Gelombang protes terbaru menandai reaksi rakyat Mesir terhadap kinerja Abdel Fattah El-Sisi. Di berbagai wilayah Mesir terjadi aksi unjuk rasa selama beberapa hari terakhir. Salah satunya meletus di provinsi al-Minya. Para demonstran mengusung gambar Mursi dan menuntut perhatian pejabat terhadap masalah kehidupan rakyat, terutama menindak para spekulan pasar yang mengerek harga-harga kebutuhan melambung tinggi.
Banjir protes tersebut mengindikasikan kesenjangan sosial yang semakin menganga antara rakyat dan pemerintah Mesir melebihi sebelumnya.Tingkat ketidakpercayaan rakyat terhadap Abdel Fattah El Sisi kian hari semakin meningkat.El-Sisi sebagai pejabat tinggi militer Mesir memainkan peran penting dan besar dalam kudeta yang menggulingkan Mohammad Mursi dari jabatannya sebagai presiden negara Afrika Utara itu. Padahal, Mursi terpilih menjadi presiden melalui pemilu pertama pasca meletusnya revolusi rakyat, yang menumbangkan rezim Mobarak.
Opini publik Mesir menilai El-Sisi sebagai pemimpin kudeta militer tersebut. Jenderal Mesir ini mengesampingkan hasil pemilu presiden Mesir di tahun 2012. Mursi dilengserkan dari jabatannya melalui kudeta militer pada Juni 2013 lalu. Imbasnya, terjadi gelombang protes luas rakyat Mesir terhadap kudeta militer itu.
Menghadapi kondisi demikian, militer Mesir menggelar pemilu sandiwara dengan menempatkan El Sisi sebagai calon presiden yang berkompetisi bersama para kandidat lainnya.Terpilihnya El-Sisi di tahun 2014 sebagai presiden Mesir memberikan legitimasi bagi kudeta militer yang dilancarkan terhadap Mursi.
El-Sisi naik menjadi capres dengan janji manis memulihkan kondisi ekonomi Mesir dan mengembalikan negara ini di jalur demokrasi. Ia sendiri mengklaim sebagai pahlawan yang datang untuk menyelamatkan Mesir dari pusaran krisis yang melilitnya. Pada acara pelantikan dirinya sebagai presiden Mesir, El-Sisi berjanji akan memperbaiki kondisi kehidupan rakyatnya selama dua tahun. Tidak hanya itu, El-Sisi juga berjanji akan mewujudkan tujuan revolusi yang telah diperjuangkan dengan susah payah oleh rakyat Mesir.
Kini, telah empat tahun berlalu dari usia revolusi yang dimulai dari bundaran al-Tahrir, dengan slogan kebebasan, keadilan sosial dan kemuliaan manusia. Alih-alih mewujudkan tujuan tersebut, El-Sisi justru meningkatkan tekanan dan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. kehidupan ekonomi masyarakat pun tidak kunjung membaik. Dilaporkan, Mesir menghadapi defisit anggaran melebihi 30 milyar dolar. Tingkat utang negara, baik utang dalam dan luar negeri mengalami kenaikan signifikan. Dilaporkan utang luar negeri menembus 44 miliar dolar.
Deretan laporan tersebut menunjukkan kian memburuknya kondisi perekonomian Mesir di bawah kepemimpinan El-Sisi. Selain rapor merah di bidang ekonomi, kinerja selama beberapa tahun jenderal Mesir ini membukukan peningkatan tekanan dan represi terhadap rakyatnya sendiri.