کمالوندی

کمالوندی

Ayatullah al-Uzhma Sayid Muhammad Sa'id Hakim, salah seorang ulama marja taklid Najaf mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengelola Yayasan Khairiyah al-Yatim di kota Karbala Irak. 

Dalam pertemuan tersebut, ia berkata, "Pengikut Ahlulbait as khususnya pengelola lembaga-lembaga sosial harus memperhatikan nasib anak-anak yatim dan orang-orang miskin serta mereka yang lemah di wilayah-wilayah yang dilanda krisis."

Ulama Marja Taklid tersebut lebih lanjut mengatakan, "Perhatian dan kepedulian kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin adalah diantara tanda dan ciri-ciri yang jelas orang-orang yang beriman. Memperhatikan nasib dan kondisi mereka, serta membantu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi adalah salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah swt."

Ayatullah Hakim menambahkan, "Aktivitas yayasan-yayasan sosial harus didasari oleh niat tulus dan penuh denngan kecintaan sebab yang dicari dari aktivitas sosial ini bukanlah keuntungan materi."

Lebih lanjut ulama marja taklid Najaf ini berkata, "Perbedaan antara pengikut Ahlulbait as dengan kelompok lainnya adalah pengkhidmatan mereka pada agama dan mazhab yang tanpa pamrih dan Lillahi ta'ala."

Dibagian akhir penyampaiannya, Ayatullah Hakim mengharapkan kebaikan kepada para pengelola yayasan-yayasan sosial dan ia mengharapkan Allah swt memberikan balasan pahala yang berlipat ganda untuk para aktivis kemanusiaan tersebut.

Militer rezim Zionis menyatakan bahwa sebuah kendaraan warga Palestina menabrak tiga tentara Zionis yang melakukan patroli sambil berjalan kaki di Bethlehem, Tepi Barat Sungai Jordan.

Menurut laporan kantor berita Palestina Maan, militer rezim Zionis hari Sabtu dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa seorang pengendara Palestina menabrak patroli jalan kaki di desa Husan, Bethlehem yang mengakibatkan tiga dari mereka terluka.

Menyusul peristiwa ini, mobil ambulans rezim Zionis langsung dikirim ke tempat kejadian.

Sejak dimulainya Intifada Quds pada 1 Oktober 2015 pasukan Muqawama melakukan operasi anti militer dan pemukim zionis dan dengan dilaksanakannya perintah Donald Trump, Presiden Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Quds pada 14 Mei 2018, aksi-aksi perlawanan ini semakin meningkat.

Media-media Israel menyebut penangkapan salah seorang mantan menteri Israel yang dituduh menjadi mata-mata untuk Iran adalah sebuah kekalahan besar di bidang intelejen dan keamanan.

Shin Bet, Badan agensi kontraspionase Israel, pada senin lalu mengumumkan bahwa Gonen Segev, mantan Menteri Energi dan Industri Israel telah ditangkap dengan tuduhan memberikan informasi penting Isreal kepada Iran.

Menurut laporan lembaga tersebut, badan intelejen Iran telah menggunakan jasa Segev untuk mencuri informasi dari Israel.

Shin Bet juga mengklaim, Segev pada tahun 2012 silam telah melakukan hubungan dengan duta besar Iran di Nigeria. Ia juga pernah malkukan kunjungan ke Iran dan bertemu dengan sejumlah pejabat intelejen di negara tersebut.

Lembaga intelejen Israel tersebut juga menuduh Segev telah membocorkan informasi mengenai pasar energi dan sejumlah elemen keamanan Israel, diantaranya informasi tentang bangunan-bangunan penting serta informasi yang berkenaan dengan sejumlah pejabat dan tokoh politik dan keamanan Israel kepada Iran.

 

Siapakah Gonen Segev?

Gonen Segev pada tahun 90-an telah berhasil menjabat sebagai Knesset (parlemen) Israel. Tak butuh waktu lama, tiga tahun setelahnya ia telah menerima pangku jabatan sebagai menteri energi dan infrastruktur Israel.

Namun Ia beberapa tahun terakhir berdomisili di Nigeria. Pada saat ia berada di negara tersebut lah Israel menuduh ia telah menjalin hubungan dengan kedubes Iran.

Pada bulan lalu, Segev berniat berencana untuk pergi ke negara Equatorial Guinea. Namun, karena ia memiliki riwayat kriminal, aparat keamanan negara tersebut tak mengizinkannya untuk masuk ke negara tersebut. Dan sialnya, segev malah diserahkan ke pemerintah Israel.

Riwayat kriminalnya kembali ke 14 tahun yang lalu dimana ia pada tahun 2014 telah terjerat kasus penyelundupan lebih dari 30 ribu pil terlarang dari Belanda ke Israel dan pemalsuan paspor. Akibatnya ia harus mendekam di penjara selama lima tahun.

 

Lemahnya Keamanan Informasi Israel dan Kuatnya Iran

Berbagai surat-kabar Israel pada selasa lalu ramai mengabarkan tentang penangkapan mantan menteri Israel tersebut.

Di antara masalah yang dibahas berkenaan dengan hal ini adalah lemahnya keamanan intelejen Israel dan sebaliknya keberhasilan intelejen Iran menembus jantung informasi Israel.

Surat kabar srael, Haaretz menulis, “Digunakannya seseorang selevel Segev merupakan sebuah pencapaian besar bagi Republik Islam Iran dan badan intelejen negara tersebut.”

Media tersebut menambahkan, “Meskipun Segev dulunya adalah menteri, namun setelah ia meninggalkan jabatan tersebut, ia tetap memiliki hubungan dekat dengan diplomat-diplomat Israel.”

 

Mata-mata di Level Tertinggi

Surat kabar Israel al-Youm yang berada di bawah pengawasan Benjamin Netanayahu menyebut, Segev merupakan mata-mata di level tertinggi yang pernah ada sepanjang sejarah Israel.

“Tokoh terpenting yang memiliki hubungan dengan pihak luar sebelumnya adalah Marcus Kleinberg yang memiliki hubungan dengan pemerintah Uni Soviet. Mordechai Vanunu adalah tokoh lainnya. Ia juga pernah mengungkap rahasia program nuklir Tel Aviv,” tambah media Israel tersebut.

 

Dari Vanunu hingga Segev

Sejumlah media dan pengamat Israel saat menanggapi kabar penangkapan Segev menyinggung tentang kasus Vanunu yang juga telah tertangkap pada sekitar tiga dekade yang lalu.

Vanovo adalah seorang warga Israel keturunan Maroko. Ia sebelumnya adalah seorang teknisi nuklir Israel. Ia pada tahun 1986 telah mengungkapkan rahasia program senjata nuklir Israel kepada pers Inggris. Ia juga memberikan foto-foto rahasia berkenaan dengan tempat-tempat pengembangan atom dan hulu ledak atom milik Israel.

Salah seorang pengamat di bidang keamanan Israel di media Israel Maariv menulis, “Kasus Segev lebih berbahaya dibanding kasus Vanunu. Vanunu memberikan informasi kepada sebuah surat kabar, namun Segev melakukan hubungan dengan sebuah negara musuh.”

Ia menambahkan, “Segev menghadiri pertemuan-pertemuan di pemerintahan, ia juga mengenal dengan baik akses energi dan air serta situs-situs nuklir. Ini adalah sebuah pencapaian besar bagi Iran di mana mereka mampu memanfaatkan seorang mantan menteri Israel.”

 

Kerugaian di Aspek Keamanan

Mengenai seberapa besar kerugian Israel di aspek keamanan, menurut media-media Israel berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun sebagian pengamat Israel menganggap hal ini sebagai pencapaian besar Iran namun pengamat lainnya menganggap hal itu tak akan memberikan kerugian yang berarti bagi Israel.

Menukil dari sejumlah sumber keamanan Israel, Channel 4 Israel mengnungkapkan bahwa kerugian yang diperoleh oleh Israel dalam kasus ini sangatlah kecil.

Maariv juga mengkritik perangkat keamanan intelejen Israel yang dianggap begitu lemah dalam menangani masalah ini. “Segev telah menjadi mata-mata bagi Iran. Padahal Shin Bet telah lama menjaga dan mengawasi Segev selama 15 tahun agar tidak dimanfaatkan oleh Hizbullah.”

Yadioth Ahronoth, media Israel lainnya, menulis, “Kerugian-kerugian Israel yang disebabkan oleh mata-mata ini masuk ke Iran melalui Hizbullah.”

Ayatullah Ali Khamanei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran (Rahbar) di hari raya Idul Fitri pada hari jumat pekan lalu melakukan pertemuan dengan para pejabat negara, para rakyat Iran dari berbagai kalangan dan para duta besar negara-negara Islam.

Dalam pidatonya, Pemimpin Revolusi Iran mengungkapkan bahwa salah satu faktor dan unsur terpenting dalam menjaga harga diri dan kehormatan umat Islam adalah menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan menghilangkan segala pertikaian di dalam tubuh umat Islam. Seperti biasa, Ia menekankan Israel adalah biang kerok utgama terjadinya perpecahan di Timur Tengah dan di negara-negara Islam.

“Masalah rezim Zionis adalah tak adanya legalitas. Rezim yang didirikan dengan dasaran yang ilegal. Dengan kehendak Tuhan dan tekad umat Islam sedunia (Israel) pasti akan hancur dan akan lenyap dari dunia,” tegasnya.

Dilansir dari situs informasi resmi Pemimpin Revolusi Islam Iran, Rahbar menuturkan, para negara adidaya dan agresor pada saat ini selalu memberlakukan politik adu domba khususnya kepada umat Islam di Timur Tengah. “Hanya satu cara untuk menghadapi siasat Amerika Serikat dan Zionis. Yaitu memahami strategi mereka dan terus melawan,” tuturnya.

Ayatullah Seyed Ali Khamenei menilai, tugas yang diemban para pemegang pemerintahan negara-negaraIslam, aktifis politik dan agama serta para budayawan sangatlah krusial.

Mengenai tujuan pendirian rezim Israel, Rahbar mengatakan, “Salah satu tujuan utama pendirian rezim ini adalah penciptaan pertikaian dan problem di dalam negara-negara Islam. Namun sejarah akann membuktikan bahwa rezim Zionis yang tak memiliki legalitas tersebut pasti tak akan berusia lama.”

Pada hari Selasa (1962018) polisi berhasil menangkap empat orang terduga teroris di dua tempat yang berbeda: Kebumen, Jawa Tengah dan Bandung, Jawa Barat.

Irjen Pol Setyo Wasisto Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri menyatakan, pihaknya masih mendalami keterlibatan empat orang tersebut dalam kegiatan terorisme. Dugaan sementara empat orang yang telah ditangkap tersebut terkait dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Lebih lanjut Setyo menyatakan, diduga juga bahwa keempatnya tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), yang mana dua kelompok ini terafiliasi dengan ISIS.

“Itu JAD. Pasti mereka yang ditangkap ada kaitannya dengan kasus-kasus lalu,” ucap Setyo di Mabes Polri, Jakarta, hari ini (21/6/2018).

Setyo tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kasus yang dimaksud. Keempat orang yang diamankan tersebut berinisial R, MN, F, dan FT alias FM. Mereka melakukan komunikasi dengan menggunakan akun Telegram.

Sejumlah barang bukti juga telah disita dari para terduga teroris tersebut, antara lain ponsel, dompet berisi KTP dan sejumlah uang.

Saat ini Densus 88 Antiteror sedang melakukan pendalaman terhadap pada terduga teroris tersebut.

Amir Khojasteh wakil rakyat Hamedan sekaligus ketua Persahabatan Parlemen Iran dan Palestina dalam Dewan Islam Perwakilan Rakyat pada wawancaranya dengan tim wartawan Qodsna berkaitan pernyataan Pemimpin Tertinggi Islam Iran prihal Referandum Palestina, berkata: permasalahan Palestina merupakan bagian dari ideologi umat Islam yang sayangnya telah dinodai oleh Israel dengan dukungan dari Amerika.

Dia menambahkan: Palestina adalah negara yang terzalimi dan Pemimpin Tertinggi Islam Iran mengatakan bahwa perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman adalah satu-satunya cara untuk dapat membebaskan masyarakat Palestina. 
Dia melanjutkan: Poin penting yang diisyarahkan oleh Pemimpin Tertinggi Islam Iran berkaitan dengan Referandum Palestina adalah Denokrasi yang makna hakikinya adalah menjungjung tinggi suara dan pendapat masyarakat.
Ketua Persahabatan Parlemen Iran dan Palestina melanjutkan: Berbeda dengan Amerika, mereka berusaha untuk mengoperasikan transaksi selama satu abad. Mereka berusaha untuk menjual kesepakatan dengan para pemimpin Arab untuk mengakhiri masalah Palestina. Dan ini adalah skenario kolonial yang sangat berbahaya karena mereka hanya akan membuat masyarakat Palestina semakin tertindas. Tetapi di depan Pemimpin Tertinggi Islam Iran, Referendum adalah jalan keluar yang telah dibahas bertahun-tahun yang lalu.
"Jika Anda benar-benar menginginkan penyelesaian terhadap masalah Palestina maka mari kita mengadakan Referendum di Palestina dan berjuang untuk membela suara dan pendapat rakyat serta menghormati apapun hasilnya," lanjutnya, berbicara kepada para pemimpin Barat.
Dan di akhir dia berkata: Referendum adalah sebuah fenomena perlawanan dari apa yang disebut kesepakatan abad. Referendum, yaitu demokrasi dalam arti yang sebenarnya dan menghormati suara dan pendapat masyarakat. Referendum berarti akhir dari skenario kolonial.

Surat kabar Israel Makor Rishon mengatakan bahwa pihak berwenang Israel telah meningkatkan pembatasan mereka untuk mencegah masuknya aktivis BDS ke Israel dengan menambahkan klausul baru kepada Kementerian Dalam Negeri untuk mencegah mereka masuk dengan nama "Boycott Activist". Deskripsi ini akan muncul di depan namanya di komputer Kementerian Dalam Negeri, yang secara otomatis mencegahnya masuk melalui celah manapun.

BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) adalah kampanye global yang menekan Israel dari segi ekonomi dan politik agar mau mematuhi tujuan gerakan ini: mengakhiri pendudukan dan kolonisasi Israel terhadap tanah Palestina, kesetaraan hak warga Arab-Palestina di wilayah Palestina yang diduduki Israel, dan menghormati hak pulang pengungsi Palestina.

Dalam laporannya, Makor Rishon menambahkan, "Pertanyaannya adalah tentang bagaimana aktivis boikot diklasifikasikan dengan nama ini; apakah pihak berwenang mengumpulkan informasi tentang mereka dari jejaring sosial saja, atau ada informasi keamanan, dan selain kegiatan mereka dalam gerakan boikot, apakah mereka melakukan upaya untuk mendelegitimasi Israel?"

Kementerian Urusan Strategis Israel mengeluarkan pernyataan seputar langkah ini yang mengatakan, "Piahknya memiliki hak untuk mencegah siapa pun yang membahayakan keamanan Israel untuk masuk ke wilayah Israel. Ini merupakan bagian dari perang melawan BDS. Sebagai komitmen terhadap daftar hitamnya, yang telah dikeluarkan dan mencakup dua puluh organisasi yang aktif dalam memboikot Israel. Sementara keputusan akhir untuk mencegah mereka masuk tunduk pada Kementerian Dalam Negeri."

Surat kabar yang sama menyerang Omar Shaker, perwakilan Human Rights Watch di Israel dan wilayah Palestina, sebagai salah satu aktivis PDS paling terkemuka di dunia. Dia memiliki sejarah panjang bekerja dalam gerakan boikot Israel, menjatuhkan sanksi terhadap Israel, sempat tinggal di Israel sebagai pakar. Namun selama tinggal di Israel dia memimpin kampanye internasional untuk menuntut Federasi Dunia Sepak Bola Dunia FIFA agar menekan pada "Israel", memboikotnya, dan menjatuhkan sanksi olahraga atas Israel karena mereka mendirikan kompleks-kompleks permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Laporan ini menambahkan, "Shaker adalah bagian dari sebuah tim yang bekerja menyiapkan daftar hitam organisasi yang dinilai PBB sebagai organisasi yang melanggar hak asasi manusia dan melakukan kejahatan perang, termasuk Israel. Baru-baru ini, Shaker memimpin kampanye untuk memboikot bank-bank Israel yang memberikan layanan keuangan kepada orang-orang Israel di luar green line."

Makor Rishon menjelaskan, "Shaker terlibat dalam konfrontasi yudisial di Israel antara memperpanjang visanya dan keberadaannya di Israel, atau menghentikannya, untuk mendeportasinya dari Israel. Namun pemerintah Israel berbicara dalam dua bahasa: Kementerian Urusan Strategis dengan tajam mengatakan tidak boleh memperpanjang visanya dan memaksanya untuk meninggalkan Israel, sementara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak punya masalah dengan memperpanjang visanya."

Surat kabar Israel ini menegaskan menekankan, "Kasus Shaker adalah ujian serius bagi tekad Israel untuk melawan PDS, atau ragu-ragu dalam hal itu. Karena gerakan ini melakukan diskusi dan kegiatannya tentang Negara Israel, dan legitimasi pembentukannya, bukan perilakunya."

Tzvika Klein, seorang kolumnis untuk surat kabar Israel, Makor Rishon, menguraikan tentang meningkatnya aktivitas gerakan boikot di kalangan Yahudi Amerika, melalui kamp musim panas yang melibatkan anak-anak muda Yahudi usia dini, mereka belajar konsep anti-Israel melalui organisasi “If Not Now”, yang berusaha memberikan pengaruh negatif kepada generasi Yahudi yang sedang bangkit di Amerika Serikat melalui seruannya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina.

Tzvika Klein menambahkan, "Anak-anak muda Yahudi yang berpartisipasi dalam kamp musim panas ini berusia antara 12-15 tahun. Kamp-kamp itu berlangsung antara satu bulan dan dua bulan. Kegiataannya adalah menunjukkan bahwa Israel adalah negara yang pendudukan yang melanggar hak asasi manusia. Para peserta di kamp-kamp itu beribadah dan berdoa untuk orang-orang Palestina yang terbunuh. Mereka juga mendengarkan kisah dan penuturan dari rekan-rekan Palestina mereka, mendengarkan musik dan sastra Palestina, bahkan beberapa ide mengarah kepada pengumpulan dana untuk kepentingan orang Palestina."

Dia menjelaskan, "Organisasi ini didirikan pada musim panas 2014 selama perang Gaza terakhir, untuk memprotes perilaku Israel terhadap Palestina dan menolak lobi Israel di Amerika Serikat untuk mengubah pandangan komunitas Yahudi mengenai situasi yang ada di Israel."

Kementerian Urusan Strategis Israel mengungkapkan bahwa Israel terganggu dengan kegiatan organisasi ini. Karena organisasi ini "memberi musuh-musuh Israel, seperti PDS, sebuah platform untuk berbicara dan mendelegitimasi Israel dengan kedok membela hak asasi manusia dan bekerja menciptakan celah di antara orang-orang Yahudi di seluruh dunia untuk kontra terhadap Israel. Ini adalah kegiatan yang harus dikutuk keras.”

Kementerian Urusan Strategis Israel menambahkan, "Organisasi Yahudi ini tidak menentang gerakan yang memboikot Israel. Karena itu organisasi ini merusak upaya kami untuk melawan BDS. Organisasi ini memiliki 13 cabang di Amerika Serikat. Prinsip-prinsip umumnya adalah menghentikan dukungan komunitas Yahudi di Amerika Serikat kepada pendudukan Israel di Palesetina.”

Pesawat tempur penjajah Zionis pada Rabu (20/6/2018) dini hari tadi melancarkan rangkaian serangan ke pos-pos perlawanan Palestina di berbagai penjuru wilayah Jalur Gaza. Perlawanan Palestina segera membalas dengan menggempur permukiman-permukiman Israel di pinggiran Jalur Gaza.

Koresponden Pusat Informasi Palestina menyebutkan dua warga Palestina terluka selepas tengah malam setelah pesawat tempur Zionis menembakkan dua buah rudal ke lahan pertanian di barat kota Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza. Dua korban adalah anggota polisi yang ada di pos mereka dekat lokasi serangan.

Sementara itu di Gaza, pesawat tempur penjajah Zionis melancarkan serangan udara ke pos perlawanan dekat “Al-Baydar Resort” di barat kota Gaza.

Dalam perkembangan berikutnya, pesawat tempur penjajah Zionis menembakkan enam buah rudal ke pos perlawanan al-Quds milik Brigade al-Qassam di barat kota Khanyunis, wilayah selatan Jalur Gaza.

Pesawat tempur Zionis juga menggempur pos perlawanan di utara Jalur Gaza. Serangan ini menghancurkan lokasi yang menjadi target dan melukai seorang warga.

Merespon serangan penjajah Zionis ini, perlawanan Palestina menggempur kompelks-kompleks permukiman Israel di pinggiran Gaza dengan sejumlah roket.

Sumber Palestina kepada koresponden Pusat Informasi Palestina menegaskan bahwa perlawanan Palestina berhasil menembakkan sejumlah roket ke permukiman-permukiman Israel di pinggiran Gaza, meskipun pesawat tempur Zionis terbang berputar-putar di atas udara Jalur Gaza.

Media Zionis mengakui sejumlah roket jatuh di kompleks permukiman Yahudi Ashkol. Sementara itu sirine peringatan berbunyi di sejumlah permukiman Yahudi. Militer penjajah Zionis segera meluncurkan sistem pertahanan anti rudal Kubah Besi untuk menangkap roket-roket yang ditembakkan perlawanan Palestina dari Jalur Gaza.

Ketua Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi telah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di Oslo pada hari Selasa, 19 Juni 2018.

Menurut IRNA, Salehi dalam pertemuan tersebut menilai kebijakan terbaru Amerika Serikat terhadap perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) sebagai langkah merusak.

Dia menyinggung sejarah perilaku serupa AS dalam beberapa tahun terakhir dan mengungkapkan keraguan tentang kemungkinan terjaganya JCPOA dalam kondisi yang ada saat ini.

Ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) menilai usulan dan proposal yang diterima negaranya dari Uni Eropa sebagai tidak cukup untuk memenuhi harapan Iran. Menurut Salehi, hasil yang dicapai dari JCPOA dalam bidang ekonomi, perbankan dan investasi jauh lebih sedikit dari yang diharapkan.

"Pendukung-pendukung JCPOA termasuk PBB dan negara-negara Eropa harus berdiri melawan kebijakan presiden AS (Donald Trump)," tegasnya.

Sementara itu, Sekjen PBB dalam pertemuan tersebut mengungkapkan dukungannya kepada JCPOA.

Guterres menyinggung konsultasi bilateral PBB dengan negara-negara yang masih bertahan dalam JCPOA untuk menjaga perjanjian internasional ini. Menurutnya, perjanjian nuklir ini diperlukan untuk menjaga stabilitas dunia. 

Sekjen PBB menilai harapan politik dan ekonomi Iran kepada Uni Eropa mengenai JCPOA sebagai hal yang dapat dimengerti.

Guterres juga menuntut keseriusan negara-negara yang masih bertahan di JCPOA untuk memenuhi harapan Iran sesuai dengan perjanjian tersebut.

Presiden AS pada tanggal 8 Mei 2018 mengulang kembali tuduhan-tuduhan tidak berdasar terhadap Iran dan mengumumkan keluarnya Washington dari JCPOA.

Trump juga mengatakan bahwa AS akan memulihkan sanksi-sanksi nuklir terhadap Iran dalam waktu 3-6 bulan mendatang. Namun lima negara lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut masih bertahan.

Iran dan Uni Eropa juga telah memulai dialog untuk tetap menjaga JCPOA pasca keluarnya AS dari kesepakatan internasional ini.

Mufti Agung al-Quds Sheikh Mohammed Hussein menuntut pengambilan langkah segera untuk melindungi Masjid al-Aqsa dari penjajah dan mencegah penodaan warga distrik Zionis terhadap tempat suci ini.

Seperti dilansir Pusat Informasi Palestina, Sheikh Mohammad Hussein dalam pernyataan pada hari Selasa (19/6/2018) mengecam pelanggaran warga distrik Zionis terhadap Masjid al-Aqsa yang dilakukan dengan dukungan pasukan rezim Zionis Israel dan pelarangan masuknya jemaah Palestina ke tempat suci ini untuk melaksanakan ibadah.

Dia mengatakan, langkah keji pasukan rezim Zionis dilakukan bersamaan dengan tindakan rasis pemerintah Amerika Serikat terhadap rakyat Palestina dan al-Quds, di mana langkah terbarunya adalah pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke al-Quds.

"Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsa akan segera terbebas dari cengkeraman penjajah Zionis meskipun para penjajah meningkatkan pelanggaran dan kejahatannya di masjid ini," tegas Sheikh Mohammad Hussein dalam pernyataannya.

Mufti Agung Palestina meminta bangsa-bangsa Arab, Islam dan para pemimpin mereka serta masyarakat internasinal untuk bertindak guna mengakhiri agresi tiada henti Zionis terhadap Masjid al-Aqsa dan Baitul Maqdis.

Masjid al-Aqsa telah berubah menjadi arena kehadiran pasukan Israel dan warga distrik Zionis untuk mengubah identitas Islam dan Kristen Baitul Maqdis dan menggantikannya dengan simbol-simbol Zionisme.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…