کمالوندی

کمالوندی

Senin, 13 Agustus 2018 04:58

Keutamaan Awal Bulan Dzulhijjah

Setiap bulan di kalender Islam (Qamariah) memiliki karakteristik khusus. Bulan Dzulhijjah, bulan ke 12 dan terakhir di kalender Islam serta penutup tahun hijriah qamariyah. Bulan ini termasuk salah satu bulan yang perang diharamkan serta bulan yang ditetapkan Tuhan untuk ibadah, ziarah, mengakhiri peperangan dan pembunuhan.

Al-Quran juga mengisyaratkan hal ini dan menekankan kepada seluruh manusia terutama Muslim akan pentingnya menjaga kehormatan manusia. Ayat ke 36 surat At-Taubah menyebutkan, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu...."

Bulan Dzulhijjah termasuk bulan mulia sepanjang tahun dan mengingat bulan ini terdapat ritual agung, ibadah, sosial dan bersejarah, maka dengan sendirinya bulan Dzulhijjah memiliki posisi unggul di agama dan di antara mazhab Islam. Hal ini karena sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke Baitullah.

Surat Hajj ayat 28 mengisyaratkan hal ini dan menyatakan, "...dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak..." Salah satu penafsiran untuk Fii Ayyamim Maklumat  yang disebutkan olah berbagai riwayat dan hadis adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu sepuluh hari tersebut, baik itu malam hari atau siangnya sangat mulia. Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada yang melebihi ibadah dan kebaikan yang dikerjakan pada hari-hari ini (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).

Di sebagian riwayat dijelaskan bahwa malam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang Allah Swt bersumpah dengan firmannya والفجر و لیال عشر “Demi Fajar dan demi malam yang sepuluh” adalah malam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sumpah ini menunjukkan keutamaan bulan ini.

Di budaya Islam, ibadah adalah filsafat penciptaan manusia dan jika ibadah dilakukan dengan syarat serta tata caranya, maka hubungan keimanan dan penghambaan manusia dengan Tuhan akan semakin kokoh. Hasil penting dari ibadah adalah takwa yang merupakan esensi ibadah. Ibadah tanpa takwa sama seperti badan tanpa jiwa. Seluruh ibadah termasuk haji juga tidak terkecuali dari kaidah ini. Dengan menjamin spirit penghambaan dan penyerahan diri, perjalanan manusia akan terkoordinir dengan alam semesta dalam meraih tujuan penciptaan dan kesempuraan.

Sejatinya ibadah untuk menyampaikanmanusia kepada nilai-nilai unggul spiritual dan melepas diri dari belenggu materi. Ruh atau jiwa memiliki potensi untuk terus naik dan berkembang, sementara ibadah menjadi peluang dan pendahuluan bagi perkembangan ruh. Kemudahan dan kecepatan ruh berkembang dan meraih derajat yang lebih tinggi tergantung pada ibadah seseorang.

Shalat lima waktu tak ubahnya pembersihan lima kali seperti membersihkan badan dengan air, maka ruh juga akan menjadi bersih dengan shalat. Haji meski diwajibkan sekali seumur hidup, juga memainkan peran yang sama serta memiliki karakteristik dan kualitas ibadah. Kesulitan selama bepergian untuk menunaikan ibadah haji serta amalan ritual haji yang harus dikerjakan, menggiling dan membersihkan jiwa serta membangungkan pikiran hamba. Haji sama halnya dengan menghadiri medan pertempuran, sangat konstruktif dan memiliki pengaruh yang besar.

Al-Quran dalam surat al-Baqarah ayat ke 125 menyampaikan seruan umum kepada manusia untuk menunaikan ibadah haji, " Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Surat Hajj ayat ke 27 dan 28 menyebutkan, " Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. upaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka..."

Di ayat ini Allah Swt menyebut Ka'bah sebagai Rumah Tauhid dan Baitullahpertama di muka bumi. Ka'bah sebuah tempat aman untuk berintraksi secara ikhlas dengan Tuhan serta akan membuat manusia tercerahkan dan terbebas dari tipuan dunia yang fana. Perjalanan spiritual ini memiliki banyak pengaruh dan berkah.

Pada dasarnya manusia yang tenggelam dalam lumpur kehidupan sehari-hari dengan kebutuhan ilusi dan sejati, disibukkan dengan pekerjaan dan informasi sekitarnya serta di daerah, telah mencegah manusia sampai pada cita-cita tingginya serta melalaikannya untuk bergerak ke arah kesempurnaan. Haji sebuah perjalanan hijrah yang suci dan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan sehari-hari  serta pada akhirnya mendorong manusia ke arah Tuhan dan fitrahnya yang suci.

Haji sebuah kongres umum dan luar biasa umat Muslim yang digelar setiap tahun. Haji, ritual massal untuk bertemu dengan Tuhan yang dibarengi dengan satu cita-cita serta mereka menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia hadir di satu tempat untuk menunaikan kewajiban agama. Melalui berbagai ritual ibadah di manasik haji yang memiliki pengaruh mendalam bagi jiwa dan fisik manusia, menjadi jalan serta metode manusia. Ritual haji jika dikerjakan dengan benar akan membuat manusi meraih kesuksesan besar di seluruh bidang baik materi maupun spiritual.

Jamaah haji dengan berpartisipasi di kamp Ibrahimi dari satu sisi bergabung dengan sejarah para nabi dan membuka identitas bersejarah dirinya, dari sisi lain melalui konvergensi dan kongres besar Islam dengan seluruh saudara Muslim lainnya, mereka menuntut kehormatan dan kebanggaan. Setiap ritual di manasik haji merupakan simbol transformasi manusia dan kedekatan kepada Tuhan.

Ketika jamaah haji mengenakan kain ihram, ia sejatinya telah melepaskan diri dari egoisme, membanggakan diri sendiri dan kebiasaan serta perilaku buruk. Sebagai gantinya ia melantunkan puja pujian dan menyaksikan nikmat serta kekuatan Allah Swt. Di kongres agung haji, persatuan, ibadah, politik, iman dan persatuan, perang melawan kekufuran dan kesyirikan serta manifestasi setan muncul dalam satu tempat.

Hari pertama bulan suci Dzulhijjah adalah hari kelahiran Nabi Ibrahim as serta hari ketika Allah Swt memilih Ibrahim sebagai Khalil (Orang yang paling Allah Sayangi). Hari pertama bulan Dzulhijjah juga hari ketika Rasulullah Saw memerintahkan Abu Bakar membacakan ayat Bara'ah (berlepas diri) dari kaum Musyrik.

Saat itu, Rasulullah Saw menerima wahyu yang menyebutkan bahwa hanya pribadi Rasul atau orang yang memiliki kemuliaan tak jauh dari dirinya yang berhak untuk membacakan Surat Bara'ah (At-Taubah) tersebut kepada kaum Musyrik. Setelah itu, Rasul memerintahkan Ali bin Abi Thalib as menyusul Abu Bakar dan mengambil ayat tersebut darinya serta membacakannya kepada kaum Musyrik. Ali pun mengerjakan perintah Rasul tersebut.

Keberadaan dua hari raya di bulan Dzulhijjah, Idul Kurban dan Idul Ghadir serta hari Arafah dan doa Imam Husein as di Arafah memberikan kemuliaan tersendiri bagi bulan ini.


Sangat dianjurkan (disunahkan) di setiap malam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, khususnya antara Maghrib dan Isya menunaikan shalat dua rakaat. Di setiap rakaatnya setelah surah Hamdalah dan al-Ikhlas, membaca ayat 142 surah al-A'raf.

Mereka yang menunaikan shalat sunnah ini pahalanya sama dengan jamaah haji, meski ia tidak menunaikan ibadah haji. Sejatinya perhatian khusus terhadap bulan Dzulhijjah adalah satu suara dengan para peziarah Baitullah (jamaah haji) di bulan ini serta mengingatkan ritual agung haji yang penuh spiritualitas dan berkah dan memberikan atmosfer unik bagi manusia, khususnya bagi mereka yang mendapat taufiq menunaikan ibadah haji.

Dengan demikian sudah sepantasnya kaum Muslim memanfaatkan kondisi istimewa bulan Dzulhijjah dan berusaha membersihkan diri sehingga mampu menghapus segala rintangan dalam perjalanannya meraih kebahagiaan sejati.

 
 
 
 
 
 
Aug 13, 2018 02:33 Asia/Jakarta
   

Al Quran dari segi akidah (kepercayaan-kepercayaan) sangatlah cukup dan layak. Tidak memiliki bahasa filsafat dan irfan namun lebih tinggi dari bahasa filsafat dan irfan, mempunyai akidah fitriawi.

Teks berikut ini merupakan transkrip “Pelajaran Akhlak” Ayatullah Mazahiri Hf., seorang marja taklid, dengan tema “Pengenalan Jiwa (Ma’rifat al Nafs); relasi manusia dengan Alam eksistensi” yang berlangsung pada 14 Februari 2017.

Bismillahirrahmanirrahim

الحمدلله ربّ العالمین والصلاة والسّلام علی خیر خلقه أشرف بریته ابوالقاسم محمّد صلی الله علیه و علی آله الطیّبین الطاهرین و عَلی جمیع الانبیاء وَالمُرسَلین سیّما بقیة الله فی الأرضین و لَعنة الله عَلی اعدائهم أجمعین.

Pembahasan kita berikut ini adalah tentang “pembiasaan diri dan keakraban bersama Al Quran” dan terkait dengan tema ini, pertama; kita telah membicarakan tentang membaca Al Quran serta tingkatan-tingkatannya. Kedua; secara ringkas kita telah membicarakan pula tentang ketelitian, tafsiran serta pemahaman terhadap Al Quran.

Pembahasan malam ini lebih penting dari dua pembahasan sebelumnya, yaitu pembahasan tentang pengamalan Al Quran. Al Quran merupakan kitab amalan. Al Quran telah datang membentuk manusia dengan perantaraan amal perbuatan. Al Quran melantunkan ayat ini di dalam surah Jumuah, “هُوَ الَّذي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِهِ وَ يُزَكِّيهِمْ وَ يُعَلِّمُهُمُ الْكِتابَ وَ الْحِكْمَةَ وَ إِنْ كانُوا مِنْ قَبْلُ لَفي‏ ضَلالٍ مُبينٍ ”[1] Allah Swt telah mengutus Rasul-Nya dan telah menurunkan Al Quran kepadanya guna mengembangkan manusia dari segi ilmu dan amal. Yakni Al Quran merupakan sebuah kitab pelajaran dan pendidikan. Nabi Saw adalah seorang guru pengajar dan pendidik. Di mana saja, Al Quran ketika hendak memperkenalkan manusia yang bahagia dan selamat mengatakan, “الَّذينَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ”[2] seorang yang beriman dan beramal sholeh. Di dalam Al Quran kita tidak menemukan satu tempat pun di mana Al Quran hanya mengatakan, “Muslim adalah seorang yang memiliki akidah dan iman”. Namun setiap kali mengatakan, “الَّذينَ آمَنُوا” orang yang beriman[3], pada saat itu pula mengatakan, “وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ ” dan beramal sholeh[4].

Kalimat ini telah berulang pada lebih dari dua ratus tempat dan maknanya ialah “Kitab Al Quran merupakan kitab amalan”. Al Quran telah datang guna membentuk (membangun) manusia, Al Quran datang untuk menyampaikan manusia dari titik nol hingga ke tempat di mana Ia tidak mengenal sesuatu apapun selain Tuhan, Al Quran datang agar manusia menemukan keselamatan (kebahagiaan) dunia dan akhiratnya melalui amal-amal baik. Amal ini pun, misalnya, “membaca Al Quran serta menyimak secara teliti kandungannya”, mempunyai tingkat-tingkatan. Tingkatan pertama, berkaitan dengan hukum-hukum (ahkam). Manusia hendaknya patuh (terikat) pada aspek lahiriah syariat serta perkataan-perkataan para pembesar suluk (sair wa suluk). Guru-guru akhlak mengatakan, “Kami tidak mengenal sesuatu yang lebih baik dari aspek lahiriah syariat”. Al Quran datang untuk membentuk manusia bertakwa. Dengan mengedepankan dan mementingkan perkara-perkara wajib (wajibat) dan mengerjakan perkara-perkara mustahab (mustahabat) serta menjauhi dosa manusia menjadi takwa. Ketika manusia telah bertakwa, Al Quran lantas berkata, “طُوبى‏ لَهُمْ”[5] Sungguh keadaanmu sangat baik; Dalam ketika Ia bertakwa Ia dalam keadaan selamat (sa’adah). Amal ini bergantung pada hal ini bahwa di dalam benaknya(akalnya) terdapat sebuah risalah amaliyah. Risalah amaliah marja taklid adalah penjelasan (bayan) atas pengamalan Al Quran sebab apapun yang dikatakan marja taklid adalah dikatakan dari riwayat-riwayat dan riwayat-riwayat dikatakan dari Al Quran.

Guru besar kami Ayatullah Burujerdi Ra telah berulang kali membacakan riwayat ini kepada kami dan riwayat-riwayat yang mirip dengan riwayat Guru Burujerdi Ra ini ada banyak. Beliau mengatakan, “Imam Baqir As berkata, “Apapun yang kukatakan adalah dari ayahku dan apapun yang dikatakan ayahku adalah dari ayahnya dan apapun yang dikatakan ayahnya adalah dari Nabi Saw dan  apapun yang dikatakan Nabi Saw adalah dari Jibril As dan apapun yang dikatakan Jibril As adalah dari Al Quran dan apapun yang dikatakan Al Quran adalah dari Allah Swt”.

Klaim Syiah ialah bahwa risalah amaliyah marja taklid mereka adalah tafsiran Al Quran itu sendiri namun dengan bersandar pada riwayat-riwayat Ahlul Bait As. Jika kita ingin Al Quran menolong kita, maka dari sisi keterikatan pada lahiriah syariat, kita mesti mempunyai pengenalan secara sempurna terhadap risalah amaliyah marja taklid. Jika seseorang tidak bertaklid, Ia seperti seorang yang sakit namun tidak mendatangi dokter dan pada akhirnya meninggal. Jika seseorang tidak tahu (jahil) dan melakukan suatu pekerjaan, Ia akan merusak pekerjaan itu. Sangat perlu untuk bermusyawarah kepada orang yang ahli (spesialis). Kita pun harus bertaklid dan taklid kepada para pembesar adalah perkara fitrawi serta suatu perkara yang dipahami sendiri oleh manusia. Bagaimana seseorang ketika sakit tanpa  sadar (dengan sendirinya) mencari dokter dan ketika Ia berhadapan dengan pekerjaan khusus (memerlukan ahli) mencari seorang yang ahli dan spesialis di bidangnya dan orang seperti ini, jika baginya muncul perkara hukum maka Ia akan mencari risalah marja taklid, ini adalah pengamalan Al Quran. Bedanya ialah yang menafsirkan Al Quran di dalam riwayat-riwayat kita adalah Ahlul Bait As sementara Ahlussunnah tidak memiliki itu. Patut disyukuri (alhamdulillah) kita sangat kaya dari segi riwayat-riwayat dan riwayat-riwayat kita berkaitan dengan Ahlul Bait As. Nabi Saw hingga akhir hayatnya lebih dari seribu kali mengatakan, “انّى‏ تارِكٌ‏ فيكُمُ الثِّقْلَيْنِ ما انْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِما لَنْ تَضَلُّوا كِتابَ اللَّهِ وَ عِتْرَتى‏ وَ اهْلَ بَيْتى‏ فَانَّهُما لَنْ يَفْتَرِقا حَتّى‏ يَرِدا عَلَىَّ الْحَوضَ”[6]

Wahai kaum Muslimin, Al Quran dan Ahlul Bait As, Ahlul Bait As dan Al Quran. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Satu merupakan asli (prinsip) dan satunya lagi penafsirnya. Satunya asli dan satunya lagi adalah penjelasnya dan keduanya ini harus senantiasa saling bahu membahu hingga hari kiamat. Riwayat Tsaqalain mengatakan kepada kita bahwa secara amal perbuatan kita mesti mengikuti Al Quran dan jika kita ingin mengikuti Al Quran, kita harus mengikuti Ahlul Bait As dan jika kita hendak mengikuti Ahlul Bait As, kita mesti memiliki pengenalan sempurna terhadap risalah amaliyah marja taklid. Olehnya itu adalah wajib dan perlu kepada semua, khususnya para pemuda di mana dalam sehari semalan selama satu jam membaca risalah amaliyah serta mengamalkan risalah tersebut. Sungguh, jika mereka membaca risalah amaliyah sejam sehari semalam, mereka akan memiliki pengenalan sempurna terhadap risalah amaliyah dan risalah amaliyah memiliki segalanya. Meskipun umur marja taklid hanya berkisar 70-80 tahun tetapi tidak abai dari segi amal dan apapun yang anda inginkan dari segi amalan, risalah “Taudhihul Masail”(risalah amaliyah marja) memilikinya. Jika tidak terperinci maka, mesti segera ditanyakan dan diberikan jawaban dan pada akhirnya harus mengetahui hukum secara sempurna. Ini adalah suatu bentuk pengamalan Al Quran.

Kedua, mengamalkan Al Quran. Al Quran dari segi akidah (kepercayaan-kepercayaan) sangatlah cukup dan layak. Tidak memiliki bahasa filsafat dan irfan namun lebih tinggi dari bahasa filsafat dan irfan, mempunyai akidah fitriawi. Dari segi akidah Al Quran tidak kekurangan. Al Quran dengan sangat baik membahas tentang tauhid dalam prinsip (ashl) wujud Tuhan. Al Quran berbicara dengan sangat baik tentang tingkatan-tingkatan tauhid dzat, tauhid sifat-sifat, tauhid ibadah serta tauhid perbuatan. Jika seseorang membuka Al Quran dan ingin mengambil dan meneguhkan akidah-akidahnya dari Al Quran, maka tingkatan tauhid tertinggi itu ada di dalam Al Quran, dengan kata lain apa yang diungkapkan para pembesar terdapat dalam Al Quran.

Mulla Sadra Ra di awal kitab al Asfar mengatakan, “Beberapa lama aku mengkaji maktab peripatetik dan menjadi ahli dalam filsafat peripatetik (hikmah al Masysyai), namun aku merasakannya gelap. Beberapa lama aku mempelajari maktab iluminasi dan menjadi ahli dalam filsafat iluminasi (hikmah al isyraq) tetapi aku melihatnya berbahaya. Aku menghampiri dan menyentuh Al Quran dan Ahlul Bait As dan aku melihat diriku tenang. Olehnya itu, di banyak tempat ketika Mulla Sadra mengurai pembahasan-pembahasan filosofis sangat tinggi seperti gerak substansi, setelah pembahasan rumit-filosofis, terdapat satu kalimat di mana beliau berkata, “و هذا المطلب الشریف الغامض اللطیف مما وجدوه و حصلوه بالکشف و الشهود عقیب ریاضاتهم و خلواتهم، و هو مما اقمنا علیه البرهان مطابقاً لکشف والوجدان”; pembahasan rumit, mulia dan halus ini adalah termasuk sesuatu yang ditemukan dan dijangkau mereka melalui penyingkapan dan syuhud setelah melewati khalwat dan riyadah, dan termasuk di antara sesuatu yang kita bangunkan argumen (burhan) atasnya sesuai dengan kasyaf dan pengetahuan huduri; mengamalkan Al Quran telah menyampaikanku di sini, berdasarkan akidah yang kupegang aku membangun argumentasi, yakni argumen-argumen yang telah aku buat adalah untuk anda dan bukan untuk diriku, aku telah sampai pada tingkatan yakin (percaya). Secara keilmuan, aku telah sampai pada maqam (kedudukan) ilmul yaqin, ‘ainul yaqin serta haqqul yaqin melalui pengamalan terhadap Al Quran dan mengikuti Ahlul Bait As, namun aku ahli pula dalam filsafat peripatetik dan iluminasi. Olehnya itu, aku pun dapat berargumentasi untuk anda. Dengan demikian, Al Quran dari aspek tauhid sangatlah tinggi dan layak dan setiap yang tidak berilmu dapat memahaminya. Misalnya, Mulla Sadra mengajukan 40 dalil guna membuktikan wujud Tuhan namun Mulla Sadra sendiri mengakui jika dalil-dalil yang terdapat dalam Al Quran lebih cukup dan layak dari 40 dalil pembuktian filosofosnya. Al Quran mempunyai dalil tentang kenabian yang sangat bagus dan layak dan telah banyak buku-buku yang ditulis dengan tema kenabian, namun jika buku-buku tersebut bersandar pada Al Quran dan Ahlul Bait As maka di saat itu akan menjadi sangat layak dan bagus, tetapi jika dibuat sendiri tetap baik dan akan membuktikan kenabian (nubuwwah), namun bukan apa yang dibuktikan Al Quran.

Al Quran sangat luar biasa berbicara tentang kenabian baik itu berkenaan dengan kenabian umum (nubuwwah ‘am) maupun kenabian khusus (nubuwwah khas). Al Quran sangat teliti dan akurat dalam berbicara tentang hakekat dan kemu’jizatan Al Quran dan metode inferensi (istidlal) Al Quran berbeda dengan inferensi-inferensi ilmu kalam. Al Quran sangat bagus menjelaskan tentang imamah, olehnya itu Syiah begitu mumpuni membahas tentang wilayah dan cukup banyak upaya dan usaha yang telah dilakukan dalam ranah ini; Penulis kitab ‘Abaqat sangat baik membahas tentang wilayah Ali bin Abi Thalib As beserta keturunannya As dalam kurang lebih 40 jilid buku yang menjadi salah satu kebanggaan Syiah; Ihqaq al Haq dalam 30-40 jilid yang berkaitan tentang wilayah; namun beliau kemudian dibunuh. Cukup banyak kitab-kitab ringkas tentang wilayah yang telah ditulis oleh para ulama dan pembesar, baik untuk kalangan awam maupun yang menengah dan penuh ketelitian, yakni minimalnya lebih dari 1000 jilid kitab tentang imamah. Namun semua mengakui bahwa imamah yang dibuktikan Al Quran adalah bukan imamah yang kita buktikan. Kita berbicara dengan inferensi (istidlal).

Kita spesialis dalam ilmu teologi dan kita berbicara tentang imamah dan ilmu kalam. Namun Al Quran adalah cahaya, menciptakan wilayah dikedalaman jiwa kita dengan berperantarakan cahaya dan bermanifestasi dan wilayah Al Quran sangat banyak, seukuran dimana sebagian orang bahkan dari kalangan Ahlussunnah mengakui bahwa sepertiga Al Quran berkaitan tentang wilayah. Ahlul Bait As mempunyai wilayah. Riwayat-riwayat Ahlul Bait As adalah berkaitan tentang wilayah. Pada akhirnya Al Quran sangat memperhatikan tentang ma’ad (eskatologi) dan tak ada sesuatu dalam Al Quran yang mempunyai ayat sejumlah ini. 1400 ayat dalam Al Quran berkaitan dengan eskatologi dan kebanyakan dari ayat-ayat ini adalah tentang ma’ad jasmani yaitu kiamat yang diajarkan pula oleh ayah ibu kita. Imam Khomeini Ra mengatakan, “Kiamat yang diucapkan nenek tua itu pula yang dikatakan Mulla Sadra dan kiamat yang dijelaskan Mulla Sadra dalam gerak substansi, telah dijelaskan Al Quran dan Ahlul Bait As kepada kita dengan begitu baik dan lugas. Banyak pula yang berkaitan dengan ushuluddin dan furuuddin. Di katakan bahwa penulis ‘Aqabat bertahun-tahun di India dan penulis Ihqaq al Haq, menghabiskan umur mereka untuk wilayah. Apa tidak sepantasnya kita menggunakan sejam dalam sehari semalam untuk mengkaji ushuluddin dan Al Quran? Bahwa Al Quran merupakan kitab amalan bukan hanya dalam bentuk pertama, melainkan di samping bentuk pertama yang membuat kita bertakwa dan mengikat diri pada lahiriah syariat, sangatlah penting memperhatikan ushuluddin dan Al Quran serta pengamalan atas akidah-akidah Al Quran serta pengamalan atas metode inferensi-inferensi Al Quran dan sangat perlu bagi semua khususnya para pemuda, minimalnya satu jam dalam sehari semalam, untuk mengkaji tentang ushuluddin dalam perspektif Al Quran.

 

Referensi:

 

1] Qs. Al-Jum'ah: 2

2] Qs. Al-Baqarah: 25

3] Qs. Al-Baqarah: 25

4] Qs. Al-Baqarah: 25

5] Qs. Al-Ra'ad: 29

6] Wasail al-Syiah, jld. 27, hlm. 34

7] Qs. Al-Syams: 9 dan 10

8] Qs. Al-Syams: 9 dan 10

Musim Haji sudah dimulai dan para pejabat Arab Saudi saat ini sedang disibukkan dengan pengelolaan ibadah manasik Haji dan melakukan pelayanan terhadap para jemaah Haji dan umroh yang datang dari berbagai belahan dunia.

Namun situasi politik yang sedang melanda dunia saat ini tampaknya telah memberikan efek secara langsung dalam pengelolaan Ibadah Haji di beberapa tahun terakhir. Banyak kebijakan-kebijakan “Khadimul Haramain” yang dianggap jauh dari kata layak dan bahkan diskriminasi terhadap para jemaah Haji yang datang dari negara-negara tertentu yang notabene sebagai negara yang sedang berselisih secara politik dengan kerajaan Arab Saudi.

Untuk memberikan tekanan kepada negara-negara yang saat ini sedang berseberangan seperti Yaman, Suriah, Libya, Palestina dan Qatar. Arab Saudi melarang warga negara-negara tersebut untuk melakukan ziarah ke Baitullah.

Lebih parahnya, negara-negara yang dimasukkan dalam list negara-negara yang warganya tak diperbolehkan untuk pergi Haji terus bertambah setiap tahunnya. Di samping itu, pihak Arab Saudi terus memberikan pembelaannya terhadap tindakannya tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan laporan sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR), pada Ahad (58) pukul 19.46 Wita, sebanyak 82 orang. Demikian dilaporkan Antaranews (068).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban meninggal dari gempa bumi Lombok akibat tertimpa bangunan yang roboh. "Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram," kata Sutopo melalui pesannya di Jakarta, Senin dini hari.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB, Agung Pramuja, melalui keterangan tertulis yang diterima Senin dini hari, menyatakan, korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara 65 orang.

Sementara di Kabupaten Lombok Barat sembilan orang, Lombok Tengah dua orang, Lombok Timur dua orang, dan Kota Mataram empat orang.

Gempa bumi berkekuatan 7,0 pada Skala Richter, mengguncang Pulau Lombok, dan Sumbawa, Minggu pukul 19.46 Wita, bahkan dapat dirasakan di bagian barat Bali.

Pusat gempa terletak pada 8.3 lintang selatan, 116.48 bujur timur Kabupaten Lombok Utara dengan kedalaman 15 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi telah berakhir pada Minggu (5/8) pukul 21.25 Wita.

Indonesia dengan populasi lebih dari 260 juta orang berada di lingkaran Cincin Api Pasifik, dimana banyak terjadi gempa bumi di sana.

Dua pemain Bulu Tangkis Arab Saudi menolak bertanding melawan tim Bulu Tangkis rezim Zionis Israel di turnamen internasional di Ukraina pada hari Jumat, 3 Agustus 2018. Mereka juga menolak berjabat tangan dengan atlet Israel.

Keputusan untuk menolak bertanding melawan atlet-atlet Israel juga sering dilakukan oleh para atlet Republik Islam Iran di berbagai event olahraga internasional. Tindakan ini sebagai bentuk sikap yang tidak mengakui eksistensi Israel yang didirikan secara ilegal di atas bumi Palestina. Diharapkan negara-negara Muslim lainnya akan mengikuti kebijakan Arab Saudi dan Iran.

 

 

Noam Chomsky, profesor dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) yang juga merupakan sosok kritikus terkenal di Amerika Serikat mengatakan bahwa Isreal telah melakukan tindakan yang ia sebut dengan “tak tahu malu”. Rezim tersebut telah melakukan campur tangan di Pemilu 2016 AS. Ia mengklaim apa yang dilakukan Israel jauh lebih besar dari apa yang diupayakan Rusia dalam mempengaruhi hasil pemilu di AS tersebut.
 

Chomsky menilai saat ini media-media masa lebih mengedepankan kabar-kabar sampingan ketimbang masalah-masalah utama yang sangat penting. Seperti “ancaman keberadaan” atau perombakan nasib negara. Ia menyebut, apa yang selama ini dibesar-besarkan media-media AS mengenai campur tangan Rusia di Pemilu AS adalah sebuah bentuk joke.

Menurut Independent, profesor MIT menyinggung tentang Israel yang memiliki peran jauh lebih banyak dibanding Rusia dalam “mengganggu” jalannya pemilu di AS. “Apabila kita peduli dengan intervensi pihak luar terhadap pemilu kita, sangat kecil dan sangat sulit (dapat dibandingkan) dengan apa yang telah dilakukan negara lainnya dan dengan terang-terangan dan tak tahu malu,” katanya seperti dilansir Independent.

Ia menambakan, “Campur tangan Israel dalam pemilu AS jauh lebih masif dan jauh lebih berpengaruh dibanding apa yang dapat dilakukan oleh Rusia. Bahkan Netanyahu secara langsung mendatangi Kongres Amerika Serikat tanpa perlu mengatakan kepada Presiden. Ia berpidato di hadapan Kongres dan memberikan profokasi untuk melemahkan kebijakan-kebijakan Presiden di masa itu, dimana saat itu Obama menjabat sebagai Presiden pada 2015.”

Senin, 06 Agustus 2018 07:49

Tuan Trump! Kami Siap Meladeni Anda

Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani mengatakan bahwa memulai perang dengan Iran berarti kehancuran semua fasilitas AS dan kami yang akan menentukan akhir dari perang yang kalian mulai.

Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani mengatakan bahwa memulai perang dengan Iran berarti kehancuran semua fasilitas AS dan kami yang akan menentukan akhir dari perang yang kalian mulai.

Statemen ini disampaikan untuk menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump terhadap Republik Islam Iran.

Berbicara pada sebuah acara di kota Hamedan, barat Iran, Kamis (26/7/2018), Mayjen Soleimani menandaskan, “Sebagai seorang prajurit, adalah tugas saya untuk menanggapi ancaman Trump. Jika dia ingin menggunakan bahasa ancaman, dia harus berbicara dengan saya, bukan kepada presiden (Hassan Rouhani).”

"Presiden Iran tidak pada posisi untuk menjawab Trump, yang menggunakan etika klub malam dan ruang perjudian," tambahnya.

Dalam pesan yang ditujukan kepada presiden AS, Mayjen Soleimani mengatakan, "Apakah Anda mengancam Iran dengan tindakan yang belum pernah terjadi di dunia? Anda harus bertanya kepada para komandan militer, politisi, dan kepala badan keamanan AS, apa yang mereka mampu lakukan dalam beberapa dekade terakhir."

Mengacu pada kejahatan AS di Afghanistan, komandan korps elite Iran ini menerangkan, AS tidak bisa berbuat apa-apa ketika menyerang Taliban – sebagai sebuah organisasi rapuh dan minim fasilitas – dengan 110.000 pasukan, ribuan tank dan kendaraan pengangkut pasukan, peralatan tempur, ratusan pesawat tempur dan helikopter canggih.

"Salah satu komandan AS dikirim menemui saya pada tahun 2011 untuk meminta waktu dan meminta kami untuk menggunakan pengaruh bagi penarikan pasukan Amerika dari Irak," ungkapnya.

 

Amerika, lanjutnya, telah melakukan kejahatan paling mengerikan di Irak yang belum pernah terjadi di Abad Pertengahan, mereka memasuki rumah-rumah penduduk dengan tank dan melindas penghuninya, dan kemudian menciptakan insiden penjara Abu Ghraib, yang akan menjadi aib mereka untuk selamanya.

 

Mayjen Soleimani lebih lanjut menjelaskan bahwa AS menderita kekalahan dalam mendukung rezim Zionis Israel pada perang 33 hari dengan Hizbullah Lebanon dan memulai perang Yaman dengan dukungan 2.000 miliar dolar bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

 

"AS mengancam Iran ketika mereka telah merusak keamanan Laut Merah dengan aksinya dan menyeret Arab Saudi – yang telah menjadi negara yang aman selama bertahun-tahun – di bawah bara api," ujarnya.

 

"Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam dengan sendirinya siap meladeni Anda, dan tidak perlu melibatkan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran," pungkas Mayjen Soleimani dalam pesan yang ditujukan kepada Trump.

 

"Di tempat yang tidak pernah Anda bayangkan, kami hadir di sana karena rakyat Iran adalah bangsa pencari mati syahid dan telah melewati masa-masa sulit," tutupnya. 

Keputusan pengesahan  undang-undang yang menyatakan Israel sebagai negara-bangsa Yahudi oleh Parlemen Israel memicu kontroversi termasuk penolakan dari banyak pihak. Disebutkan hukum yang disahkan pada Kamis (197) tersebut menetapkan bahasa Ibrani sebagai bahasa resmi, dan menegaskan komunitas Yahudi demi kepentingan nasional. 

Selain itu, undang-undang tersebut juga menegaskan bahwa keseluruhan Yerusalem merupakan ibu kota dari Israel. "Israel adalah tanah air bagi rakyat Yahudi. Mereka punya hak eksklusif menentukan nasib bagi kepentingan nasional," demikian bunyi hukum tersebut. 

Penetapan UU tersebut turut dikecam oleh Majma Jahani Ahlulbait as yang menyebut pengesahan UU tersebut sebagai bentuk kezaliman dan hal memalukan yang dilakukan Parlemen Israel. 

Berikut ini, teks lengkap pernyataan Majma Jahani Ahlulbait as yang mengutuk kerasa pengesahan UU tersebut. 

Atas nama Allah swt yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang

وَلَنْ تَرْضَى عَنْکَ الْیَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِی جَاءَکَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَکَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِیٍّ وَلَا نَصِیرٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)

Inisiatif terbaru dari parlemen rezim Zionis (Knesset) dalam menyetujui "Undang-Undang Negara-Negara Yahudi" menggambarkan sifat rasis dari rezim penjajah Israel. Hukum mengakui wilayah yang diduduki sebagai tanah air orang Yahudi pendudukan dan menghalangi jalan bagi pembentukan negara Palestina merdeka. 

Berdasarkan konspirasi berbahaya ini dan RUU yang tidak manusiawi, rezim Zionis akan mengusir semua warga Arab Palestina; dan, khususnya, akan memindahkan penduduk Yerusalem Timur ke Tepi Barat dan Jalur Gaza, membuat jutaan warga Palestina kehilangan tempat tinggal dan merampas hak-hak mereka.

Upaya agresif ini menunjukkan sekali lagi bahwa rezim telah didirikan pada prinsip permusuhan pada Islam dan rakyat Palestina, meskipun rezim selalu berusaha menyembunyikan wajah kekerasan dan kotor mereka di balik topeng demokrasi selama tujuh dekade terakhir.

Sayangnya, Amerika Serikat dan beberapa pemerintah Arab yang reaksioner seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain tidak hanya dibungkam terhadap monopoli berbahaya ini tetapi juga berusaha untuk membayar biaya penerapan plot ini dengan nama 'Kesepakatan Abad 'dengan memberikan PLO janji untuk memberikan bantuan keuangan sebesar 10 miliar dolar jika konspirasi tersebut dijalankan.

Majma Jahani Ahlulbait as mengutuk tindakan yang sewenang-wenang, diskriminatif dan agresif ini, menekankan perlunya perjuangan berkelanjutan rakyat Palestina dan orang-orang yang mencari kebebasan di dunia untuk membebaskan al-Quds dan wilayah pendudukan. Majma Jahani Ahlulbait as juga mengutuk kompromi, dialog, atau upaya untuk menormalkan hubungan dengan rezim penjajah Israel yang korup dan menganggapnya sebagai tindakan pengkhianatan terhadap Islam dan cita-cita kemerdekaan Palestina.

Khatib shalat Jumat Tehran, Hujjatul Islam Kazem Seddiqi menyatakan, "Amerika bukan orang berunding dan jika memang harus berunding, maka tidak bisa dengan pemerintah dan Presiden AS saat ini."

Khatib shalat Jumat Tehran, Hujjatul Islam Kazem Seddiqi menyatakan, "Amerika bukan orang berunding dan jika memang harus berunding, maka tidak bisa dengan pemerintah dan Presiden AS saat ini."

Hujjatul Islam Kazem Seddiqi dalam khutbah Jumatnya di Tehran (03/8/2018), menyinggung usulan Presiden AS untuk berunding tanpa pra-syarat seraya mengatakan, "Keluarnya Amerika Serikat dari JCPOA telah menutup seluruh kemungkinan berunding dengan pemerintah AS saat ini."

Trump secara sepihak menarik AS dari JCPOA pada Mei dan mengumumkan rencana untuk menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Republik Islam, yang akan menghapus pendapatan minyak Tehran. 

Khatib shalat Jumat Tehran juga menyinggung peringatan Hari Hak Asasi Manusia pada 5 Agustus dan mengatakan, Islam berada di pihak benar dan hak asasi manusia adalah kebenaran, sementara sejumlah negara hanya mengklaim mendukung hak asasi manusia dan dengan bombardir kimia dan pembunuhan orang-orang tak berdosa, kedok mereka terungkap."

Situs resmi federasi sepakbola Iran mengupload ucapan selamat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei yang menyebutkan kebanggaannya atas timnas Iran saat menghadapi tim kuat Spanyol pada pertandingan kedua babak grup Pialad Dunia 2018 di Kazan Rusia. 

Meski berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Spanyol, namun Iran telah menunjukkan perlawanan hebat menghadapi juara Piala Dunia 2010 dan diperkuat pemain-pemain bintang klub-klub papan atas Eropa. 

Disebutkan, melalui telepon kantor resmi Rahbar mengucapkan selamat kepada kepala rombongan timnas Iran yang sedang berada di Rusia seusai pertandingan dengan berkata, "Permainan kalian semalam sangat indah, Allah itu kuat…!!!"

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…