کمالوندی

کمالوندی

Bertentangan dengan apa yang selalu dipropagandakan Barat, Iran berurangkali menyatakan ketidaktertarikannya untuk memiliki senjata nuklir.

Hal itu diungkapkan Xinhua, Jumat (21/12) di laman situsnya. Kantor berita Cina itu juga melaporkan, media-media Cina menilai positif perundingan Iran dengan Badan Enegeri Atom Internasional (IAEA).

IAEA dan Republik Islam Iran, tulis media-media Cina, berhasil mencapai sejumlah kesepakatan untuk kemajuan dalam perundingan itu.

Xinhua menambahkan, "Dalam perundingan Iran-IAEA yang digelar di Wina kemarin Kamis (20/12), sekali lagi Iran-IAEA berhasil mencapai sejumlah kemajuan yang dapat menguntungkan kedua pihak."

Kesamaan pandangan yang dicapai Iran dan IAEA dalam perundingan kemarin merupakan bekal untuk memulai putaran baru perundingan bulan depan.

Menurut laporan yang disampaikan Xinhua, Iran dan wakil-wakil IAEA dijadwalkan akan berdialog pada 16 Juni 2012, dan segera merealisasikan program-program yang disepakati bersama.

Cina yang merupakan salah satu negara anggota kelompok 5+1 selalu menegaskan, perundingan adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina pekan lalu untuk kesekian kalinya mengatakan, "Sanksi-sanksi sepihak Barat terhadap Iran gagal, dan solusi masalah nuklir Iran hanya dialog."

Hong Lei menegaskan, "Kelompok 5+1 harus segera menggelar dialog dengan Iran untuk menemukan sebuah solusi yang tepat, komprehensif dan berjangka lama."

Sebuah institut AS dalam laporannya membahas kemampuan pelacakan pesawat tempur Amerika Serikat oleh para pilot Iran dan menilainya sebagai kapabilitas tinggi para pilot Republik Islam Iran. Personil Angkatan Udara Iran mengejutkan militer Amerika Serikat dengan berhasil melacak pesawat tanpa awak Predator.

The Washington Institute for Near East Policy, yang anggotanya adalah kumpulan para tokoh diplomatik dan berpengaruh dalam politik Amerika Serikat, dalam laporannya menyebutkan, pelacakan pesawat tanpa awak MQ-1 milik Angkatan Udara Amerika Serikat oleh pesawat tempur Iran itu membuktikan kemampuan tinggi para pilot militer Iran.

Dua jet tempur Su-25 Frogfoot produksi Rusia yang tidak memiliki radar udara berhasil melacak Predator Amerika Serikat. Lebih menariknya lagi, pesawat Su-25 adalah jenis pesawat untuk serangan darat dan tidak didesain untuk pertempuran udara.

Namun di sisi lain penggunaan Su-25 itu juga sangat tepat. Karena tidak seperti pesawat F-5, F-14, dan F-4 yang dimiliki Iran, Su-25 adalah pesawat yang dirancang untuk terbang rendah dan pelan di medan perang. Penggunaannya untuk melacak dan memburu Predator sangat tepat.

Su-25 dapat terbang lambat sehingga dapat mengekor Predator (yang terbang pada kecepatan sekitar 100 knot) dan menembaknya. Ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan jet tempur lebih cepat. Sebagai contoh, pada tahun 2006, jet F-16 Israel yang mengejar drone Ababil milik Hizbullah dekat Haifa terpaksa memperlambat kecepatannya hingga mendekati stall (kurang dari 200 knot) untuk mencegat pesawat tanpa awak itu. Selain itu, sang pilot harus menggunakan helm yang dilengkapi layar yang tersambung dengan rudal Python 4 yang dapat dikontrol langsung oleh pilot hingga menghantam sasaran.

Dalam laporan berjudul "Iran Mengancam Kebebasan Udara Armada Teluk [Persia]" itu disebutkan, "Dengan mempertimbangkan segala sisi, pelacakan di atas Teluk [Persia] itu membuktikan tingginya keterampilan, kontrol dan kerjasama efesien pasukan Angkatan Udara Iran."

Letnan Kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat Eddie Boxx, Michael Eisenstadt anggota senior dan Direktur The Washington Institute for Near East Policy, dan Michael Knights seorang spesialis bidang hubungan militer dan keamanan Irak, Iran dan negara-negara Teluk Persia, yang menyusun laporan tersebut juga menilai analisa jangka panjang militer Amerika Serikat yang mengklaim bahwa pasukan udara Iran tidak akan dapat menandingi gerakan pesawat-pesawat Barat ternyata meleset.

Para pakar institut tersebut menegaskan bahwa insiden ini juga memiliki beberapa implikasi penting bagi Amerika Serikat. Secara historis, Amerika Serikat selalu menyambut insiden agresif di perairan dan udara internasional, dan jika penghinaan terbaru ini tidak diselesaikan, maka itu dapat membatasi ruang gerak AS di Teluk [Persia]. Jika insiden ini dibiarkan maka segudang pesawat Amerika RC-135 Rivet Joint, U-2, RQ-4 Global Hawk, dan JSTARS, yang terbang memantau titik-titik konflik di seluruh dunia juga akan terancam.

Bukan hanya warga Amerika Serikat yang dikagetkan dengan tragedi penembakan massal di sebuah Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, 62 mil di timur laut Kota New York, bahkan masyarakat dunia pun tercengang dengan perstiwa tersebut.

Seorang pria 20 tahun, menerobos masuk ke sebuah sekolah dasar di Connecticut, 62 mil di timur laut Kota New York, pada Jumat pagi waktu setempat, 14 Desember 2012, dan mengumbar tembakan ke segala penjuru. Dilaporkan, 26 orang tewas, termasuk si penembak yang akhirnya bunuh diri di dalam kompleks sekolah itu.

Si penembak yang kemudian diidentifikasi sebagai Adam Lanza itu pertama-tama menembak mati ibunya sendiri, yang merupakan guru di SD Sandy Hook itu. Dia kemudian mengumbar tembakan ke segala arah, menewaskan 20 siswa SD berusia 5-10 tahun. Lima orang dewasa yang ada di sekolah itu juga menjadi korban penembakan.

Setelah tragedi ini Presiden Amerika Serikat, Barack Obama meminta wakilnya untuk mempersiapkan undang-undang kontrol senjata di negara ini dalam tempo satu bulan. Ia menjelaskan, perubahan UU ini mencakup penerapan kembali peraturan pelarangan kepemilikan senjata serbu dan seluruh jalan untuk lari dari undang-undang jual beli senjata.

Saat ini di Amerika terjadi friksi serius antara kubu pro dan anti kontrol senjata di negara ini. Sejak tahun 2004, ketika batas waktu 10 tahun undang-undang pelarangan senjata serbu berakhir, friksi ini semakin besar. Meski demikian, terjadinya berbagai peristiwa berdarah dan aksi penembakan di sekolah, universitas dan pusat perbelanjaan masih belum mampu mengakhiri friksi ini.

Tahun 1994 di saat Bill Clinton menjabat presiden, kubu pro kontrol senjata akhirnya berhasil menundukkan sikap kubu pro senjata bebas selama beberapa tahun dan mampu meloloskan undang-undang pelarangan senjata serbu di Kongres. Berdasarkan peraturan ini, penggunaan senjata modern yang dilengkapi dengan puluhan amunisi dilarang.

Kubu pro undang-undang ini meyakini senjata seperti ini hanya cocok di militer dan di sisi lain, kubu pro senjata bebas menilai senjata tersebut digunakan untuk berburu dan olah raga. Data statistik menunjukkan bahwa selama 10 undang-undang di atas diberlakukan, korban kekerasan bersenjata di Amerika turun secara drastis.

Amerika Serikat adalah negara yang penduduknya paling mudah memiliki senjata api. Bagi sebagian orang, khususnya penganut liberalisme, punya senjata api adalah bagian dari hak asasi manusia (HAM). Karena itu, pemerintah diminta tidak boleh terlalu jauh campur tangan dalam hal izin kepemilikan senjata. Faktanya, di negara-negara bagian yang izin kepemilikan senjatanya sulit karena ketatnya kontrol, perampokan, dan kriminalitas makin tinggi.

Negara Bagian New Jersey, misalnya, pada 1996 memberlakukan undang-undang kontrol senjata api yang ketat. Hasilnya: dua tahun kemudian, tingkat pembunuhan naik 46%, dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal yang sama terjadi di Hawaii. Tahun 1968, Hawaii memberlakukan kontrol senjata yang ketat. Sembilan tahun kemudian, tingkat kejahatan dan pembunuhan naik tiga kali lipat. Catatan serupa --kontrol senjata menambah tingkat kriminalitas dan pembunuhan-- terjadi di Washington, DC, New York City, Detroit, Chicago, dan kota-kota lain.

Fenomena seperti itu jelas menggambarkan bahwa Amerika adalah negeri yang tidak aman. Jikapun negeri itu aman, hal itu semata-mata karena ketatnya hukum, kerasnya aparat keamanan, dan kecanggihan instrumen-instrumen deteksi terhadap kriminalitas. Dengan demikian, harga keamanan di Amerika sangat tinggi. Budaya kekerasan semacam itu muncul karena latar belakang sejarah Amerika sendiri. Masa-masa awal berdirinya Amerika, misalnya, dipenuhi kisah petualangan dan kekerasan kaum cowboy.

Di dunia cowboy, ada hukum survival of the fittest atau hukum rimba --siapa yang kuat dialah yang menang. Untuk menjadi kuat, orang tidak cukup memiliki kemampuan fisik yang kuat, melainkan juga punya kemampuan yang hebat dalam memakai persenjataan. Budaya cowboy itu tampaknya sudah terinternalisasi dalam kehidupan bangsa Amerika secara mendalam. Hal itu terlihat dari korelasi antara kepemilikan senjata dan keamanan.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama saat mereaksi tragedi penembakan di sebuah Sekolah Dasar (SD) Sandy Hook di Newtown menjelaskan, untuk mencegah kekerasan di Amerika, undang-undang pembatasan dan pengontrolan senjata belum cukup, karena kekerasan telah mendarah daging di masyarakat kita.

Seperti dilaporkan Fars News mengutip Washington Post, Barack Obama di konferensi pers terkait tragedi penembakan di SD Sandy Hook lima hari lalu menjelaskan soal undang-undang pengontrolan senjata di negara ini.

Menurut sumber ini, Obama di awal pidatonya mengisyaratkan eskalasi fenomena penembakan di negara ini dan menyebutnya sebagai fenomena menular. Ia pun mendukung langkah-langkah untuk mencegah kekerasan bersenjata di Amerika Serikat.

Seraya mengisyaratkan urgensitas reformasi di undang-undang kontrol senjata dalam beberapa hari lalu, Obama mengatakan, "Seperti yang telah saya katakan pada hari Ahad lalu, tidak ada udang-undang yang dengan sendirinya mampu mencegah kekerasan di masyarakat kita."

Dalam beberapa hari ini, sejumlah aktivis anti senjata bebas di AS menuntut pembatasan peredaran senjata di negara ini. Sementara itu, sejumlah pengamat menilai maraknya aksi kekerasan di Amerika juga dipengaruhi oleh permainan game dan film kekerasan.

"Apa yang kita butuhkan sekarang adalah mempermudah pelayanan kesehatan mental," ungkap Obama.

Ia menambahkan, kita harus menajamkan pandangan kita mengenai budaya kekerasan dan senjata bebas. Selain itu, setiap langkah yang kita ambil harus dimulai dari rumah dan diri kita.

Kamis, 20 Desember 2012 22:38

Mursi Tunda Kunjungan ke Amerika

Presiden Mesir Muhammad Mursi menunda kunjungan ke Amerika Serikat karena ketegangan yang masih berlangsung di negara itu terkait draf konstitusi baru.

Menurut Essam Haddad, asisten Mursi urusan hubungan luar negeri dan kerjasama internal, kunjungan presiden Mesir ke AS yang dijadwalkan pada pekan ini ditunda karena peristiwa terkini yang berlangsung di Mesir. Demikian dilaporkan Press TV, Kamis (20/12).

Pada tanggal 15 Desember, Mesir menggelar referendum draf konstitusi baru babak pertama. Menurut Ikhwanul Muslimin, pada putaran pertama referendum ini, sebanyak 56,5 persen peserta memberikan suara mendukung. Putaran kedua akan digelar pada 22 Desember.

Pada Senin, sekelompok hakim mengancam tidak akan mengawasi putaran kedua referendum.

Pada hari yang sama, Jaksa Agung Mesir Talaat Ibrahim yang baru diangkat oleh Mursi bulan lalu, mengundurkan diri. Ia mengajukan pengunduran diri setelah protes terus menerus oleh hakim dan jaksa mengenai pengangkatannya.

Upaya pemberangusan terhadap kebebasan berbicara kembali dilakukan oleh sebuah penyedia jasa satelit Eropa terhadap dua channel TV internasional Iran.

Penyedia jasa satelit Spanyol, Hispasat akan menghentikan siaran Press TV dan Hispan TV pada Jumat (21/12).

Hispasat juga menginstruksikan Overon, perusahaan satelit lain, untuk menghentikan transmisi dua saluran TV internasional tersebut.

Menurut Overon, larangan terhadap Press TV dan HispanTV mengikuti langkah perusahaan Eutelsat Perancis yang telah menghentikan beberapa saluran satelit dan stasiun radio Iran.

Perusahaan tersebut menambahkan, sejak Uni Eropa memblacklist Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), penyiaran Press TV dan Hispan TV harus hentikan.

Penghentian itu dilakukan ketika Hispan TV secara resmi terdaftar di Spanyol dan beroperasi di bawah hukum media negara itu. Selain itu, sebelumnya Uni Eropa telah mengkonfirmasikan kepada Press TV bahwa sanksi anti-Iran tidak berlaku untuk media negara.

Sejauh ini, Press TV telah menghubungi Hispasat dan kantor ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa untuk mendapatkan tanggapan, tetapi belum ada hasilnya.

Rusia menyatakan optimis bahwa putaran berikutnya perundingan antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 akan digelar bulan depan.

"Sekarang negosiasi sedang berlangsung dengan Tehran mengenai tempat dan tanggal," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia kepada RIA Novosti, pada Kamis (20/12).

Ia menambahkan, kami berharap hal ini akan selesai dalam waktu dekat dan pertemuan akan berlangsung pada bulan Januari tahun depan.

Pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri IranRamin Mehmanparast mengatakan, tidak ada tanggal atau tempat telah ditetapkan untuk putaran berikutnya pembicaraan antara Tehran danKelompok 5+1 yang terdiri dari Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Amerika Serikat ditambah Jerman.

Sebelumnya, Tehran dan Kelompok 5+1 telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan fokus utama masalah energi nuklir Iran.

Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan beberapa sekutu mereka berulang kali menuding Iran mengalihkan program nuklirnya untuk tujuan militer. Namun Tehran membantah tuduhan tak berdasar tersebut dan menegaskan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Ayat ke 126-127

Artinya:

Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (3: 126)

(Allah menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa. (3: 127)

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, salah satu dari bantuan Tuhan di pelbagai medan perang adalah turunnya para malaikat. Mereka tidak hanya diturunkan ke atas Nabi, melainkan juga turun kepada Mukminin yang teguh. Manfaatnya agar jiwa mereka kokoh dan mantap serta memberikan harapan kepada mereka. Sebagaimana halnya setan senantiasa berusaha membuat Muslimin putus asa dalam memerangi kekafiran dan kebatilan.

Para malaikat dengan turun ke hati para ahli iman memberikan ketenangan dan kedamaian kepada mereka. Sehingga bukan hanya tidak letih berjuang, tetapi juga menyerang musuh dengan semangat yang lebih besar dan menghancurkan akar mereka. Atau paling tidak memaksakan kekalahan kepada mereka dan musuh dipalingkan dari menyerang selanjutnya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Setiap ucapan atau tulisan yang menyebabkan keputusasaan para pejuang Islam adalah suara setan. Setiap ucapan atau amalan yang menyebabkan kedamaian dan berita gembira bagi para pejuang adalah wahyu ilahi.

2. Meskipun Tuhan mampu memenangkan muslimin dalam semua keadaan, namun Dia beramal atas dasar hikmah. Oleh karenanya, jika Muslimin bermalas-malasan, maka mereka akan kalah.

3. Persatuan dan kekuatan serta keberanian Muslimin haruslah sedemikian rupa sehingga musuh berputus asa untuk menyusup ke kalangan Muslimin dan hina di sisi Muslimin.

 

Ayat ke 128-129

Artinya:

Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. (3: 128)

Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (3: 129)

Dalam tafsir telah disebutkan bahwa dalam perang Uhud, gigi Rasulullah Saw patah dan keningnya berdarah akibat lemparan batu oleh musuh. Rasulullah bersabda, "Bagaimana mungkin umat ini akan selamat?" Kemudian ayat ini turun bahwa Wahai Rasul! Engkau tidak bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat. Engkau hanya ditugaskan menyampaikan wahyu Tuhan. Barang siapa yang mau menerima, maka ia selamat, dan siapa yang tidak menerima ia akan celaka. Dan Tuhan terhadap orang-orang yang berpaling boleh jadi mengampuni atau menghukumnya."

Di antara tanda kebenaran Rasul dan al-Quran adalah ayat ini. Ayat ini melepaskan segala tanggung jawab sehubungan dengan hukuman dan pahala. Jika Muhammad bukan utusan Tuhan, ia tidak akan berbicara seperti ini dan jika kenabiannya bohong, maka ia tidak akan membacakan ayat seperti ini dan malah menyembunyikannya. Karena ayat ini membatasi risalahnya di depan umat dan mengambil hak mengampuni dan menghukum dari Rasul.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Rasul dan para pemimpin agama setelah ditugasi untuk melakukan perintah, mereka tidak bertanggung jawab atas hasilnya. Mereka harus menyampaikan kalimat kebenaran kepada masyarakat. Adapun rakyat menerima atau tidak, itu bukan urusan mereka.

2. Pintu taubat selalu terbuka bagi siapapun. Bahkan bagi orang-orang yang lari dari perang dan orang-orang kafir sekalipun dalam perang jika bertaubat akan diterima oleh Tuhan.

3. Ampunan atau siksa Tuhan, adalah khusus miliki Tuhan. Bahkan syafaat auliya Allah adalah dengan seizin-Nya.

4. Puncak azab atau siksa ilahi adalah kezaliman masyarakat itu sendiri.

 

Ayat ke 130-131

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (3: 130)

Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. (3: 131)

Dalam Islam perang dan jihad tidaklah terpisah dari persoalan ekonomi-sosial. Oleh karenanya, di antara ayat-ayat yang berkaitan dengan perang Uhud, persoalan riba yang merupakan salah satu problematika sosial manusia, diutarakan dan dilarang dengan berbagai ungkapan. Masalah ini disinggung dalam permulaan ayat dan ditujukan kepada Mukminin. "Riba tidaklah sejalan dengan iman." Setelah melarang riba, Allah berfirman, "Bertakwalah, artinya,riba itu tidak selaras dengan takwa, dan di akhir ayat, Allah Swt berfirman, "Jauhilah dari memakan riba, supaya kalian selamat."

Artinya, keselamatan dunia dan akhirat kalian adalah dengan menjauhi riba. Bagaimanapun juga riba memiliki banyak bentuk dan telah dijelaskan dalam ayat ini. Hal ini merupakan penafian kerakusan pada harta yang menyebabkan tertumpuknya uang di sisi sebagian orang sementara banyak orang yang terjerit kemiskinan akibat kerakusan mereka. Bagaimanapun juga, masyarakat muslim akan menang melawan musuh, bila anggotanya tidak pelit dan suka berkorban, bukannya penyembah uang.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Takwa bukan hanya dalam urusan ibadah ritual, melainkan dalam urusan keuangan dan ekonomi, pemeliharaan takwa sangat diperlukan.

2. Ekonomi yang sehat berada di dalam keimanan dan takwa dan mentaati perintah Tuhan.

3. Kebahagiaan dan keselamatan tidak akan diperoleh dari uang saja, melainkan dengan memelihara masyarakat.

4. Memakan riba termasuk sejenis kufur dan orang muslim yang memakan riba tidak ada bedanya dengan orang kafir.

Ayat ke 121

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (3: 121)

Ayat ini adalah menjelaskan kesulitan perang Uhud dan kepahitannya. Menyusul perang Badr yang terjadi pada tahun kedua Hijriah di dekat Mekah dan banyak sekali Musyirikin yang terbunuh dan tertawan, Abu Sufyan, pembesar Mekah mengatakan, "Selagi aku belum membalas dendam terhadap Muslimin, maka aku tidak akan duduk diam."

Oleh karenanya, kaum Kuffar Quraisy pada tahun-tahun berikutnya, bergerak menuju Madinah dengan berkuda dan berjalan kaki dengan senjata lengkap. Berita bergeraknya musuh sampai ke telinga Rasul dan Muslimin, mereka mengadakan pertemuan dan merundingkan cara untuk menghadapi bahwa sebaiknya mereka tinggal di kota dan menjadikan rumah sebagai benteng. Namun para pemuda yang energik, mengusulkan kepada Rasul Saw agar keluar dari Madinah dan berdiri tegak menghadapi lawan dengan berani di luar Madinah.

Rasul bermusyawarah dan akhirnya melakukan perhitungan suara. Pada akhirnya pendapat kelompok muda memenangkan suara. Padahal pendapat Rasul secara pribadi adalah tinggal di rumah, namun sebagai penghormatan terhadap pendapat pemuda, beliau mengabaikan pandangannya sendiri.

Ketika Rasulullah dalam khutbah Jumatnya memberitahukan masyarakat tentang kejadian yang berlaku. Setelah shalat, beliau beserta ribuan orang; Muhajirin dan Anshar berangkat ke medan perang di kaki gunung Uhud. Sementara itu, di pertengahan jalan sebagian orang yang tidak menyetujui untuk keluar dari Madinah. Kembali ke Madinah dan jumlah muslimin berkurang menjadi 700 orang.

Akhirnya, ketika musuh telah mendekati kota Madinah, dua pasukan saling berhadap-hadapan di kaki gunung Uhud. Perang dimulai dengan teriakan Allahu Akbar oleh Muslimin dan suara genderang dan seruling dari orang-orang Kafir.

Dengan serangan kilat Muslimin, pasukan Quraisy berantakan dan tentara kufur melarikan diri. Sebagian Muslimin mengira orang-orang kafir sudah kalah yang membuat mereka meninggalkan pos-posnya. Di saat asik mengumpulkan rampasan perang, tiba-tiba musuh memanfaatkan kesempatan dan menyerang tentara Islam dari belakang.

Kesudahan dari kealpaan ini adalah terbunuhnya sejumlah kaum Muslimin dan sebagian lagi lari. Isu terbunuhnya Rasulullah juga menambah ketakutan mereka. Akhirnya Perang Uhud yang pada awalnya dimenangkan oleh muslimin berakhir dengan kekalahan mereka dan menjadi pelajaran buat Muslimin.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1- Rasul tidak hanya diperintah menyampaikan perintah Tuhan, melainkan untuk memelihara agama dan masyarakat Islam. Hal ini juga menjadi tugas setiap muslim.

2- Meskipun mengatur keluarga dan menghidupi anak isteri adalah penting, namun menjaga agama adalah lebih dari menjaga keluarga.

 

Ayat ke 122-123

Artinya:

Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (3: 122)

Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (3: 123)

Sekelompok dari kabilah Aus dan Khazraj yang keluar dari Madinah bersama Rasul Saw merasa gentar tatkala menyaksikan lautan pasukan musuh. Dengan alasan bahwa pendapat mereka telah diabaikan oleh Rasulullah, mereka berniat untuk meninggalkan perang. Namun berkat rahmat Tuhan, mereka menggagalkan niat itu dan selamat dari jebakan setan.

Ayat ini menyatakan kepada mereka dan Muslimin lainnya, "Kalian yang telah melihat pelbagai pertolongan Tuhan dalam perang dimana kalian telah dimenangkan oleh Tuhan terhadap musuh kendatipun kalian memiliki pasukan dan fasilitas yang sedikit, maka janganlah kalian gentar dan tegaklah dalam membela agama. Janganlah kalian takut kepada musuh dan takutlah kepada Allah. Jangan kalian bersandar kepada selain Allah, dan bila demikian, berarti kalian telah mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan dengan sebaik-baiknya.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Allah Swt tidak akan membiarkan orang-orang Mukmin, melainkan Dia akan memelihara mereka dengan kekuasan-Nya di hadapan musuh.

2. Takut terhadap perang akan menyebabkan lari dari perang dan obatnya adalah iman dan tawakal kepada Allah.

3. Allah Swt bukan hanya mengetahui perbuatan-perbuatan kata, bahkan Dia juga tahu niat kita.

4. Syukur atas pertolongan ilahi adalah dengan cara bertakwa jika tidak akan menyebabkan ujub dan kesombongan dalam perang.

 

Ayat ke 124-125

Artinya:

(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" (3: 124)

Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (3: 125)

Ayat ini menjelaskan pertolongan ilahi dan menyinggung soal kehadiran malaikat di medan pertempuran melawan orang-orang Kafir. Sesungguhnya kita manusia tidak mampu mengenali malaikat yang metafisik. Namun keimanan kita terhadap al-Quran akan menyebabkan kita menerima keberadaan mereka dan mengimani mereka.

Kehadiran para malaikat dalam perang Uhud dalam rangka menguatkan jiwa pejuang Islam, telah menyebabkan banyaknya lasykar Islam dan menggentarkan musuh.

Dari dua ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Seorang mukmin harus bertawakal kepada Tuhan karena semua alam termasuk malaikat adalah lasykar Tuhan dan pendukungnya. Sebaliknya, musuhlah yang harus takut kepada Islam. Karena lawan mereka bukanlah Muslimin saja melainkan Tuhan.

2. Dalam pandangan hidup ilahi, kehidupan manusia ada hubungannya dengan malaikat.

3. Kalau istiqamah dan bertahan, niscaya pertolongan Tuhan akan sampai.

4. Menjaga takwa di front jihad juga diperlukan pejuang muslim haruslah bertakwa di semua keadaan.

5. Para malaikat adalah pengurus tatanan alam dan setiap kelompok memiliki tugas yang tersendiri dan sekelompok dari mereka ditugaskan untuk membela pejuang-pejuang Islam.

Ayat ke 116-117

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (3: 116)

Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (3: 117)

Salah satu dari penyebab kekafiran terhadap Tuhan adalah merasa kaya dari-Nya dan bersandar pada kekayaan dan kekuasaan. Sebagian orang mengira bahwa dengan memiliki harta dan anak, sudah tidak memerlukan Tuhan lagi, sekiranya Tuhanpun ada, maka keberadaannya sudah tidak penting lagi buatnya. Ayat ini di samping membantah anggapan itu, juga menyatakan andaikan harta dan anak dapat menjaga mereka di dunia, maka bagaimana pada Hari Kiamat nanti?

Siapakah yang akan menyelamatkannya dari api neraka akibat kekufurannya itu?

Ayat 117 menyinggung soal perbuatan-perbuatan baik orang-orang kafir seperti infak dan menyatakan, "Apa yang dibelanjakan di jalan ini, bagaikan benih-benih biji yang ditanam di ladang yang tidak sesuai. Sebuah ladang yang senantiasa diterpa angin dan taufan, panas dan dingin dan tidak membuahkan hasil."

Kekafiran dan motivasi selain Tuhan ibarat taufan yang berembus di ladang perbuatan-perbuatan baik orang-orang kafir dan apa yang ditanam akan sirna. Karena nilai perbuatan tergantung kepada niatnya, bukan lahiriahnya. Siapa yang mengerjakan perbuatan baik, akan tetapi kafir kepada Tuhan, maka perbuatan baiknya itu berada di ambang kemusnahan. Bukan Tuhan yang menganiaya ia, melainkan ia sendirilah yang menyia-nyiakan ladangnya yang dapat menghasilkan itu.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Menyombongkan harta dan anak dan merasakan tidak membutuhkan Tuhan, menunjukkan sejenis kekafiran dan ketidaksyukuran.

2. Tujuan dari infak dalam Islam, bukanlah sekedar mengenyangkan perut orang-orang miskin. Bila infak dimaknai demikian, maka tidak ada bedanya yang berinfak itu adalah Islam atau kafir. Dalam infak diperhitungkan juga kemajuan spiritual, sementara kekafiran mencegah kemajuan spiritual.

3. Kemurkaan Tuhan merupakan imbas perbuatan kita, bukannya kezaliman dari pihak-Nya.

 

Ayat ke 118

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (3: 118)

Salah satu dari ancaman yang mengintai masyarakat Islam, adalah kehadiran dan pengaruh asing di pusat-pusat kunci pemerintahan sedemikian rupa sehingga rahsia-rahasia dan informasi Muslimin jatuh ke tangan mereka. Karena kalau dalam lahiriahnya, mereka menampakkan persahabatan dan kerjasama pada realitasnya mereka membenci Islam dan menghendaki kemunduran muslimin.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Seorang mukmin tidak boleh cepat percaya dan polos. Mereka harus menggunakan akal dan dalam berinteraksi dengan musuh, mereka harus waspada dan hati-hati.

2. Adanya pasukan asing di negara-negara Islami adalah terlarangdan kita harus mengetahui bahwa Islam dan kafir tidak pernah kenal kompromi.

 

Ayat ke 119-120

Artinya:

Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (3: 119)

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (3: 120)

Ayat ini menyingkap niat keji musuh terhadap Muslimin dan mengingatkan mereka, "Janganlah kalian pikir, jika kalian mendekatkan diri kalian kepada mereka, dan menyatakan persahabatan merekapun menunjukkan persahabatan juga, melainkan tetap saja seperti semula. Bahkan seandainya secara lahiriahnya, mereka menunjukkan keimanan, ketahuilah bahwa batin mereka menyimpan dengki dan kebencian terhadap kalian. Karena apabila pertumbuhan dan kemajuan diperoleh oleh kalian mereka akan sedih, sebaliknya kalau kalian tertimpa bencana, mereka senang dan bahagia."

Dengan itu, jalan satu-satunya yang selamat adalah tidak tergiur dengan janji-janji manis musuh Islam dan menjaga takwa dalam menjalankan perintah Tuhan, bila tidak demikian, kita tidak akan termakan oleh taktik musuh dan mereka tidak dapat menganggu kalian.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Hubungan politik dan ekonomi dengan negara-negara non Islam, haruslah berdasarkan rasa saling hormat, kalau tidak akan menyebabkan kehinaan bagi Muslimin.

2. Muslimin tidak boleh cepat percaya dan tidak yakin dengan segala bentuk pernyataan persahabatan dari musuh.

3. Di tempat dimana musuh menyembunyikan kebencian dan dendamnya, maka Muslimin hendaknya tetap menyatakan kebenciannya yang mendalam terhadap mereka.

4. Jalan musuh untuk menyusup kebarisan Muslimin adalah dengan menanggalkan pakaian takwa dari kita. Bilamana kita bertakwa, maka kita tidak akan disusupi oleh musuh.

Ayat ke 106-107

Artinya:

Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (3: 106)

Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. (3: 107)

Pekerjaan kita di dunia, yang baik maupun buruk dan tampak maupun tidak, memiliki sisi batin dan zahir. Lahiriah setiap pekerjaan adalah apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar sementara batinnya akan menjelma pada Hari Kiamat. Oleh karenanya, wajah batini perbuatan manusia, pada Hari Kiamat nanti akan menjelma sesuai dengan bentuk lahiriahnya dan sisi batin manusia akan terbuka saat itu.

Ayat ini menjelaskan sisi putih dan sisi hitam wajah-wajah yang ada pada Hari Kiamat yang menunjukkan wajah batin mereka. Kafir dan menutupi kebenaran di dunia mengeluarkan cahaya iman dari wajah manusia dan kegelapan menutupi seluruh wajahnya dan adakah siksa yang lebih tinggi dari terbukanya keburukan manusia untuk orang lain. Wajah bercahaya manusia beriman pada Hari Kiamat, menunjukkan wajah suci mereka yang disusul dengan rahmat Tuhan yang tiada terbatas.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Jika kita selama di dunia bersikap benar dan membantu orang-orang yang zalim, maka pada Hari Kiamat nanti, wajah kita sama dengan wajah orang zalim.

2. Janganlah kita sombong terhadap iman kita, karena kekafiran selalu mengintai manusia, bahkan untuk mereka yang beriman.

 

Ayat ke 108-109

Artinya:

Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (3: 108)

Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (3: 109)

Ayat yang ditujukan kepada Nabi dan muslimin ini, menyentuh satu dasar akidah yaitu keadilan ilahi. Berdasarkan akidah ini, Allah Swt tidak memberikan kewajiban-kewajiban kepada manusia di luar kemampuan mereka dan Dia juga tidak menjatuhkan hukuman begitu saja.

Jika pada Hari Kiamat, ada sekelompok yang berwajah putih dan segolongan lagi berwajah hitam, ini bukan keinginan Tuhan dan juga bukan determinasi lingkungan, melainkan amalan mereka sendiri di dunia, yang hari itu menjelma demikian. Jika seorang manusia masuk ke neraka, Allah Swt tidak menghendaki berbuat zalim terhadap mereka. Melainkan mereka sendiri yang menginginkan neraka dengan perbuatan-perbuatan buruknya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Tuhan yang kita yakini dalam penciptaan, meletakkan undang-undang dan sanksi serta pahala adalah sangat adil dan tidak perlu berbuat zalim.

2. Apabila sumber alam semesta itu dari Tuhan, maka akhirnyapun menuju kepada Tuhan.

 

Ayat ke 110

Artinya:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (3: 110)

Banyak sekali manusia yang berpikir bahwa agama merupakan satu kumpulan perintah-perintah ibadah kering berkaitan dengan individu dengan Tuhan-Nya. Oleh karenanya mereka membatasi definisi agama dalam lingkaran shalat, puasa dan al-Quran.

Sementara sebagian besar perintah-perintah agama berkaitan dengan aspek kemasyarakatan manusia dan pengaturan hubungan-hubungannya dengan anggota individu yang lainnya. Bahkan menurut kaca mata agama, shalat yang bernilai adalah yang dilaksanakan bersama-sama Muslimin atau berjamaah, bukannya yang dilaksanakan secara personal di rumah.

Program agama yang terpenting untuk memelihara masyarakat Islam dari segala bentuk kekejian dan ketidakbersihan, adalah tugas amar makruf dan nahi mungkar. Dalam penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa tugas ini berlaku dalam dua tahapan. Satunya adalah berada di pundak kelompok tertentu yang bertugas mengawasi perilaku sosial seperti yang telah dijelaskan dalam ayat 104. Sementara tahap kedua yang merupakan satu tugas untuk semua Muslimin dan telah dijelaskan dalam ayat ini.

Perintah-perintah ilahi ini menunjukkan bahwa manusia bukan hanya bertanggung jawab memperbaiki dirinya, melainkan ia juga memiliki tuga memperbaiki masyarakatnya. Ia harus berupaya atas dasar keprihatinan untuk mencegah kemungkaran dan memperluas kebaikan. Jika demikian, maka akan keluar umat yang menjadi teladan bagi masyarakat lainnya.

Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Menganjurkan kebaikan tanpa memerangi keburukan tidak akan menghasilkan hal yang banyak. Makanya, di sisi makruf, juga ada nahi anil mungkar.

2. Dalam menganjurkan kebaikan kepada orang lain, masalah usia, intelektualitas, kekayaan dan kedudukan tidak menjadi ukuran.

3. Salah satu dari kriteria keunggulan dan memilih orang adalah menjalankan tugas amar makruf dan nahi anil mungkar. Orang mampu mengemban tugas sosial, apabila ia memiliki niat baik dan keprihatinan sosial.

4. Untuk menjadi umat yang terbaik, diperlukan tindakan dan usaha konkrit, itupun amalan ke arah memperbaiki masyarakat, bukannya menjalankan tugas secara murni.

 

Ayat ke 111-112

Artinya:

Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (3: 111)

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (3: 112)

Ayat ini merupakan kabar gembira buat muslimin. Disebutkan bahwa sekiranya mereka tetap dalam iman dan bersatu dan berusaha melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar, maka mereka akan selamat dari ancaman musuh dan tidak ada lagi bahaya yang mengintai kalian, melainkan musuhlah yang gentar terhadap kalian. Ayat ini berbicara mengenai kaum Yahudi dan termasuk hal yang dinyatakan oleh al-Quran jauh sebelum itu terjadi yang nyata di sepanjang sejarah. Karena kaum ini selalu hina dan tidak pernah mendapatkan legalitas dan pengakuan.

Bahkan dewasa ini, di mana ekonomi dan propaganda dunia berada di tangan orang-orang kaya Yahudi, mereka masih belum memiliki sebuah negara di dunia yang merdeka dan Israel dikenal sebagai penjajah dan dibenci oleh masyarakat internasional.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Iman kepada Tuhan merupakan benteng kokoh yang mencegah masuknya musuh dan menyebabkan kekalahan musuh.

2. Rahasia kemuliaan ada dua hal; pertama hubungan kokoh dengan Tuhan dan kedua, hubungan baik dengan manusia. Bila dua hal ini disatukan tidak ada satu kekuatan yang dapat melemahkannya.

 

Ayat ke 113-115

Artinya:

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). (3: 113)

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (3: 114)

Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (3: 115)

Setelah ayat-ayat sebelumnya menjelaskan perbuatan makar sekelompok Ahlul Kitab untuk menyesatkan Mukminin, tiga ayat ini menyinggung soal golongan Ahlul Kitab yang baik. Disebutkan agar kita jangan pikir bahwa semua mereka itu buruk, tapi banyak dari mereka yang ahli ibadah layaknya Muslimin. Mereka beriman kepada Tuhan dan Hari Kiamat serta memperluas kebaikan di tengah masyarakat dan mencegah keburukan dari masyarakat. Mereka berada di barisan terdepan dalam amalan baiknya.

Sudah jelas, Tuhan tidak akan meremehkan perbuatan baik golongan ini dan mereka akan mendapatkan kemurahan Tuhan. Karena iman dan amal saleh dari siapapun saja adalah diterima oleh Tuhan. Pandangan al-Quran ini sehubungan dengan Ahlul Kitab dan sikap obyektif terhadap mereka haruslah dijadikan sebagai contoh bagi Muslimin dalam bersikap terhadap selain muslim.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kebaikan dan kesempurnaan dari siapapun asalnya, haruslah kita akui. Selain kita gencar mengkritik kekurangan orang lain, jangan lupa kita harus mengakui kehebatan mereka.

2. Tatkala masyarakat terlelap tidur pada tengah malam, saat itulah merupakan momen terbaik untuk shalat malam.

3. Amar makruf lebih utama dari nahi anil mungkar. Karena jika pintu-pintu di buka untuk masyarakat, jalan-jalan mungkar otomatis akan tertutup. Jika perkawinan dimudahkan, maka kemaksiatan dan kefasadan akan berkurang dengan sendirinya.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…