Pengunduran Diri Muqtada Sadr dari Kancah Politik Irak

Rate this item
(0 votes)

Muqtada Sadr, pemimpin Gerakan Sadr dalam statemennya menyatakan akan mengundurkan diri dari kancah politik di Irak. Ia menandaskan, dirinya akan lebih berkosentrasi menjaga kewibawaan keluarga Sadr khususnya Syahid Sayid Muhammad Baqir serta Sayid Muhammad Sadiq serta mengundurkan diri dari kancah politik. Sebagai simbol keluarga Sadr kedua, Muqtada Sadr mengaku tidak akan lagi mencampuri urusan politik.

 

Muqtada Sadr juga mengingatkan selanjutnya tidak ada menteri atau anggota parlemen yang boleh mengklaim memiliki hubungan dengan dirinya. Terkait hal ini, Sadr menekankan, aktivitas di bidang budaha dan media seperti televisi al-Adwa, Radio al-Ahd dan Quran Natiq serta majalah al-Hadaf dan sejumlah lembaga al-Quran milik Syahid Sadr akan terus melanjutkan aktivitasnya.

 

Sepertinya kali ini, niat Muqtada Sadr untuk mengundurkan diri sangat serius, karena kondisi di Irak semakin sensitif. Oleh karena itu, sejumlah petinggi politik mulai menebar desas-desus soal isu ini.

 

Friksi antara Muqtada Sadr dan Nouri al-Maliki, perdana menteri Irak dalam sejumlah masalah, telah memunculkan desas-desus. Bahkan sejumlah pihak menyebut masalah ini sebagai kemungkinan Sadr tengah mendapat tekanan. Meski demikian pandangan umum yang beredar di Irak adalah Muqtada Sadr mengundurkan diri dari pentas politik demi kepentingan nasional dan membantu proses pemulihan stabilitas di negara ini. khususnya Irak dalam beberapa bulan terakhir menghadapi berbagai peristiwa buruk serta ketegangan politik. Kondisi ini bahkan sampai pada level yang mengkhawatirkan.

 

Oleh karena itu, Muqtada Sadr mengingat posisi tinggi keluarganya di mata rakyat Irak, lebih memilih untuk mengundurkan diri dari pentas politik demi mempertahankan posisi keluarganya serta menghindari isu-isu buruk yang dialamatkan kepada keluarga Sadr.

 

Namun demikian, keputusan Muqtada Sadr mundur dari kancah politik menjelang pemilu parlemen Irak pastinya akan memunculkan beragam asumsi dan prediksi terkait sikapnya tersebut. Muqtada Sadr sangat populer di wilayah pusat dan selatan Irak. Sikapnya yang anti Amerika selama beberapa tahun terakhir menyedot perhatian rakyat negara ini kepada dirinya dan kubu yang ia pimpin.

 

Dalam satu dekade terakhir, pemuda Irak memiliki kecenderungan khusus terhadap Gerakan Sadr. Kecenderungan ini mampu membuat kubu Sadr berdiri sejajar dengan kubu-kubu politik lainnya. Bahkan di parlemen yang beranggotakan 325 orang, fraksi al-Ahrar yang berafiliasi dengan Gerakan Sadr mampu meraih 40 kursi. Bahkan kubu Sadr dengan menggalang koalisi bersama Aliansi Negara Hukum serta berbagai kubu Syiah lainnya berhasil mensukseskan Maliki sebagai perdana menteri untuk periode berikutnya.

 

Dengan demikian, maka wajar jika Gerakan Sadr dan khususnya Muqtada Sadr  meraih posisi penting dalam kancah politik di Irak. Kini dengan pengunduran diri Muqtada Sadr dari pentas politik, muncul pertanyaan, siapa yang bakal menggantikan dirinya?

 

Muqtada Sadr dengan memanfaatkan popularitas keluarganya serta sejarah perjuangan keluarga besar Sadr berhasil meraih posisi cukup tinggi. Hal ini juga membuat dirinya meraih penghormatan tinggi di mata rakyat. Kini harus ditunggu dan dilihat apakah terdapat sosok dari keluarga ini atau Gerakan Sadr  yang selain memiliki posisi seperti Muqtada Sadr mampu memikul tanggung jawab sebagai pemimpin politik kelompok ini serta mempertahankan posisi kubu ini di antara kubu politik Irak? Atau mampu mengubah aktivitas Gerakan Sadr? Namun demikian yang nyata adalah pasca pengunduran diri Muqtada Sadr dari kancah politik, aktivitas kelompok ini bakal terbatas pada sektor budaya dan keagamaan.

Read 2004 times