کمالوندی

کمالوندی

Apa yang Kita Tanam Pasti akan Berbuah Kemudian

Dahulu, Lukman al-Hakim adalah budak seseorang. Tuannya adalah seorang manusia yang baik dan termasuk orang yang meyakini Allah, akan tetapi sayangnya tuannya itu seorang yang lalai. Ketika malam hari, semua manusia pergi ke tempat tidurnya. Begitu juga dengan Lukman al-Hakim, namun kemudian dia bangun dari tidurnya untuk mengerjakan shalat malam. Lukman al-Hakim merasa heran kepada tuannya yang mengaku beriman kepada Allah namun tidak terlihat tanda-tanda hendak bangun untuk mengerjakan shalat malam. Lukman pun pergi dan berkata kepada tuannya. “Tuanku, bangunlah dari tidur, marilah kita sama-sama mengerjakan shalat malam. Karena kafilah orang-orang yang shalat tidak akan lalai dari pahala dan ganjaran Allah. Oleh karena itu, bangunlah wahai tuanku!”


Tuannya menjawab, “Saya masih ngantuk, biarkan saya tidur sesaat lagi, nanti saya akan bangun, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.” Begitu pula ketika mendekati waktu subuh. Lukman pun membangunkan lagi. Dan tuannya menjawab lagi, “Tinggalkan saya, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.” Akhirnya tuannya itu bangun setelah sinar matahari menyorot dirinya.
Lalu ia memberikan biji gandum kepada Lukman sambil berkata, “Pergilah ke ladang, dan tebarkanlah biji gandum ini di sana.” Lukman kemudian bermaksud memberi pelajaran kepada tuannya. Lukman pergi ke ladang namun ia tidak menanam biji gandum, tapi biji bulgur. Lalu dia pulang dan memberitahukan apa yang dilakukannya kepada tuannya. Mendengar itu tuannya berkata kepadanya, “Apakah engkau gila dengan apa yang kamu lakukan?”


Lukman menjawab, “Sesungguhnya Allah Maha Penyayang. Saya lihat gandum itu harganya mahal sementara bulgur harganya murah maka oleh karena itu saya berpikir untuk menanam bulgur, sementara nantinya kita akan menuai gandum, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.”


Tuannya marah dan bertanya kepadanya, “Dari mana kamu belajar ini?” “Dari Tuan,” jawab Lukman tenang. “Karena Anda tidur sepanjang malam dan tidak bangun untuk mengerjakan shalat Subuh, sementara Anda mengatakan “Sesungguhnya Allah Maha Penyayang, dengan itu Anda berharap mendapat surga, keridhaan Allah dan bidadari Mahsyar pada Hari Kiamat,” lanjut Lukman.


Dengan demikian sebenarnya apa yang akan kita tanam dalam hidup ini akan berbuah kemudian.

Sumber: Ayatullah Ibrahim Amini dalam bukunya Renungan Jum'at; Meraih Cinta Ilahi

Minggu, 25 Februari 2018 16:29

Ghibah adalah Makanan Anjing Neraka

Imam Sajjad as berkata,
إیّاکَ وَ الغیبَةَ فَإنَّها اِدامُ کِلابِ النّارِ

Jauhilah Menggunjing (Ghibah)!!! Karena sesungguhnya Ghibah adalah makanan anjing-anjing neraka.
(Kasyful Ghummah juz.2 hal.108)

Ghibah di era sekarang ini seakan sudah menjadi akitifitas sehari-hari. Tidak lagi antara dua orang, melainkan melibatkan jutaan orang yang disiarkan di layar kaca atau media sosial. 
Al-Quran dalam surat Hujurat ayat 12 menegaskan bahwa Ghibah adalah perbuatan tercela seperti memakan Bangkai saudaranya.

و لا یغتب بعضکم بعضاً، ایحبّ احدکم ان یأکل لحم اخیه میتاً

Janganlah menggunjing satu sama lain! Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?

Ghibah atau menggunjing keburukan saudara muslim dan mukmin kepada orang lain seperti kita memakan bangkai. Imam Sajjad as menjelaskan bahwa ghibah adalah makanan anjing-anjing neraka.

Imam Sajjad as berkata,
إیّاکَ وَ الغیبَةَ فَإنَّها اِدامُ کِلابِ النّارِ

Jauhilah Menggunjing (Ghibah)!!! Karena sesungguhnya Ghibah adalah makanan anjing-anjing neraka.
(Kasyful Ghummah juz.2 hal.108)

Manusia ketika ingin tumbuh, maka dia harus makan. Ketika makanan itu bergizi, maka pertumbuhan seseorang akan baik dan terhindar dari cacat dan penyakit. Begitupula sebaliknya, ketika yang dimakan adalah racun dan makanan tidak bergizi, maka akan mengganggu bahkan merusak pertumbuhan manusia.
Orang yang hobinya menggunjing, sesungguhnya dia sedang memakan makanan anjing neraka dan merubah esensi dirinya menjadi makanan favorit anjing neraka. Dirinya akan dilemparkan ke neraka paling bawah karena bau tubuhnya yang mengganggu penghuni neraka lainnya dan bau tubuh penggunjing memancing anjing-anjing neraka ke arah dirinya.

Ketika seseorang sudah Malakah ( mendarah daging) menggunjing dan mengghibah saudaranya, maka esensi dirinya sudah menjadi makanan tetap anjing-anjing neraka. Itu menjadi lebih sulit kelak untuk keluar dari neraka menuju surga ilahi. Kenapa seperti itu, bukanlah Allah swt maha Adil? Karena dirinya telah merubah sifat-sifat neraka menjadi esensi dan subtansi dirinya.

Untuk itu, jadikanlah Akhlak-akhlak Ilahi menjadi esensi diri kita dan menjadi subtansi kita. Satu saja kita memiliki sifat mulia, bisa menyelamatkan diri kita dari api neraka. Seperti Sifat dermawan Hatim Al-Thai yang terkenal. Walaupun Ia Kafir, namun sifat kedermawanan yang sudah menjadi esensi dan subtansi pada diri Hatim, menyelamatkan dirinya dari api neraka.

Bahkan Rasulullah saww ketika mengetahui Anak perempuan Hathim Al-Thai menjadi tawanan perang, beliau langsung membebaskan perempuan tersebut dengan hormat, karena menghormati kedermawanan Hatim.

Sejarah menulis bahwa Hatim meninggal dunia sebelum Rasulullah saww diutus. Sejarah juga bersaksi bahwa Hatim tidak menganut agama Kristen (Masehi). (Akhbar Muwafaqiyah hal.264)

Namun Riwayat lain mengatakan bahwa Hatim sang dermawan arab dimasukan kedalam api neraka, namun api neraka tidak mampu membakarnya. Mengapa seperti itu? Seperti penjelasan terdahulu, bahwa sifat-sifat ilahiah (Karim/dermawan) sudah menjadi esensi dan subtansi Hatim Al-Thai sehingga neraka tidak bisa membakar esensi Ilahiah dalam diri Hatim.

Jika kita menilik kedalam ilmu teologi kasus Hatim adalah kasus tidak sampainya Hujjah Allah swt kepadannya. Maka untuk itu, ia tergolong kepada golongan “Mustadh’af” didalam Al-Quran dan layak mendapatkan ampunan ilahi.

Minggu, 25 Februari 2018 16:26

TAWAKKAL

Orang yang paling berat beban hidupnya ialah para nabi. Karena tugas yang terpikul di pundaknya adalah menyampaikan ajaran moral, norma sosial, dan ibadah kepada manusia tanpa imbalan apapun dan dengan risiko yang amat berat: dinista, dicaci, diganggu, diancam, disiksa, diusir, bahkan dibunuh.

Tawakkal itu seasal kata dengan "wakil". Jadi bertawakkal artinya mewakilkan sesuatu kepada pihak lain. Bertawakkal kepada Allah bermakna mewakilkan beban hidup kepada Allah agar masalah yang timbul darinya tak menjadi beban di dalam jiwa. Perasaan jadi ringan. Dada jadi lapang.

Beban di jiwa mempengaruhi detak jantung. Sementara detak jantung mempengaruhi peredaran darah dan ritme biologis tubuh. Sehingga semakin berat beban di jiwa akan semakin merentankan seseorang terhadap gangguan emosi.

Orang yang paling berat beban hidupnya ialah para nabi. Karena tugas yang terpikul di pundaknya adalah menyampaikan ajaran moral, norma sosial, dan ibadah kepada manusia tanpa imbalan apapun dan dengan risiko yang amat berat: dinista, dicaci, diganggu, diancam, disiksa, diusir, bahkan dibunuh. Tetapi mereka menghadapi itu semua dengan tenang, kepala dingin, dan tetap berpikiran jernih.

Beda dengan kita. Kita perlakukan jiwa sebagai kotak serba bisa. Sehingga jarum yang patah pun tetap kita simpan rapih dalam hati. Apatah lagi jika hati yang patah. Bisnis yang gagal. Karier politik yang kandas. Pekerjaan tak jelas. Bermasalah dengan hukum.

Apa sebab? Sederhana. Nabi merendah dan merasa tak berdaya di hadapan Tuhan, sementara kita merasa hebat dan mempertuhan diri sendiri. Seakan-akan semua kebaikan berasal dari diri kita, dan semua masalah mampu kita tanggung sendiri, sehingga Tuhan tak perlu lagi kita libatkan. Atau kalau toh kita libatkan, kita melibatkan-Nya sebagai pelengkap penderita belaka. Yaitu setelah kita terdesak.

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ؕ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ؕ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖ ؕ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Dan Dia memberi rezeki (kepada orang bertakwa) dari arah yang tak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap sesuatu." (QS. 65: 3)

Minggu, 25 Februari 2018 16:23

Duka Kepergian Putri Rasulullah Saw

Beberapa bulan sepeninggal Nabi Muhammad Saw, kesedihan ditinggal ayahnya telah merampas ketenangan batin Sayidah Fatimah as. Setelah wafatnya Nabi, beliau melalui hari-hari dengan kesedihan dan duka, sehingga beliau terbaring sakit hingga akhir masa hidupnya. Hanya satu hal yang menenteramkan hati Sayidah Fatimah as, yaitu janji Nabi Saw sebelum beliau meninggal dan berkata, "Putriku setelahku, kau adalah orang pertama yang akan bergabung denganku."

Sayidah Fatimah as pada malam terakhir memimpikan ayahnya yang berkata kepadanya, "Datanglah padaku karena aku sangat merindukanmu." Di dalam mimpi Sayidah Fatimah as menjawab, "Demi Allah, aku lebih merindukan pertemuan denganmu." Kemudian Rasulullah Saw dalam mimpi itu memberikan kabar kepada putrinya, "Kau akan bersamaku malam ini."

Pada detik-detik terakhir, Sayidah Fatimah as  memanggil Imam Ali as sementara Singa Allah itu menitikkan air mata. Sayidah Fatimah az-Zahra as mentap suaminya Ali as dan berkata, "Wahai sepupu! Aku tidak punya banyak waktu lagi, aku memiliki beberapa wasiat. Imam Ali as menjawab, "Pesankan apapun yang kau inginkan." Lalu Ali bangkit dan duduk menghadap Fatimah as. Sayidah Fatimah as berkata, "Kau tidak pernah melihat kebohongan dan pengkhianatan dariku dan sejak kau memulai hidup denganku aku tidak pernah menentangmu."

Ali as menjawab, "Aku berlindung kepada Tuhan, kau lebih tahu akan Allah Swt, lebih baik, lebih terhormat, lebih murah hati dan lebih saleh bagiku untuk menentangmu. Jauh darimu sangat berat untukku. Kehilanganmu adalah bencana yang tidak ada hal lain yang menyakitkan dan lebih menyedihkan. Demi Allah, aku bersumpah ini adalah bencana yang tidak mampu kukabungi, dan tidak ada yang dapat mengisinya."

Kemudian keduanya mulai menangis, Ali meletakkan kepala Fatimah di dadanya dan berkata, "Pesanlah apapun yang kamu inginkan. Aku akan melaksanakannya dan aku akan mengutamakannya daripada diriku sendiri." Sayidah Fatimah as berkata,  "Jangan sampai orang-orang yang telah menzalimiku dan menistakan hak-hakku, mendatangi jenazahku. Mereka adalah musuhku dan musuh Rasulullah. Jangan sampai mereka shalat untuk jenazahku. Saat semua mata terlelap, makamkan aku di malam hari."

Kesedihan luar biasa meliput Madinah. Gang-gang kota itu benar-benar senyap diliputi kesedihan. Putri kesayangan Rasulullah Saw pada hari itu meninggal dunia. Imam Ali as, suami Sayidah Fatimah az-Zahra as, tenggelam dalam kesedihan yang luar biasa. Hanya Allah Swt yang mengetahui apa yang terlintas dalam benak Imam Ali as saat istrinya yang juga putri kesayangan Rasululah Saw meninggal dunia.

Saat Rasulullah Saw meninggal dunia, Sayidah Fatimah as benar-benar kehilangan dan sangat sedih. Kondisi pasca wafat Rasulullah Saw, tidaklah ramah. Fenomena inilah yang membuat kesedihan berlarut-larut Sayidah Fatimah az-Zahra as. Tak lama setelah Rasulullah Saw meninggal dunia, Sayidah Fatimah menyusul ayahnya.

Menjelang wafat Sayidah Fatimah as, anak-anak Imam Ali as menangis memandang ibunda tercinta yang akan menemui ajalnya. Sayidah Fatimah setiap kali membuka matanya, ketenangan hati meliputi anak-anaknya. Kali ini, Sayidah Fatimah az-Zahra as membuka mata dan meminta Asma, salah satu pendamping setianya, untuk mengambil air untuk berwudhu. Sayidah Fatimah az-Zahra as berwudhu bersiap-siap menemui kekasih sejatinya, Allah Swt. Sayidah Fatimah memandang anak-anaknya dengan penuh kegelisahan, dan kemudian menyampaikan pesan-pesannya kepada suaminya, Imam Ali as.

Imam Ali as adalah orang yang paling sedih setelah wafatnya Sayidah Fatimah az-Zahra as. Imam Ali as setiap kali melihat Sayidah Fatimah az-Zahra as, lupa akan seluruh kegelisahan dunia. Sayidah Fatimah az-Zahra as benar-benar menjadi sumber kebahagiaan bagi Imam Ali as. Akan tetapi bagi Imam Ali as, kondisi itu akan berubah drastis tanpa kehadiran Sayidah Fatimah az-Zahra as.

Terkait kebesaran Sayidah Fatimah az-Zahra as, Rasulullah Saw bersabda, "Keimanan kepada Allah Swt melekat dalam hati dan jiwa mendalam az-Zahra as yang mampu menyingkirkan segalanya saat beribadah kepada Allah Swt. Fatimah adalah bagian dari hati dan jiwaku. Barangsiapa yang menyakitinya sama halnya ia menyakitiku dan membuat Allah Swt tidak rela."

Hadis di atas itu diucapkan oleh manusia terbaik di alam semesta dan pilihan Allah Swt, Muhammad Rasulullah Saw. Tak diragukan lagi, keagungan Sayidah Fatimah az-Zahra as menghantarkan ke derajat yang luar biasa di sisi Rasulullah Saw.

Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, "Putriku yang mulia, Fatimah adalah pemimpin perempuan dunia di seluruh zaman dan generasi. Ia adalah bidadari berwajah manusia. Setiap kali Fatimah beribadah di mihrab di hadapan Tuhannya, cahaya wujudnya menyinari malaikat. Layaknya bintang-gemintang yang bersinar menerangi bumi."

Keutamaan dan keistimewaan yang dimiliki Sayidah Fatimah as bukan hanya disebabkan ia adalah putri Rasulullah. Apa yang membuat pribadinya menjadi begitu luhur dan dihormati, lantaran akhlak dan kepribadiannya yang sangat mulia. Di samping itu, kesempurnaan dan keutamaan yang dimiliki Sayidah Zahra as mengungkapkan sebuah hakikat bahwa masalah gender bukanlah faktor yang bisa menghambat seseorang untuk mencapai puncak kesempurnaan. Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi yang sama untuk meraih kesempurnaan.

Kepribadian Sayidah Fatimah yang begitu mulia, baik secara personal, maupun di lingkungan keluarga dan sosialnya menjadikan dirinya sebagai manifestasi nyata nilai-nilai Islam. Ia adalah contoh manusia teladan, seorang istri dan ibu yang penuh pengorbanan. Ia adalah contoh manusia sempurna yang seluruh wujudnya penuh dengan cinta, iman, dan makrifah.

Jiwa dan pribadi Fatimah mengenal konsepsi kehidupan yang paling luhur di rumah wahyu, di sisi pribadi agung Rasulullah Saw. Setiap kali Rasulullah memperoleh wahyu, dengan penuh seksama Sayidah Fatimah mendengarkan ajaran hikmah yang disampaikan oleh sang Ayah kepadanya. Sebegitu mendalamnya cinta kepada Allah dalam diri Fatimah, sampai-sampai tak ada apapun yang diinginkannya kecuali keridhoan Allah swt. Ketika Rasulullah Saw berkata kepadanya, "Wahai Fatimah, apapun yang kamu pinta saat ini, katakanlah. Sebab Malaikat pembawa wahyu tengah berada di sisiku". Namun Fatimah menjawab, "Kelezatan yang aku peroleh dari berkhidmat kepada Allah, membuat diriku tak menginginkan apapun kecuali agar aku selalu bisa memandang keindahan Allah Swt".

Di umur pendek, Sayidah Fatimah mengalami berbagai peristiwa. Meski berumur pendek, putri kesayangan Rasulullah Saw mempunyai peran luar biasa. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Sayidah Fatimah sarat dengan pesan keluarga, politik dan sosial.

Selain itu, Sayidah Fatimah az-Zahra as juga mencerminkan seorang hamba yang luar biasa di hadapan Allah Swt. Ibadah yang dirasakannya sama sekali tak tergantikan dengan segala kenikmatan dunia. Dalam riwayat disebutkan, Sayidah Fatimah as dan keluarganya berpuasa tiga hari berturut-turut dan cukup berbuka dengan air karena ingin bersedekah kepada orang-orang miskin. Kehidupan Sayidah Fatimah as penuh dengan kedermawanan. Beliau juga beribadah dari malam hingga pagi. Beribadah kepada Allah Swt merupakan kerinduan tersendiri bagi Sayidah Fatimah az-Zahra as.

Kehidupan Sayidah Fatimah az-Zahra dan Imam Ali as sangat sederhana. Meski hidup sederhana, keluarga putri kesayangan Rasulullah Saw diliputi rasa kebahagiaan yang melimpah. Rumah kecilnya penuh dengan aura spiritual yang juga menjadi tempat bertumpunya orang-orang yang tidak mampu.

Di penghujung umurnya, Sayidah Fatimah az-Zahra as hanya menyampaikan wasiatnya kepada suaminya, Imam Ali as. Ini menunjukkan ketulusan dan ketaatan Sayidah Fatimah az-Zahra kepada suaminya, Imam Ali as. Ketulusan dan pengorbanan Sayidah Fatimah az-Zahra atas suaminya telah menciptakan keluarga ideal dan manusia-manusia besar dalam sejarah manusia.

Minggu, 25 Februari 2018 16:21

Kisah Tentang Ayatullah Boroujerdi

Almarhum Ayatullah Boroujerdi waktu itu kakinya sakit. Oleh karena itu beliau pergi ke sumber air panas di Mahallat sampai dua kali.

Di salah satu bepergian ini, beliau membantu para fakir miskin dan memerintahkan agar membeli beberapa ekor kambing untuk disembelih dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.

Perintah beliau dilaksanakan dan ada sisa setengah kilo daging disisihkan buat beliau untuk dibikin sate. Hidangan disiapkan berupa sate sekitar ada tiga tusuk dengan diselingi minuman yogurt campur parutan timun di hadapan beliau.

Beliau berkata, “Sate ini dari mana?”

Dijawab, “Dari daging kambing yang telah disembelih. Kami hanya membuatnya sedikit untuk Anda.”

Beliau berkata, “Saya tidak akan makan sate ini. Bagikan saja kepada fakir miskin. Karena mereka telah mencium baunya.”

Ayatullah Boroujerdi tidak makan sate sama sekali dan beliau hanya minum yogurt. (Dastan-e Dustan, jilid 5, hal 270)

Nasihat Dari Almarhum Haj Moghaddas

Seorang rohaniwan muda yang pergi berziarah ke makam imam maksum as bersama almarhum Haj Moghaddas menceritakan:

“Pada waktu Zuhur saya kembali ke rumah. Sementara Haj Moghaddas tetap melanjutkan ziarah dan ibadahnya di makam imam maksum. Kami berdua tinggal dalam satu ruangan. Hari itu saya agak lelah. Oleh karena itu saya berusaha untuk tidur.

Namun suara ribut-ribut terdengar dari rumah tetangga. Saya bangkit dan melihat ke rumah itu dan melihat beberapa perempuan dan anak-anak perempuan sedang mandi di dalam kolam.

Seketika itu juga saya menyesal setelah melihat ke rumah tetangga dan saya mengutuk para wanita itu. Karena suara keributan merekalah yang menyebabkan saya berbuat dosa.

Satu jam kemudian, almarhum Haj Moghaddas datang dan begitu masuk ke dalam ruangan, beliau memandang saya dengan tajam dan berkata, “Engkau telah berbuat dosa karena melihat rumah tetangga. Tapi mengapa engkau mengutuk mereka. Engkau berbuat dosa karena melihat rumah tetangga. Seharusnya engkaulah yang harus menahan dirimu sendiri.” (Dar Diyar-e Salehan, hal 76)

Tidak Beriman, Orang Yang Suka Mengganggu Tetangganya

Seorang lelaki dari kaum Anshar bertanya kepada Rasulullah Saw, “Saya telah membeli sebuah rumah dari kabilah tertentu, namun saya tidak berharap sama sekali pada tetangga terdekat akan kebaikannya dan saya merasa tidak aman dari keburukan dan kejahatannya. Lalu Rasulullah Saw memerintahkan Ali as, Abu Dzar dan satu orang lainnya, sepertinya Miqdad. Beliau memerintahkan agar mereka mengumumkan dengan suara lantang di masjid:

“Tidak beriman, siapa saja yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya”.

Mereka mengumumkan hal ini tiga kali. (Mizanul Hikmah, jildi 2, hal 193)

Syiah Menurut Pandangan Rasulullah Saw

Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Ada seseorang melihat pada keluarga tetangganya. Bila ada kemungkinan baginya, maka dia tidak segan-segan untuk berbuat zina.”

Yang lainnya berkata, “Wahai Rasulullah! Dia adalah syiah [pengikut] Anda dan dia membenci musuh-musuh Anda dan musuh Ali as.”

Rasulullah Saw berkata: “Jangan katakan dia sebagai syiah [pengikut] kami. Karena para syiah [pengikut] kami adalah orang-orang yang mengikuti kami dan melangkah di garis kami. Bila dia memiliki sifat seperti ini [melihat keluarga tetangganya] maka dia telah menyimpang dari garis dan cara kami. 

“Kunjungan ke Kabul akan saya gunakan untuk meneguhkan komitmen Indonesia membantu peace building di Afghanistan sebagaimana diminta oleh Presiden Afghanistan.”

Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan ulama internasional. Kesiapan Indonesia ini disampaikan Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili, di Istana Haram Sarai (Wisma Negara), Kabul, Afghanistan, Senin (29/1) kemarin.

“Indonesia siap menjadi tuan rumah. Saran saya, pertemuan bersifat inklusif,” kata Presiden pada pertemuan yang dilakukan dalam rangkaian kunjungannya ke Afghanistan itu.

Dalam pertemuan itu, Presiden mengawali pembicaraannya dengan menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Kabul beberapa waktu belakangan. Kejadian tersebut sampai merenggut setidaknya puluhan jiwa.

“Saya turut mendoakan agar keluarga dan sahabat yang ditinggal diberi ketabahan. Kekejian ini tidak akan melunturkan semangat kita. Namun, hanya akan semakin memperkuat keinginan untuk menciptakan perdamaian,” ucap Presiden Jokowi.

Dirinya juga berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan beserta delegasi ke Jakarta beberapa waktu lalu. Melalui kunjungan balasan ini, Presiden Joko Widodo hendak meneguhkan komitmen Indonesia dalam membantu upaya perdamaian di Afghanistan.

“Kunjungan ke Kabul akan saya gunakan untuk meneguhkan komitmen Indonesia membantu peace building di Afghanistan sebagaimana diminta oleh Presiden Afghanistan,” ujar Presiden.

Kunjungan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Presiden Jokowi untuk melakukan pembicaraan yang lebih detail mengenai langkah yang akan diambil ke depan, termasuk rencana penyelenggaraan pertemuan ulama Internasional tersebut. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kekagumannya terhadap sosok almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin, salah satu ulama besar yang menjadi kebanggaan di Tanah Air.

Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kekagumannya terhadap sosok almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin, salah satu ulama besar yang menjadi kebanggaan di Tanah Air.

Kekaguman Kepala Negara diwujudkan dengan menghadiri langsung Haul Majemuk Masyayikh di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (3/1).

“Saya datang hari ini ke Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah karena saya ingin merasakan langsung, melihat langsung tempat dan santri-santri yang mewarisi semangat dakwah dan kebangsaan Bopo Syamsul Arifin,” ujar Presiden.

Semangat tersebut lanjut Presiden, tertuang dalam pemikiran-pemikiran Kiai Syamsul Arifin dalam berdakwah untuk bangsa dan negara Indonesia. Maka tak heran jika pemerintah memberikan penghargaan tinggi kepada almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin berupa gelar pahlawan nasional pada tahun 2016 yang lalu.

“Sebuah gelar yang memang sangat pantas diberikan kepada beliau, terutama jika kita ingat perjuangan beliau, jika kita ingat pengorbanan beliau, jika kita mendalami kembali pemikiran-pemikiran beliau di nusantara dan untuk bangsa, negara kita Indonesia,” ungkap Presiden.

Selain itu, keberagaman dan kemajemukan Indonesia yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik juga tak lepas dari peran serta almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin bersama para ulama lainnya. Bahkan, kerukunan tersebut menjadi salah satu ciri khas Indonesia di mata dunia.

“Dunia melihat bagaimana di Indonesia Islam menjadi agama rahmatan lil alamin dan bagaimana umat Islam menjaga ukhuwah islamiyah, wathoniah, dan basariah kita,” ucap Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menceritakan kunjungannya ke Afghanistan beberapa waktu yang lalu. Meskipun sempat dilanda perasaan takut, namun berhasil dikalahkan dengan tekad kuat untuk membangun hubungan yang lebih baik antara Indonesia dengan negara-negara lain.

“Ini bukan urusan takut tapi ini urusan membangun ukhuwah kita. Kita juga ingin membangun perdamaian umat, membangun ukhuwah basariah kita ke negara-negara lain,” tutur Presiden.

Oleh karena itu, Presiden tak lupa menitipkan pesan kepada para ulama, kiai, santri, dan masyarakat di seluruh Indonesia untuk terus menjaga dan mensyukuri kodrat bangsa Indonesia yang hidup dalam kemajemukan dan keberagaman.

“Saya mohon Yang Mulia para ulama, kiai, santri, terutama Pondok Pesantren Salafiyah Sukorejo agar kita selalu menyemai nilai-nilai kerukunan dan mempraktekannya,” ucap Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo KH R Achmad Azaim Ibrahimy.

Saat ditanya wartawan tentang kehadiran Ketua Umum PPP Romahurmuziy di acara tersebut, Presiden menjelaskan, ”Karena undangannya kemarin dari Pak Kiai disampaikan ke Pak Romy (Romahurmuziy) makanya saya ajak,” sebagaimana dikutip dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin. 

Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris di Solo dan Karanganyar

Menurut Kantor Berita ABNA, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono mengatakan, Tim Densus 88 Polri mengamankan tiga orang terduga teroris di Kota Solo dan Kabupaten Karangayar.

"Total ada tiga yang diamankan Tim Densus 88, dua di Karanganyar dan satu di Solo. Dua di Karanganyar berinsial S dan EM, sedangkan di Solo, HS," kata Condro di Solo, Minggu (4/2/2018), seperti dikutipAntara.

Ia mengatakan, ketiganya saling berkaitan dengan pembuatan bom rakitan yang bisa meledak sendiri. "Sebenarnya ini kasus lama, ada kaitannya dengan ledakan bom di Gladak dan Singosaren beberapa waktu lalu," katanya.

Condro mengatakan, untuk terduga teroris dengan inisial HS ditangkap di Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta. Sedangkan dua yang lain, yaitu EM dan S ditangkap di Dukuh Winong RT 01/RW 04, Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Proses penangkapan sepenuhnya dilakukan oleh Densus. Sedangkan Polda Jateng hanya membantu pengamaman penangkapan dan penggeledahan. Menurut Condro, saat ini ketiga terduga teroris tersebut dalam pemeriksaan Densus.

"Untuk peranannya, saat ini masih dalam pemeriksaan," katanya.

Minggu, 25 Februari 2018 16:19

Hubungan Dagang Indonesia-Iran Meningkat

Duta Besar Republik Indonesia untuk Tehran mengabarkan pertumbuhan dua kali lipat volume pertukaran perdagangan antara Indonesia dan Republik Islam Iran pada tahun 2017 dan menegaskan bahwa Jakarta bersedia untuk meningkatkan level hubungan dagang dengan Tehran.

Menurut Kantor Berita ABNA, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tehran mengabarkan pertumbuhan dua kali lipat volume pertukaran perdagangan antara Indonesia dan Republik Islam Iran pada tahun 2017 dan menegaskan bahwa Jakarta bersedia untuk meningkatkan level hubungan dagang dengan Tehran.

"Hubungan dagang antara Iran dan Indonesia telah meningkat dua kali lipat selama 2017 dibandingkan tahun 2016 dan mungkin juga akan berlanjut" kata Octavino Alimudin dalam sambutannya di acara pembukaan Kantor Asosiasi Persahabatan Indonesia-Iran, Selasa (6/2/2018) seperti dikutip ISNA.

Menurutnya, mengingat adanya kapasitas Indonesia dan Iran maka ada kemungkinan untuk meningkatkan volume pertukaran perdagangan kedua negara hingga sekitar satu miliar dolar.

"Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta memiliki pasar lebih besar daripada Iran sehingga bisa menjadi pasar yang bagus bagi negara ini, dan Iran juga menjadi pasar terbesar di Timur Tengah," imbuhnya.

Dubes Alimudin menjelaskan, hubungan dagang antara kedua negara pada 2017 senilai lebih dari 600 juta dolar, yaitu sekitar dua kali lebih banyak dari tahun 2016.

Dalam acara tersebut, Mojtaba Erfani, Kepala Kantor Asosiasi Persahabatan Iran-Indonesia, mengatakan, hubungan dengan Indonesia sebagai negara Muslim besar adalah penting bagi kami dan kami berusaha untuk meningkatkan hubungan ini.

Menurut Erfani, Republik Islam telah mengerahkan lima delegasi perdagangan ke Indonesia.

"Kamar Dagang Iran-Indonesia juga sedang didirikan dan kami berharap dapat mengembangkan hubungan bilateral dengan mengkoordinasikan perusahaan-perusahaan kedua belah pihak," ujarnya.

Erfani juga mengumumkan pengiriman mahasiswa ke Indonesia sebagai bagian lain dari agenda asosiasi tersebut.

Ia menuturkan, mengingat besarnya aktivitas bisnis di Indonesia, maka kami perlu meningkatkan investasi di bidang perdagangan, dan kami berharap para pedagang bisa saling mengenal melalui seminar-seminar.

Minggu, 25 Februari 2018 16:18

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Negara Muslim

Presiden mengingatkan, Indonesia punya Pancasila sebagai ideologi pemersatu dan rumah bersama. Indonesia juga sudah punya banyak bukti-bukti bahwa Nusantara kokoh bersatu, Bhinneka Tunggal Ika sangat tangguh, dan Indonesia adalah negara muslim yang sukses berdemokrasi serta terbuka untuk kemajuan.

Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan, bahwa Indonesia sudah masuk negara dengan ekonomi besar, sudah masuk negara Group 20 (G20). Karena itu, ia minta jangan lagi mencari-cari bantuan tapi justru harus mulai membantu.

“Saya sudah sampaikan kemarin pada Duta-duta Besar, jangan lagi mencari bantuan-bantuan, jangan lagi seperti ini. Kita justru harus mulai membantu, jangan meminta-minta bantuan. Harus memulai seperti itu,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Kongres ke-30 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang digelar di Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, Rabu (14/2) pagi.

Kepala Negara menegaskan,  Indonesia sedapat mungkin bisa negara yang membutuhkan. Ia meyakini Indonesia bisa membantu, dan bahkan juga bisa menjadi rujukan kemajuan bagi negara-negara muslim.

“Saya yakin kita bisa menjadi rujukan kemajuan bagi negara-negara muslim. Bahkan saya meyakini, insya Allah  bisa menjadi pemimpin negara-negara muslim apabila ekonomi kita baik dan ekonomi kita kuat. Yakin kita bisa, yakin usaha sampai,” tegas Presiden Jokowi.

Sebagai negara muslim terbesar di dunia dan negara demokratis ketiga terbesar di dunia serta sebagai satu-satunya negara Asean yang masuk ekonomi besar dunia G20, Presiden Jokowi meyakini, Indonesia punya modal besar sebagai pemimpin.

“Saya yakin Indonesia bisa berbuat banyak. Islam Indonesia adalah yang moderat, yang toleran, yang modern, yang terbuka untuk kemajuan,” ujar Presiden.

Presiden mengingatkan, Indonesia punya Pancasila sebagai ideologi pemersatu dan rumah bersama. Indonesia juga sudah punya banyak bukti-bukti bahwa Nusantara kokoh bersatu, Bhinneka Tunggal Ika sangat tangguh, dan Indonesia adalah negara muslim yang sukses berdemokrasi serta terbuka untuk kemajuan.

“Jangan lupa kita punya insan-insan yang hebat, insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang bernafaskan Islam, insan yang memperjuangkan keadilan,” ucap Presiden seraya menambahkan, Indonesia mempunyai jutaan Kader HMI, kader Insan Cita yang berkualitas.

Tingkatkan Kualitas SDM

Namun Kepala Negara mengingatkan, bahwa upaya mengukuhkan kebangsaan dan membangun Indonesia yang berkeadilan pasti tidak berada dalam ruang yang hampa.

“Kita berada di era globalisasi yang penuh kompetisi, penuh persaingan. Kita tidak bisa membendung inovasi dan teknologi yang terus berkembang. Kita berada di dunia yang bergerak dinamis, bergerak sangat cepat,” terang Kepala Negara.

Ia menunjuk revolusi industri 4.0 yang sedang berlangsung harus diantisipasi secara serius. Digitalisasi, computing power, dan data analytics, diakui Presiden, telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang mengubah landskap ekonomi, lanskap politik, dan interaksi sosial budaya, baik di tingkat global, nasional, maupun daerah.

“Inilah perkembangan-perkembangan yang harus kita ikuti dan kita antisipasi. Peluang-peluang  besar tersebut harus juga kita manfaatkan, memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan, menciptakan peluang kerja, mengembangkan wirausaha-wirausaha baru, serta untuk melayani semua warga negara secara berkeadilan di seluruh tanah air,” kata Presiden.

Untuk itu, Presiden Jokowi menegaskan, tidak ada jalan lain, Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kualitas insan-insan Indonesia menjadi insan yang sehat, berakhlak mulia, dan bermoralitas tinggi, yang berdaya juang demi kemanusiaan dan kemajuan Indonesia serta insan pembelajar yang cerdas, inovatif, dan solutif.

Diakui Kepala Negara hal ini bukan tugas ringan. Namun dengan memperkokoh kekuatan nasional dengan meningkatkan sinergi antarpemerintah dan masyarakat, termasuk HMI, Kepala Negara meyakini  Indonesia bisa serta usahanya diridhai dan sampai.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Mensesneg Pratikno, Menristekdikti M. Nasir, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan Presidium KAHMI Akbar Tanjung.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…