کمالوندی

کمالوندی

Senin, 10 Desember 2012 16:35

Ahmadinejad: Kebangkitan Islam Milik Semua!

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menekankan peran unik dan menonjol dari para pakar dan akademisi dalam mereformasi masyarakat dan memfasilitasi terwujudnya cita-cita umat manusia.

Selama Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim dan Kebangkitan Islam di Tehran pada Senin (10/12), Ahmadinejad mengatakan para ulama dan ilmuwan harus memajukan dunia dengan meningkatkan pengetahuan.

Konferensi internasional, yang mengangkat tema "Memajukan keadilan dan demokrasi religius" dimulai di Tehran pada hari Senin.

Perwakilan dari 70 negara serta 500 profesor Iran dan asing berpartisipasi dalam konferensi tersebut.

"Berbagai masalah yang Anda saksikan, termasuk penindasan, arogansi, perang, tindakan pendudukan, pembantaian, isu Palestina, perbudakan, imperialisme, penjarahan sistematis kekayaan bangsa dan pembunuhan, semuanya terjadi karena beberapa orang telah melupakan hakikat kemanusiaannya," jelas Ahmadinejad.

Presiden Iran menandaskan mencapai puncak kesempurnaan dan mewujudkan keadilan dan kebebasan di dunia adalah tujuan kolektif dari semua umat manusia.

"Islam milik semua manusia, karena itu Kebangkitan Islam juga milik semua umat manusia di dunia," tegas Ahmadinejad.

Meningkatnya friksi antara Baghdad dan wilayah Kurdistan Irak terkait kawasan yang disengketakan telah memasuki pada tahap serius sehingga mendorong para pejabat senior politik dan bahkan para pemimpin agama di Irak mengambil langkah-langkah tertentu untuk meredam ketegangan tersebut.

Terkait hal itu, Ketua Parlemen Irak Osama Najafi berkunjung ke Arbil dan berdialog dengan pemimpin wilayah Kurdistan Irak MassoudBarzani untuk mencari solusi atas ketegangan antara pemerintah pusat dan wilayah semi-otonomi Kurdistan.

Dalam kunjungan tersebut, Osama Najafi menawarkan berbagai usulan untuk mengakhiri krisis yang semakin rumit. Salah satu tawaran terpentingnya adalah penarikan pasukan Peshmerga dan militer Irak dari berbagai wilayah yang menjadi sengketa. Ia juga menegaskan perlunya perundingan kedua pihak untuk menyelesaikan perselisihan yang ada. Hal itu seperti yang ditegaskan oleh Ketua Dewan Tinggi Revolusi IslamIrakSayidAmmar al-Hakim dan pemimpin sejumlah gerakan politik di Irak.

Kantor Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Sistani, Marji Besar Syiah Irak, dalam sebuah pernyataan, menuntut penyelesaian friksi antara Baghdad dan wilayah Kurdistan dengan cara damai dan dalam kerangka menjaga integritas Irak. Dalam statemen tersebut, Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki didesak untuk mencegah terjadinya bentrokan dan mereduksi ketegangan dengan tenang dan menahan diri.

Pekan lalu, perundingan antara Baghdad dan wilayah Kurdistan tentang wilayah yang disengketakan menemui jalan buntu sehingga meningkatkan ketegangan antarkedua belah pihak, bahkan masing-masing telah menempatkan pasukan di wilayah Tuz Khurmato. Pasukan Peshmerga siap siaga di wilayah sengketa seakan-akan tengah menyiapkan perang.

Pada dasarnya timbulnya konflik ini bukan sebuah taktik dalam rangka persaingan politik, tetapi merupakan upaya untuk menyulut konflik etnis dan friksi mengenai geografi di Irak yang diprovokasi oleh pihak tertentu melalui wilayah Kurdistan.

Setahun lalu ketika pengadilan Irak mengeluarkan surat penangkapan terhadap Tariq al-Hashimi, Wakil Presiden Irak yang menjadi buron pemerintah Baghdad atas dugaan terorisme, Massoud Barzani justru memberikan perlindungan kepada al-Hashimi di Kurdistan Irak dan membelanya.

Perlindungan beberapa bulan terhadap al-Hashimi di Kurdistan Irak mendasari perubahan dalam front politik di Irak. Kedekatan kubu List al-Iraqiya dengan pemerintah daerah Kurdistan dan dukungan Amerika Serikat, Turki dan sejumlah negara Arab kepada mereka, perlahan menyebabkan merenggangnya hubungan pemerintah Baghdad dan wilayah Kurdistan, bahkan al-Maliki telah memperingatkan langkah-langkah politik Barzani.

Namun semua itu bukan satu-satunya masalah politik antara Baghdad dan Arbil. Sebelumnya, kebijakan pemerintah daerah Kurdistan Irak yang menandatangani kontrak minyak dengan beberapa perusahaan asing dan memobilisasi serta mengorganisir pasukan Peshmerga telah memaksa pemerintahan al-Maliki mereaksinya. Baghdad menilai langkah pemerintah daerah Kurdistan tersebut bertentangan dengan konstitusi Irak.

Protes para pejabat Kurdistan terhadap pemerintah pusat terkait anggaran wilayah Kurdistan meningkat. Selain itu, selama enam bulan lalu, sikap-sikap Massoud Barzani dan upayanya untuk menyingkirkan al-Maliki telah menambah ketegangan dengan pemerintah Baghdad. Kebijakan Barzani yang mengambil keputusan terpisah dari Baghdad termasuk mengenai krisis Suriah mendapat dukungan penuh dari pemain-pemain utama penyokong oposisi Damaskus seperti Washington dan Ankara. Tampaknya kebijakan-kebijakan itu diambil dalam rangka memisahkan diri dari pemerintah Baghdad.

Di sisi lain, keputusan al-Maliki untuk mengerahkan pasukan Irak ke wilayah-wilayah yang disengketakan telah memicu kegeraman pemerintah daerah Kurdistan dan menyebut tindakan perdana menteri Irak itu sebagai langkah ilegal. Al-Maliki segera mereaksinya dengan mengatakan bahwa undang-undang Irak mengizinkan militer negara ini untuk dikerahkan ke semua wilayah di Irak.

Selain itu, kehadiran pasukan Irak di kawasan yang disengketakan dapat membantu menciptakan stabilitas keamanan dan mencegah bentrokan etnis serta memberantas teroris. Menanggapi pernyataan perdana menteri Irak, para pejabat wilayah Kurdistan mengklaim bahwa langkah al-Maliki itu didasarkan pada kepentingannya sendiri.

Menurut pandangan pemerintah daerah Kurdistan Irak, wilayah-wilayah tetangga Kurdistan dan di berbagai provinsi seperti Diyala, Kirkuk, Salahuddin dan Mosul terdapat kota-kota dan desa yang mayoritas penduduknya adalah Kurdi dan mereka terpisah dari Provinsi Kurdistan akibat kebijakan di masa pemerintahan rezim Bath Saddam. Arbil menilai sejumlah wilayah di berbagai provinsi tersebut bahkan kota-kota seperti Kirkuk dan Khanaqin harus digabungkan dengan wilayah Kurdistan.

Pemerintah Irak menilai tuntutan pemerintah daerah Kurdistan itu berlebihan dan menegaskan bahwa secara geografi tidak ada nama kota-kota tersebut dalam wilayah Kurdistan Irak dan kota-kota itu menjadi bagian dari wilayah pemerintah pusat. Dengan demikian, penempatan militer Irak di wilayah-wilayah yang disengketakan dapat dinilai sebagai upaya pemerintah Baghdad dalam menghadapi kebijakan provokatif wilayah Kurdistan. Selain itu, penduduk Kurdi di sejumlah wilayah yang disengketakan bukan penduduk mayoritas, namun penduduk Arab dan Turkmen yang justru mendominasi, sehingga pengerahan pasukan Irak juga sebagai upaya untuk mengantisipasi konflik etnis.

Gerakan politik Amerika Serikat yang berusaha mengobarkan konflik antara Baghdad dan Arbil menjadi perhatian tersendiri. Kunjungan terbaru Robert Stephen Beecroft, Duta Besar AS untuk Baghdad, ke wilayah Kurdistan Irak menjadi sorotan berbagai kalangan politisi. Ia menyatakan bahwa Washington siap bekerjasama dengan wilayah Kurdistan Irak dan Baghdad terkait wilayah-wilayah yang disengketakan. Statemen tersebut dianggap oleh para pengamat politik sebagai awal intervensi AS terhadap urusan internal Irak.

Di sisi lain, para pakar politik menilai pernyataan terbaru Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdistan Irak Nechirvan Barzani, tentang perlunya pengiriman kembali pasukan Amerika ke Irak untuk ditempatkan di wilayah-wilayah yang disengketakan sebagai langkah untuk mendukung upaya intervensi AS tersebut.

Kini konflik antara Baghdad dan pemerintah daerah Kurdistan Irak telah sampai pada titik sensitif yaitu pada masalah geografi. Pandangan Arbil bahwa kota Kirkuk adalah milik Kurdi dan klaim mereka dalam mengontrol berbagai wilayah yang disengketakan menyebabkan kekhawatiran bagi kelompok-kelompok di Irak.

Jika kondisi ini terus berlanjut, maka Irak akan terancam dengan konflik internal yang berkepanjangan dan wilayah yang disengketakan akan berubah seperti api dalam sekam yang siap membakar Irak.

Senin, 10 Desember 2012 16:29

Izzat Al Rishq: Israel Go to Hell!

Salah seorang petinggi senior Hamas terkait permintaan Kairo kepada gerakan perlawanan Palestina itu untuk menangguhkan kepergian Khaled Meshal ke Gaza mengatakan bahwa ketua Biro Politik Hamas bersikeras untuk pergi ke Gaza, bahkan ia siap untuk syahid.

Izzat al-Rishq, seperti dikutip situs berita Lebanon, El-Nashra mengatakan, "Mesir meminta anggota-anggota Biro Politik Hamas untuk menangguhkan perjalanannya ke Jalur Gaza, akan tetapi kami bersikeras untuk tetap melakukan perjalanan ini. Khaled Meshal pun memaksa untuk pergi sekalipun harus gugur syahid."

Ia menambahkan, "Kami tidak lebih mulia dari para syuhada Palestina yang gugur di Gaza. Masuknya anggota-anggota Biro Politik Hamas ke Gaza adalah langkah awal proses pemulangan pengungsi Palestina ke tanah airnya."

Anggota Biro Politik Hamas ini terkait menguatnya ancaman rezim Israel terhadap pemimpin kelompok-kelompok perlawanan Palestina, mengatakan, "Kami tidak gentar dengan ancaman-ancaman ini, Israel, Netanyahu dan militernya pergi saja ke neraka."

Senin, 10 Desember 2012 16:28

Iran Tandatangani Kontrak Petrokimia Baru

Deputi Menteri Perminyakan Iran mengumumkan, pemerintah Iran telah menandatangani kontrak baru petrokimia dengan sejumlah perusahaan domestik dan asing bernilai lebih dari 12 milyar dolar.

Abdulhossein Bayat, dalam wawancaranya dengan Meh News (10/12) mengatakan, "Bagian terpenting dari paket investasi tersebut berkaitan dengan industri tambahan dan industri hilir petrokimia."

Direktur pelaksana perusahaan nasional petrokimia mengatakan bahwa volume dan nilai kontrak tersebut berkisar antara 20 sampai 40 juta dolar. Saat ini, kata Bayat, tengah dilakukan penilaian akhir kontrak dari sisi teknis, finansial dan ekonomi. Segera setelah itu akan disampaikan kepada investor asing maupun domestik.

Bayat mengaku, sanksi-sanksi dunia internasional yang dijatuhkan kepada Iran tidak menyebabkan pembangunan dan perkembangan industri petrokimia negara ini terhenti. Menurutnya, penandatanganan kontrak-kontrak baru pada saat negara tengah dijerat sanksi membuktikan hal tersebut.

Setahun lalu, lebih dari 12 milyar dolar kontrak baru di industri petrokimia ditandatangani pemerintah Iran dengan perusahaan asing dan domestik. Bahkan di sebagian kontrak tempat pembayaran telah disepakati.

"Pada kondisi seperti sekarang ini, industri petrokimia adalah salah satu industri yang memiliki resiko rendah untuk investasi, marjin keuntungan yang terpercaya serta memiliki keunggulan ekonomi, tambahnya."

Membaca Hadis Sambil Makan Salad dan Ekstrak Cuka

Di zaman pemerintahan raja despotik, saudara saya sedang menjalani wajib militer di luar kota. Suatu hari saya menjenguknya. Kepadanya saya mengusulkan, bila sudah sampai di dalam asrama tentara, saya akan membacakan hadis buat mereka.

Saudara saya berkata, "Tidak mungkin mereka mengizinkanmu!"

Saya berkata, "Panggil mereka yang berasal dari kota Kashan dengan alasan pertemuan dengan mereka, kemudian saya akan membacakan hadis untuk mereka!"

Dia berkata, "Bila para pengurus dan penjaga tahu, anak-anak Kashan akan disiksa. Jangan berbuat sesuatu sehingga menyebakan aku atau mereka disiksa!"

Namun saya memaksanya karena sudah menjadi kewajiban saya untuk berdakwah.

Akhirnya saya terpikir untuk kembali ke kota membeli salad dan ekstrak cuka dan kembali lagi ke asrama tentara. "Berkumpullah kalian dengan alasan untuk memakan salad dan sayapun akan membacakan hadis!"

Saudara saya berkata, "Kalau para pengurus tahu engkau membacakan hadis, mereka akan bikin masalah."

Saya berkata, "Duduklah secara berkelompok-kelompok dan saling membelakangi."

Akhirnya di dalam kondisi penuh rasa takut dan tertekan dengan rencana ini saya berhasil membacakan sejumlah ayat al-Quran dan hadis untuk para pemuda wajib militer.

Sumber: Khaterat Hujjatul Islam Qaraati, Jilid 1.

Minggu, 09 Desember 2012 19:54

Tafsir al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 65-72

Ayat ke 65-66

Artinya:

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? (3: 65)

Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (3: 66)

Di sepanjang sejarah terjadi perseteruan dan konflik antara para pemeluk agama. Hal itu terjadi karena setiap pengikut agama meyakini agamanya yang paling benar. Padahal, semua para nabi diutus oleh satu Tuhan dan kitab-kitab mereka isinya tidak saling bertentangan, tapi saling melengkapi. Sayangnya, sikap fanatisme etnik atau agama yang tidak pada tempatnya telah mendorong sebagian kaum Muslimin mengajak orang lain supaya memeluk Islam tanpa argumentasi dan logika. Mereka menyulut peperangan lantaran persoalan-persoalan yang tak penting.

Dengan kedatangan Nabi Isa, para pengikut nabi Musa diwajibkan untuk mematuhi ajaran Isa as. Namun kesombongan dan fanatisme tidak mengijinkan mereka melakukan hal itu, bahkan nabi Ibrahim as yang berada di zaman sebelum Nabi Musa diklaim sebagai pengikut agamanya. Padahal ucapan ini sama sekali tidak dapat diterima dari aspek sejarah.

Oleh karenanya, Allah Swt berfirman kepada kaum Kristen dan Yahudi, "Sumber semua perselisihan agama ini adalah fanatisme dan sikap keras kepala kalian. Mengapa kalian mempersoalkan Nabi Isa as, padahal kalian telah melihat sendiri kehadirannya. Kini kalian memperdebatkan perihal Nabi Ibrahim, sementara kalian sama sekali tidak tahu soal agama dan ajarannya, lalu kalian menganggapnya sebagai pengikut agama kalian. Kalian yang berselisih paham sampai pada hal-hal yang jelas dan nyata. Lalu mengapa kalian memperdebatkan persoalan yang tidak kalian ketahui tentangnya?"

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kebenaran agama haruslah dibuktikan berdasakan argumentasi dan logika, bukannya karena hubungan agama itu dengan seorang figur atau dengan alasan agama itu lebih dahulu dari agama-agama lainnya.

2. Pembahasan dan dialog akan bernilai apabila ditujukan untuk menemukan suatu kebenaran dan bila tidak, ia hanya membangkitkan perselisihan dan perpecahan.

 

Ayat ke 67-68

Artinya:

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (3: 67)

Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (3: 68)

Melanjutkan ayat-ayat sebelumnya, dua ayat ini memperkenalkan Ibrahim as sebagai pencari kebenaran dan jauh dari segala bentuk syirik dan penyembahan berhala serta hanya pasrah kepada Tuhan. Ibrahim menasihatkan, "Wahai pengikut Musa dan Isa, dari pada kalian bersikap fanatik terhadap agama kalian. Sebaiknya kalian mencari kebenaran dan pasrah kepada Tuhan. Puncak atau Sumber perpecahan dan perselisihan kalian adalah egoisme bukannya penyembahan Tuhan yang Esa. Ketahuilah bahwa penyembahan diri adalah perbuatan syirik yang paling parah di mata Allah Swt."

Jika kalian ingin dekat dengan Nabi Ibrahim as, tapi dengan cara menyalahgunakan popularitas beliau, maka ketahuilah bahwa kesetiaan pada agama tidak dapat dibuktikan hanya dengan lisan dan pengakuan. Orang yang terdekat dengan Nabi Ibrahim as adalah orang yang mengikuti jalan beliau yang terpuji dan menunjukkan kesetiaannya itu dalam praktik.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Ikatan pikiran dan ideologi lebih utama dari ikatan etnis dan keluarga. Orang-orang yang satu pemikiran dan satu ideologi lebih dekat ketimbang kerabat yang tidak sepemikiran.

2. Pemimpin dan pengikut tidak harus dari satu etnis. Fondasi iman adalah ideologi bukan bahasa dan etnis. Sebagaimana kecintaan Rasul Saw ditujukan kepada Salman Farisi yang bukan berasal dari Arab, "Salman adalah dari kami."

 

Ayat ke 69-71

Artinya:

Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. (3: 69)

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya). (3: 70)

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? (3: 71)

Ayat-ayat ini menyingkap adanya sekelompok orang yang mengklaim diri sebagai orang yang bertauhid dan Ahlul Kitab. Mereka berharap Muslimin juga bergabung dengan agama mereka yang sesat. Meskipun mengetahui bahwa dengan kedatangan Rasul yang tanda-tandanya tertulis dalam Taurat dan Injil, mereka harus beriman kepadanya dan menerima Islam, namun kebodohan dan fanatisme telah menyebabkan mereka terjerumus dalam kebatilan. Mereka menutupi-nutupi segala hakikat yang mereka ketahui atau menyampaikan persoalan sedemikian rupa sehingga orang lain terjerat dan ikut dalam kebatilan.

Oleh karenanya, ayat-ayat ini merupakan genderang ancaman terhadap kaum Muslimin agar senantiasa waspada dalam melakukan interaksi sosial. Mereka harus waspada agar tidak terjatuh dalam lingkaran pengikut agama lain. Selain itu yang juga penting adalah mereka harus tahu program serta tujuan musuh untuk menyesatkan Muslimin.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kaum Muslimin perlu mengenali musuh dan bentuk konspirasinya supaya mereka selamat. Mereka harus waspada agar para pemuda tidak tertarik kepada agama lain.

2. Siapa saja yang bertujuan menyelewengkan orang lain, maka pada tahap pertama, dirinyalah yang semakin tenggelam dalam kesesatan. Karena tipuan dan kemunafikan serta dengki hanya akan membawa orang yang melakukannya pada kesesatan.

3. Manusia mukmin senantiasa harus memilah mana yang benar dan mana yang salah, sehingga musuh tidak dapat mengelabuinya.

 

Ayat ke 72

Artinya:

Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). (3: 72)

Pada ayat sebelum ini telah dikatakan bahwa orang-orang Kafir merancang berbagai program untuk melemahkan iman orang Muslim. Yang terpenting darinya adalah mengaburkan kebenaran dengan kebatilan. Ayat ini menyingkap salah satu dari konspirasi musuh dan menjelaskan bahwa para pemuka kuffar menginstruksi orang-orang bawahannya untuk berpura-pura berlagak seperti pengikut al-Quran dan Rasul. Namun tak lama kemudian mereka meninggalkan Islam dan kemudian berkata kepada Muslimin, "Kami telah berbuat kesalahan dan agama kami lebih baik, maka kami kembali kepada agama asal kami."

Jelas tindakan mereka ini membuat lemat semangat Muslimin dan mereka jatuh kepada keraguan tentang kebenaran agama Islam. Selain itu, orang-orang kafir tidak punya alasan lagi untuk masuk Islam.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Umat Muslimin tidak boleh berpikiran polos dan mudah percaya melainkan harus pandai dan waspada agar tidak termakan oleh tipuan orang-orang Munafik.

2. Pihak musuh bukan hanya berharap agar Muslimin jadi kafir, melainkan untuk sampai pada tujuan-tujuannya, mereka senantiasa merancang makar dan konspirasi.

Minggu, 09 Desember 2012 19:53

Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 59-64

Ayat ke 59-60

Artinya:

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

Sekelompok umat Kristen kota Madinah mendatangi Rasul. Mereka terlibat dialog dengan Rasul Saw. Dalam dialognya itu, mereka berasalan bahwa kelahiran Nabi Isa tanpa ayah, sebagai bukti Isa adalah anak Tuhan. Ayat ini diturunkan untuk menjawab mereka bahwa kelahiran seorang anak tanpa ayah, tidak dapat dijadikan alasan sebagai bukti bahwa anak itu adalah Tuhan. Penciptaan Adam as adalah lebih dasyhat dari itu. Karena ia tidak punya ayah dan juga ibu, lalu mengapa kalian tidak menyebutnya Tuhan atau anak Tuhan?

Ketika itu, Allah menjelaskan kepada Rasul dan Muslimin lainnya, "Ucapan yang benar dan langgeng adalah ucapan Allah yang mengetahui segala hakikat alam dengan sempurna. Berbeda dengan perkataan manusia yang adakalanya berdasarkan hawa nafsu, kebodohan atau fanatisme. Oleh karenanya, dengarkan dan patuhilah ucapan Allah dan jangan keraguan-keraguan yang dibuat oleh makhluk membuat anda ragu terhadap kalam ilahi.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Mukjizat yang terjadi dalam penciptaan para nabi atau dilakukan oleh mereka menunjukkan kekuasaan Tuhan, bukannya mereka itu Tuhan.

2. Hakikat dan kebenaran hanya dapat dijumpai dalam peraturan Tuhan. Jika kita mencari kebenaran, maka hendaklah kita mengikuti peraturan Tuhan.

 

Ayat ke 61

Artinya:

Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."

Dalam sejarah disebutkan pada tahun kesepuluh hijriah, Rasul Saw mengutus satu tim ke Madinah dengan misi menyampaikan Islam ke daerah Najran. Mereka berdialog mengenai Isa as dan tak bersedia menerima kebenaran, sehingga Tuhan memerintahkan Rasulullah Saw untuk melakukan mubahalah (sumpah). Oleh karena itu, Rasul berkata kepada kumpulan Kristen itu, "Kalian bawalah anak-anak, wanita-wanita dan kerabat kalian, kamipun akan membawa anak-anak serta wanita-wanita dan kerabat kami, lalu kita berkumpul di suatu tempat, bersimpuh dan bermunajat ke hadirat Tuhan, kita minta darinya, siapa di antara kita yang sesat, hendaknya dijauhkan dari rahmat-Nya dan dikenakan siksa atau hukuman.

Kaum Kristen Najran yang mendengar usulan ini meminta waktu untuk bermusyawarah tentang tawaran ini. Para pemuka dan tokoh Kristen berkata, "Terimalah usulan itu, namun jika kalian saksikan nanti Muhammad tidak membawa orang-orang banyak, melainkan disertai beberapa orang saja dari orang-orang yang dicintainya, maka jangan diteruskan dan berkompromilah dengan Muhammad."

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Kelompok Kristen melihat Rasul hanya membawa empat orang; putrinya Fatimah as, menantunya Ali Bin Abi Thalib, dan dua cucunya al-Hasan dan al-Husein as. Salah seorang dari mereka berkata, "Aku menyaksikan wajah-wajah yang apabila mengangkat tangan berdoa, gunung akan tercabut dan jika mereka mengutuk kami, maka tak seorangpun dari kami yang akan selamat, dari itulah, kami mundur dari mubahalah."

Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Pertanyaan harus dijawab dengan argumentasi dan logis, namun mereka yang keras kepala dan membangkang tidak akan punya jawaban melainkan kemurkaan dan laknat. Orang-orang yang selalu mencari alasan, artinya mereka sedang menunggu hukuman Tuhan.

2. Jika kita meyakini agama Allah, maka kita harus berdiri tegak dan hendaknya kita ketahui bahwa pihak musuh akan mundur karena kebatilannya.

3. Ahlul Bait Rasul tak ubahnya seperti beliau, doa mereka mustajab. Rasul dengan amalannya mengenalkan Hasan dan Husein sebagai anak-anaknya dan Ali Bin Abi Thalib sebagai dirinya.

4. Meminta bantuan dari gaib saatnya adalah setelah memanfaatkan potensi-potensi atau kekuatan-kekuatan normal. Rasul pada awalnya melakukan tabligh dan dialog, dan baru setelah itu memasuki tahap doa dan mubahalah.

 

Ayat ke 62-63

Artinya:

Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.

Setelah kejadian mubahalah, Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya, "Apa yang telah Kami turunkan berkenaan dengan Isa al-Masih kepadamu merupakan kisah benar kehidupan beliau yang hanya diketahui oleh Allah Swt. Dan apa yang dikira oleh masyarakat bahwasanya beliau adalah anak Allah, tidak lebih dari sekedar kebohongan. Karena Tuhan adalah satu dan tidak ada sesembahan selain-Nya. Maka orang yang menolak kebenaran, hendaklah mengetahui bahwa Tuhan mengetahui perbuatan mereka dan berkuasa untuk menghukum mereka.

Pada prinsipnya, kisah-kisah yang populer di kalangan masyarakat tidaklah keluar dari dua keadaan. Boleh jadi roman dan cerita fiktif yang sama sekali tidak benar dan produk imajinasi seorang penulis cerita atau ditulis berdasarkan sejarah kaum-kaum silam, namun kebenaran dan kebohongan telah diaduk dan telah dimasuki khurafat.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sekiranya al-Quran tidak ada, niscaya sosok Isa al-Masih dan banyak lagi nabi serta kaum terdahulu tidak jelas bagi kita.

2. Menentang kebenaran merupakan contoh dari kerusakan yang menyeret seseorang dan juga masyarakat kepada kesesatan.

3. Jika kita perhatikan, semua tindak-tanduk kita diawasi oleh Tuhan , maka hendaknya kita waspada akan tindak-tanduk kita sendiri.

 

Ayat ke 64

Artinya:

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Al-Quran dalam ayat-ayat sebelumnya, pada tahap awal mengajak kaum Kristen untuk menerima Islam berdasarkan argumentasi dan logika. Namun karena mereka menolak, mereka ditantang mubahalah, tetapi mereka tidak bersedia. Dalam ayat ini, Allah Swt berfirman kepada Rasul-Nya, "Katakanlah kepada mereka, jika mereka tidak bersedia menerima Islam, paling tidak datanglah dan kita bersatu atas dasar ideologi dan pemikiran yang sama antara satu dengan lain dan kita tegak berdiri di hadapan syirik dan kekufuran. Meskipun kalian meyakini Trinitas, namun di dalamnya, kalian tidak menyaksikan adanya perbedaan dengan tauhid, dari itulah, kalian meyakini keesaan atau kesatuan dalam tatslist(tiga), maka datanglah, kita temukan persatuan atas tauhid sebagai satu dasar kolektif dan kita murnikan hal itu dari penafsiran-penafsiran yang salah yang hasilnya adalah kesyirikan.

Sebagian cendikiawan Kristen menukar halal dan haram dari pikirannya sendiri, padahal perbuatan ini hanyalah hak Allah. Oleh karenanya al-Quran menyebutkan, "Janganlah kalian mengikuti orang-orang semacam ini, dimana mereka memandang diri mereka sebagai sekutu Allah dalam menetapkan peraturan."

Akhir atau penutupan ayat ditujukan kepada Muslimin, Allah Swt berfirman, "Jika kalian menyeru Ahlul Kitab untuk bersatu, namun mereka membantah, maka janganlah kalian ngeri dan lemah untuk melanjutkan jalan itu dan nyatakanlah dengan tegas, bahwa kami hanya tunduk kepada Allah, berpalingnya kalian dari agama sama sekali tidak ada pengaruhnya kepada Kami.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Quran mengajak kita kepada persatuan dengan Ahlul Kitab dengan memandang sisi kesamaan. Maka setiap perbedaan yang memecahbelah di kalangan Muslimin, adalah suatu hal yang bertentangan dengan al-Quran dan Islam.

2. Semua manusia adalah setara dengan lainnya dan tak seorangpun yang berhak menguasai lainnya, melainkan dengan perintah Tuhan.

3. Kaum Muslimin harus mengajak kaum Kristen agar masuk Islam dan kalau mereka tidak dapat mencapai semua tujuan di jalan ini, hendaknya mereka tidak berputus asa dalam usaha untuk menggapai sebagian dari tujuan itu.

Minggu, 09 Desember 2012 19:51

Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 50-58

Ayat ke 50-51

Artinya:

Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (3: 50)

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". (3: 51)

Dengan memperhatikan bahwa nabi Musa merupakan Nabi Bani Israil dan membawa Taurat sebagai kitab samawi untuk mereka. Dalam ayat ini, Nabi Isa menyatakan kepada masyarakat bahwa aku juga utusan Tuhannya Musa dan aku juga mempercayai kitab-Nya. Aku akan mencabut sebagian perintah Taurat yang telah ditetapkan sebagai hukuman dan sanksi atas dosa-dosa kalian, akan tetapi dengan syarat kalian bertakwa dan mengikuti agamaku yang merupakan agama Tuhan.

Kemudian Nabi Isa memperkenalkan dirinya sebagai hamba Tuhan dan berkata: "Allah Swt adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka kita semua harus menyembah-Nya dan melangkah di jalan yang lurus dan pertengahan.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Para utusan Allah, kesemuanya saling menerima kenabian dan kerasulan antara satu dengan lainnya. Setiap nabi membenarkan kitab dan agama nabi sebelumnya dan meyakininya.

2. Pengutusan para nabi merupakan peristiwa ilahi di sepanjang sejarah, bukannya suatu ledakan di suatu tempat atau masa tertentu.

3. Para nabi sebagaimana halnya memiliki wilayah natural dan kekuasaan untuk menguasai alam semesta, juga memiliki wilayah kreasi (syariat) dan menetapkan undang-undang. Walaupun demikian, kedua perkara itu harus dengan izin Tuhan.

 

Ayat 52-53

Artinya:

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (3: 52)

Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (3: 53)

Dengan semua tanda-tanda yang telah disaksikan oleh Bani Israil terkait kenabian Isa as, namun sebagian besar mereka tidak beriman. Sangat sedikit yang beriman dan mendukung beliau. Para pendukung Nabi Isa as ini oleh al-Quran disebut dengan nama Hawariy yang artinya golongan yang melepaskan jalan yang sesat dan bergabung dengan jalan kebenaran.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Mengenali golongan yang Mukmin dan setia kepada agama serta mengorganisasi dan mengumpulkan mereka merupakan salah satu dari tugas para pemimpin agama.

2. Para nabi menghendaki rakyat untuk Tuhan bukan untuk diri mereka sendiri, sebagaimana Nabi Isa as berkata, "Siapakah para penolong agama Allah?"

3. Setelah iman, peringkat atau tahap selanjutnya adalah tahap pasrah atau taslim. Artinya orang yang beriman kepada Allah harus taat kepada perintah Allah.

 

Ayat ke 54-55

Artinya

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (3: 54)

(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya". (3: 55)

Telah disebutkan sebelumnya tentang banyaknya mukjizat yang telah ditunjukkan oleh Nabi Isa as. Namun tetap saja sebagian orang kafir dan menolak ucapan-ucapan beliau. Ayat ini memberitakan konspirasi mereka untuk membunuh Nabi Isa as dan disebutkan bahwa para pemuka kaum kafir telah merekayasa untuk membunuh suara Nabi Allah ini serta menyusun strategi. Dalam usaha menangkap Nabi Isa as dan sahabatnya, mereka menyediakan hadiah yang besar dan mempersiapkan pendahuluan mengeksekusi Nabi Isa as.

Namun, Allah Swt menggagalkan rencana kotor mereka dan menyelamatkan Nabi Isa dengan kuasa-Nya. Menurut keyakinan kaum Kristen, kaum Yahudi telah menyalib Nabi Isa sampai beliau meninggal, dan kemudian, mereka mengkuburkan beliau. Pada waktu itu, Allah Swt membangkitkan Nabi Isa dan mengangkatnya ke langit. Tapi dari ayat-ayat al-Quran, khususnya ayat 157, surat an-Nisa', disimpulkan bahwa seorang yang menyerupai Nabi Isa as yang disalib dan dibunuh. Sementara Nabi Isa as dikeluarkan dari lingkungan kufur dan diangkat ke langit. Sebagaimana halnya Nabi Muhammad untuk waktu yang pendek melakukan perjalanan mikraj dan diberitahu tentang hal-hal yang terjadi di langit.

Selanjutnya ayat ini memberitakan kabar gembira bahwa pengikut Isa al-Masih senantiasa akan lebih unggul dari para pemungkir Nabi Isa. Hal ini telah jauh sebelumnya diramalkan oleh al-Quran pada 1400 tahun silam dan terjadi dewasa ini.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kehendak Tuhan di atas segala bentuk upaya dan kebijaksanaan manusia. Janganlah kita coba-coba membuat makar dan tipuan terhadap kehendak Tuhan.

2. Mengikuti jejak Nabi menyebabkan kemenangan dan keunggulan. Sebaliknya, kekafiran merupakan faktor kebinasaan dan kemusnahan.

 

Ayat ke 56-58

Artinya:

Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. (3: 56)

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (3: 57)

Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh hikmah. (3: 58)

Makar Bani Israel untuk membunuh Nabi Isa as telah menyebabkan Tuhan menjatuhi sanksi berat ke atas mereka. Berdasarkan riwayat -riwayat sejarah, kira-kira 40 tahun, salah seorang dari kaisar Romawi menguasai mereka dan ribuan dari mereka dibunuh ataupun ditawan dan bahkan sebagian dari tawanan itu dijadikan makanan binatang buas. Namun demikian, Tuhan tidak melakukan kezaliman kepada siapapun, dan hukuman-hukuman itu disebabkan perbuataan mereka sendiri. Kekafiran, keras kepala, dan permusuhan tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali kehancuran. Sementara amal saleh, dan iman pasti akan diikuti oleh nikmat-nikmat duniawi dan ukhrawi.

Dari tiga ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Meskipun sunnah Allah Swt adalah menunda siksa atau pahala hingga Hari Kiamat, namun adakalanya siksa Allah diturunkan di dunia juga.

2. Di depan kemurkaan Tuhan, tidak satupun kekuatan yang dapat menghalanginya, maka sebaiknya kita memikirkan akibat perbuatan-perbuatan kita sendiri.

Minggu, 09 Desember 2012 19:50

Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 45-49

Ayat ke 45

Artinya:

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).

Sayidah Maryam adalah seorang gadis yang menjadi pelayat masjid dan melewatkan usianya dengan ibadah dan penghambaan kepada Allah Swt atas nazar ibunya. Makanannya dibawakan oleh para malaikat dan beliau memiliki kelayakan sehingga Allah menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki yang nantinya punya posisi tinggi di sisi masyarakat.

Berbeda dengan keyakinan umat Kristen, al-Quran menilai Isa bukanlah Tuhan dan juga bukan anak Tuhan. Ia adalah putera Maryam dan makhluk Allah. Akan tetapi makhluk yang keberadaannya menjadi tanda kekuasaan dan keagungan penciptaan Tuhan. Oleh karenanya, Allah Swt mengenalkannya sebagai kalimat, sebagaimana dalam ayat 109, surat Kaf dan semua makhluk Tuhan dinamakan dengan kalimat-Nya.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Selain dengan para nabi, para malaikat juga berbicara dengan manusia-manusia saleh, baik laki-laki maupun wanita.

2. Walaupun Nabi Isa as dilahirkan tanpa ayah, namun bukanlah anak Tuhan tetapi anak Maryam karena ia melewati usia janin di rahim ibunya.

 

Ayat ke 46

Artinya:

Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.

Sayidah Maryam tatkala mendengar berita akan dianugerahi seorang bayi, ia jatuh cemas bila masyarakat sekitar menuduhnya yang bukan-bukan. Semua itu karena beliau tidak bersuami. Oleh karenanya para malaikat berkata kepadanya, "Allah SWT guna membela kesucianmu, akan membuat bayi itu dapat berbicara dan bayi itu akan membantah semua tuduhan yang dilemparkan kepada ibunya. Bayi itu seperti halnya orang dewasa, sedemikian jelas dan indah berbicara sehingga semua menjadi takjub. Dalam penciptaannya begitu terlihat tangan-tangan mukjizat."

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Janganlah kita ragu dengan kekuasaan Tuhan. Zat yang dapat menganugerahkan seorang anak kepada Maryam tanpa suami dapat membuat bayi yang ada dibuaian berbicara.

2. Jika ibu adalah seorang yang salehah, maka kesalehan dan kelayakan akan tampak pada diri anaknya juga.

 

Ayat ke 47

Artinya:

Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.

Ketika mendapat kabar bahwa dirinya akan dianugerahkan seorang bayi, Sayidah Maryam bertanya-tanya, bagaimana mungkin ia dapat melahirkan seorang bayi, sementara ia tidak pernah disentuh seorang lelaki. Karena dunia tidak lepas dari hukum sebab akibat dan setiap makhluk memerlukan serangkaian penyebab.

Untuk menjawab pertanyaan ini, Allah Swt melalui para malaikat-Nya mengabarkan bahwa tatanan alam adalah ciptaan Tuhan dan tunduk pada perintah-Nya. Kekuasaan-Nya yang bijak sedemikian tingginya sehingga setiap saat Dia berkehendak, maka Dia dapat menciptakan makhluk apapun terlepas dari sebab-sebab alamiah.

Penutupan ayat menyingung soal penciptaan Tuhan secara global dan berfirman, "Setiap kali Tuhan menghendaki sesuatu, maka secara spontan, sesuatu itu akan terjadi tanpa memerlukan berlalunya masa sebagaimana proses biasanya. Persis seperti orang yang hendak menciptakan sesuatu dan dengan mengatakan, "Jadilah", maka hal itu terjadi." Tangan Allah dalam penciptaan begitu terbuka. Penciptaan melalui cara-cara sarana alamiah atau non alamiah untuk Tuhan tidaklah berbeda."

 

Ayat ke 48-49

Artinya:

Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

Pada ayat sebelum ini, telah disebutkan bahwa Nabi Isa as setelah kelahirannya berbicara dengan masyarakat saat beliau dalam keadaan bayi dan beliau membela kesucian ibunya. Pada ayat ini, disebutkan keistimewaan lain Nabi Isa as. Seorang nabi yang hendak menjadi pemimpin masyarakat harus memiliki sejumlah keistimewaan yang salah satunya adalah keluasan ilmu pengetahuannya. Maka dari itu, taklim atau pengajaran dan tarbiyah para nabi langsung ditangani Tuhan. Sehingga, pertama-tama, pengetahuan dan visi mereka harus jauh dari segala bentuk kesalahan. Kedua, selain dari ilmu-ilmu zahir yang ada di tangan masyarakat, para nabi juga mengetahui ilmu ghaib dan masa akan datang. Namun bukan berarti dengan memiliki ilmu pengetahuan, itu sudah mencukupi. Setiap nabi harus menunjukkan mukjizat guna membuktikan kenabiannya sehingga masyarakat mendengarkan ucapan-ucapannya dengan keyakinan yang mantap dan menerapkan perintah-perintahnya.

Meskipun keberadaan Nabi Isa as merupakan satu mukjizat, karena Sayidah Maryam telah mengandung Nabi Isa tanpa memiliki suami dan beliau sendiri pasca kelahirannya berbicara dengan masyarakat, namun Nabi Isa as yang telah diutus Tuhan untuk Bani Israil menunjukkan mukjizat kepada mereka agar kaumnya beriman kepada beliau. Di antara mukjizatnya ialah menciptakan burung dari tanah liat, menyembuhkan orang-orang sakit, menghidupkan orang yang telah mati dan memberitakan hal-hal yang bakal terjadi pada masa akan datang. Semua itu dengan izin Allah karena penciptaan makhluk ataupun ilmu ghaib adalah khusus milik Allah.

Adapun sebagian orang yang mempercayai Nabi Isa as, memandang Nabi Isa bukanlah manusia, bahkan di atas manusia. Lantaran Nabi Isa as menunjukkan berbagai mukjizat dan bentuk khusus kelahirannya, mereka menamai Nabi Isa sebagai anak Tuhan, padahal beliau adalah putra Maryam, bukannya anak Tuhan dan apa yang dilakukan oleh Nabi Isa adalah kekuasaan Tuhan, bukan kekuasaan Nabi Isa sendiri.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Auliya Allah dapat menguasai tatanan penciptaan dengan kekuasaan dan izin Tuhan serta melakukan perubahan di dalamnya.

2. Jika hamba-hamba Allah yang saleh dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati di dunia, maka menghidupkan kembali orang-orang mati pada hari kiamat bukanlah satu pekerjaan yang sulit dan mustahil bagi Allah.

3. Mengenai auliya Allah, janganlah kita berlebihan meninggikan mereka sehingga kita anggap bukan manusia yang mana hal ini merupakan penyelewengan akidah.

Minggu, 09 Desember 2012 19:49

Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 40-44

Ayat ke 40-41

Artinya

Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (3: 40)

Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari". (3: 41)

Walaupun Nabi Zakariya as meminta dari Allah agar memberikan kepadanya seorang anak, namun ia tetap terkejut saat Allah memberitakan kabar gembira bahwa tak lama lagi ia akan dikaruniai seorang anak. Karena isterinya mandul sejak usia muda dan sekarang usianya telah lanjut. Artinya, potensi untuk mengandung sudah tidak ada lagi.

Sejatinya ini hal yang biasa. Setiap manusia tatkala dihadapkan dengan suatu persoalan yang bertentangan dengan hukum alam, ia akan tenggelam dalam pemikiran dan sulit baginya menerima kenyatan itu. Karena ia merasa harus menyaksikannya dengan mata sendiri. Itulah mengapa Nabi Zakariya meminta kepada Allah agar menunjukkan sebagian dari kekuasaan-Nya kepadanya, sekaligus memberikan tanda-tandanya.

Lantaran mukjizat ilahi, Zakariya yang bertubuh kuat dan tak punya masalah dalam berbicara, jadi kehilangan kemampuan bicaranya selama tiga hari. Selama itu pula ia hanya dapat menyampaikan maksudnya hanya melalui gerakan bibir dan bahasa isyarat. Anehnya, setiap saat, ketika ia mengingat Tuhan, lisannya terbuka dan bertasbih.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kehendak Tuhan lebih utama dari segala sesuatu. Jika Dia berkehendak , ketuaan ayah dan kemandulan seorang ibu tidak dapat menjadi kendala bagi kelahiran seorang anak.

2. Allah Swt mampu melakukan segala perbuatan. Jika Dia berkehendak, lisan dapat berbicara dan jika Allah berkehendak lain, maka Dia tidak memberlakukan hukum ini.

 

Ayat ke 42-43

Artinya

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (3: 42)

Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. (3: 43)

Kesuciaan, shalat dan ibadah tulus Maryam telah menyebabkan Tuhan memilihnya dan memberikan kedudukan dan derajat tinggi melebihi wanita-wanita lain. Kedudukannya sedemikian tingginya sehingga para malaikat berbicara langsung dengan beliau dan menyampaikan perintah-perintah Tuhan kepada beliau tanpa perantara sampai pada derajat, dimana seorang Nabi seperti Nabi Isa as lahir dari rahimnya dan dibesarkan di bawah asuhannya. Para malaikat berkata kepada Maryam, untuk mensyukuri inayah dan kemurahan Tuhan ini, sinambungkanlah kerendahan jiwa di depan Tuhan serta rukuk dan bersujudlah bersama dengan orang-orang yang mendirikan shalat jamaah.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Allah Swt tidak mengutus seseorang tanpa alasan, melainkan pilihan Tuhan berdasarkan kelayakan dan kemampuan. Sayidah Maryam yang melewati sepanjang harinya dengan menghamba kepada Allah dengan tulus, ia layak mendapatkan kedudukan dan penghormatan.

2. Para malaikat juga berbicara dengan selain nabi (manusia biasa), tetapi dengan syarat orang yang bersangkutan layak untuk mendapat perlakuan istimewa ini. Kehadiran kaum wanita dalam shalat jamaah adalah terpuji, tetapi dengan syarat sebagaimana halnya Maryam.

 

Ayat ke 44

Artinya

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (3: 44)

Kaum musyrikin Mekah mengatakan bahwa al-Quran tidaklah lebih dari cerita fiktif dan Muhammad mempelajarinya dari para pembesar Yahudi ataupun membacanya di dalam kitab-kitab kaum terdahulu. Sebagai jawaban pernyataan ini, Allah Swt berfirman, "Banyak sekali dari kisah yang dibawakan oleh al-Quran adalah perkara gaib yang tidak seorangpun mengetahuinya. Rasulullah Saw mengetahui kabar gaib juga melalui wahyu. Misalnya kejadian nazar ibu Sayidah Maryam, tidak seorangpun yang tahu kecuali Alllah Swt. Atau tidak seorangpun tahu bagaimana Sayidah Maryam diasuh dan itu semua adalah berita gaib yang diwahyukan kepada Rasul Saw."

Mengenai pengasuhan Maryam, dalam ayat sebelum ini, telah dinyatakan bahwa ibu Sayidah Maryam telah bernazar bahwa anaknya itu akan dijadikan abdi Baitul Maqdis. Mereka bersaing untuk mengemban tugas mengasuh Sayidah Maryam. Karena ayah dan ibu Maryam adalah dari keluarga Bani Israil yang terhormat dan setiap orang ingin mendapatkan kebanggaan itu.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Al-Quran adalah wahyu Tuhan, bukan cuplikan dari kitab lain ataupun menukil hafalan orang lain.

2. Persaingan haruslah dalam melaksanakan tugas spiritual dan suci bukannya dalam memperoleh kedudukan dan pangkat duniawi.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…