak, peradaban dan hakikat Islam. Mereka membakar manusia hidup-hidup, mengulitinya, menawan keluarga-keluarga Muslim dan melakukan kerusakan politik, pelecehan seksual, korupsi, kerusakan moral dan segala bentuk kerusakan lainnya.

Rahbar menegaskan, ini adalah realitas, bahwa kami berperang dengan Takfiri. Jika Dunia Islam ingin meraih kemuliaan, jangan sampai kehilangan persatuan dan solidaritasnya. Jika Dunia Islam ingin mencapai kekuatan dan kemuliaan, maka harus berdiri melawan Zionisme.

Sekitar dua pekan lalu, seiring dengan berakhirnya operasi pembebasan kota Al Bukamal, benteng terakhir Daesh, bersamaan dengan diturunkannya bendera kelompok teroris dukungan Amerika dan Israel itu, dan dinaikkannya bendera Suriah, Mayjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, Korps Garda Revolusi Islam Iran, Pasdaran mengumumkan berakhirnya pendudukan "Pohon Terlaknat" ini.

Rahbar, di bagian lain paparannya menyinggung masalah Palestina dan menuturkan, hari ini, masalah Palestina menjadi prioritas politik Dunia Islam dan Muslim. Semua berkewajiban untuk membela, membebaskan dan menyelamatkan rakyat Palestina dan berjuang untuk mereka. Di saat yang sama, Ayatullah Khamenei menekankan kegagalan musuh dalam masalah Palestina dan mengatakan, klaim mereka ingin menjadikan Al Quds sebagai ibukota Israel, muncul dari kelemahan dan ketidakmampuan mereka.

Mereka akan menerima pukulan lebih besar dari langkah ini, ujar Rahbar, dan Dunia Islam akan bangkit melawan mereka. Dipastikan musuh tidak akan mampu meraih tujuannya dalam masalah Palestina, dan Palestina akan bebas, tidak diragukan Palestina akan merdeka. Cepat atau lambat hal ini akan terjadi dan perjuangan umat Islam untuk menyelamatkan Palestina, dengan izin Allah Swt akan membuahkan hasil.

Ayatullah Khamenei di akhir pidatonya menyinggung perlawanan luar biasa rakyat Iran dan menuturkan, rakyat Iran, dengan keberanian, keimanan, kesadaran, dan ketabahannya, berhasil melewati sekian banyak jalan terjal dan berliku.

Ia melanjutkan, semua harus tahu, seluruh sahabat kami di dunia harus tahu, musuh kami harus tahu, sepanjang perjalanan selama 38 tahun pasca Revolusi Islam, banyak permasalahan yang kami hadapi namun tidak mampu menjatuhkan rakyat Iran, padahal banyak bangsa di dunia yang gagal menghadapi permasalahan serupa.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, dipastikan masalah-masalah yang diciptakan di masa depan, akan lebih kecil dan lebih sedikit di mata kami, dan kemampuan rakyat Iran untuk menyelesaikannya akan jauh lebih besar. Kami akan mengalahkan semua kesulitan dengan bantuan Allah Swt, musuh tidak akan bisa mengalahkan bangsa Iran dan terpaksa mundur.

Rahbar menegaskan, kami dengan izin Allah Swt akan berhasil melalui seluruh permasalahan dan menunjukkan kemuliaan Islam kepada seluruh bangsa Muslim, dan kami akan semakin meninggikan panji kemuliaan Islam atas kehendak Allah Swt.

Sabtu, 13 Januari 2018 15:20

Mutiara Kenabian Dan Wilayah

Fathimah Zahra as di tengah-tengah semua keluarga yang agung ini adalah mulia dan ini sangat berharga.

Pada hakikatnya, hari kelahiran beliau yang merupakan mutiara kenabian dan wilayah, merupakan hari raya bagi para pengikutnya, pecintanya, anak-anak spiritual dan jasmaninya. (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait as dalam rangka hari kelahiran Sayidah Fathimah as, 17/5/1383)

Pancaran Matahari Imamah, Wilayah Dan Nubuwah Dari Fajar Terang Fathimah as

Bila kepribadian Fathimah Zahra as bagi pikiran sederhana dan mata kita yang bisa melihat dari dekat ini bisa jelas, maka kita juga akan membenarkannya bahwa Fathimah Zahra as adalah penghulu wanita seluruh alam. Wanita yang di usia yang masih muda dan umurnya yang pendek telah mencapai kedudukan spiritual, keilmuan, makrifat dan derajat yang setingkat dengan kenabian dan para wali. Pada hakikatnya Fathimah Zahra as adalah fajar yang terang yang darinya memancar matahari imamah, wilayah dan nubuwah; langit yang tinggi menjulang yang dari pangkuannya terdapat bintang-bintang terang wilayah. Semua para imam maksum as menghormati dan menghargai ibunya dan jarang ada orang yang dihormati dan dihargai oleh para imam maksum as sedemikian rupa. (Dalam seminar besar para wanita dalam rangka perayaan kelahiran Fathimah Zahra as, 30/7/1376)

Jelmaan Malakuti Sayidah Fathimah as

Bagi Amirul Mukminin as juga demikian. Ada riwayat, “Summiyat Fathimah, Zahra” “Fathimah disebut sebagai Zahra” karena  dalam sehari beliau memancar di depan mata Imam Ali as. Bila seorang istri sebagai pendukung suaminya di segala kancah, maka kekuatan seorang suami akan menjadi berkali-kali lipat. Wanita bijak ini, wanita alim ini, wanita muhaddits ini, wanita yang memiliki hubungan dengan alam gaib ini, wanita yang malaikat berbincang-bincang dengannya ini, wanita yang hatinya seperti hati Ali dan Rasulullah Saw, bisa melihat alam mulk dan malakut, dengan segala kapasitasnya, dengan segala kedudukannya yang tinggi, di semua tahapan kehidupan, selama masih hidup, beliau bak gunung berdiri kokoh di belakang Amirul Mukminin as. (dalam pertemuan dengan para wanita, 25/9/1371)

Fathimah Zahra as Puncak Spiritual Dan Kesempurnaan Manusia

Kita tidak akan masuk pada pembahasan mengenalkan kedudukan spiritual beliau dan memang kita tidak mampu memahami kedudukan spiritual Fathimah Athhar as. Pada hakikatnya beliau berada di puncak spiritual dan kesempurnaan manusia. Hanya Allah yang bisa mengenalnya dan orang-orang yang sejajar dengannya dan melihat kedudukannya. Oleh karena itu Amirul Mukminin as dan ayahnya dan anak-anaknya yang maksum saja yang bisa mengenalnya. Masyarakat zaman itu dan zaman selanjutnya dan kita yang berada di zaman ini tidak bisa melihat pancaran spiritual beliau. cahaya terang spiritual tidak akan bisa tampak dilihat oleh mata setiap orang dan mata kita yang melihat dari dekat dan lemah ini tidak mampu melihat jelmaan kemanusiaan beliau. Kita tidak akan masuk ke dalam pembahasan mengenalkan spiritual Fathimah Zahra as. (dalam pertemuan dengan badan pengawas dan pelaksana pemilu, 22/9/1368)

Keajaiban Kesempurnaan Sipiritual Dan Materi Sayidah Fathimah Dan Ajarannya

Semakin manusia berpikir tentang Zahra Athhar dan kondisinya, maka dia akan merasa takjub. Ketakjuban manusia bukan hanya karena bagaimana seorang manusia di usia muda bisa mencapai derajat kesempurnaan spiritual dan materi [tentunya hal ini dengan sendirinya juga merupakan sebuah hakikat keajaiban]. Bahkan yang lebih menakjubkan adalah bagaimana Islam dengan kekuatannya yang ajaib bisa menyampaikan pendidikannya yang tinggi ini sehingga seorang wanita di usia muda dalam kondisi sulit bisa mencapai kedudukan yang tinggi. Selain wujud manusia yang agung ini menakjubkan, keagungan ajarannya yang bisa mewujudkan manusia yang agung dengan posisinya yang tinggi ini juga menakjubkan.   

Mendalami Samudera Cahaya Dengan Bantuan Hadis

Sebenarnya, bidang kecintaan kepada Ahlul Bait, adalah kancah yang layak untuk menampilkan seni. Di antara himpunan cahaya ini, kecintaan kepada Fathimah Zahra as adalah tempat untuk menyampaikan seni, menyampaikan bakat dan kehalusan karakter, di sinilah sebenarnya. Fathimah Zahra as adalah kalimat Allah yang penuh kandungan. Bagaikan sebuah lautan yang dalam. Semakin pemikiran manusia, bakat manusia, kehalusan pemilik karakter digali di bidang ini, dan semakin berpikir, maka semakin banyak permata yang didapatkan. Tentunya pesan kami adalah mendalami samudera cahaya ini harus dengan bantuan hadis-hadis Ahlul Bait. Sebagaimana dalam syair yang dibaca oleh bapak-bapak, kandungannya adalah makrifat keluarga ini juga ada pada keluarga ini sendiri. Kita harus belajar dari mereka. Kita jadikan mereka sebagai makrifat mereka sendiri. Kita pikirkan, kita teliti, sehingga kita bisa memahami kata-kata dan makna ini secara mendalam. Para penyair kita, para pembaca kidung kita, para pemuji Ahlul Bait yang memiliki kebanggaan ini, hendaknya merujuk kepada kata-kata dan riwayat-riwayat Ahlul Bait as, memikirkannya, meminta bantuan dari orang-orang yang ahli bashirat dan makrifat [orang-orang peka hatinya dan penuh makrifat] untuk mendalaminya, maka pada saat itu gunakanlah bakat, karakter yang halus, perhatian dan ketetelitian, suara yang bagus, dan tenggorokan yang kuat untuk mengabdi. Ini adalah salah satu pekerjaan yang paling bagus dan paling mulia.

---

Gunakan kandungan yang bisa dimanfaatkan oleh para audiens, dengan manakib yang bisa dipahami, dengan sebuah keutamaan yang membangkitkan dari Ahlul Bait yang bisa mengokohkan keyakinan dan keimanan manusia. Kalian lihat, para pembaca kidung Ahlul Bait as di masa hidupnya para imam maksum, bersandar pada apa saja? Syairnya Da’bal, Syairnya Kummit, syairnya Farazdak; ini adalah syair-syair yang didukung oleh Ahlul Bait as. Mereka bersandar pada apa saja? Kalian lihat, kandungan dari syair-sayair ini membuktikan tentang kebenaran Ahlul Bait dengan dalil, dengan argumentasi. Argumentasi yang dibungkus dengan indah dan halus dalam bentuk syair.

Lihatlah syair Da’bal; kalau tidak menjelaskan menjelaskan tentang keutamaan Ahlul Bait; sebagaimana yang dibaca berkali-kali oleh para penyair kita sekarang, menyinggung tentang Hal Ata, mengisyaratkan tentang kejadian Mubahalah. Mengisyaratkan tentang kata-kata Rasulullah Saw tentang Fathimah Zahra as, ya menjelaskan tentang pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan para maksum as dan contohnya yang benar-benar indah dan dekat dengan zaman kita adalah syair-syair di masa revolusi -  masa-masa puncaknya kebangkitan tahun 56 dan 57 -  di bulan Muharram, pawai tepuk dada [acara duka], yang ditunjukkan atas inisiatif para pembaca kidung sendiri, para pembaca puisi. Pawai tepuk dada di pasar, di jalan-jalan menepuk dada, membaca syair duka, setiap orang mendengarnya, dia akan tahu apa yang harus dilakukannya saat ini, saat ini harus bergerak ke arah mana? (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait, 4/4/1387) 

Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Uzhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami.

Sabtu, 13 Januari 2018 15:18

Tetangga Hasut

Di zaman khalifah Musa al-Hadi Abbasi saudara Harun Rasyid, ada seorang lelaki kaya dan salah satu tetangganya hasut padanya.

Dengan segala kekuatan, penghasut ini berusaha untuk menghancurkan tetangganya yang kaya ini. Namun usahanya tidak berhasil. Sampai akhirnya ia membeli seorang budak kecil dan mengasuhnya sampai besar dan kuat. Suatu hari ia berkata kepada budaknya, “Demi urusan penting aku sudah banyak mengasihimu dan berbuat baik kepadamu, apakah engkau mau membantuku?”

Sang budak berkata, “Saya akan melakukan apa saja yang Anda perintahkan.”

Lelaki hasut ini menjelaskan keinginannya, “Aku memiliki tetangga yang kaya. Aku memusuhinya. Sejak awal aku ingin memusnahkannya, namun usahaku tidak menuai hasil. Sampai akhirnya aku membelimu dan aku besarkan engkau. Pada suatu malam aku akan membangunkanmu dan membawamu ke atas rumahmu. Kemudian bawalah aku ke atas rumah tetanggaku dan sembelihlah leherku dan ambillah uang tiga ribu dirham ini, lalu pergilah ke salah satu kota dan hiduplah di sana dengan baik sampai akhir hidupmu dan jangan sampai engkau beritahukan masalah ini kepada siapapun, sehingga membuatku tidak rela padamu.”

Sang budak berkata, “Lalu bagaimana akibatmu?”

Lelaki hasut itu berkata, “Akibatku adalah aku mati. Tapi lelaki kaya itu akan ditangkap dan dia akan dibunuh karena kejahatan ini.”

Sang budak benar-benar keheranan dan berusaha melarang lelaki ini dari niatnya. Tapi tidak ada pengaruhnya sama sekali pada lelaki penghasut ini. lelaki hasut ini memaksanya sehingga sang budak menerima permintaannya.

Pada pertengahan malam, lelaki penghasut ini membangunkan budaknya dan pelan-pelan menuju ke atas rumah tetangganya. Ia berbaring menghadap kiblat dan memberikan pisau kepada budaknya. Kemudian, atas kebodohannya, sang budak memisahkan kepala menyembelih kepala majikannya dan matilah si penghasut ini.

Malam pun berlalu. Ketika mendekati maghrib, para tetangga tahu akan kejadian ini. Karena jasad berada di atas rumah orang kaya, maka orang kaya itu ditangkap dan dipenjara. Setelah beberapa hari, sang budak dibawa menghadap kepada khalifah dan dia menjelaskan kejadiannya dari awal sampai akhir. Hadi Abbasi pun terheran-heran menyaksikan kejadian menakjubkan ini. Setelah itu, atas perintah khalifah, budak dan orang kaya itu di bebaskan. Dan rencana ini hanya berakhir dengan kemusnahan sang penghasut dengan tanpa merugikan orang lain. (Safinatul Baharij, jilid 1, hal 251 dan Namuneh Maarif Islam, jilid 4, hal 262)

Kebutaan Mata Karena Membutakan Sumber Mata Air

Salah seorang ulama yang bertakwa menceritakan bahwa salah satu keluarganya di akhir usianya membeli sebuah pekarangan dan menjalani hidupnya dengan memanfaatkan hasil pekarangan itu.

Setelah kematiannya, dia bermimpi bertemu dengannya dalam keadaan buta. Kemudian dia ditanya tentang sebab kebutaannya di alam barzakh.

Dia menjawab, “Aku membeli sebuah pekarangan dan di tengah-tengahnya ada sumber mata air yang jernih dan para tetangga datang mengambilnya untuk minum dan memberikannya kepada binatang-binatang ternaknya. Karena mereka sering datang dan pergi, sehingga tanamanku rusak. Akhirnya, aku menutup sumber mata air itu dengan tanah, batu dan gamping, agar mereka tidak lagi datang dan pergi yang menyebabkan keuntunganku berkurang. Sumber mata air itu aku tutup dan kering sehingga para tetangga pergi mengambil air ke tempat yang jauh. Kebutaanku ini karena aku membutakan sumber mata air itu.

Aku berkata kepadanya, “Apakah ada jalan keluarnya?”

Dia menjawab, “Bila para pewarisku mengasihi aku. Maka hendaknya mereka membuka kembali sumber mata air itu sehingga bisa di gunakan oleh para tetangga. Maka pada saat itu akan kondisiku akan membaik.”

Sang ulama ini berkata, “Aku datang menemui para ahli warisnya dan mereka menerima dan membuka kembali sumber mata air itu. beberapa lama kemudian, almarhum itu saya temui kembali dalam mimpi dalam kondisi bisa melihat dan mengucapkan terima kasih.”

Tetangga Pengganggu Tidak Beriman

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw pada suatu hari berkata sebanyak tiga kali “Wallahu La Yu’minu” Demi Allah orang seperti ini tidak beriman.

Ada yang bertanya, “Siapakah?

Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya”. (Man La Yahdhurul Fakih, bab Hukmul Tahrim) (Emi Nur Hayati)

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…