Amir Khojasteh wakil rakyat Hamedan sekaligus ketua Persahabatan Parlemen Iran dan Palestina dalam Dewan Islam Perwakilan Rakyat pada wawancaranya dengan tim wartawan Qodsna berkaitan pernyataan Pemimpin Tertinggi Islam Iran prihal Referandum Palestina, berkata: permasalahan Palestina merupakan bagian dari ideologi umat Islam yang sayangnya telah dinodai oleh Israel dengan dukungan dari Amerika.
Dia menambahkan: Palestina adalah negara yang terzalimi dan Pemimpin Tertinggi Islam Iran mengatakan bahwa perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman adalah satu-satunya cara untuk dapat membebaskan masyarakat Palestina.
Dia melanjutkan: Poin penting yang diisyarahkan oleh Pemimpin Tertinggi Islam Iran berkaitan dengan Referandum Palestina adalah Denokrasi yang makna hakikinya adalah menjungjung tinggi suara dan pendapat masyarakat.
Ketua Persahabatan Parlemen Iran dan Palestina melanjutkan: Berbeda dengan Amerika, mereka berusaha untuk mengoperasikan transaksi selama satu abad. Mereka berusaha untuk menjual kesepakatan dengan para pemimpin Arab untuk mengakhiri masalah Palestina. Dan ini adalah skenario kolonial yang sangat berbahaya karena mereka hanya akan membuat masyarakat Palestina semakin tertindas. Tetapi di depan Pemimpin Tertinggi Islam Iran, Referendum adalah jalan keluar yang telah dibahas bertahun-tahun yang lalu.
"Jika Anda benar-benar menginginkan penyelesaian terhadap masalah Palestina maka mari kita mengadakan Referendum di Palestina dan berjuang untuk membela suara dan pendapat rakyat serta menghormati apapun hasilnya," lanjutnya, berbicara kepada para pemimpin Barat.
Dan di akhir dia berkata: Referendum adalah sebuah fenomena perlawanan dari apa yang disebut kesepakatan abad. Referendum, yaitu demokrasi dalam arti yang sebenarnya dan menghormati suara dan pendapat masyarakat. Referendum berarti akhir dari skenario kolonial.