Generasi Baru Intifada Al-Quds

Rate this item
(0 votes)
Generasi Baru Intifada Al-Quds

Bersamaan dengan masuknya 78 zionis ekstrim ke halaman dan sekitar Masjid al-Aqsa dengan dukungan militer Israel pada hari Ahad, Ro'i Sheetrit, salah satu komandan tertinggi militer Israel mengakui ketidakmampuan rezim ini menumpas intifada al-Quds. Ia menandaskan bahwa generasi muda Palestina yang memimpin intifada baru al-Quds lebih berani dan tak mengenal takut di banding dengan generasi sebelumnya.

Komandan Brigade Ephraim ini seraya mengisyaratkan meluasnya intifada al-Quds, juga mengkonfirmasikan sidang di antara petinggi militer Israel dan dinas intelijen nasional (Shin Bet) serta unit penjaga perbatasan militer Israel dengan petinggi keamanan rezim ilegal Tel Aviv untuk mengendalikan intifada al-Quds.

Petinggi Israel ini seraya menjelaskan bahwa intifada al-Quds tidak mudah untuk dikendalikan menandaskan, kondisi keamanan tidak akan pulih seperti sebelumnya dan Israel akan terus dililit instabilitas keamanan. Intifada al-Quds yang meletus sejak awal Oktober tahun ini dipicu oleh aksi arogan pemukim Zionis radikal yang didukung militer Israel menyerbu al-Quds serta menistakan kesucian Masjid al-Aqsa. Meski Israel menerapkan strategi keras dan penumpasan terhadap warga Palestina, intifada ini tetap berlanjut dan malah semakin meluas.

Departemen Kesehatan Palestina mengumumkan jumlah syuhada sejak meletusnya intifada al-Quds hingga kini mencapai 121 orang dan jumlah syuhada tersebut selama dua bulan mengindikasikan betapa besar tekanan Israel terhadap bangsa Palestina. 22 syuhada adalah anak-anak usia 5-12 tahun yang meregang nyawa akibat terjangan peluru militer Israel.

Selain itu, sejak awal intifada, militer Israel melukai ribuan warga Palestina dengan tembakan dan gas air mata atau bom suara. Hasil dari 67 penjajahan Palestina adalah enam juta warga dipaksa mengungsi dan ratusan ribu gugur syahid atau terluka. Hingga kini tidak ada tanda-tanda penderitaan warga Palestina akan berakhir. Meski dunia di tahun 1991 melaui propaganda Amerika meyakini bahwa penderitaan bangsa Palestina akan berakhir dengan dimulainya perundingan bersejarah Arab-Israel serta perundingan damai Israel-Palestina, namun pelanggaran dan sabotase Tel Aviv membuat perundingan yang telah berjalan selama 20 tahun kembali ke titik nol dan kondisi Palestina semakin parah.

Generasi intifada al-Quds menyaksikan dengan mata kepala mereka blokade Jalur Gaza selama delapan tahun dan mereka merasakan pendudukan bangsa Palestina dan perluasan pembangunan distrik Zionis. Namun rezim Zionis selain menerapkan strategi blokade, penumpasan dan pembantaian, tidak mengenal metode lain serta memaksa dunia untuk melontarkan protes.

Sementara itu, Amerika Serikat baru-baru ini berbicara mengenai ketidakmampuannya membela Israel di ranah internasional dan Presiden Barack Obama secara transparan berbicara soal represi internasional serta keterkucilan Israel.

Sepertinya intifada al-Quds merupakan solusi tunggal rakyat Palestina untuk menyampaikan gugatan beberapa generasi Palestina kepada dunia.

Read 1726 times