Presiden Republik Islam Iran Hassan Rohani dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders, Ahad (23/2) di Tehran, mengatakan Iran dan Uni Eropa dapat melakukan kerjasama mengenai isu-isu penting regional dan internasional.
 
Pada kesempatan itu, Rohani menuturkan Iran adalah poros perdamaian dan stabilitas di kawasan, sementara Belgia dapat berperan lebih dalam perluasan hubungan Republik Islam dengan Uni Eropa.
 
Menurut Presiden Iran, Eropa dan Timur Tengah menderita akibat terorisme dan ekstrimisme. Rohani menjelaskan bahwa pengesahan proposal Dunia Menentang Kekerasan dan Ekstrimisme (WAVE) dalam sebuah resolusi Majelis Umum PBB, akan membuka ruang untuk memerangi terorisme.
 
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Ahad dalam konferensi pers bersama dengan Didier Reynders di Tehran, mengatakan bahwa perang menghancurkan terorisme membutuhkan kerjasama kolektif serta pertukaran pandangan dan informasi semua negara.
 
Saat ini, terorisme merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh negara-negara regional dan transregional. Tantangan itu semakin tampak jelas seiring dengan pecahnya konflik Suriah dan pengiriman anasir-anasir bersenjata dari berbagai negara, terutama Eropa ke Suriah. Menurut keterangan para pejabat Damaskus, militan bersenjata dan teroris lebih dari 80 negara dunia hadir di Suriah.
 
Kejahatan teroris di Suriah dan pelatihan mereka untuk melancarkan operasi teror, telah membuat opini publik dunia khawatir tentang dampak-dampak kehadiran teroris di negara tersebut.
 
Negara-negara eksportir anasir-anasir bersenjata ke Suriah mengkhawatirkan akhir dari perang Suriah dan kembalinya teroris ke negara-negara mereka.
 
Orang-orang awam dan termakan rayuan yang dikirim ke Suriah, sekarang telah akrab dengan penggunaan berbagai jenis senjata modern dan cara melakukan operasi militer. Isu itu telah menciptakan kekhawatiran di Eropa.
 
Tidak diragukan lagi bahwa kebijakan standar ganda beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dalam memerangi terorisme, telah mendorong pertumbuhan fenomena berbahaya itu di kawasan dan dunia. Teroris dengan mudah membantai rakyat Suriah, memakan jantung tentara Suriah di depan kamera, dan mereka juga melancarkan operasi teror di Lebanon.
 
Memperhatikan dimensi berbahaya fenomena terorisme, kerjasama bilateral dan multilateral akan membantu menyelesaikan tantangan besar itu. Pernyataan kesiapan Presiden Iran untuk bekerjasama dengan Uni Eropa dalam perang melawan terorisme, merupakan indikasi dari keseriusan Tehran untuk memerangi fenomena itu.
 
Dalam kerangka itu, Presiden Rohani dalam sidang tahunan Majelis Umum PBB pada September 2013, mengusulkan pembentukan aliansi dunia untuk memerangi kekerasan dan ekstrimisme. Pengesahan usulan itu di Majelis Umum PBB merupakan solusi yang tepat untuk memerangi terorisme melalui kerjasama regional dan internasional.