Cara Tiga Kekuatan Eurasia Melawan Ambisi AS

Rate this item
(0 votes)

Militer Amerika Serikat tampaknya sedang fokus untuk mengepung tiga entitas di Eurasia yaitu, Cina, Rusia, dan Iran. Tentunya, negara-negara terkait juga tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kenakalan Pentagon.

Tak satu pun dari ketiga kekuatan Eurasia itu akan duduk manis sebagai target pasif AS. Beijing, Moskow, dan Tehran semua mengambil langkah yang berbeda untuk menentang strategi pengepungan militer ala Pentagon.

Di Samudera Hindia, Cina sedang mengembangkan infrastruktur militer mereka yang disebut Pentagon sebagai "kalung mutiara." Sebuah upaya untuk mengelilingi wilayahnya dengan infrastruktur ekonomi dan kekuatan militer dari Pakistan hingga Maladewa. Cina berupaya membangun hubungan persahabatan dan kerjasama dengan mitra-mitranya di negara Asia Selatan. Itu bertujuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas regional serta memperluas aliansi.

Sementara itu, Iran melalui proses ekspansi angkatan laut, mengerahkan pasukan maritim semakin jauh dari perairan mereka di Teluk Persia dan Laut Oman. Angkatan Laut Iran menegaskan kembali rencana untuk memperluas kehadirannya di perairan internasional, termasuk Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, sebelah selatan Samudera Hindia dan Kutub Selatan.

Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, Angkatan Laut Iran memiliki kemampuan untuk memperluas kehadirannya ke perairan-perairan internasional di berbagai wilayah di dunia.

Rusia juga telah memiliki dua pangkalan angkatan laut di luar wilayahnya, salah satunya adalah di pelabuhan Sevastopol Ukraina di Laut Hitam dan yang lainnya adalah di pelabuhan Tartus Suriah di Laut Mediterania. Kremlin sekarang melirik Laut Karibia, Laut Cina Selatan, dan pantai timur Afrika (di dekat Teluk Aden) sebagai lokasi yang cocok untuk pangkalan baru Rusia.

Pada dasarnya, perisai rudal global AS merupakan komponen dari strategi Pentagon untuk mengepung Eurasia dan tiga kekuatan tersebut. Sistem militer itu bertujuan untuk mewujudkan keunggulan nuklir AS dengan menetralisir kemampuan nuklir Rusia atau Cina.

Fakta menunjukkan bahwa sejak awal perisai rudal itu dirancang untuk menjadi sistem global dengan komponen strategis di seluruh dunia. Pentagon telah merencanakan proyek tersebut pada 1990-an dan mungkin jauh sebelum itu.

Tahun lalu, Cina dan Rusia menyadari ambisi global Pentagon untuk perisai rudal dan mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk hal itu sebagai proyek destabilisasi yang akan mengganggu keseimbangan strategis kekuatan global. Cina dan Rusia bahkan bersama-sama mengeluarkan pernyataan multilateral pada bulan Juli 2000 dengan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan bahwa perisai rudal global Pentagon akan mengancam perdamaian internasional dan bertentangan dengan Pakta Anti-Rudal Balistik (ABM).

Rusia kini melawan perisai rudal global Pentagon melalui langkah-langkah praktis mereka sendiri. Langkah-langkah itu melibatkan perluasan kehadiran militer Rusia di laut lepas dan peningkatan kemampuan angkatan laut mereka. Moskow berencana membuka pangkalan angkatan laut baru di luar perairan mereka dan di luar kedua garis pantai Laut Hitam dan Laut Mediterania.

Moskow juga menyadari bahwa AS dan NATO ingin membatasi kehadiran kekuatan maritim Rusia di Laut Hitam dan Laut Mediterania. Barat ingin mengontrol dan membatasi akses maritim Rusia ke Suriah, yang sedang bergolak.

Peningkatan militerisasi di dunia semakin mencemaskan. Langkah dan tindakan AS sekarang memaksa aktor internasional lainnya untuk mendefinisikan dan menilai kembali doktrin militer dan strategi mereka. Dan Rusia hanya salah satu dari mereka. (IRIB Indonesia/RM/NA)

Read 2080 times