
کمالوندی
Peringati HUT Kemerdekaan, KBRI Tehran Gelar Resepsi Diplomatik
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menggelar resepsi dilomatik memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan RI. Acara diselenggarakan di Parsian Evin Hotel di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Minggu malam, 19 Agustus 2018.
Para tamu undangan yang hadir di antaranya duta-duta besar, atase pertahanan dan diplomat dari negara-negara asing, pejabat Iran, warga negara dan mahasiswa Indonesia di Iran. Dalam sambutanya, Duta Besar RI untuk Tehran Octavino Alimudin mengucapkan terimakasih atas kehadiran para tamu undangan.
Dia menyinggung hubungan antara Indonesia dan Iran yang telah terjalin sejak tahun 1950, di mana hubungan ini kian hari semakin kuat. Kedua negara saling mendukung dalam berbagai forum internasional.
"Indonesia menyatakan terima kasih kepada Republik Islam Iran atas dukungannya yang berharga kepada Indonesia selama pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020," ujarnya.
Octavino menambahkan, Indonesia juga mendukung Iran di forum internasional termasuk implementasi perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) dan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara.
Dubes RI untuk Tehran lebih lanjut menyinggung kerja sama bilateral kedua negara selama satu tahun terakhir. Menurutnya, banyak perjanjian yang telah ditandatangani secara khusus tentang pendidikan, Hak Asasi Manusia, pengawasan makanan dan obat.
Octavino menjelaskan, kunjungan ketua DPR, wakil presiden, menteri dan utusan khusus serta komandan militer kedua negara menunjukkan dengan jelas komitmen kedua negara untuk meningkatkan level kerja sama di semua bidang.
"Indonesia saat ini menempati urutan ke-11 dari 20 besar mitra dagang Iran. Kedua negara bertukar komoditas di sektor minyak dan gas, mineral dan tambang, produk pertanian dan berbagai industri termasuk makanan dan minuman," ujarnya.
Di bagian lain sambutannya, Dubes RI untuk Iran menyinggung kesulitan-kesulitan ekonomi yang dihadapi kedua negara yangmenghambat kemampuan dan kapasitas yang ada, bahkan kesulitan-kesulitan ini bisa memburuk dengan adanya bencana alam yang tak terelakkan seperti gempa bumi, badai dan banjir.
Octavino menyinggung perkataan penyair besar Iran, Sa'adi Shirazi yang mengatakan, kita harus "memiliki kesabaran, semua hal adalah sulit sebelum mereka menjadi mudah." Oleh karena itu, lanjutnya, kita harus melakukan upaya terbaik untuk saling mendukung dan mengurangi hambatan ekonomi dan meningkatkan kapasitas termasuk transfer teknologi.
Menurutnya, kerja sama yang saling menguntungkan juga harus dikembangkan di bidang sosial-budaya seperti yang telah disaksikan kedua negara mengenai adanya peningkatan jumlah Qari, ilmuwan dan atlet yang berpartisipasi dalam
berbagai event selama beberapa terakhir tahun.
Dia meyakini bahwa hubungan baik antara Indonesia dan Iran akan berkembang lebih lanjut di semua bidang.
Di bagian akhir pidatonya, Dubes RI untuk Iran menyinggung perhelatan besar olahraga, Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, di mana sekitar 15.000 atlet dari 45 negara termasuk atlet dari Iran bersaing dalam kompetisi ini.
"Kami berharap Republik Islam Iran dan negara-negara peserta lainnya dapat mencapai target dan sasaran mereka di kompetisi olahraga kedua dunia ini," pungkasnya.
Dukungan Rakyat AS kepada Trump Menurun
Jajak pendapat terbaru menunjukkan, data warga Amerika yang tidak mendukung kinerja Presiden Donald Trump terus melejit.
Televisi CNN dilaporannya menyebutkan, jajak pendapat terbaru lembaga Monmouth menunjukkan 57 persen rakyat Amerika meyakini dengan berkuasanya Donald Trump, negara ini berjalan di jalur yang salah.
Pakar Amerika mengatakan, proses ini akan berdampak pada pemilu sela Amerika yang rencananya digelar November 2018.
Langkah sewenang-wenang dan pendekatan kontroversial serta internasional presiden Amerika mendorong setiap hari kubu anti Trump terus bertambah.
Malaysia dan Cina Tekankan Pengokohan Kerja Sama
Presiden Cina, Xi Jinping dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad Senin (20/8) malam bertemu di Beijing dan menekankan pengokohan serta perluasan hubungan kedua negara di berbagai bidang politik, ekonomi dan investasi.
Xi Jinping di pertemuan ini seraya menjelaskan bahwa Cina dan Malaysia adalah mitra, menekankan kedua negara harus memperkuat lobi strategis mereka.
Presiden Cina juga memuji Mahathir Mohamad karena mendukung inisiatif Beijing "satu sabuk, satu jalan" (Belt Road Initiative China) serta sikapnya yang menilai penting hubungan kedua negara. Xi Jinpin di kesempatan tersebut juga memuji jasa dan pelayanan penting Mahathir untuk memajukan kerja sama regional di Asia.
Sementara itu, Mahathir Mohamad seraya menekankan bahwa Cina negara berpengaruh dan penting serta mitra dagang terbesar Malaysia mengingatkan, kerja sama dua negara membantu pengembangan dan kemajuan Kuala Lumpur.
Mahathir Mohamad menambahkan, inisiatif Xi Jinping terkait Satu Sabuk, Satu Jalan akan membantu interaksi dan kerja sama regional dan seluruh negara kawasan akan diuntungkan oleh inisiatif ini.
Mahathir hari Senin juga bertemu dengan sejawatnya dari Cina, Li Keqiang. Perdana menteri kedua negara di pertemuan ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) swap mata uang, di mana berdasarkan perjanjian ini kedua pihak akan menggunakan mata uang nasional masing-masing dalam perdagangan.
Perjanjian swap mata uang merupakan salah satu sarana untuk mempermudah hubungan perdagangan bilateral antar negara.
Hamas Kecam Kejahatan Israel terhadap Petugas Medis
Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) mengecam serangan pasukan rezim Zionis Israel terhadap petugas penyelamat dan layanan kemanusiaan di Palestina pendudukan.
Seperti dilansir Pusat Informasi Palestina, Senin (20/8/2018), Hamas dalam pernyataannya menandai Hari (Aktivitas) Kemanusiaan Dunia, memuji upaya semua kelompok dan petugas penyelamat Palestina terutama para petugas medis dan layanan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diblokade.
Hamas mengecam semua serangan dan kejahatan musuh Zionis terhadap petugas medis dan penyelamat, yang menyebabkan banyak dari mereka gugur syahid dan ribuan lainnya terluka.
Ditegaskan pula mengenai pentingnya aktivitas petugas medis, penyelamat dan pelayanan kemanusiaan dan penyiapan dasar yang tepat bagi kegiatan mereka serta pentingnya dukungan kepada mereka dalam menghadapi kejahatan penjajah.
Kementerian Kesehatan Palestina baru-baru ini melaporkan bahwa hingga sekarang lebih dari 170 warga Palestina gugur syahid dan 18.000 lainnya terluka sejak dimulainya Pawai Akbar Hak untuk Pulang Palestina pada 30 Maret 2018.
Dia antara syuhada ada tiga petugas penyelemat dan kemanusiaan. 19 Agustus adalah Hari Kemanusiaan Sedunia.
Militer Myanmar Bunuh Lebih dari 24.000 Muslim Rohingya
Temuan baru yang dirilis oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario menyebutkan bahwa lebih dari 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh tentara Myanmar sejak Agustus 2017.
Lebih dari 34.000 Muslim Rohingya dilemparkan ke dalam api dan lebih dari 114.000 lainnya dipukuli. Demikian dilaporkan Farsnews, Ahad (19/8/2018).
Badan Pembangunan Internasional Ontario juga menyatakan bahwa tentara Myanmar telah memperkosa 17.718 wanita dan gadis Rohingya, dan polisi secara sistematis menargetkan kelompok yang paling teraniaya di dunia ini.
Lebih dari 115.000 rumah-rumah Muslim Rohingya dibakar dan 113.000 lainnya dihancurkan.
Temuan ini telah menyingkap tingkat brutalitas tentara Myanmar dan perlakuan tidak manusiawi mereka terhadap minoritas Rohingya.
Sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 750.000 Muslim Rohingya – sebagian besar anak-anak dan perempuan – melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap mereka.
PBB telah mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal, dan penghilangan yang dilakukan oleh tentara Myanmar.
Menlu Iran Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengucapkan selamat Hari Rayat Idul Adha kepada seluruh umat Islam dunia.
Hal itu disampaikan Zarif dalam sebuah pesan yang dipublikasikan pada Senin malam, 20 Agustus 2018.
Menlu Iran menambahkan, di masa sulit dan di masa ketika sejumlah pihak berusaha menciptakan perpecahan di antara Kaum Muslimin, dunia Islam berkumpul bersama untuk merayakan Hari Raya Idul Adha.
Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban jatuh pada Rabu, 10 Dzulhijjah 1439 Hq bertepatan dengan 22 Agustus 2018.
Jemaah haji di Tanah Suci melakukan penyembelihan hewan Qurban untuk keridhaan dari Allah Swt dan mengingat pengorbanan yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim as.
Pesan Penting Rahbar untuk Musim Haji Tahun 2018
Manasik bara’ah dari musyrikin yang berlangsung Senin, 20 Agustus 2018, pada hari Arafah di padang Arafah, dimulai dengan pembacaan pesan haji Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.
Rahbar dalam pesan hajinya menekankan poin penting yang membuat setiap manusia pemikir merasa ingin tahu dan sensitif, yaitu penetapan lokasi perjamuan permanen untuk seluruh umat manusia dan semua generasi di sepanjang masa, di satu titik yang telah ditetapkan dan pada durasi waktu yang sama. Menurut beliau kesatuan tempat dan lokasi itu merupakan di antara rahasia utama dalam kewajiban haji.
Rahbar menekankan bahwa elemen tersebut merupakan kunci persatuan Islam dan simbol pembentukan umat Islam yang harus berada di bawah naungan Baitullah.
Haji secara konseptual merupakan akumulasi syiar-syiar Tauhid dan tidak diragukan lagi merupakan kesempatan istimewa bagi umat Islam untuk berkumpul dan mewujudkan sesuatu yang agung di tempat dan pada durasi waktu yang telah ditentukan. Yaitu persatuan yang di era sangat sensitif saat ini, sangat penting dibanding di era-era sebelumnya, mengingat derasnya gelombang serangan dan makar musuh.
Poin pertama adalah bahwa saat ini Amerika Serikat sedang menggulirkan fitnah kejam untuk umat Islam demi mencapai tujuan-tujuan jahatnya.
Dalam hal ini Rahbar menyinggung politik kriminal AS di hadapan Islam dan umat Islam yaitu pengobaran perang. Harapan dan upaya bengisnya adalah pembunuhan di antara umat Islam. Menggiring orang-orang zalim menyerang manusia-manusia tertindas, mendukung kubu zalim, menumpas kelompok mazlum secara beringas melalui kelompok zalim, dan secara berkesinambungan mengobarkan api fitnah mengerikan ini.
Tidak diragukan lagi kita telah menyaksikan contoh faktualnya dalam krisis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Suriah, Irak, Gaza, Yaman, Bahrain, Myanmar dan masih banyak lagi.
Poin kedua dari pesan Rahbar adalah peringatan beliau kepada umat Islam agar tetap waspada dan menggagalkan politik setan tersebut.
Tidak diragukan bahwa haji mendasari kebangkitan dan kewaspadaan tersebut sebagaimana disebutkan Rahbar dalam pesan beliau, “Dan ini adalah titik yang bertentangan dengan keinginan musuh Islam yang pada setiap periode khususnya di era saat ini, mendorong umat Islam membentuk formasi untuk saling berhadapan.”
Pesan Rahbar kepada para hujjaj Baitullah al-Haram pada hakikatnya adalah penekanan soal pentingnya pengokohan persatuan Islam di hadapan berbagai macam ancaman. Ancaman yang hari ini menarget umat Islam dan nilai-nilai agama serta menciptakan kekerasan dan perpecahan dalam tubuh Islam. Kita harus tahu bahwa mesin-mesin propaganda Barat berupaya mencoreng Islam dan mengadu-domba bangsa-bangsa, untuk melemahkan kekuatan umat Islam.
Pembeberan makar tersebut dan juga pengagalannya bukan tugas sepele melainkan sangat berat dan besar. Melaksanakan tugas tersebut dalam kondisi saat ini akan melahirkan sebuah kebangkitan baru. Dan haji dan manasik bara'ah dari kaum musyrikin merupakan salah satu peluang istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut.
Pesan Penting Rahbar untuk Musim Haji Tahun ini
Manasik bara’ah dari musyrikin yang berlangsung Senin, 20 Agustus 2018, pada hari Arafah di padang Arafah, dimulai dengan pembacaan pesan haji Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.
Rahbar dalam pesan hajinya menekankan poin penting yang membuat setiap manusia pemikir merasa ingin tahu dan sensitif, yaitu penetapan lokasi perjamuan permanen untuk seluruh umat manusia dan semua generasi di sepanjang masa, di satu titik yang telah ditetapkan dan pada durasi waktu yang sama. Menurut beliau kesatuan tempat dan lokasi itu merupakan di antara rahasia utama dalam kewajiban haji.
Rahbar menekankan bahwa elemen tersebut merupakan kunci persatuan Islam dan simbol pembentukan umat Islam yang harus berada di bawah naungan Baitullah.
Haji secara konseptual merupakan akumulasi syiar-syiar Tauhid dan tidak diragukan lagi merupakan kesempatan istimewa bagi umat Islam untuk berkumpul dan mewujudkan sesuatu yang agung di tempat dan pada durasi waktu yang telah ditentukan. Yaitu persatuan yang di era sangat sensitif saat ini, sangat penting dibanding di era-era sebelumnya, mengingat derasnya gelombang serangan dan makar musuh.
Poin pertama adalah bahwa saat ini Amerika Serikat sedang menggulirkan fitnah kejam untuk umat Islam demi mencapai tujuan-tujuan jahatnya.
Dalam hal ini Rahbar menyinggung politik kriminal AS di hadapan Islam dan umat Islam yaitu pengobaran perang. Harapan dan upaya bengisnya adalah pembunuhan di antara umat Islam. Menggiring orang-orang zalim menyerang manusia-manusia tertindas, mendukung kubu zalim, menumpas kelompok mazlum secara beringas melalui kelompok zalim, dan secara berkesinambungan mengobarkan api fitnah mengerikan ini.
Tidak diragukan lagi kita telah menyaksikan contoh faktualnya dalam krisis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Suriah, Irak, Gaza, Yaman, Bahrain, Myanmar dan masih banyak lagi.
Poin kedua dari pesan Rahbar adalah peringatan beliau kepada umat Islam agar tetap waspada dan menggagalkan politik setan tersebut.
Tidak diragukan bahwa haji mendasari kebangkitan dan kewaspadaan tersebut sebagaimana disebutkan Rahbar dalam pesan beliau, “Dan ini adalah titik yang bertentangan dengan keinginan musuh Islam yang pada setiap periode khususnya di era saat ini, mendorong umat Islam membentuk formasi untuk saling berhadapan.”
Pesan Rahbar kepada para hujjaj Baitullah al-Haram pada hakikatnya adalah penekanan soal pentingnya pengokohan persatuan Islam di hadapan berbagai macam ancaman. Ancaman yang hari ini menarget umat Islam dan nilai-nilai agama serta menciptakan kekerasan dan perpecahan dalam tubuh Islam. Kita harus tahu bahwa mesin-mesin propaganda Barat berupaya mencoreng Islam dan mengadu-domba bangsa-bangsa, untuk melemahkan kekuatan umat Islam.
Pembeberan makar tersebut dan juga pengagalannya bukan tugas sepele melainkan sangat berat dan besar. Melaksanakan tugas tersebut dalam kondisi saat ini akan melahirkan sebuah kebangkitan baru. Dan haji dan manasik bara'ah dari kaum musyrikin merupakan salah satu peluang istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut.
Delegasi Qodsna berkunjung ke Perbatasan Penjajahan
13 Juli bukanlah hari yang normal bagi Libanon, tetapi perlawanan Islam dan rakyatnya pada tanggal itu sekali lagi memasuki catatan kemenangan besar lainnya bagi dunia Islam; mereka meraih kemenangan ini setelah melakukan peperangan yang sangat tidak berimbang, hingga hal tersebut menjadi sangat penting dan bersejarah bagi Libanon serta menjadi pukulan telak bagi Israel yang sombong karena merasa tidak pernah terkalahkan.
Koresponden Kantor Berita Qods (Qodsna) melaporkan dari Beirut:
13 Juli bukanlah hari yang normal bagi Libanon, tetapi perlawanan Islam dan rakyatnya pada tanggal itu sekali lagi memasuki catatan kemenangan besar lainnya bagi dunia Islam; mereka meraih kemenangan ini setelah melakukan peperangan yang sangat tidak berimbang, hingga hal tersebut menjadi sangat penting dan bersejarah bagi Libanon serta menjadi pukulan telak bagi Israel yang sombong karena merasa tidak pernah terkalahkan. Kemenangan tersebut sekaligus menjadi sejarah baru bagi dunia perlawanan dan menciptakan awal lain untuk kemenangan Arab serta mengakhiri mitos bahwa tentara Israel tidak pernah kalah.
Pada peringatan ke-12 kemenangan Ilahi Lebanon dalam perang 33-hari tahun 2006, Mehdi Shakibai, direktur Media Berita Quds (Qudsnah) dan Wakil Sekretaris Jenderal Tentara Rakyat Palestina, dan Mehdi Azizi Dastgerdi, Qudsar dan kepala editor dari Media Berita Quds (Qudsnah) Libanon Selatan mengunjungi pangkalan militer di pelbagai bagian Selatan Libanon.
Mereka bertemu dengan Militansi di stasiun pertama yang memandu dan menceritakan bagian penting dari sejarah perlawanan Islam di Libanon. Militansi di stasiun pertama adalah pergerakan Jihadi, yang bertujuan untuk melindungi tempat-tempat di mana mujahidin hidup saat terjadi perang. Sehingga dengan cara ini, orang-orang dapat mengetahui pengalaman unik yang dimiliki para pejuang Islam dalam melawan musuh Zionis dari awal penjajahan Libanon pada tahun 1982 sampai Peperangan 33 hari pada tahun 2006.
Miltansi tersebut selalu bersama kelompok Qudsina sebagai pemanduan, menjelaskan kebangkitan perlawanan dan kekalahan telak para penjajah. Kunjungan pertama kali dimulai dengan penjelasan atas kekalahan Zionis, dengan memperlihatkan tank dan senjata yang digunakan Zionis. Fasilitas tersebut adalah milik tentara Zionis Israel dari awal penjajahan tahun 1982 hingga kemenangan dalam perang tahun 2006. Setelah itu adalah daerah keras di mana ribuan Mujahidin dan pejuang hidup dan berjuang selama tahun penjajahan dan dari sana operasi Jihadi melawan musuh mulai terbentuk hingga menghasilkan suatu kemengangan. Ekspedisi kemudian memasuki sebuah gua yang dibangun untuk mengerahkan pasukan yang resisten. Penggalian gua berlangsung 3 tahun dan lebih dari 1.000 pejuang perlawanan pernah berada di sana. Kedalaman gua sekitar 200 meter dan memiliki ruangan-ruangan untuk seluruh persediaan dan peralatan. Dari gua tersedia akses ke alun-alun Tahrir dan bukit-bukit serta sumur-sumur di sekitarnya, dan semua tempat ini adalah bukti para pahlawan perlawanan.
Gerbang Fatimah di wilayah Safrakala yang dibatasi oleh kota yang menghadap Palestina menjadi stasiun kedua team Qudsnah. Di sini para prajurit berdiri dan mengalahkan tentara Israel pada malam 25 Mei tahun 2000, setelah 22 tahun pendudukan dan penjajahan Israel. Mereka memiliki keinginan untuk membebaskan tanah Palestina dari jajahan Zionis dan menancapkan bendera Palestina. Dan hal ini akan segera terwujud di masa depan dengan pembebasan Yerusalem yang merupakan ibu kota Palestina dari Israel.
Al-Khayyam adalah stasiun ketiga di mana ada terdapat penjara para penjajah walau semuanya hampir hancur dan tidak ada yang tersisa selain pilar penyiksaan. Penjara tersebut menjadi saksi bisu tentang sadisnya penyiksaan para tahanan oleh para para penjajah Zionis.
Ahmad Amin, salah satu bekas tawanan penjara ini berbicara dengan delegasi Qudsina dan bercerita tentang sejarah penjara tersebut sambil mengunjungi reruntuhan penjara yang sengaja dibom oleh pesawat tempur Israel pada perang tahun 2006 untuk menghancurkan bukti dari penindasan mereka terhadap para tawanan. Reruntuhan tersebut menggambarkan fase-fase penyiksaan fisik dan psikologis para tahanan dan mengisahkan bagaimana kehidupan ribuan narapidana di ruangan-ruangan kecil dan sempit.
Tujuan utama dari kunjungan tersebut adalah kota Bint Jabeil, kota yang menjadi sejarah pahit penjajah Zionis, karena pertempuran yang menakutkan para Zionis terjadi di kota tersebut.
Delegasi Qudsina disambut oleh Haji Abu Huraa, Haji Karar dan Haji Sajed, para militer jihad perlawanan penjajahan Zionis. "Bint Jabeil, seperti kota-kota lain, telah hancur, tetapi puing-puing kota ini lebih dari hanya sekedar kemenangan dan kekalahan musuh," katanya. Hajj Sajed memulai sejarah Pertempuran Jabeil dengan perkataan tersebut dan melanjutkan dengan menjelaskan langkah-langkah yang disiapkan untuk mengalahkan tentara Israel setelah beberapa kali mengadakan upaya untuk membebaskan Samir Qantar, yang Zionis menolak untuk melepaskannya.
Haji Sajed mengatakan bahwa "Khalah Wardah" adalah tempat terbaik untuk beroperasi bagi Perlawanan Islam. Setelah penyelidikan ke daerah tersebut dalam kurun waktu 3 bulan, dan pemetaan serta penyusunan rencana penyergapan, pada 12 Juli 2006 pasukan perlawanan berhasil memimpin penangkapan di bawah pengawasan Haji Ridwan, yang hasilnya adalah penangkapan puluhan tawanan tentara Israel.
Israel, yang tidak pernah mengalami pukulan seperti itu, beberapa jam setelah operasi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Libanon. Libanon Selatan, Daghia Selatan, dan Baalbek dihujani oleh tembakan para tentara Israel. Haji Sajed berkata: Bint Jabeil memiliki bagian penting dari kehancuran musuh yang telah kalap karena telah menyaksikan salah satu perang tersulit, setelah kekalahan Israel di Maroun al-Rasa. Akibat kekalahan yang terus dialami oleh tentara rezim Zionis, menyebabkan para tentara Zionis menjadi lelah berperang, ditambah konflik internal antara komandan militer menyebabkan kekalahan telak harus diterima oleh Penjajah Zionis.
Pasukan Zionis, telah memilih daerah di sekitar Bint Jabeil sebagai pangkalan militer. Hajj Sajed menggambarkan serangan di kota Bint Jabeil sebagai berikut: Tahap pertama setelah penangkapan militer Israel terjadi, yang berlangsung dari 12 hingga 24 Juli, menjadikan kota ini tidak mengalami penyerangan udara maupun darat. Fase kedua, yang berlangsung dari 24 Juli hingga 29 bulan ini, dilakukan untuk menduduki kembalitersebut, tetapi pada fase ketiga operasi, yang berlangsung dari 29 Juli sampai 8 Agustus kota Bint Jabeil menjadi sasaran dan dihancurkan karena kegagalan tentara Israel untuk masuk dan mendudukinya.
Hajj Sajed melanjutkan, bahwa jumlah tentara Israel yang tewas selama Pertempuran Bint Jabeil lebih dari 35 orang, dan di samping itu, sekitar 20 tank Israel dihancurkan, sementara pasukan militer Israel yang berkontribusi dalam pertempuran ini adalah Brigade 7 dan Brigade Pasukan Khusus Golan. Berbeda dengan jumlah pejuang perlawanan, kami hanya kehilangan antara 5% sampai 10% dari jumlah total pasukan Israel yang tewas dalam perang, tetapi dua pemimpin kami Qassem Bazi dan Khaled Basi telah shahid dalam pertempuran tersebut.
Hajj Sajed mengatakan, selain mengalahkan musuh Zionis dalam perang 2006, perlawanan Islam, dengan bantuan para komandan dan legitimasi yang setia telah berhasil mematahkan plot Amerika-Zionis di Libanon, dan kemenangan ini dapat mengubah konsep kekalahan dan tak terkalahkan tentara Israel.
Haji Sajed, pada akhirnya, mengatakan bahwa perang 33 hari dan kemenangan Perlawanan Islam yang menghantam keamanan Israel merupakan faktor ketakutan terbesar untuk rezim Zionis. Dan hal ini akan lebih menakutkan ketika pemukiman Israel menjadi zona perang dan menjadi sasaran rudal seperti yang telah mereka lakukan di Libanon.
Maroun al-Rasa adalah stasiun lain yang menjadi tujuan ekspedisi, karena fakta yang ada pada kota Maroun al-Rasa menjadikan wilayah ini sangat penting di mana.
kota ini merupakan perbatasan pertama dengan banyak desa di sepanjang garis batas daerah. Delegasi tersebut melakukan perjalanan dengan salah satu prajurit di jalan-jalan bekas reruntuhan di wilayah pendudukan, yang mengekspresikan pertempuran yang melumpuhkan tentara Israel di Maroun al-Rasa.
Desa Muhyiyat Selatan juga memiliki saham dalam kunjungan delegasi Qudsina, karena di kota ini banyak terdapat Shahid yang menumpahkan daranya serta di desa ini terdapat makam Nabi Daniel yang menjadi pusat ziarah masyarakat Muslim.
Delegasi media melanjutkan untuk mengunjungi Wadi al-Hajir, di mana kota ini menjadi manifestasi kemenangan pada bulan Juli dan Agustus, dan di lembah dan perbukitan ini tank-tank Israel menjadi sasaran para pejuang Islam dan menjadi saksi terhinanya para penjajah Israel karena telah mendapatkan kekalah yang telak walau merka jauh lebih memiliki akomodasi dan fasilitas perang.
Delegasi media juga mengunjungi distrik Jabshit dan berziarah pada para Shahid di daerah itu dan memberi penghormatan kepada Syeikh Ragheb Hab Sheikh Shohada dari Perlawanan Islam. Para hadirin menekankan bahwa perlawanan kemenangan mereka akan terus berlanjut karena hal ini merupakan tunas yang diairi dengan darah dari para Shuhada seperti Ragheb Harb, Seyyed Abbas Mousavi, Haj Emad Mughniyeh dan semua Shahid perlawanan di tanah Selatan, dan buah dari tunas tersebut akan menjadi martabat dan kehormatan bagi para masyarakat yang tangguh.
Delegasi Media Berita Qudsina telah melakukan kunjungan di daerah Selatan Libanon tempat di mana kemenangan Islam menjadi sebuah kebangaan dan keyakinan akan lemahnya musuh-musuh Islam dan kemanusian.
Perlawanan dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat, dari Laki-laki, perempuan, muda maupun tua melawan para tentara yang terlatih khusus dan bersenjata canggih. Akan tetapi kemenangan diraih dengan keyakinan dan ketakwaan serta rasa cinta tanah air. Zionis mengira mereka akan berhasil karena teknologi yang mereka miliki, akan tetapi perlawanan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang membuat sejarah dan merobek rencana baru di Timur Tengah, dan mencatat kemenangan baru melawan semua penjajah.
Seniman Suriah Ubah Terowongan Teroris Jadi Karya Seni Indah
Sekelompok seniman Suriah membuat patung-patung artistik di terowongan yang digunakan oleh para teroris di distrik Jobar beberapa bulan setelah seluruh ibukota sepenuhnya diamankan, seperti dilansir Almasdarnews.
Patung-patung dibuat untuk menghormati para sandera yang dipaksa menggali terowongan.
Para teroris di Ghouta Timur menggunakan tawanan, baik warga sipil maupun militer, untuk menggali terowongan yang akan digunakan dalam pertempuran melawan Tentara Suriah. Banyak dari para sandera itu tewas dalam proses penggalian.
Pada Maret, kelompok Faylaq al-Rahman setuju untuk dievakuasi ke utara negara itu setelah serangan besar-besaran oleh Tentara Suriah terhadap kelompok pemberontak di wilayah Ghouta Timur.