کمالوندی

کمالوندی

Seiring dengan berakhirnya Perang Dingin, era baru perubahan kebijakan Amerika Serikat di Asia Barat, dimulai. Kubu neo-konservatif dan Zionis ekstrem di Gedung Putih, mendesak dilakukannya revisi terhadap rencana strategis di Timur Tengah, sehingga terbuka peluang untuk memperkuat posisi Amerika di kawasan ini.  

Atas maksud inilah, ide Timur Tengah Raya di kawasan digulirkan. Realisasi ide ini ditandai dengan kehadiran militer dan pengaruh politik Amerika dalam selubung proses demokratisasi dan reformasi politik versi Amerika.

Akan tetapi, kegagalan proyek Timur Tengah Raya menyebabkan Amerika harus melupakan rencana menjaga wilayah di Timur Tengah dan proses demokratisasi, dan beralih pada upaya memecah belah wilayah geografis Timur Tengah dengan meniru model penjajahan berdasarkan perjanjian Sykes Picot.

Proses pecah belah kawasan Timur Tengah yang dilakukan, berpusat pada poros pertentangan mazhab, etnis dan ras dari masyarakat majemuk Timur Tengah dan merestrukturisasi proyek Sykes Picot. Amerika yang punya rekam jejak cukup lama di Timur Tengah, berkesimpulan bahwa memanfaatkan konflik internal dan menciptakan kekacauan di Timur Tengah, lebih menguntungkan.

Daesh
Pasalnya, kekacauan di Timur Tengah diyakini dapat menekan kemungkinan lahirnya model-model demokrasi dan kebangkitan Islam yang secara substantif, bertentangan dengan kebijakan Amerika.

Mantan pegawai dinas intelijen Amerika, CIA, Edward Snowden pernah mengatakan, badan intelijen Amerika bekerjasama dengan dinas intelijen Inggris, MI6 dan intelijen rezim Zionis Israel, Mossad untuk membentuk kelompok teroris Daesh.

Dalam dokumen rahasia yang dibocorkannya, Snowden menunjukkan sejumlah bukti bahwa Amerika dengan kerja sama Israel dan Inggris, dalam salah satu operasinya berusaha membentuk sebuah kelompok teroris yang menghimpun seluruh ekstremis dunia, dan operasi itu diberi sandi "Sarang Lebah Hornet", The Hornet Nest Operation.

Menurut keterangan Snowden dan bukti-bukti yang ditunjukkannya, operasi Sarang Lebah Hornet sebelumnya pernah dirancang Inggris untuk membantu Israel, dan operasi ini berusaha membentuk sebuah kelompok berjubah Islam dan menerapkan aturan ekstrem, namun menolak semua keyakinan lain.

Snowden menuturkan, satu-satunya jalan untuk membantu Israel adalah menciptakan musuh di dekat perbatasan yang mengarahkan moncong senjatanya bukan ke Israel tapi ke negara-negara Muslim.

Dalam kerangka proyek Timur Tengah Baru yang di dalamnya Israel memainkan peran kunci untuk menjaga kepentingan ekonomi dan militer Amerika, Gedung Putih berupaya menumpas perlawanan terhadap hegemoninya di kawasan.

Secara ekonomi, target terpenting Amerika di kawasan adalah akses mudah dan murah terhadap sumber energi melimpah di Teluk Persia yang diduga memiliki cadangan lebih dari 60 persen minyak dunia. Untuk mewujudkan keinginannya itu, kekuatan militer menjadi salah satu prioritas pemerintah Amerika.

Enam bulan sebelum dimulainya operasi militer Amerika di Irak, mantan deputi menteri pertahanan negara itu pernah berusaha membujuk Turki untuk bergabung dalam agresi militer ke Irak. Ia mengatakan, demokrasi di negara-negara kawasan akan dimulai dari Irak.

Amerika dan Daesh
Sebagai kelanjutan dari langkah itu, dibuatlah Doktrin Powell. Tujuan utama doktrin ini mempersiapkan bangunan masyarakat, pemerintah, kalangan intelektual dan kebudayaan di Timur Tengah baru. Langkah semacam ini dianggap oleh sejumlah pihak lumrah dalam dunia diplomasi dan membawa pesan yang jelas, namun biasanya kebijakan yang diumumkan ke publik berbeda dari yang diterapkan.

Amerika karena terlanjur diketahui punya rekam jejak dalam pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan kemanusiaan yang tak terhitung jumlahnya, terpaksa kembali menampakkan diri sebagai negara pendukung demokrasi, perdamaian dan HAM. Di kawasan, Gedung Putih mengklaim diri tengah membangun iklim demokrasi, namun dalam dua dekade terakhir berusaha menaikkan boneka pendukung Barat ke tampuk kekuasaan.

Penggunaan isu terorisme sebagai alat, setelah proyek Al Qaeda dan perubahan strategi Amerika pasca peristiwa 11 September, dipusatkan pada aksi Daesh. Kenyataannya, Daesh adalah kata kunci baru Amerika untuk membongkar proyek Timur Tengah Baru. Dalam hal ini, jika pendudukan Daesh di Irak dan Suriah berlanjut, maka bisa mengubah konstelasi politik kawasan yang dianggap mustahil terjadi sebelum munculnya Daesh.

Perekrutan para ekstremis dari Eropa, Afrika dan Asia, membuka peluang penggabungan seluruh kelompok teroris dari berbagai negara dunia. Salah satu kelompok teroris itu adalah Salafi Takfiri yang lahir dan tumbuh di Timur Tengah. Dengan memanfaatkan jaringan komunikasi modern, mereka berhasil menghimpun teroris dan kelompok tertentu dari seluruh penjuru dunia.

Aksi pertama Daesh pada Maret 2013 adalah merebut dan menduduki kota Raqqa di Suriah. Kota ini adalah ibukota provinsi pertama Suriah yang jatuh ke tangan teroris. Pada Januari 2014, Daesh berhasil merebut kota Fallujah di Provinsi Al Anbar, Irak, disusul dengan Ramadi dan beberapa wilayah di timur laut Irak dekat perbatasan Turki dan Suriah. Terakhir Daesh berhasil menduduki kota Mosul, kota terbesar kedua di Irak, pada Juni 2014 dan memperlebar cakupan wilayah pertempuran hingga ke sekitar Samarra, Baqubah, bahkan ke Jalula.

Langkah Daesh berikutnya adalah mengorganisir pasukan bersamaan dengan penyebaran pemikiran Takfiri dan perekrutan anggota untuk melancarkan aksi teror yang lebih luas di Irak. Langkah ini dimulai dengan serangan Daesh ke markas-markas dan pangkalan militer Irak di Provinsi Ninawa dan Salahuddin. Selanjutnya diikuti dengan pengumuman berdirinya kekhalifahan Daesh.

Kekhalifahan Daesh semakin kokoh karena mendapat dukungan mencurigakan dari dalam kawasan sendiri dan luar kawasan. Proyek ini sebenarnya adalah skenario lama yang dirancang kekuatan imperialis untuk menciptakan krisis di Timur Tengah sehingga bisa mewujudkan ambisinya memecah belah dan melemahkan negara-negara independen di kawasan.

Jika diperhatikan, skenario-skenario yang dijalankan Barat di Timur Tengah ternyata saling terkait satu dengan lainnya. Dalam perang 33 hari Lebanon, serangan Israel ke Lebanon diharapkan bisa menumpas Hizbullah dan menghapus masalah Palestina untuk selamanya. Proyek ini dinamai, lahirnya Timur Tengah Baru, dan masyarakat internasional diminta menderita sementara akibat kelahiran sistem baru ini.

Timur Tengah
Namun menyusul kegagalan operasi militer Israel, Henry Kissinger mengaku yakin, selama Hizbullah masih kuat, penyelesaian masalah Palestina tidak mungkin terwujud, baik dengan cara damai ataupun perang. Ia percaya, untuk mengalahkan Hizbullah, pertama harus dibuka saluran komunikasi dengan Iran dan memutus jalur utama penyaluran bantuan Iran ke Lebanon, dan jalur utama itu adalah Homs, Suriah. Oleh karena itu, proyek ini mungkin dapat disebut sebagai proyek "memutus rantai".

Realitasnya, tujuan Amerika dan beberapa negara kawasan khususnya Arab Saudi mendukung Daesh adalah mengembalikan dominasi militer Amerika di kawasan, melemahkan poros perlawanan demi melindungi Israel dan menyingkirkan negara-negara yang secara nyata berada di garis depan perang melawan terorisme.

Selama berjalannya proyek itu di kawasan, terjadi beberapa peristiwa menentukan dan transformasi penting yang menunjukkan bahwa Amerika berusaha memaksakan strategi keamanan dan politiknya di kawasan.

Salah satu staf pengajar di jurusan ilmu politik, Bluefield State College, Virginia, Amerika, Dr. Colin S. Cavell mengatakan, ekspor lebih dari sepertiga senjata ke seluruh penjuru dunia, menjadikan Amerika sebagai pemasok senjata terbesar dunia.

Penjualan senjata Amerika ke Timur Tengah dan Afrika Utara dalam lima tahun terakhir mencapai lebih dari 100 juta dolar. Di sisi lain, ekspor senjata Amerika ke Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat seiring dengan meningkatnya instabilitas dan ketidakamanan di kawasan itu.

Amerika berkesimpulan, meluasnya perang internal, pergantian pemerintahan kuat menjadi semi pemerintahan lemah, dan kemungkinan terpecahnya kawasan, lebih mengutungkan kepentingannya. Oleh karena itu, perang saudara dan konflik etnis atau mazhab, yang sudah terpatri di Timur Tengah sejak ditandatanganinya perjanjian Sykes Picot, sekarang didukung penuh oleh Amerika.

Minggu, 15 April 2018 14:07

Nahkoda Kapal

Faidh bin Mukhtar mengatakan, “Saya waktu itu ada bersama Imam Shadiq as. Di sana saya memeluk dan mencium Sayidina Musa bin Jakfar yang masih kecil.

Imam Shadiq berkata, “Engkau adalah kapal dan anak ini adalah nahkoda kapal itu. Sebagaimana nahkoda kapal menyelamatkan dan mengarahkan kapal dari kesesatan dan ombak lautan yang keras menuju jalan yang lurus dan pantai, anak ini juga memiliki peran seperti ini di antara kalian.”

Tahun berikutnya saya pergi haji dan membawa uang dua ribu dinar. Yang seribu saya berikan kepada Imam Shadiq as dan yang seribunya lagi saya berikan kepada Sayid Kazhim as [Musa bin Jakfar].

Kemudian ketika saya datang menemui Imam Shadiq as, beliau berkata kepada saya, “Engkau menyamakan Musa dengan aku?”

Saya katakan, “Demi Allah! Mengenalkan Musa sebagai imam setelahku adalah perintah dari Allah dan Allah menjadikannya sebagai imam dan nahkoda kapal setelahku.”

Ampunan dan Kedermawanan

Imam Musa Kazhim as juga bertani seperti masyarakat lainnya. Beliau memiliki kebun kurma yang ditanamnya sendiri. Setahun berlalu, pada musim gugur, kurma sudah masak dan harus dipanen, kemudian membawanya ke pasar dan menjualnya.

Imam mengambil dua pekerja untuk membantunya memetik kurma. Bertiga pergi ke kebuh dan bekerja. Satu dari pekerja itu memanjat kurma dan memotong batang-batang yang penuh dengan kurma, kemudian meletakkannya di sebuah sudut. Pekerja yang kedua memisahkan kurma-kurma dari batangnya dan memasukkannya ke dalam sebuah kantong.

Ketiganya sedang sibuk bekerja. Seketika itu juga pekerja yang sedang berada di atas pohon matanya tertuju ke pekerja kedua. Pekerja kedua sedang mengambil beberapa batang penuh dengan kurma dan membawanya ke arah dinding kebun tanpa sepengetahuan imam. Ketika mendekati dinding dia meletakkan batang-batang itu secara pelan-pelan di balik dinding dan kembali lagi ke tempat semula. Pekerja yang ada di atas pohon, turun. Dia menuju ke arah pekerja kedua dan berkata kepadanya, apa yang telah engkau lakukan? Mengapa engkau meletakkan batang-batang yang penuh kurma di belakang dinding? Tahukah engkau apa maknanya hal ini?

Pekerja kedua sadar akan kesalahannya. Wajahnya memucat dan ketakutan. Pekerja pertama menggandeng tangannya dan membawanya kepada imam dan berkata, “Lelaki ini mengambil beberapa batang yang penuh kurma dan meletakkannya di balik dinding itu dan nanti akan mengambilnya.

Imam sejenak diam. Kemudian menghadap ke arah pekerja kedua dan bertanya, “Apakah engkau lapar dan engkau mengambil kurma untuk engkau makan sendiri?”

Pekerja itu menjawab, “Tidak.”

Imam bertanya, “Apakah engkau membutuhkan uang? Engkau mau menjualnya?”

Pekerja itu berkata, “Tidak.”

Imam dengan ketenangannya bertanya, “Lalu mengapa engkau melakukan hal ini?”

Pekerja itu menjawab, “Setan telah menipuku. Tiba-tiba saja saya ingin melakukan hal ini tapi saya sadar bahwa ini adalah salah dan saya meminta maaf.”

Imam memegang tangannya dan dengan penuh kasih sayang berkata, “Alangkah baiknya bila engkau mengatakan kepadaku bahwa engkau membutuhkan kurma.

Sekarang, beberapa batang itu sebagai milikmu dan jangan engkau lakukan kembali hal ini.

Kemudian beliau berkata kepada pekerja yang pertama, “Jangan engkau sampaikan masalah ini kepada siapapun. Jangan sampai engkau menghancurkan harga dirinya!”

Dermawan dan Berakhlak Bagus

Imam Musa bin Jakfar berkata, “Orang yang dermawan berakhlak bagus mendapatkan perhatian dari Allah dan Allah senantiasa melindunginya sampai dia dimasukkan ke dalam surga.

Allah tidak mengutus seorang nabi pun kecuali harus dermawan. Ayahku juga sampai saat mendekati kewafatannya, mewasiatkan kepadaku agar dermawan dan berakhlak yang bagus. (Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.

Minggu, 15 April 2018 14:04

Hukum Hanya Hukumnya Allah

Rasulullah Saw senantiasa memaafkan bila masalahnya terkait dengan pribadi beliau dan tidak mempermasalahkan perilaku buruk orang lain. Namun bila masalahnya terkait dengan urusan sosial dan agama, maka beliau benar-benar menunjukkan reaksinya. Agar hak umat Islam tidak terabaikan dan sunah Allah tidak terinjak-injak.

Pada masa pembebasan kota Mekah [Fathu Mekah] dan kemenangan umat Islam, sampailah sebuah kabar kepada Rasulullah Saw bahwa salah seorang wanita Quraisy mencuri. Rasulullah Saw berkata, berdasarkan hukum Allah tangan pencuri harus dipotong. Bawa kepadaku perempuan itu agar aku laksanakan hukum Allah terkait dengannya.”

Namun para sahabat dan orang-orang yang berada di sekitar beliau masing-masing mengatakan sesuatu. Seseorang berkata, “Sekarang bukan waktu yang tepat untuk melaksanakan hal ini. Kita baru saja datang ke kota ini. Kita harus mengambil hati masyarakat.

Yang lainnya berkata, “Perempuan ini adalah putrinya seseorang yang terkenal. Sebaiknya Anda abaikan saja kesalahannya.” Dan lain sebagainya.

Tapi Rasulullah Saw berkata, “Apakah kalian mengatakan, aku harus mengabaikan undang-undang Islam? Bila perempuan ini adalah perempuan yang tidak punya siapa-siapa, kalian juga akan mengatakan seperti ini? atau kalian mengatakan, aku harus menghukumnya supaya menjadi pelajaran bagi yang lainnya?”

Kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah bahwa undang-undang Allah tidak bisa ditafsirkan dan tidak bisa diliburkan.” Dan beliau memerintahkan agar tangan perempuan itu dipotong.

Salam Dari Surga

Agama Islam sangat memperhatikan adab pergaulan. Rasulullah senantiasa mengatakan, “Bila dua orang muslim berjumpa atau masuk pada sebuah perkumpulan sebaiknya mengucapkan salam. Supaya rajutan kasih sayang semakin kokoh di antara mereka.”

Dan di tempat lain beliau bersabda, “Mengucapkan salam bisa menjauhkan seseorang dari takabbur [kesombongan]...Bila ada seseorang mengucapkan salam maka yang orang yang dituju hendaknya menjawab dengan intonasi yang lebih baik...”

Tentunya terkait mengucapkan salam ada banyak hadis dan riwayat dan salah satunya adalah “Mengucapkan salam hukumnya sunnah dan menjawabnya wajib...”

Di hari-hari pertama pengutusan kenabian, masyarakat ketika berjumpa dengan yang lainnya, mengucapkan selamat pagi, selamat sore dan selamat malam. Sampai ketika Rasulullah Saw mendatangi mereka dan mengatakan, “Jibril turun kepadaku dan menyampaikan ucapan Allah seraya berkata, “Jangan mengucapkan salam dengan yang lain dengan cara tradisi Jahiliyah.”

Kemudian bersabda, “Allah telah memberikan hadiah yang lebih baik untuk kita dan memerintahkan kita untuk mengucapkan salam dengan yang lain dengan cara para penghuni surga. Oleh karena itu, untuk selanjutnya, ketika berjumpa dengan saudara-saudara seagama ucapkanlah “Salamun ‘Alaikum” dan dengan mengucapkan salam dan jawabannya, hadiahkan keselamatan pada saudara-saudara kalian!”

Allah Merindukan Pertemuan Denganmu

Di Akhir usianya, Rasulullah Saw sakit parah dan akibatnya adalah beliau meninggal dunia. tiga hari sebelum wafat, Jibril datang menemui beliau dan berkata, “Hai Ahmad! Allah mengutusku kepadamu untuk menyampaikan salam-Nya dan kukatakan bahwa Dia mengetahui kondisimu.”

Tapi sekarang katakan bagaimana dengan kondisimu sendiri?

Rasulullah Saw berkata, “Hai Jibril, aku sedih dan suntuk.”

Tiga hari kemudian [di detik-detik terakhir usianya] Jibril datang menemui Rasulullah bersama Izrail dan seorang malaikat bernama Ismail dan tujuh puluh ribu malaikan lainnya. Jibril berkata, “Hai Ahmad, aku diutus Allah kepadamu untuk menyampaikan salam-Nya kepadamu dan kukatakan bahwa Dia mengetahui kondisimu. Tapi sekarang katakan bagaimana dengan kondisimu sendiri?

Rasulullah Saw berkata, “Hai Jibril, aku sedih dan suntuk.”

Jibril berkata, “Hai Ahmad, ini adalah malaikat maut. Dia datang untuk mengambil nyawamu dan dia meminta izin kepadamu. Padahal selama ini dia tidak pernah meminta izin kepada seseorang untuk mengambil nyawanya. Setelah ini juga tidak akan meminta izin kepada siapapun.”

Rasulullah Saw berkata, “Atas namaku, izinkan dia!”

Jibril memberikan izin kepada Izrail dan Izrail maju dan berdiri di depan Rasulullah Saw seraya berkata, “Hai Ahmad, Allah telah mengutusku kepadamu dan Dia memerintahkanku untuk menjalankan perintahmu. Bila engkau mengizinkan, maka akan aku bawa ruhmu. Bila tidak, maka aku tidak akan melakukannya.”

Kemudian Jibril berkata, “Hai Ahmad, Allah merindukan pertemuan denganmu.”

Rasulullah Saw tersenyum dan dengan gembira berkata, “Hai malaikat maut, Lalukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!”

Sumber: “Sad Pand va Hekayat” Nabi Muhammad Saw

Mufti Agung Suriah, Sheikh Badreddin Hassoun menilai AS dan sekutunya yang melancarkan serangan udara ke Suriah tidak mengenal perikemanusiaan.

Dalam pertemuan dengan delegasi Inggris, yang terdiri dari anggota majelis rendah, uskup dan pendeta serta wartawan, Sheikh Hassoun mengatakan bahwa negara-negara yang membombardir rakyat Suriah tidak manusiawi.

"Rakyat Inggris harus menyadari realitas sebenarnya yang dialami oleh rakyat Suriah akibat adanya teroris dan negara-negara pendukungnya selama ini," ujar mufti agung Suriah.

Di hadapan delegasi Inggris, Sheikh Hassoun menjelaskan kondisi sebenarnya yang terjadi di Suriah.

"Anda menyaksikan sendiri secara langsung kehidupan rakyat Suriah. Semoga pengalaman ini bisa disampaikan kepada pemerintah Anda nanti," paparnya.

Sementara itu, delegasi Inggris dalam pertemuan ini menyampaikan dukungan dan solidaritas terhadap rakyat Suriah dalam menghadapi terorisme.

Mereka juga menyatakan akan menyampaikan hasil pengamatannya selama di Suriah kepada rakyat dan pemerintah Inggris.

AS bersama Inggris dan Perancis melancarkan serangan udara pada Sabtu dini hari (14/4) dengan menembakkan lebih dari 100 rudal ke berbagai wilayah Suriah.

Rudal AS menargetkan sejumlah wilayah di Suriah
 

Aksi tersebut dilakukan dengan dalih bahwa pemerintah Suriah melakukan serangan senjata kimia di Douma.

Klaim tersebut tidak didukung investigas independen, dan dibantah keras oleh pihak Damaskus.

Serangan udara AS dan sekutunya ke Suriah tidak mendapat restu dari PBB.

Minggu, 15 April 2018 14:02

Jauh Dari Permainan Sia-Sia

Shaghwan Jammal mengatakan, “Saya datang menemui Imam Shadiq as dan bertanya kepada beliau tentang imam setelahnya.”

Beliau menjawab, “Pemilik imamah tidak akan bermain yang sia-sia.”

Pada saat itu juga saya melihat Musa bin Jakfar yang pada saat itu masih kanak-kanak datang bersama seorang anak kambing. Dia mengambil kambing itu dan berkata kepadanya, “bersujudlah kepada Tuhanmu”.

Imam Shadiq as kemudian memeluknya dan berkata, “Ayah dan ibuku sebagai tebusan orang yang tidak bermain sia-sia.”

Kabar Tentang Masa Depan

Abu Khalid mengatakan, “Mahdi Abbasi [Khalifah Abbasiyah yang ketiga] memerintahkan untuk menangkap Imam Kazhim as. Para petugasnya membawa beliau dari Madinah menuju Bagdad menemui Mahdi Abbasi. Di jalan saya berbicara dengan beliau. Beliau berkata kepada saya, “Mengapa engkau bersedih?”

Saya berkata, “Mengapa saya tidak harus bersedih? Sementara Anda akan dibawa ke Tahgut ini [Mahdi Abbas] dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada Anda?”

Imam Kazhim as berkata, “Dalam safar ini tidak akan ada bahaya yang mengenaiku. Ketika bulan tertentu tiba, di hari tertentu dan di tempat tertentu, datang temuilah aku!”

Saya senantiasa menghitung detik-detik yang ada sampai tibalah hari itu. Pada hari itu juga saya menuju ke tempat itu. Matahari hampir terbenam. Saya masih belum tahu tentang kabar Imam Kazhim as. Setan membuat saya waswas dan saya meragukan kata-kata Imam yang menyebutkan tentang waktu tertentu, di tempat tertentu temuilah aku.

Tiba-tiba mata saya tertuju pada sesuatu yang hitam datang dari arah Irak. Saya maju dan saya melihat Imam Kazhim as berada di bagian depan karavan menunggangi kendaraan dan menyapa saya, “Hai Abu Khalid!”

Saya menjawab, “Iya wahai putra Rasulullah!”

Imam Kazhim as berkata, “Tentunya jangan ragu, karena setan senang bila engkau ragu.”

Saya katakan, “Puji syukur kepada Allah yang telah menjaga Anda dari bahaya taghut.”

Kemudian beliau berkata, “Aku akan dibawa lagi kepada mereka dan kali ini aku tidak akan dibebaskan (dengan ucapan ini beliau mengisyaratkan tentang penangkapannya atas perintah Harun dan beliau akan mencapai syahadah di penjaranya).

Kabar Tentang Masa Depan

Ishaq bin Ammar mengatakan, “Saya berada bersama Imam Kazhim as. Beliau memberitahukan tentang kematian seseorang kepada orangnya sendiri.

Saya berkata kepada diri saya sendiri, “Memangnya Imam Kazhim tahu masing-masing dari pengikutnya kapan akan mati?”

Seketika itu juga Imam Kazhim memandang saya dengan wajah marah dan berkata, “Hai Ishaq, Rusyid salah seorang sahabat dekat Imam Ali as tahu tentang ilmu manaya dan balaya [kematian dan musibah]. Imam lebih layak untuk memiliki ilmu tersebut.”

Kemudian beliau berkata, “Wahai Ishaq! Lakukan apa saja yang kau inginkan dan lakukan pekerjaan-pekerjaanmu. Karena usiamu telah berakhir dan tidak sampai dua tahun engkau akan mati dan keluargamu beberapa hari setelah kematianmu akan berselisih satu sama lainnya dan saling mengkhianati yang lainnya sedemikian rupa sehingga para musuhpun akan mencela mereka. Lalu sekarang engkau berkhayal dalam hatimu, bagaimana kami memberikan kabar tentang masa depan?”

Ishaq berkata, “Apa yang terjadi dalam hatiku adalah saya meminta ampunan kepada Allah.”

Setelah kejadian ini berlalu, Ishaq meninggal dunia. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Imam Kazhim, keluarga Ishaq saling berselisih dan mereka mengambil harta kekayaan orang lain dan perbuatan mereka membuat mereka sengsara. (Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.

Minggu, 15 April 2018 14:00

Seorang Kristen Yang Masuk Islam

Seorang Kristen (ilmuwan dan senantiasa ingin tahu) datang menemui Imam Kazhim as.

Dia berkata, “Sudah tiga puluh tahun saya memohon kepada Tuhanku agar menunjukkan aku ke agama yang paling bagus dan hamba-hambanya yang paling istimewa. Sampai pada suatu malam saya bermimpi ada seseorang mengenalkan saya tentang seorang lelaki yang tinggal di Damaskus. Saya pergi menemuinya dan dia berkata, “Bila engkau menginginkan ilmu Islam, Taurat, Injil dan seluruh kitab samawi serta kabar-kabar, maka pergilah ke Madinah. Di sana tanyakan, siapakah Musa bin Jakfar itu? Ketika engkau sampai dan menemuinya, maka sampaikan bahwa si fulan di Damaskus kirim salam untuk Anda dan dialah yang mengirim saya ke sini. Kemudian belajarlah kepada tentang apa saja yang engkau maukan.”

Seorang kristen ini berkata, “Karena saat ini saya berada di dekat Anda, izinkan saya untuk sungkem kepada Anda [dengan cara seperti yang dilakukan di hadapan para raja dan sedikit menunduk dengan menyembunyikan kedua telapak tangan di antara kedua paha].”

Imam Shadiq, “Aku izinkan engkau untuk duduk tapi tidak untuk sungkem dengan cara ini.”

Lelaki Kristen itu duduk dan berkata, “Apakan Anda mengizinkan saya untuk berbicara dan bertanya?”

Imam Kazhim as berkata, “Iya. Bukannya engkau datang bukan untuk hal ini?”

Lelaki itu berkata, “Iya. Tapi mengapa Anda tidak menjawab salam temanku.”

Imam Kazhim as berkata, “Jawaban untuk temanmu adalah semoga Allah menghidayahinya. Jawaban salam boleh baginya, di saat dia telah menerima agama kami [Islam].

Lelaki Kristen itu berkata, “Sekarang izinkan saya untuk menyampaikan beberapa pertanyaan.”

Imam Kazhim as, “Tanyakan apa saja yang engkau maukan.”

Lelaki Kristen bertanya, “Apa topik nuzulul Quran untuk Muhammad dan apa tujuan dari nuzul tersebut?”

Imam Kazhim as berkata, “Hammim...demi kitab yang terang yang kami turunkan di malam yang penuh berkah. Kami senantiasa sebagai pemberi peringatan.”

Lelaki Kristen: “Apa tafsir batininya ayat-ayat ini?”

Imam Kazhim as: “Kata Ha’mim adalah Muhammad dan kata ini ada dalam sebuah kitab yang diturunkan kepada Nabi Hud dan hurufnya terkurangi. Sedangkan yang dimaksud dengan “kitab yang jelas” adalah Amirul Mukminin Ali dan maksud dari “malam yang penuh berkah” adalah Fathimah.

Dan yang dimaksud dengan kata-kata bahwa pada malam itu setiap perkara akan diatur sesuai dengan hikmah Allah yakni Fathimah adalah sumber segala kebaikan dan kebaikan itu adalah lelaki yang bijak, lelaki yang bijak, dan lelaki yang bijak yakni Imam Hasan dan Imam Husein dan Imam Sajjad dan imam maksum lainnya.

Lelaki Kristen: “Kenalkanlah orang yang pertama dan yang terakhir dari para lelaki ini!”

Imam Kazhim as: “Sifat-sifat mereka semuanya sama dan aku akan mengenalkan yang ketiga [Imam Husein as] dimana Mahdi berasal dari keturunannya. Sifat-sifatnya disebutkan dalam kitab yang diturunkan kepada kalian bila belum diubah, tapi kalian sejak awal telah mengubah kitab tersebut.”

Lelaki Kristen: “Benar apa yang Anda katakan dan tidak ada kebohongan di dalamnya.”

Imam Kazhim as: “Sekarang aku akan mengabarkan sebuah masalah kepadamu dan tidak ada yang tahu dari orang-orang yang membaca kitab samawi kecuali hanya sedikit saja. Katakan kepadaku siapakah nama ibunya Maryam? Pada hari apa dan jam berapa ruhnya Isa ditiupkan ke rahim Maryam?”

Lelaki Kristen: “Saya tidak tahu.”

Imam Kazhim as: “Nama ibunya Maryam adalah Martsa dan bahasa Arabnya adalah Wahibah. Maryam hamil pada hari Jumat waktu Zuhur yaitu ketika Jibril turun dari langit dan tidak ada hari raya yang lebih penting dari hari itu bagi umat Islam. Allah dan Muhammad menganggap hari itu sebagai hari yang bernilai dan memerintahkan agar menjadikan hari itu sebagai hari rayanya.

Adapun hari lahirnya Isa adalah hari Selasa dan pada saat itu hari telah berjalan selama empat jam setengah.  

Kemudian beliau berkata: “Sungai apakah yang di sisinya Isa telah lahir?”

Lelaki Kristen: “Saya tidak tahu.”

Imam Kazhim as: “Sungai itu adalah sungat Furat yang di tepinya ada pohon-pohon anggur dan kurma. Tidak ada sungai yang memiliki banyak pohon anggur dan kurma di tepinya selain sungai Furat.”

Imam Kazhim as: “Selama engkau di majlis ini, Allah akan memberimu hidayah.”

Lelaki Kristen: “Siapakah nama ibuku dalam bahasa Arab dan Syiriac?”

Imam Kazhim as: “Nama ibumu dalam bahasa Syiriac adalah Anqaliyah dan dalam bahasa Arabnya Huwamiyah dan nama ayahmu adalah Abdul Masih.”

Lelaki Kristen: “Saya beriman kepada Allah Yang Maha Besar dan saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Dia tidak sebagaimana yang dikenalkan oleh orang-orang Kristen dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah dan dia diutus dengan benar dan dia menerangkan kebenaran untuk ahlinya. Ahli kebatilan berada dalam kesesatan dan penyimpangan. Dia adalah utusan Allah untuk semua penghuni dunia baik kulit merah maupun kulit hitam dan semua manusia adalah sama baginya. Ada sekelompok orang yang mencapai hidayah dan ada sekelompok orang yang tetap dalam kesesatan. Saya bersaksi bahwa wali dan penggantinya telah menjelaskan hikmahnya. Dan para nabi sebelumnya juga telah menjelaskan hikmah yang sempurna dan berusaha dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi segala kebatilan, kesalahan dan ahli kebatilan. Allah pun telah membantu mereka di jalan ketaatan-Nya.”

Kemudian lelaki kristen ini mematahkan dan melepaskan kalung salib emasnya dari lehernya dan berkata kepada Imam Kazhim as, “Zakatnya salib emas ini aku gunakan untuk apa?”

Imam Kazhim as: “Di sini adalah saudara seagamamu yang telah memeluk Islam. Berbuat baiklah kepadanya dan bertetanggaanlah dengannya dan berikan zakat kepadanya dan aku tidak akan membiarkan hak-hakmu dalam Islam.

Lelaki Kristen: “Saya di daerah saya sendiri termasuk orang kaya dan saya memiliki tiga ratus kuda jantan dan betina dan seribu onta dan hak Anda di sisi saya lebih dari hak saya di sisi Anda.”

Imam Kazhim as: “Engkau adalah orang yang dimerdekakan oleh Allah dan Rasul-Nya dan keturunan dan rasmu tetap ada pada tempatnya.”

Sejak saat itu, lelaki Kristen ini secara resmi sebagai seorang muslim dan menjalankan kewajibannya dengan baik dan dia menikah dengan seorang wanita dari suku Bani Fahr dan Imam Kazhim memberikan mahar untuk istri lelaki ini sebanyak lima puluh dinar dari barang wakaf Imam Ali as dan memberikan seorang pembantu untuknya dan memberikan sebuah rumah kepadanya dan dia lelaki ini hidup mengabdi kepada Imam Kazhim as di Madinah sampai ketika beliau diasingkan ke Bagdad. Lelaki Kristen baru masuk Islam ini meninggal dunia dua puluh delapan malam setelah Imam Kazhim as diasingkan.

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.

Umat Islam di seluruh penjuru dunia memperingati maulid Nabi Muhammad Saw, meskipun terdapat perbedaan penanggalan kelahirannya menurut riwayat Sunni dan Syiah. Sunni meyakini Rasulullah Saw dilahirkan tanggal 12 Rabiul Awal, sedangkan Syiah meyakini tanggal 17 Rabiul Awal. Meskipun demikian, hal ini justru dipahami sebagai momentum persatuan Dunia Islam.

Di Iran, Imam Khomeini mencanangkan “Pekan Persatuan Dunia Islam” dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Hingga kini, Iran terus menerus menyuarakan persatuan Muslim di tengah keragaman mazhab masing-masing.

Persatuan umat Islam dipahami bahwa kaum Muslim mengedepankan kesamaan pandangan sebagai pokok pijakan bersama, yaitu: Tauhid, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw dalam menghadapi  berbagai ancaman terhadap prinsip Islam dan masyarakat Muslim, sekaligus sebagai pengikat umat Islam untuk menjauhi friksi antarmazhab, politik, etnis, bahasa dan lainnya.

Dewasa ini, urgensi persatuan Islam lebih mendesak dari sebelumnya.Sebab Islam dan Muslim di seluruh penjuru  dunia saat ini menjadi sasaran musuh dengan berbagai programnya, termasuk Islamofobia. Oleh karena itu, seluruh Muslim harus menaati perintah Allah swt dan menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai teladannya, dan perilaku mereka mengikuti contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah Saw. Nabi Muhammad Saw berhasil menyatukan bangsa jahiliyah yang tidak berbudaya dalam ikatan tauhid dan solidaritas umat Islam.

Nabi Muhammad Saw sangat menekankan urgensi persatuan dan solidaritas umat Islam demi mewujudkan tujuan mulia agama Islam, dan beliau sangat mengetahui dengan baik jalan untuk mewujudkannya.Oleh karena itu, Rasulullah Saw mengerahkan seluruh upayanya untuk mewujudkan persatuan umat Islam.

Setelah hijrah dari Mekah ke Madinah, langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw salah satunya adalah mengambil janji setia dan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Ansar. Dalam perjanjian ini, Rasulullah Saw juga menyatukan suku Aus dan Khazraj yang sering berperang hingga bertahun-tahun. Sejarah mencatat, peperangan antara dua kabilah itu lebih dari seratus tahun.

Rasulullah Saw dengan baik memahami bahwa Islam tidak akan berakar kuat di kota Madinah dan di wilayah lainnya ketika antarsesama anggota masyarakat masih berperang mengenai masalah suku maupun etnis dan kelas sosial. Dengan metode yang sangat cerdas, Rasulullah Saw mempersaudarakan satu persatu dari kedua kelompok. Nabi Muhammad Saw dalam sebuah pertemuan besar bersabda, “Setiap pasang terdiri dari dua orang menjadi saudara seagama”.

Saking kuatnya ikatan persaudaraan ini, seorang Muslim akan mendahulukan saudara seagama dari dirinya sendiri. Sejarah mencatat suatu hari terjadi pembagian pampasan perang atau ghanimah. Rasulullah Saw berkata kepada orang-orang Ansar supaya mempersilahkan muhajirin ikut dalam pembagian ghanimah tersebut.

Pihak Ansar menjawab, “Kami tidak hanya akan memberikan ghanimah kepada saudara muhajirin, tapi mereka juga diperbolehkan untuk tinggal di rumah kami,”. Sejatinya, tindakan Rasulullah Saw mempersaudarakan kaum muhajir dan Ansar merupakan terobosan besar yang dicatat dalam sejarah. Persatuan tersebut menjadi model persatuan dunia Islam hingga kini.

Persatuan Islam merupakan salah satu faktor terpenting bagi kemuliaan dan kemenangan Muslim di berbagai bidang, dari aspek sosial hingga politik. Sebaliknya, perselisihan dan friksi hanya menghasilkan kelemahan dan ketidakberdayaan umat Islam. Potensi sumber daya Muslim yang besar terbuang percuma, dan umat Islam terkotak-kotak secara etnis, kelompok sosial dan kecenderungan politiknya masing-masing.

Nabi Muhammad Saw memandang sama setiap Muslim. Bagi Rasulullah Saw, tidak ada bedanya seorang budak seperti Bilal dan Zaid bin Haritsah, yang menjadi komandan pasukan Muslim. Parameter keutamaan dalam Islam yang dijadikan pijakan oleh Rasulullah Saw adalah ketakwaan. Oleh karena itu, orang yang paling takwa adalah orang yang paling mulia tanpa memandang status sosial maupun etnisnya.

Suatu hari  Salman sedang duduk di Masjid, dan sebagian tokoh juga berada di sana. Lalu muncul pembicaraan mengenai silsilah keturunan mereka. Masing-masing berbangga dengan keturunannya sendiri. Kemudian tibalah giliran Salman untuk menjelaskan garis keturunannya.

Ketika itu, Salman berkata, “Namaku Salman, putra salah seorang hamba Allah. Dulu tersesat, tapi Tuhan memberikan hidayah melalui Nabi Muhammad Saw. Dahulu aku miskin, tapi Allah swt membuatku tidak membutuhkan melalui Muhammad. Dahulu aku budak, tapi kini Tuhan membebaskanku melalui Muhammad. Inilah silsilah garis keturunanku.”

Pada saat itu, Rasulullah Saw memasuki masjid, dan peristiwa tersebut dijelaskan kepada beliau oleh salah seorang dari mereka yang berada di masjid itu. Di hadapan para pemuka Quraisy, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai kaum Quraisy! Apa artinya darah? Apa maknanya suku? Garis keturunan tidak pernah menjadi kebanggaan dalam agama seseorang. Ksatria adalah orang yang berakhlak mulia dan berbuat baik lebih banyak.Keutamaan setiap orang adalah akal dan pemahamannya.Lalu apa yang lebih utama dari akal?” Pernyataan Rasulullah saw tersebut menegaskan penolakan terhadap fanatisme kabilah, dan mengutamakan persatuan.

Nabi Muhammad Saw menentang keras fanatisme etnis, dan mendukung orang orang yang tertindas. Kebanyakan dari mereka adalah budak yang tidak berada dalam perlindungan satu kabilah pun. Tapi, Rasulullah saw mengakui hak sosial dan politik mereka yang sama dengan orang lain.

Rasulullah Saw dengan baik mengetahui bahwa manusia sama secara fitrahnya. Semua manusia dilahirkan sama dari sisi kemanusiaannya, dan perbedaan suku, bahasa dan tempat kelahiran tidak menghalangi hak kemanusiaan mereka. Selain itu, Nabi Muhammad Saw juga menghapuskan tradisi ribuan tahun dua kelompok; budak dan tuan, yang berkembang di tengah masyarakat ketika itu.

Terkait hal ini, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tuan dan budak sama saja, mereka saudara dan berasal dari satu keturunan. Semua asalnya dari tanah. Tidak ada keunggulan kulit putih dari kulit hitam. Para budak yang berada di bawah kalian adalah saudara kalian juga dan memiliki hak seperti kalian. Makanan yang kalian makan, berikan juga kepada mereka. Pakaian yang kalian kenakan, berikan juga kepada mereka. Jangan memaksa mereka melakukan pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakannya. Kalian juga harus membantu pekerjaan mereka,”.

Di bagian lain, Rasulullah Saw menegaskan hak-hak para budak yang harus diperhatikan para tuannya,“Perhatikan adab setiap kali kalian memanggil mereka. Jangan panggil mereka dengan budakku! Sebab mereka semua, baik laki-laki maupun perempuan adalah hamba Tuhan! Semua milik-Nya.” Sabda Rasulullah Saw tersebut memberikan pengaruh terhadap para sahabatnya. Contohnya, Zaid bin Haritsah membebaskan budak yang dihadiahkan istrinya. Lalu ia mengangkat budak itu sebagai anaknya. Kemudian dinikahkan dengan putri bibinya dari kabilah terkemuka Quraisy.

Perpecahan dan friksi di Madinah selalu muncul baik terbuka maupun tersembunyi. Tapi dengan sigap Rasulullah Saw meredamnya. Salah satu yang menjadi pemicunya adalah manuver Abdullah bin Ubay, seorang munafik yang dicatat dalam sejarah Islam. Meskipun Abdullah bin Ubay menampakkan diri beriman, tapi ia selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk memecah belah umat Islam. Bahkan ia juga menjalin hubungan dengan Musyrikin Mekah. Selain itu, ia juga memainkan peran penting dalam memprovokasi Yahudi Madinah supaya melanggar perjanjian dengan Muslim.

Meskipun Rasulullah Saw mengetahui sepak terjang Abdullah bin Ubay, tapi beliau tidak menindak langsung demi menjaga persatuan umat Islam dan hanya mengontrolnya dan meminimalisir dampak buruknya. Sejatinya, Rasullah Saw selalu mengutamakan persatuan dan solidaritas umat Islam, dan inilah yang dihadiahkan beliau kepada umat Islam di hari mulia kelahirannya.

Minggu, 15 April 2018 13:56

Imam Musa Kadzim, Teladan Ketabahan

Penderitaan dan kesedihan yang ditanggung Imam Musa Kadzim as pasca tragedi Karbala, lebih besar dibandingkan dengan yang dialami Imam Maksum lain. Seluruh masa keimamahannya dihabiskan dalam pengasingan atau penjara, namun demikian, dengan semangat tak kenal lelah dan perjuangannya, beliau tetap memberikan cahaya hidayah dengan penuh cinta kepada masyarakat, meski dalam kondisi paling sulit.

Imam Musa Kadzim mengemban tanggung jawab besar keimamahan di salah satu masa yang paling sulit, dan di sepanjang kehidupan mulianya, beliau menanggung penderitaan yang luar biasa besar.

Imam Kadzim dikenal sebagai imam yang dengan kesabaran dan ketabahannya, mampu memberikan pelajaran kehidupan terbaik kepada masyarakat, di tengah situasi sosial yang mengalami krisis akut. Para pecinta Ahlul Bait as sepanjang sejarah, meneladani sirah dan perkataan penuh makna Imam Kadzim dalam setiap sendi kehidupan mereka untuk meraih puncak kebahagiaan.

Dalam kehidupannya, Imam Kadzim sempat mengalami pemerintahan dua penguasa Bani Abbas paling kuat, Mansur dan Harun, dan dua penguasa paling tiran, Mahdi dan Hadi. Wilayah Islam saat itu sudah sangat luas akibat perluasan wilayah baru, dan penguasa Abbasi menikmati hasil rampasan perang dan harta benda berlimpah, selain kekuatan yang semakin besar.

Di sisi lain, beberapa pemikiran dan keyakinan menyimpang tersebar luas di tengah masyarakat. Pada situasi seperti ini, pikiran masyarakat dijejali berbagai pemikiran kontradiktif, dan berkembangnya pemikiran semacam ini mengganggu kehidupan beragama dan sosial masyarakat Islam saat itu.

Para penguasa memanfaatkan dengan baik kebingungan masyarakat dan semakin memperkokoh kekuasaannya atas mereka. Kondisi semrawut masyarakat Islam di masa Imam Kadzim telah mempersempit ruang dakwah para penyebar ajaran murni Islam.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menggambarkan masa kehidupan Imam Kadzim sebagai berikut, di masa itu, bahkan syair, kesenian, fikih, hadis dan pola hidup zuhud serta wara', menjadi alat untuk melayani para tuan dan menyempurnakan sarana kekerasan dan pemaksaan mereka. Tidak ada ancaman serius terhadap tubuh kekhalifahan, dan khalifah sedikitpun tidak pernah berhenti mengawasi pergerakan dakwah Ahlul Bait.

Di masa ini, satu-satunya faktor yang mampu mempertahankan dan memajukan gerakan pemikiran dan politik Ahlul Bait serta pengikut setianya, adalah kerja keras dan jihad para Imam Maksum dan ajaran Ilahi, Taqiyah. Di sinilah keagungan perjuangan dan jihad Imam Kadzim tampak jelas bagi semua.

Imam Musa Kadzim mulai mengemban kepemimpinan umat Islam di saat usia beliau masih muda dan pada saat Mansur Abbasi tengah berada di puncak kekuasaannya dan sangat memusuhi Ahlul Bait as.

Mansur begitu banyak menyiksa dan membunuh keluarga Nabi Muhammad Saw bahkan orang-orang dekat dan pembesar kaumnya sendiri. Biasanya, ia membuang jenazah korban di tempat rahasia, dan lokasi pembuangan jenazah itu baru terungkap setelah meninggalnya Mansur.

Imam Kadzim diangkat Imam di masa khalifah Mansur dan sejak awal terus diawasi secara ketat olehnya, sehingga pengikut Ahlul Bait begitu kesulitan bahkan untuk sekedar mengetahui kepada siapa harus merujuk setelah kesyahidan Imam Shadiq, namun dengan kerja keras, mereka berhasil menemui Imam Kadzim.

Kepada mereka Imam Kadzim berkata, seandainya penguasa tahu kalian mendengar perkataan dariku, mendapat pelajaran dan berhubungan denganku, maka kalian semua akan dibunuh, oleh karena itu berhati-hatilah dan lakukan taqiyah.

 Meski berada di tengah pengawasan dan pembatasan ketat, Imam Kadzim meriwayatkan banyak hadis bagi masyarakat yang kehausan. Sayid ibn Thawus terkait hal ini mengatakan, sejumlah banyak pengikut khusus Imam Kadzim berkumpul di hadapan beliau dan mencatat perkataan bernilai serta jawaban yang diberikannya kepada para hadirin.

Imam Kadzim sebagaimana ayahnya, layaknya lautan ilmu pengetahuan dan keutamaan. Beliau berhasil mendidik banyak murid dan mengantarkan mereka hingga ke derajat guru, ahli fikih dan tafsir Al Quran serta bidang ilmu lainnya.

Salah satu ilmuwan besar Ahlu Sunnah, Ibn Hajar Haithami menggambarkan keluhuran ilmu Imam Kadzim seperti ini, Musa Kadzim adalah pewaris ilmu ayahnya.

Ia mewarisi keutamaan dan kesempurnaan ayahnya. Ia sangat pemaaf dan begitu sabar menghadapi masyarakat yang bodoh. Ia dijuluki Kadzim dan di masa itu tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya dalam pengetahuan Ilahi dan kesabaran.

Imam Kadzim memberikan sebuah formula komprehensif dan efektif dalam manajemen hidup, beliau berkata, upayakanlah untuk membagi waktu kalian ke dalam empat bagian. Satu bagian khusus untuk bermunajat dengan Allah Swt. Bagian lain untuk mencari nafkah dan rezeki yang halal.

Bagian berikutnya untuk berinteraksi dengan saudara dan orang-orang terpercaya yang mengingatkan kalian akan aib dan tulus bersahabat. Bagian terakhir untuk menikmati hal-hal menyenangkan yang halal, karena berkat bantuan bagian ini, kalian akan mampu melewati ketiga bagian sebelumnya.

Imam Kadzim berkata, penuhilah keinginanmu dengan sesuatu yang halal dari dunia, namun jangan sampai merusak derajatmu dan jangan berlebihan. Menikmati yang halal bisa membantumu menyelesaikan urusan dunia.

Muhammad bin Saai Shafii berkata, Imam Kadzim memiliki kedudukan yang tinggi dan derajat yang luhur. Beliau dikenal sangat tekun beribadah dan memiliki kemuliaan agung. Ia menghabiskan malam dengan bersujud dan shalat, sementara siang dengan sedekah dan puasa.

Karena kesabaran dan kebijaksanaannya, ia dijuluki Kadzim. Beliau selalu berbuat baik kepada orang-orang yang menghinanya dan memaafkan yang bersalah. Ia juga dijuluki Abdu Shaleh karena sangat tekun beribadah. Di Irak ia dikenal dengan Bab Al Hawaaij, karena setiap fakir miskin yang mendatangi rumah beliau, selalu pulang tanpa tangan hampa.

Selama 7-10 tahun Imam Kadzim hidup di sejumlah penjara Khalifah Harun. Kali terakhir Imam Kadzim berada dalam penjara dan mengalami penyiksaan paling kejam, di penjara Sindi bin Shahak, petugas pemerintahan Harun yang paling bengis.

Di penjara yang dijaga Sindi bin Shahak terdapat banyak ruangan bawah tanah yang gelap dan sangat berbahaya, di sana Imam Kadzim mengalami penyiksaan yang luar biasa.

Setelah 35 tahun perjuangan, jihad, dijebloskan ke penjara, beberapa kali diasingkan, hidup di tengah masyarakat yang penuh ketakutan, susah payah bertemu dengan pengikutnya, menjelaskan hukum Tuhan di bawah tekanan penguasa dan menyumbangkan seluruh usianya untuk Islam, akhirnya Imam Kadzim gugur syahid pada tahun 183 Hijriyah.

Beliau diracun oleh Sindi bin Shahak atas perintah Harun dan gugur di dalam penjara. Setelah gugurnya Imam Kadzim, untuk mengelabui masyarakat, Harun berkata, semoga Tuhan melaknat Sindi bin Shahak, karena ia membunuh Musa Kadzim tanpa seizin saya.

Minggu, 15 April 2018 13:54

Mab'ats, Momentum Bangkitnya Kemanusiaan

Tanggal 27 Rajab adalah hari perwujudan kekuasaan Tuhan di muka bumi. Hari Mab'ats Rasulullah Saw. Hari mekarnya risalah kenabian Muhammad, manifestasi nama Tuhan dan Islam.

Al Quran menyebutnya sebagai nikmat yang diberikan kepada umat manusia dan dalam Surat Ali Imran ayat 164, Allah Swt berfirman,  "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata".

Kita mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas nikmat besarnya ini dan menyambut pengangkatan Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya. Ketika Rasulullah Saw menginjak usia 40 tahun, Allah Swt menilai hati beliau sebagai hati terbaik, paling patuh dan paling khusyu. Oleh karena itu Allah memilihnya sebagai pemberi hidayah umat manusia.


Pada saat itu, rahmat Allah turun ke bumi. Nabi Muhammad menyaksikan malaikat Jibril turun dari langit membawa cahaya terang benderang ke arah beliau. Jibril tiba dan memegang pundak Nabi Muhammad lalu berkata, Wahai Muhammad, bacalah ! Nabi Muhammad menjawab, apa yang mesti kubaca ? Jibril berkata, Iqra bismirabbikaladzi khalaq.... bacalah dengan nama Tuhan yang menciptakanmu. Jibril menyampaikan wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad dan kembali ke langit.

Menggambarkan kejadian ini, Imam Hadi as berkata, Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul saat turun dari gua Hira dan menyaksikan keagungan dan kebesaran Ilahi. Menerima wahyu, begitu berat bagi Nabi Muhammad sehingga ia tampak menggigil seperti seorang yang sedang sakit demam.

Allah Swt berkehendak membersihkan "dada" Nabi Muhammad yaitu mewujudkan kesempurnaan dan meneguhkan hatinya. Saat Nabi Muhammad kembali ke rumahnya, bebatuan besar, kerikil dan segala sesuatu yang dilewatinya mengucapkan salam. Benda-benda itu berujar, Assalamualaika Ya Rasulullah. Selamat kepadamu karena Tuhan telah memberi keutamaan dan menghiasimu dengan keindahan, dan selamat untuk umat manusia dari awal hingga akhir.

Peristiwa terpenting dalam sejarah Islam yang menjadi momentum agung dan paling berpengaruh bagi nasib umat manusia adalah Mab'ats atau pengangkatan Nabi Muhammad menjadi rasul. Bi'tsah artinya dibangkitkan dan dalam istilah berarti pengutusan seorang manusia dari sisi Tuhan untuk menghidayahi manusia lain.

Bi'tsah dan risalah kenabian tidak bisa kita batasi hanya pada kaum atau etnis tertentu saja, karena Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia di sepanjang masa. Dengan bi'tsah, Allah Swt menyerukan perintah yang bersumber dari rahmat-Nya kepada manusia untuk bangkit. Wahyu Tuhan dibawa turun ke bumi oleh Jibril dan disebarluaskan oleh Nabi Muhammad ke seluruh penjuru alam.

Menjelang diangkatnya Nabi Muhammad menjadi rasul, dunia berada dalam krisis dan kemerosotan moral akut. Kebodohan, perampokan, penindasan, kerusakan sosial, kebebasan tak terkendali, diskriminasi dan ketidakadilan, dicampakkannya akhlak dan kemanusiaan, saat itu menguasai seluruh manusia di muka bumi.

Jazirah Arab khususnya Hijaz dari sisi kebudayaan, politik, ekonomi dan sosial adalah wilayah yang mengalami kondisi paling buruk kala itu. Perempuan Arab bukan hanya tidak terpenuhi hak-hak dasarnya, bahkan diperjualbelikan layaknya barang. Anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat An Nahl ayat 58-59, "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu".

Al Quran di banyak ayat menjelaskan tujuan pengangkatan Nabi Muhammad. Tujuan paling mendasar Mab'ats adalah menyeru manusia kepada tauhid dan penyembahan Tuhan yang esa, dan menolak segala bentuk syirik dan thagut. Di ayat ke 36 Surat An Nahl, Allah Swt berfirman, "Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".

Pada kenyataannya, tugas terpenting nabi-nabi Tuhan adalah memberantas kebodohan, kepalsuan dan standar-standar yang salah, lalu menggantinya dengan nilai-nilai Ilahi. Tujuan penting lain pengangkatan Nabi Muhammad adalah menegakkan keadilan di tengah masyarakat.

Para nabi diangkat untuk menerapkan hukum Tuhan dan menegakkan keadilan sehingga kehidupan manusia kental dengan nilai Ilahi. Dalam Surat Hadid ayat 25, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan".

Rasulullah Saw menyebut tujuan terpenting Mab'ats adalah menyempurnakan akal dan pikiran manusia, karena tauhid dapat diterima jika umat manusia meningkatkan level berpikirnya. Manusia yang lalai atas kekayaan berharganya itu, bisa saja menyembah batu atau bunga, namun manusia-manusia agung dan ahli berpikir yang berhasil mengungkap sumber penciptaan, akan mensyukuri pencipta seluruh benda itu.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt tidak mengangkat seorang nabi dan rasul kecuali untuk menyempurnakan akal dan kemampuan berpikir manusia, oleh karena itu para nabi dan rasul harus memiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, Mab'ats adalah dimulainya kebangkitan Islam dan sumber peradaban serta kebudayaan Islam, juga terbentuknya sebuah masyarakat Islam yang bersatu. Dari sini, tidak ada gerakan apapun yang bisa dibandingkan dengan gerakan Islam. Realitasnya, Mab'ats adalah perubahan di seluruh masyarakat manusia dan menunjukkan bahwa masyarakat paling terbelakang sekalipun yang takut akan perubahan dalam tradisi dan kebiasaannya, bisa meraih puncak keutamaan manusia.

Hasil perjuangan dan jihad Nabi Muhammad selama 23 tahun begitu kokoh dan berakar sehingga dalam waktu yang tidak lama, Muslimin di puncak kemuliaannya, berhasil membangun pondasi peradaban agung di dunia. Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir Tuhan, adalah yang paling sempurna dan menunjukkan jalan kebahagiaan yang paling lengkap bagi generasi umat manusia. Maka setiap kali manusia menerima pengetahuan yang bersumber dari Nabi Muhammad, keburukan akhlak akan tercabut dari masyarakat dan ia akan menyaksikan dunia lebih indah.

Nabi Muhammad sebagai pembawa pesan Islam, dalam waktu tidak terlalu lama mampu mengubah kondisi masyarakat yang jumud dan liar, dan setelah 13 tahun beliau mendirikan sebuah pemerintahan yang berlandaskan ilmu pengetahuan, keadilan, tauhid, spiritualitas dan akhlak.

Ketika terbuka kesempatan untuk mendirikan sebuah pemerintahan Islam pasca hijrah beliau dari Mekah ke Madinah, Nabi Muhammad langsung membangun semangat persaudaraan di tengah Muslimin dan menyingkirkan seluruh perbedaan, perpecahan serta permusuhan dari mereka.

Kemudian Nabi Muhammad mempersenjatai mereka dengan ilmu pengetahuan. Ia mewariskan sebuah ajaran kepada umat manusia yang selalu menjamin kebahagiaan mereka. Dengan pengangkatannya, Rasulullah Saw melakukan revolusi mendasar dalam pemikiran dan nilai-nilai sosial, dan menyeru umat manusia kepada cinta, kemanusiaan, kasih sayang, iman dan keadilan.

Mab'ats
Will Durant, sejarawan dan filsuf terkenal Amerika menulis, jika kita mengukur tingkat pengaruh manusia besar ini di tengah masyarakat, harus kita katakan bahwa Muhammad adalah salah satu tokoh sejarah terbesar umat manusia. Dia berjuang meningkatkan level pengetahuan dan akhlak sebuah kaum yang liar karena pengaruh ekstremnya cuaca dan keringnya gurun pasir, sehingga menjadi umat yang satu.

Ia dikaruniai kemampuan yang lebih baik dari para reformis dunia. Sedikit orang, kecuali dia yang dapat memahami bahwa seluruh cita-citanya dapat dicapai melalui jalan agama, karena ia meyakininya. Dari kaum penyembah berhala dan bertebaran di gurun pasir, terbentuklah sebuah umat yang satu.

Ia membawa agama yang lebih baik dan lebih tinggi dari agama Yahudi, Kristen, dan agama-agama kuno Arab. Ajaran yang sederhana, jelas dan kokoh ditopang spiritualitas yang berlandaskan keberanian dan anti-rasis yang selama satu generasi berhasil memenangkan 100 peperangan. Dalam seabad berhasil membangun imperium besar dan luas, dan di masa kita merupakan kekuatan penting yang menancapkan pengaruhnya di setengah dunia.  

Secara umum dapat dikatakan bahwa Rasulullah Saw dengan pengangkatannya berhasil memberikan kehidupan baru di semua bidang kemanusiaan. Manusia bahagia adalah yang menerima seruan kepada kehidupan ini.

Sebagaimana disebutkan Al Quran dalam Surat Al Anfal ayat 24, "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan".

Data resmi menunjukkan bahwa 75 persen warga Palestina yang tinggal di al-Quds timur di bawah garis kemiskinan.

Seperti dlansir Mehr News mengutip Pusat Informasi Palestina, sejak Intifada Pertama pada tahun 1987, ekonomi di wilayah al-Quds timur sedikit tumbuh dan bahkan berkembang bersamaan dengan Intifada Kedua tahun 2000, namun pembangunan tembok rasis oleh rezim Zionis Israel antara tahun 2005 dan 2006 di Tepi Barat telah menjadi pukulan besar terhadap ekonomi kota tersebut.

 

320.000 warga Palestina tinggal di al-Quds timur, yaitu 36 persen dari semua penduduk kota al-Quds.

 

Berdasarkan data resmi Palestina, tingkat pengangguran warga Palestina penduduk al-Quds adalah 25 persen, di mana rata-rata pendapatan mereka sekitar 1000 dolar, yaitu kurang dari setengah biaya hidup di kota yang diduduki Israel itu.


 

Rezim Zionis mengklaim bahwa pembangunan tembok pembatas bertujuan untuk keamanan, namun warga Palestina membantah klaim tersebut, dan meyakini bahwa pembangunan tembok itu bertujuan untuk memutus hubungan ratusan desa dan menduduki ribuan hektar tanah milik rakyat Palestina. 

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…